8
pastinya mengadungunsur-unsurgaya bahasa. Gaya bahasa banyak kitatemukan pada wacana sastra seperti novel atau cerpen.
Penggunaan gaya bahasa terhadap karya sastra mempunyai tujuan tertentu, dan tujuan tersebut tergantung pada pengarang karya sastra. Pengarang
menyampaikan maksud tertentu dengan cara tertentu. Tujuannya bukan untuk memperumit penafsiran pembaca, namun lebih mengarah pada sisi keindahan
karya. Karya sastra yang tanpa dibubuhi gaya bahasa maka akan tampak mati, monoton, dan tidak memiliki warna sehingga minat orang untuk membaca karya
sastra tersebut tidak akan ada.
2.2 Landasan Teori
Untuk mengetahui dan memahamigaya bahasa yang terdapat pada novelBulan Lebam di Atas Tepian Toba, saya sebagai peneliti menggunakan teori
stilistika. Stilistika merupakan ilmu yang mengkaji cara pengarang dalam memanipulasi bahasa dengan tujuan tertentu sehingga pengarang diketahui
memiliki ciri atau gaya khas tersendiri. Berdasarkan cakupannya, stilistika yang mengkajigaya bahasa memiliki bagian yaitu diksi pilihan kata, struktur kalimat,
majas dan citraan, pola rima, dan matra yang digunakan seorang sastrawan atau yang terdapat dalam sebuah karya sastra Sudjiman, 1993:13-14.
2.2.1Stilistika
Seperti yang kita ketahui bahwa, stilistika merupakan bagian ilmu sastra yang sangat penting.Stilistika bertujuan untuk menjabarkan ciri-ciri khusus yang
estestis atau indah dalam karya sastra.Pengertian stilistika menurut Sudjiman 1993:3 adalah sebagai berikut:
9
“Stilistika adalah suatu ilmu yang digunakan untuk mengkaji cara sastrawan memanipulasi, dengan arti memanfaatkan unsur
dan kaidah yang terdapat di dalam bahasa dan efek apa yang ditimbulkan dalam penggunaanya itu. Stilistika juga meneliti
ciri khas penggunaan bahasa dalam wacana sastra, ciri-ciri yang membedakannya, atau yang mempertentangkannya dengan
wacana nonsastra, meneliti deviasi terhadap tata bahasa sebagai sarana literal. Singkatnya, menurut sudjiman stilistika meneliti
fungsi puitik suatu bahasa.”
Satrawan terkadang menyatakan maksud tertentu dengan bahasa tertentu, pada situasi seperti inilah ilmu stilistika dibutuhkan. Sastrawan selalu bermain kata-
kata, memanipulasi bahasa, menggunakan struktur bahasa yang tidak biasa bahkan menyimpang dari yang sudah biasa, sehingga pembaca terkadang sulit
menyimak makna yang dimaksud pengarang dalam karyanya.Meskipun demikian semua hanya semata-mata demi keindahan karya sastra tersebut.
2.2.1.1Gaya BahasaMajas
Menurut Suparman 1986:73 “Gaya bahasa adalah pernyataan dengan pola tertentu, sehingga mempunyai efek tersendiri terhadap pemerhati. Dengan
pola materi akan menimbulkan efek lahiriah, sedangkan pola arti akan menimbulkan rohaniah.” Sedangkan menurut Gorys keraf 2006:113 “gaya
bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang meperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis pemakai bahasa.” Gaya bahasa
sangat diperlukan di dalam karya sastra untuk menambah kesan dan nilai pada
karya tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesiaedisi ke-3 2005 “gaya bahasa atau majas merupakan pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu
10
untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan baik secara lisan
maupun tertulis.”Ada banyak jenis majas di dalam bahasa Indonesia.Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan 2007 secara
sederhana majas terdiri dari empat macam, berikut penjelasannya.
a. Majas Perbandingan