Gaya Bahasa Metafora Majas Sindiran

31 22 “Tatapan yang seperti pias cahaya kelereng” BLTT:75 Data 22 di atas digolongkan sebagai gaya bahasa simile karena di dalamnya terdapat unsur pembanding yaituseperti. Interpretasi penulis terhadap data di atas adalah tatapan tajam dan diibaratkan kelereng yang memantul pias cahaya. 23 “Dia terlihat seperti bunga putih kusam yang tertiup angin dan debu tanah” BLTT:114 Dalam data 23 di atas, dia yaitu tokoh bernama Tesya diibaratkan sebagai bunga yang berarti sesuatu yang indah.Namun, ditambah lagi dengan penjelasan bahwa bunga tersebut kusam, tertiup angin dan debu tanah.Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Tesya adalah wanita cantik namun tidak pernah mengurus dirinya dan tidak diperdulikan orang.

4.1.3 Gaya Bahasa Metafora

Metafora adalah gaya bahasa perbandingan langsung dan tidak menggunakan kata penghubung misalnya: seperti, bagaikan, ibarat dan sebagainya. Menurut Gorys Keraf 2006:139 “Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat:bunga bangsa, buaya darat, buah hati dan sebagainya.”Berikut adalah gaya bahasa metafora yang terdapat dalam Bulan Lebam di Tepian Toba. 24 “Seyakin mantera yang ratusan tahun mengalir dari bibir-bibir moyangnya.” BLTT:4 Pada data 24 di atas, kata mengalir sebenarnya menyangkut air atau cairan. Akan tetapi di dalam kalimat tersebut mengalir dari bibir moyangnya 32 maksudnya adalah terucap atau diucapkan dari bibir nenek moyangnya. Kata mengalir dalam kalimat tersebut bermakna diucapkan. 25 “…kata Ganda dengan tatapan yang dingin” BLTT:10 Pada data 25 di atas, tuturan tatapan yang dingin digolongkan sebagai gaya bahasa metafora. Tatapan yang dingin bermakna melihat dengan perasaan sinis, tidak suka terhadap orang yang ditatap, dan memandang rendah orang yang sedang ditatap. 26 “Hotman mengobarkankabaritu ke orang-orang” BLTT:19 Pada data di atas, kata mengobarkan sebenarnya digunakan untuk menyatakan ataumenyangkut api. Namun dalam tuturan mengobarkan kabar memiliki arti memberitakan kabar secara cepat, secepat api yang menghanguskan benda –benda di sekitarnya. 27 “Tetapi kini, anak bau kencur segenerasi anaknya berani menunjuk-nunjuk jari ke arah wajahnya” BLTT:28 Tuturan anak baukencur memiliki makna sebagai anak bocah dan masih belum cukup umur. Istilah bau kencur menyatakan perbandingan terhadap anak remaja yang diibaratkan sebagai bau kencur yang memiliki makna belum cukup umur atau belum pantas untuk melakukan tindakan seperti yang dikerjakan oleh orang dewasa. 28 “Perempuan itulah yang selama ini menopangkehidupanGanda” BLTT:21 Tuturan menopang kehidupan merupakan gaya bahasa metafora yang memiliki arti membantu serta mempertanggungjawabkan kehidupan Ganda. Lebih jelasnya, kalimat tersebut menyatakan bahwa si perempuan yakni Tesya adalah 33 penyokong kehidupan, yang mengurus, bekerja untuk mencari makan sehari-hari, sebab Ganda memiliki perilaku buruk, suka berjudi dan mabuk-mabukan. 29 “Beberapa lelaki yang kepalanya yang belum miring oleh pengaruh tuak, melihat detail surat kumal itu” BLTT:24 Tuturan belum miring pada data di atas bukan berarti kepalanya betul- betul miring.Maksud dari tuturan tersebut adalah belum mabuk atau masih sadar walaupun telah terkena pengaruh minuman keras. 30 “Saat terpukul jiwanya, Si Hotman tiba-tiba saja mendorong tubuhnya.” BLTT:29 Data 30 di atas merupakan gaya bahasa metafora. Pada tuturan terpukul jiwanya memiliki arti menyatakan tidak berdaya karena perlakuan Hotman dan komplotannya terhadap Torang. Kata terpukul dalam arti yang sebenarnya adalah suatu benturan yang terjadi pada dua benda atau lebih secara tidak sengaja. 31 “Delapan tahun tanpa kabar, tanpa surat yang dilayangkan” BLTT:36 Pada data 31 di atas terdapat tuturan dilayangkanyang memiliki arti diterbangkan. Dalam kalimat di atas, tanpa surat yang dilayangkanbukan berarti tidak ada surat diterbangkan atau dibuat terbang, namun maksudnya adalah tidak ada surat yang dikirimkan. 32 “Matanya kini bertamasya” BLTT:37 Tuturan bertamasya bermakna perjalanan untuk menikmati pemandangan dan keindahan alam.Dalam data di atas bukan berarti mata melakukan perjalanan, sebab mata tidak memiliki kaki untuk berjalan.Maksud kalimat di atas yang sesungguhnya adalah menatapi seluruh pemandangan yang dapat dijangkau mata. 33 Pperantau yang akhirnya tetap gagal mengayam waktu di pulau asing.” BLTT: 40 34 Data 33 di atas merupakan gaya bahasa metafora. Kata mengayam sebenarnya berkaitan dengan kegiatan kreatifitas dari bahan kain, atau dengan kata lain kegiatan merajut kain dan menciptakan karya seni yang indah dan menarik. Namun pada kalimat di atas mengayam dikaitkan dengan waktu.Jika diinterpretasi maksud dari kalimat di atas sebenarnya menyatakan perantau yang gagal memanfaatkan waktu yang ada untuk membuahkan hasil atau karya selama diperantauan. 34 “Huta-nya telah berubah menjadi harta karun yang diimpikan ketika ia masih tinggal di tana rantau.” BLTT:45 Data di atas menujukan gaya bahasa metafora. Huta yang artinya adalah kampung, disamakan dengan harta karun. Harta karun bermakna sesuatu benda yang berharga dan bernilai tinggi. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat di atas memiliki arti huta atau kampung adalah sesuatu yang bernilai tinggi seperti halnya dengan harta karun. 35 “Setelah berpuluh langkah, matanya menyapu simin” BLTT:47 Kata menyapu sebenarnya berkaitan dengan kegiatan membersihkan, namun pada tuturan di atas menyapu bukan menunjukkan makna membersihkan tetapi bermakna melihat dan mengamati. 36 “Diantara mata monang yang berkaca-kaca, dilihatnya lelaki tua itu terkejut.”BLTT:51 Pada data di atas kata berkaca-kaca bukan bermaksud menyatakan mata yang ada kacanya tetapi menyatakan maksud sedang menangis atau mengeluarkan air mata sehingga tampak seperti kaca. 37 “Ketertarikan itupun baru ia dapatkan di kota sana setelah pikirannya dicuci dalam irama seminar dan kelompok diskusi” BLTT:57 35 Sebenarnya kata dicucibermakna membasuh sesuatu benda mengunakan air, namun kalimat di atas tuturan pikirannya dicuci tidak berarti pikirannya dibasuh dengan menggunakan air,akan tetapi tuturan tersebut bermakna dipengaruhi. Pikirannya dipengaruhi oleh acara seminar dan kelompok diskusi. 38 “Ketika itu, yang di dalam pikirannya adalah sosok besar yang puluhan tahun merontokkan suara kebebasan bangsa ini.” BLTT:58 Kata merontokkan biasanya digunakan pada benda yang memiliki bentuk nyata untuk menyatakan gugur, jatuh, mengelupas, atau luruh.Namun, data di atas merontokkan ditujukan pada suarasehingga mengakibatkan pergeseran makna.Jika dilihat dari keseluruhan kalimat di atas, makna yang bisa ditarik adalah kepemimpinan yang mengekang kebebasan berpendapat pada bangsa Indonesia. 39 “Tatapan itu menenggelamkan wajah putranya” BLTT:75 Kata menenggelamkanmemiliki makna mengaramkan. Jika menenggelamkan ditujukan pada wajah, maka akan terjadi perubahan makna menjadi menyembunyikan. Jadi maksud dari data 39 di atas adalah putranya, yakni Monang menyembunyikan wajahnya dari tatapan ibunya. 40 “…sehingga dia dapat leluasa menjaring setiap gerakan si perempuan” BLTT:115 Kata menjaring biasanya berkaitan dengan cara menangkap ikan, namun pada tuturan data di atas menjaring bermakna mengamati. 41 Kidung apa yang bersemayam dibibirnya?” BLTT:144 Data 41 di atas memiliki arti mempertanyakan nyanyian atau lagu yang dinyanyikan oleh tokoh di dalam cerita, yakni Tesya. 36 42 “Ketenangan Monang di kampung ini hanya tinggal sehelai kain tipis.”BLTT:219 Pada data di atas, ketenangan diibaratkan sebagai sehelai kain tipis. Maksud dari kedua tuturan tersebut, menyatakan ketenangan yang tinggal sedikit, merasa tidak aman.Ketenangan tipis, setipis helai kain.

