BAB V ANALISIS DATA
Setelah peneliti mengumpulkan data sekunder dan data primer, maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data untuk dapat menjawab rumusan
masalah dari penelitian ini yang berhubungan tentang efektivitas kinerja pemerintah daerah dalam pemulihan kondisi masyarakat pasca erupsi Gunung
Sinabung pada Desa Bekerah,Simacem dan Suka Meriah. Data yang dianalisis adalah hasil wawancara yang dilakukan terhadap
Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dalam hal ini peneliti akan menjawab rumusan masalah melalui pendekatan efektiviitas yang telah ditetapkan.
1.Pendekatan Proses Process Approach 1.1. Internal
Pada pendekatan proses internal dapat dilihat efektivitas kinerja nya melalui pencapaian tujuan yang efektif.Dari hasil wawancara penulis dengan beberapa
pegawai BPBD,unsur-unsur pencapaian tujuan efektif sudah dipenuhi oleh BPBD yaitu :
a.BPBD telah mempunyai tujuan yang jelas untuk dicapai dalam menjalankan tugasnya khususnya dalam pemulihan terdiri dari rehabilitasi dan
rekonstruksi.Tujuan yang ditetapkan terdapat dalam Peraturam Kepala BNPB Nomor 17 tahun 2010 yaitu terwujudnya penyelenggaraan rehabilitasi dan
rekonstruksi yang merupakan satu kesatuan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dan terintegrasi dalam perencanaan pembangunan
nasional,terwujudnya penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan dengan tata kelola penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang baik dan benar,terwujudnya penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi
yang memberikan peluang atau kesempatan untuk peran serta masyarakat termasuk lembaga internasional.
b. Strategi yang dibentuk oleh BPBD berkoordinasi dengan BNPB dengan melihat situasi lapangan yang akan dipulihkan.Dalam strategi yang dibuat
BPBD dengan BNPB dinamakan renaksi rencana aksi,dalam renaksi ini sendiri terdapat pengkajian apa-apa saja yang masih bisa diperbaiki dan apa
saja yang akan dibangun kembali untuk kepenttingan masyarakat.Sehingga dengan turun langsung ke lapangan BPBD dan BNPB dapat melihat langsung
keadaan yang sebenarnya.Dalam strategi ini juga ditentukannya wilayah mana yang terkena zona merah dan sama sekali yang tidak bisa ditempati lagi.Salah
satu contoh renaksi yang dibentuk yaitu percepatan relokasi ke Siosar,mengingat kelayakan yang belum terpenuhi selama di Posko.Jadi
strategi yang dibentuk BPBD tidak hanya dengan pendapatnya sendiri tetapi melihat keadaan yang sedang terjadi pada daerah yang terkena bencana
tersbut. Strategi yang dibentuk BPBD bersifat menguntungkan masyarakat dan
memenuhi apa yang menjadi keperluan mendasar untuk masyarakat pada saat di
c,BPBD juga sudah mempunyai kebijakan yang terdapat dalam Undang- Undang Perka nomor 17 tahun 2010 yaitu :
Universitas Sumatera Utara
d.Dari hasil wawancara di atas,perencanaan yang matang sudah dilakukan dari hasil turun lapangan BNPB dan BPBD jadi sudah direncanakan sarana dan prasarana
apa yang dibutuhkan masyarakat.Dan juga perencanaan yang matang tersebut dibuat agar menjadi patokan pembangunan kembali sarana dan prasarana di
Siosar.Perencanaan sendiri juga mengikuti budaya masyarakat yang dulunya tinggal di Desa,seperti contoh pada saat di Desa mereka dulu,ada bangunan
jambur di masing-masing Desa.Jadi BPBD membuat kembali seperti itu di Siosar agar masyarakat tetap berpegang pada budayanya.Perencanaan yang
matang juga dirampungkan untuk pembangunan jalan ke Siosar,agar memudahkan masyarakat jika ingin berpergian ke Kota Kabanjahe.Pembagian
rumah dan lahan juga dibuat dalam perencanaan yang matang,berapa luas dan jumlahnya.
