15
20. Enumerasio adalah ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi
bagian suatu keseluruhan. 21.
Preterito ialah ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnarnya
22. Alonim adalah penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
23. Kolokasi adalah bentuk asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain
yang berdampingan dalam kalimat. 24.
Silepsis adalah majas penegasan berupa menggunakan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari
satu konstruksi sintaksis. 25.
Zeugma adalah variasi dari silepsis. Dalam zeugma kata yang digunakan tidak logis dan tidak gramatikal untuk konstruksi sintaksis yang kedua,
sehingga menjadi kalimat yang rancu. Jenis-jenis majas penegasan telah dijelaskan di atas.jenis majas penegasan yang
dipakai di dalam novel Bulan Lebam di Tepian Toba adalah 1 majas tautologi, 2 majas klimaks, 3 anastrof.
c. Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalahgaya bahasa yang menyatakan pertentangan. Majas pertentangan mengambaran sesuatu yang berlawanan atau tidak
selaras.Berikut adalah jenis-jenis majas pertentangan. 1.
Paradoks adalah cara pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
2. Oksimoron adalah paradoks dalam satu frase.
16
3. Antitesis adalah pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang
berlawanan arti satu dengan yang lainnya. 4.
Kontradiksi interminus adalah pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya
5. Anakronisme adalah ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian antara
peristiwa dengan waktunya. Dari ke-5 majas pertentangan yang telah dijelaskan di atas, yang bisa kita temui
pada novel BulanLebam di Tepian Toba adalah majas paradoks.
d. Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas atau gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir seseorang atau sesuatu dengan maksud dan tujuan tertentu. Berikut
adalah jenis-jenis majas sindiran. 1.
Ironi adalah sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
2. Sarkasme adalah sindiran langsung dan kasar.
3. Sinisme adalah ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide
bahwa kebaikan terdapat pada manusia. Karena itu sinisme bersifat lebih kasar dibandingkan ironi.
4. Satire adalah ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi
untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dsb. 5.
Inuendo adalah sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya. Semua jenis majas yang telah dijelaskan di atas, tidak semua terdapat di dalam
novel Bulan Lebam di Tepian Toba karya Sihar Ramses Simatupang.Jenis majas
17
sindiran yang bisa kita jumpai pada novel tersebut adalah 1 sarkasme, 2 ironi, 3 inuendo.
2.2.1.2 Diksi
Menurut Gorys Keraf 2006:23 “Gaya bahasa adalah bagian dari diksibertalian dengan ungkapan-ungkapan yang individual atau karakteristik, atau
yang memiliki nilai artistik yang tinggi.” Gaya bahasa dalam sebuah karya sastra tentu tidak lepas dari aspek diksi atau pilihan kata.Pemakaian kata atau bahasa
harus bisa menyampaikan ide, atau gagasan yang dimaksudkan oleh pemakai bahasa tersebut, sehingga terjadi komunikasi yang baik serta terhindar dari
kesimpangsiuran makna. Menurut Gorys Keraf 2006:88 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk mencapai ketepatan diksi yaitu, sebagai berikut: 1.
Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi, 2.
Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir sama, 3.
Membedakan kata-kata yang mirip ejaannya, 4.
Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri, 5.
Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing yang mengandung akhiran tersebut,
6. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara
idiomatik, 7.
Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus mambedakan kata umum dan kata khusus,
8. Mempergunakan kata indria yang menunjukan presepsi yang khusus,
18
9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah
dikenal, 10.
Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
2.3 Tinjauan Pustaka
Novel Bulan Lebam di Tepian Toba karya Sihar Ramses adalah salah satu novel yang cukup terkenal.Terbukti dari rating novel tersebut tinggi. Dengan
begitu,tidak salah kalau kehadiran novel Bulan Lebam di Tepian Toba telah menarik perhatianbanyak ahli atau masyarakat untuk memberikan komentar atau
pengulasan-pengulasan terhadap novel tersebut, serta pemaparan berupa kritik ataupun apresiasi yang dituliskan diberbagai situs blog dan media cetak.
Elida Sitorus 2012, didalam Blog-nya membahas adat, budaya dan nilai sosial yang terkandung pada novel Bulan Lebam di Tepian karya Sihar Ramses
Simatupang. Munurut Elida, novel tersebut kaya akan nilai sosial serta budaya. Budaya yang dimaksud adalah budaya batak toba.menurutnya, pengarang
membubuhi cerita dengan konteks budaya toba, sehingga banyak istilah-istilah bahasa toba yang melekat pada cerita novel tersebut.
Imam Muhtarom memberikan asumsinya lewat sebuah artikel yang dimuat di Koran Jawa Pos tanggal 16 Agustus 2009. Beliau mengatakan bahwa novel
Bulan Lebam diTepian Toba mencerminkan perjuangan individu dengan mempercayakan kemampuan individunya untuk menjadi modern.
Idris Pasaribu juga memberikan ulasan terhadap novel Sihar Ramses ini di salah satu situs group yahoo bernama Kelab Maya Sastera Alam Sabah. Diakses
tanggal 17 september 2014. Beliau mengatakan bahwa novel Bulan Lebam
19
diTepian Toba memiliki keindahan bahasa yang mampu memberikan penggambaran yang membawa imajinasi pembacanya menerawang, Menerawang
kepada keindahan huta, menerawang keindahan danau, angin yang semilir bahkan rerumputan yang berbunga warna-warni.
Retno Dwi Dandayani, merupakan mahasiswa universitas Sebelas Maret yang mengangkat stilistika sebagai landasan teori pada skripsinya yang berjudul
Kajian Stilistika Novel Sirah karya AY. Suharyana 2010. Retno mempermasalahkan aspek bunyi bunyi bahasa, diksi serta gaya bahasa terhadap
novel Sirah.Menurutnya,stilistika adalah study gaya yang menyarankan bentuk ilmu pengetahuan atau paling sedikit study yang metodis.
20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian, peneliti diwajibkan menggunakan sebuah metode untuk mempermudah penelitian, sehingga penelitian yang
dilakukan lebih terarah dan tertata rapi. Menurut Suwardi E. 2008 “Metode dalam penelitian sastra adalah cara yang dipilih oleh peneliti dengan
mempertimbangkan bentuk,isi, dan sifat sastra sebagai subjek kajian.” Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metodepenelitian kualitatif. Menurut Pradopo 2001: 25. “Penelitian kualitatif menitikberatkan pada segi alamiah dan mendasarkan pada karakter yang terdapat
dalam data.” Menurut Suwardi E. 2008:5 menjelaskan bahwa “penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak mengutamakan angka-angka, tetapi mengutakan
kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris.” Metode ini berhubungan dengan nilai-nilai atau kesan yang bisa
diperoleh dari objek semisal novel.Nilai dari suatu novel tergantungkepada sisi keindahan, kesan, dan pesan novel tersebut. Rangkaian kata-kata yang disusun
sedemikian rupa dengan gaya maupun teknik penulisan yang khas oleh penulis, akan menghasilkan karya yang benilai tinggi.
Sumber data penelitian ini terbagi atas data primer dan data sekunder.Data primer berupa Novel Bulan Lebam di Tepiaan Toba Karya Sihar Ramses
Simatupang, selanjutnya data sekunder diperoleh dari sumber-sumber tertulis berupa buku atapun artikel serta dari sumber online atau internet yang berisi