36
42
“Ketenangan Monang di kampung ini hanya tinggal sehelai kain tipis.”BLTT:219
Pada data di atas, ketenangan diibaratkan sebagai sehelai kain tipis. Maksud dari kedua tuturan tersebut, menyatakan ketenangan yang tinggal sedikit,
merasa tidak aman.Ketenangan tipis, setipis helai kain.
4.1.4 Gaya bahasa antonomasia
Gaya bahasa antonomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan sifat sebagai nama diri atau nama diri sebagai nama jenis atau menggunakan gelar,
jabatan sebagai nama diri. Berikut adalah gaya bahasa antonomasia dalam novel Bulan Lebam di Tepian Toba.
43 “Terbukti, tiga orang di sekelilingnya, lelaki bertubuh besar dan berkulit
hitam sejak tadi mengapit si lelaki gemuk” BLTT:3 Data 43 di atas digolongkan sebagai gaya bahasa antonomasia, sebab
nama pengganti orang yang digunakan adalah berdasarkan sifat-sifat orang tersebut. Pada kalimat di atas nama pengganti orang yaitusilelaki bertubuh besar,
dan si lelaki gemuk.
44 “Si atasan yang gemuk itu pun meludah” BLTT:3
Pada data di atas, si atasan menandakan jabatan yang dimiliki tokoh atau orang, namun digunakan sebagai nama pengganti orang tersebut. Oleh karena itu
data di atas dapat digolongkan sebagai gaya bahasa antonomasia.
45 “... ujar si lelaki bersarung yang sejak tadi mendampinginya.” BLTT:6
Pada data 45 di atas, seorang tokoh memiliki kebiasaan memakai sarungoleh karena itu tokoh tersebut dipanggil dengan sebutan lelaki bersarung
sebagai pengganti namanya.
37
46 “tak ada kepastian atas sah atau tidaknya surat yang disodorkan si lelaki
bergigi kelam itu” BLTT:24 Tuturan lelaki begigi kelam pada data di atas merupakan metafora yang
memiliki arti seseorang dengan kondisi gigi yang tidak sehat. Namun data di atas juga dapat digolongkan sebagai gaya bahasa antonamasia, karena silelaki bergigi
kelam ditujukan sebagai pengganti nama orang diri tokoh tersebut. 47
“Dengan lagak seorang pendekar mabuk...”BLTT:27 Tuturan pendekar mabuk pada data 47 di atas ditujukan sebagai nama
pengganti orang yang suka mabuk-mabukan atau minum minuman keras. Oleh
karena itu, data di atas digolongkan sebagai gaya bahasa antonomasia. 4.1.5 Gaya Bahasa Litotes
Gaya bahasa litotes adalah suatu gaya bahasa yang dipakai guna merendahkan diri dengan membalikkan kenyataan yang sebenarnya. Berikut
adalah data yang diperoleh dari novel Bulan Lebam di Tepian Toba yang mengandung gaya bahasa litotes.
48 “Saya sebagai orang bodah yang mewakili kampung ini mau bertanya.”
BLTT:56 Data 48 di atas mengandung pertentangan antara kenyataan dengan
perkataan.Tokoh saya mengatakan dirinya sebagai orang bodoh.Dalam kenyataan sebenarnya tidak demikian, karena terdapat tuturan mewakili kampunguntuk
mengajukan pertanyaan.Orang yang bisa menjadi perwakilan kampung bukanlah orang bodoh.Tokoh saya sebenarnya orang kritis dan memiliki wawasan luas, Dia
menyebutkan dirinya sebagai orang bodoh semata-mata bertujuan untuk rendah hati dan tidak sombong.
38
4.1.6 Gaya Bahasa Personifikasi