e.Program yang dilakukan BPBD dalam pemulihan ekonomi masyarakat : 1.Pembagian lahan dengan luas 500 m
2
KK. Lahan ini dibagikan untuk masyarakat yang dulunya di Desa nya
mempunyai lahan sendiri dalam arti lahan tersebut berstatus kepemilikan atas nama masyarakat itu sendiri.Lahan yang dibagikan ini,bersifat pinjam pakai
selama 20 tahun,jadi lahan yang diberi BPBD belum berstatus kepemilikan masyarakat itu sendiri.Jika 20 tahun sudah berlangsung,tetapi Gunung
Sinabung tetap mengeluarkan abu vulkanik,maka lahan yang diberi BPBD bertambah lagi masa pinjam pakainya 20 tahun lagi.Letak lahannya ditentukan
dengan cara pengundian,jadi masing-masing kepala keluarga datang ke jambur untuk mengambil nomor dan diundi,jadi tidak ada kesalahpahaman
dalam penentuan letak lahan.BPBD juga member lahan secara adil walaupun
Universitas Sumatera Utara
dulunya masyarakat tersebut mempunyai lahan luas nya lebih dari 500m
2
,mereka tetap hanya mendapatkan 500 m
2
setelah di kawasan relokasi Siosar
2.Dana Swakelola Dana swakelola ini diberikan Rp 18.000.000KK untuk membersihkan lahan
mereka dari tungkul-tungkul kayu.Dana swakelola ini diberikan melalui rekening BRI Bank Rakyat Indonesia.Dana ini diberikan hanya untuk 3
bulan pertama secara bertahap,jadi bukan sebulan sekali tetapi selama 3 bulan total dana yang diberikan untuk swakelola sebesar Rp 18.000.000,-KK.
3.Pertanian Masyarakat diberi bibit kentang 350 kgKK untuk menjadi modal awal
masyarakat dalam bertanam.Bibit kentang ini dibagikan secara merata,cara pembagiannya perwakilan dari keluarga datang ke jambur dan mengambil
bibit kentang untuk keluarganya.Untuk penanaman bibit kentang tersebut,diberikan pupuk dengan 8 macam dan pestisida dan dengan 13 jenis
untuk mendukung penanaman kentang tersebut.Sebelum bibit kentang ini dibagikan,ada tanaman hydroponik yang dibagikan untuk masyarakat,per
kepala keluarga dibagikan satu alat,cara menggunakannya sudah di jelaskan oleh BNPB kepada masyarakat.
4.Peternakan Pada bidang peternakan,masyarakat juga diberi ternak ayam,tapi diberikan
bukan per rumah tangga tetapi per desa.Pada tahap pertama di beri 12.000 bibit ayam dan tahap kedua diberi 6.000 bibit ayam.Dalam mengurus ayam
tersebut,dibentuklah kelompok-kelompok dalam masyarakat.Dalam kelompok
Universitas Sumatera Utara
tersebut,diambil 4 orang yang bertanggung jawab dalam mengurus ayam tersebut seperti member makan dan member minum ayam.Untung dari ayam
tersebut akan dibagi 50 kepada pengurus dan 50 kepada anggota kelompok atau masyarakat dalam desa tersebut.
5.Koperasi Koperasi dalam tahap pembangunan,rencananya dalam tahun 2017 ini
koperasi sudah selesai dan beroperasi.Koperasi hanya satu untuk 3 Desa,supaya lebih efektif dan staff nya juga memenuhi.
f. Dari hasil wawancara di atas,BPBD telah melaksanakan program nya secara efisien dan efektif,karena masyarakat yang telah direlokasi perlahan
mampu memenuhi kebutuhannya dan mulai melakukan pemulihan ekonomi.Modal yang mereka pegang berasal dari bantuan pemerintah seperti
ladang,bibit kentang,bibit ayam,pupuk dan pestisida.Sehingga dapat dikatakan BPBD perlahan mampu mencapai tujuan pemulihan ekonomi
terhadap masyarakat dengan waktu yang tidak terlalu lama. g. Berdasarkan hasil wawancara di atas,BPBD mengawasi masyarakat hanya
dari kantor,dikarenakan semua program bantuan tersalur ke masyarakat tanpa terkecuali dengan waktu yang singkat dan tepat sasaran.
