pekerja reparasi kendaraan maupun elektronik. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi dari bantaran sungai melalui pemilihan kegiatan yang berdampak pada
pendirian bangunan yang merupakan perilaku bermukim yang salah.
4. Aktivitas Kesehatan Pemukim
Kondisi kesehatan pemukim di bantaran dipengaruhi adanya sejumlah aspek. Pada aspek pertama kesehatan pemukim dipengaruhi oleh adanya
kepadatan penduduk yang memicu penyakit yang dibawa oleh sejumlah vektor penyakit seperti DBD, malaria, kemudian penyakit yang ditularkan antara
manusia seperti penyakit kulit dan penyakit TB tuberculosis. Avecado dan Garcia 2000 mengungkapkan tentang virus menjangkit para pemukim terutama
dengan kondisi pemukiman kumuh. Kondisi kepadatan penduduk yang berlebih menyebabkan penyakit seperti TB dapat menular melalui bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang ditularkan melalui udara terutama pada saat penderita batuk. Kepadatan pemukiman seperti di bantaran peyakit tersebut dapat menyebabkan
buruknya kondisi pemukim karena minimnya pengetahuan mereka mengenai kesehatan, juga tunjangan kesehatan bagi para pemukim yang tergolong miskin.
Upaya prefentif dan kuratif pemukim pada kesehatan dapat dilihat melalui cara mereka dalam mengolah makanan yang mereka konsumsi. Waktu mereka
makan yang kemudian dapat diketahui juga cara para pemukim mengolah dan menyajikan hingga menjaga kondisi bahan makanan yang akan mereka konsumsi.
Pengetahuan mengenai pengelolaan bahan makanan tidak terlepas dengan adanya penggunaan zat tambahan pada rumah yang dihuni oleh pemukim, penelitian
Duncan 2006 mengenai senyawa yang berada di dalam pemukiman membuktikan bahwa di dalam huniannya sendiri para pemukim tetap kesulitan
untuk menjaga kesehatan mereka. Berikut adalah senyawa yang diketahui berada di dalam rumah:
1. Di dalam kamar tidur dan kamar mandi terdapat PBDE polybrominated diphenyl ether, yang terdapat pada karpet dan telpon,
logam pada cat yang digunakan di rumah. FTALAT ada pada shampoo, parfum, deodorant, dan pasta gigi.
2. Di dalam dapur: Dioksin pada ikan dan hewan yang tercemar, PCB ikan yang terkontaminasi. Logam ikan yang tercemar merkuri.
Bisfenol bahan pelapis kaleng makanan. Melalui adanya kesulitan pada aspek kesehatan tersebut, para pemukim
tidak memiliki pilihan lain karena, sumber daya yang mereka miliki terbatas. Tunjangan kesehatan yang dapat di akses bagi pemukim tidak mencantumkan
adanya pemeliharaan kesehatan bagi para pemukim.
5. Upaya Mempertahankan Bangunan