38
4.1.6 Gaya Bahasa Personifikasi
Personifikasi adalah bentuk gaya bahasa penginsanan. Menurut Gorys Keraf 2006:140 “Gaya bahasa personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan
yang menggambarakan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan.” Berikut adalah data yang
mengandung gaya bahasa personifikasi yang diambil dari novel Bulan Lebam di Tepian Toba
49 “Bulan lebam di tepian toba”judul novel
Tuturan lebam biasanya menyangkut pada bagian tubuh manusia yang membiru akibat terkena benturan benda keras.pada kalimat di atas tuturan lebam
ditujukan pada bulan yang notabene bukan insan atau manusia. Sehingga data 49 di atas dapat digolongkan sebagai gaya bahasa personifikasi. Maksud dari
pernyataan tersebut adalah kejadian atau peristiwa memilukan sekaligus tragis yang dialami oleh orang batak toba bernama Hamonangan juga keluarganya.
50 “Alam raya pun tak perduli ketika Hotman mendorong tubuh Torang”
BLTT:30 Data 49 di atas mengandung gaya bahasa personifikasi atau penginsanan,
yakni pada tuturan alam raya pun tak perduli, alam raya seolah-olah sama seperti manusia yang memiliki kesadaran dan memiliki rasa sosialuntuk perduli.
51 “…misteri pulau jawa gigih menerjang, memberikan pandangan lain
baginya tentang dunia” BLTT:40 Tuturan gigih pada arti yang sebenarnya ditujukan atau berkaitan dengan
manusia, namun di dalam data 51 gigih ditujukan pada pulau jawa yang
39
merupakan benda dan bukan bersifat insani.dengan demikian data 51 di atas dapat
digolongkan sebagai data yang mengandung gaya bahasa personifikasi.
52 “Selama di bis tua itu, dia sadar, delapan tahun sudah banyak mengubah wajah
huta-nya” BLTT:44 Dalam data 52 di atas, huta-nya seolah-olah menyatakan punya wajah
sama seperti manusia. Huta merupakan kata benda yang memiliki arti perkampungan penduduk.
53 “Dia memutuskan untuk menjenguk bangunan yang dipakai sebagai makam
nenek moyangnya itu.” BLTT:47 Data 53 di atas juga mengandung gaya bahasa personifikasi. Tuturan
menjenguk bangunanbiasanya ditujukan kepada manusia.Menjengukberguna untuk memperkuat kesan artistik kalimat tersebut.
54 “Di kala senja mulai terasa siap dibantai malam.” BLTT:178
Tuturan dibantai pada data di atas biasanya digunakan untuk menjelaskan suatu perlakuan manusia kepada manusia lain. Senja dan malam bukanlah mahluk
hidup, melainkan keterangan waktu. Oleh karena itu data di atas digolongkan sebagai gaya bahasa personifikasi.
55 “Irama dan desir angin di luar gubuk pun singgah ke dada
mereka”BLTT:180 Tuturan singgah biasanya dilakukan oleh manusia, namun dalam data 55
di atas tuturan singgah ditujukan kepada yang bukan mahluk hidup atau manusia, melainkan desir angin. Makna yang bisa ditarik dari kalimat tersebut yaitudesir
angin mengena ke dada mereka. 56
“…diantara pagi yang belum menampilkan wajahnya.”BLTT:240
40
Data 56 tersmasuk gaya bahasa personifikasi sama seperti data 52. Pagi dinyatakan seolah-olah punya wajah seperti manusia.Maksud dari data 56 di atas
adalah menyatakan bahwa waktu pagi belum tiba.
4.1.7 Gaya Bahasa Hiperbola