Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Potensi dan Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja

6 PEMBAHASAN

6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman

Jakarta Unit pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana Damkar-PB Pos Jaga Muara Baru dan TB.Mina Antasena mempunyai hubungan kerja koordinatif fungsional. Artinya adalah kedua unit ini dibawah 2 dua institusi yaitu UPT Pelabuhan Perikanan PPS Nizam Zachman Jakarta dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Damkar-PB akan saling berkoordinasi dan bekerja sama dalam menanggulangi kebakaran terutama pada kejadian kebakaran yang terjadi di wilayah yang dapat di jangkau oleh kedua unit tersebut. Koordinasi dari kedua unit ini berlangsung baik terutama pada saat melakukan operasi pemadaman kebakaran di wilayah tertentu. Gambar 11 Pola hubungan antar unit penanggulangan kebakaran Keterangan : : Pola hubungan koordinasi : Pola hubungan instruksi : Lingkungan Damkar-PB : Lingkugan PPS Nizam Zachman Jakarta Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Umum Kelompok Jabatan Fungsional Bidang Tata Operasional Seksi Pemasaran dan Informasi Seksi Kesyahbandaran Perikanan Kepala Pelabuhan Bagian Tata Usaha TB. Mina Antasena Pos Jaga Muara Baru Damkar-PB DKI Jakarta