4.1.4 Gaya bahasa antonomasia

Dokumen yang terkait

BAHASA FIGURATIF NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA: KAJIAN STILISTIKA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM Bahasa Figuratif Novel Cinta Di Dalam Gelas Karya Andrea Hirata: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMP.

0 6 15

BAHASA FIGURATIF NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA: KAJIAN STILISTIKA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI Bahasa Figuratif Novel Cinta Di Dalam Gelas Karya Andrea Hirata: Kajian Stilistika Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran

3 24 27

GAYA KATA DALAM NOVEL TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN STILISTIKA DAN Gaya Kata Dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari: Kajian Stilistika Dan Relevansinya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia Di SMA.

1 9 23

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM NOVEL TERATAK Analisis Gaya Bahasa Dalam Novel Teratak Karya Evi Idawati.

1 7 11

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM NOVEL TERATAK KARYA EVI IDAWATI Analisis Gaya Bahasa Dalam Novel Teratak Karya Evi Idawati.

0 2 19

Politik identitas etnis batak toba dalam novel Bulan Lebam di Tepian Toba karya Sihar Ramses Simatupang.

2 19 199

GAYA BAHASA DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA

1 15 12

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep - Gaya Bahasa dalam Novel Bulan Lebam di Tepian Toba Karya Sihar Ramses Simatupang: Kajian Stilistika

0 1 14

ANALISIS GAYA BAHASA PADA NOVEL ANAK PONDOK SENJA KARYA MULASIH TARY (KAJIAN STILISTIKA)

0 0 12

GAYA BAHASA DALAM NOVEL KUMANDANGING KATRESNAN KARYA ANY ASMARA (KAJIAN STILISTIKA) - UNWIDHA Repository

0 11 28