6.2 Potensi dan Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja

di Lingkungan PPS Nizam Zachman Jakarta Berdasarkan data yang dihimpun dari pihak Unit Pelaksana Teknis UPT Pelabuhan Perikanan PPS Nizam Zachman Jakarta dan pengamatan yang dilakukan terdapat wilayah gedung seluas 8.880 m 2 , rata-rata per bulan terdapat 341 unit kapal rata-rata terbuat dari kayu yang bersandar di kolam pelabuhan sepanjang tahun 2010. Selain itu di PPS Nizam Zachman Jakarta ini terdapat kurang lebih sebanyak 80 perusahaan perikanan dengan luas wilayah untuk perusahaan yang berada di dermaga barat dan dermaga timur saja mencapai 46.000 m 2 dengan kapasitas lebih dari 10.000 megatontahun. Kalau dilihat dari sumber penyebab umum kebakaran listrik, kompor, mesin, bahan bakar, dll maka hampir seluruh kawasan di PPS Nizam Zachman mempunyai potensi tersebut. Bisa dibayangkan jika terjadi kebakaran di area yang lebih dari 46.000 m2 dengan kapasitas produksi lebih dari 10.000 megatontahun tersebut pastinya akan menimbulkan kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu penting sekali untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran untuk mengurangi kerugian jiwa dan materil melalui Manajemen Penanggulangan Kebakaran MPK yang baik. Berdasarkan klasifikasi potensi bahaya kebakaran yang ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja dalam Kepmen No.186MEN1999, pada umumnya perusahaan yang terdapat di PPS Nizam Zachman Jakarta digolongkan dalam tingkat klasifikasi bahaya kebakaran Sedang II. Hal ini dilihat berdasarkan aktivitas perusahaan tersebut yang mana satu-satu nya proses produksi yang berpotensi untuk terjadi kebakaran adalah pada hanya gudang pendingin cold storage. Selain aktivitas cold storage perusahaan hanya melakukan aktivitas fillet ikan dan packaging ikan tersebut. Sehingga tidak berpotensi untuk terjadi bahaya kebakaran. Menurut Kepmen No.186MEN1999 tingkat bahaya kebakaran sedang II adalah tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi lebih dari 4 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang sehingga menjalarkan api sedang. Adapun contoh tempat kerja yang mempunyai tingkat bahaya kebakaran sedang II adalah penggilingan padi, pabrik bahan makanan, percetakan dan penerbitan, bengkel mesin, gudang pendinginan, perakitan kayu, gudang perpustakaan, pabrik bahan keramik, pabrik tembakau, pengolahan logam, penyulingan, pabrik barang kelontong, pabrik barang kulit, pabrik tekstil, perakitan kendaraan bermotor, pabrik kimia dengan kemudahan terbakar sedang, pertokoan dengan pramuniaga kurang dari 50 orang. Menurut Kepmen No.186MEN1999 setiap perusahaantempat kerja diharuskan mempunyai unit penanggulangan kebakaran dengan komposisi jumlah dan keahlian yang disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja. Kompetensi personil unit penanggulangan kebakaran terbagi menjadi 4 empat keahlian, yaitu : 1 Petugas Peran Penanggulangan Kebakaran D 2 Regu Penanggulangan Kebakaran C 3 Koordinator Unit Penanggulangan Kebakaran B 4 Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran A Setiap unit tugas masing-masing mempunyai komposisi ideal untuk ditempatkan pada sebuah perusahaan. Komposisi tersebut disusun berdasarkan dengan jumlah tenaga kerja dari perusahaan tersebut. Komposisi masing-masing unit tugas untuk perusahaan dengan kategori tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II adalah sebagai berikut : Tabel 12 Komposisi unit penanggulangan kebakaran berdasarkan tingkat keahlian pada tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II Jumlah Tenaga Kerja Komposisi Tingkat Keahlian Personel Pada Tingkat resiko Bahaya Kebakaran sedang II Jumlah Ideal A B C D 25 Orang 1 1 2 3 7 Orang 50 Orang 1 1 3 6 11 Orang 100 Orang 1 1 4 10 16 Orang 200 Orang 1 2 5 20 28 Orang Sedangkan pada kenyataannya di perusahaan-perusahaan pada umumnya tidak memiliki personil dengan keterampilan khusus. Perusahaan hanya menunjuk pihak keamanan mereka untuk melakukan peran unit penanggulangan kebakaran. Dari segi jumlah pun sangat jauh dari keadaan ideal. Hal ini membuktikan bahwa ternyata para pemimpin perusahaan masih belum punya atau belum memberikan perhatian khusus terkait dengan permasalahan penanggulangan kebakaran ini. Tabel 13 tingkat keahlian personel unit penanggulangan kebakaran di perusahaan perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja Komposisi Tingkat Keahlian Personel A B C D PT. AwindoInternasional 90 - - - 11 PT. Lautan Niaga Jaya 22 - - - 3 PT. Bosco 75 - - - 6 Untuk melihat tingkat kecukupan sumberdaya manusia yang terdapat di tempat kerja diatas berdasarkan Kepmen No.186MEN1999, maka kita bisa menggunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut : Dengan menggunakan rumus tersebut maka didapatkan hasil tingkat kelengkapan personel di PT.Awindo Internasional baru sekitar 68, PT.Lautan Niaga Jaya sekitar 43, PT.Bosco sekitar 38. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kecukupan jumlah personil pemadam kebakaran di tempat kerja belum mencukupi kebutuhan ideal. Menurut Kep.MenPU No.11KPTS2000 setiap bangunan industri harus memiliki sarana dan prasarana penanggulangan seperti sumber air, jalur evakuasi, akses mobil kebakaran, alat komunikasi internal, sistem deteksi dan alarm kebakaran, hingga sistem pemadam kebakaran yang meliputi alat pemadam api ringan APAR, hidran, smoke detector, dan sprinkler. Σ n Rill Rasio Jumlah Personil = x 100 Σ n Ideal Ket : Σ n Rill : Jumlah SDM Sebenarnya Σ n Ideal : Jumlah SDM Ideal Tabel 14. Check sheet sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran di gedung Sarana dan Prasarana PT.Awindo Internasional PT.Lautan Niaga Jaya PT.Bosco Prasarana 1. Sumber air √ √ √ 2. Jalur evakuasi 3. Akses mobil kebakaran yang lancar √ √ √ 4. Alat komunikasi internal fire telp, public address, dll √ √ √ Sarana 1. Sistem deteksi dan alarm kebakaran - - √ 2. Sistem pemadam kebakaran APAR √ √ √ Hidran kebakaran - - √ Sprinkler - - √ Smoke detector - - √ Menurut Kepmen PU No.10KPTS2000 tentang ketentuan teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan rata-rata bangunan gedung perusahaan yang terdapat di PPS Nizam Zachman ini termasuk dalam kelas 8 delapan. Bangunan gedung kelas 8 delapan adalah bangunan gedung laboratorium dan bangunan yang digunanakan untuk tempat pemrosesan suatu produksi, perakitan, perubahan, perbaikan, pengepakan, finishing, atau pembersihan barang-barang produksi dalam rangka perdagangan atau perjualan. Setiap bangunan gedung kelas 8 delapan yang memiliki 1 lantai dengan luas minimal 400 m 2 atau 2-4 lantai dengan luas minimal 200 m 2 harus mempunyai sistem deteksi dan alarm kebakaran manual. Bangunan kelas ini harus dilengkapi hidran manual 1 satu buah setiap 800 m 2 . Bangunan kelas 8 delapan ini juga diharuskan untuk menyediakan sitem deteksi asap smoke detector. Jadi setiap bangunan gedung di lingkungan PPS Nizam Zachman baik itu bangunan gedung perusahaan atau bangunan gedung milik pemerintah yang memiliki luas minimal seperti yang disebutkan di atas harus memiliki sistem hidran dan smoke detector ini. Lain halnya dengan sprinkler. Sprinkler memang disyaratkan ke semua kelas bangunan termasuk lapangan parkir. Akan tetapi sprinkler benar-benar diperlukan pada bangunan yang tinggi efektifnya lebih dari 14 m atau jumlah lantai lebih dari 4 lantai. Jadi setiap bangunan yang ada di lingkungan PPS Nizam Zachman yang memiliki tinggi 14 m atau jumlah lantai lebih dari 4 lantai harus memiliki sprinkler.

6.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Penanggulangan