1.1.2 Hasil-hasil fungsi pekerjaan Dari hasil wawancara tugas pokok dan fungsi dari pegawai BPBD sendiri
sudah ada acuannya yaitu Peraturan Bupati Nomor 177 tahun 2008 terdapat pada Bab VIII A Pasal 44A.Pegawai BPBD sejauh ini bekerja sesua tugas nya masing-
masing,dalam setiap bidang terdapat kepala bidang yang memimpin bawahannya
Universitas Sumatera Utara
dalam bidang tersebut.Kepala bidang juga ikut bekerja sama dalam mengerjakan tugas pokok dan fungsi mereka.Sejauh ini belum ada terdapat kesalahpahaman
antara kepala bidang dan anggota nya. Dalam Kabupaten Karo semua bidang berfungsi sekaligus,bidang
kedaruratan dan logistik,bidang rehabilitasi dan rekonstruksi,bidang pencegahan dan kesiapsiagaan.Ini dikarenakan aktivitas Gunung Sinabung yang masih ada dan
juga masih banyak masyarakat yang masih di pengungsian.Jadi,tidak ada bidang yang pasif,semuanya aktif dalam menghadapi bencana erupsi Gunung
Sinabung.BPBD tetap berkoordinasi juga dengan BNPB dalam menanggapi semua keluhan-keluhan masyarakat yang terkena erupsi Gunung Sinabung.
1.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja pegawai Faktor kualitas sumber daya manusia adalah salah satu yang menjadi
faktor bagaimana hasil kerja yang dicapai pegawai.Menurut hasil wawancara di atas,pegawai kantor BPBD rata-rata sudah mencapat strata 1,jadi tidak sulit untuk
mengendalikannya,karena sudah ada pengetahuan yang cukup untuk mengerjakan tugasnya masing-masing dan sudah mempunyai bekal dari perguruan
tinggi.Fasilitas yang digunakan juga sudah tersedia seperti Komputer sudah ada sekitar 20 unit dan 15 mesin printer dalam membantu pencetakan laporan.Lemari
atau rak-rak untuk penyimpanan dokumen juga sudah tersedia. Dalam penyimpanan laporan atau dokumen sudah dibedakan dalam setiap
bidang,agar mudah dalam mencari dokumen tersebut dan tidak tercampur dengan yang lain.Untuk mendukung prestasi karyawan,pimpinan juga berpengaruh dalam
pemberian motivasi.Dalam kantor BPBD,pimpinan selalu memotivasi pegawai agar tetap semangat menjalankan tugas-tugasnya dengan cara berteriak dengan
Universitas Sumatera Utara
suara lantang di depan pegawai dengan menyuarakan kata-kata semangat di tengah-tengah kesibukan pegawai dan juga terkadang mendatangi pegawai ke
meja kerja nya satu persatu dan memberi kata-kata motivasi kepada pegawai.Untuk pemberian penghargaan tidak ada dilakukan oleh
BPBD,dikarenakan orgnisasi pemerintah bukan swasta. 1.1.4 Periode waktu tertentu
Anggota BPBD mempunyai target penyelesaian dalam penyerahan laporan kepada ketua bidang masing-masing.Ada laporan yang jangka waktunya
ditentukan oleh Sasaran Kerja Pegawai SKP,dalam SKP tersebut pegawai dapat dinilai bagaimana hasil kerja yang mereka kerjakan.Jadi jika pegawai
mengerjakan laporan lewat dari jangka waktu yang ditentukan,maka pegawai tersebut dinyatakan kurang efektif.Dalam SKP tersebut ada beberapa unsur yang
dinilai yaitu orientasi pelayanan,integritas,komitmen,disiplin,kerja sama,kepemimpinan masing-masing pegawai.Jadi kefektifan pegawai melalui
Sasaran Kerja Pegawai,waktu sangatlah penting. 2.Pendekatan Sasaran Goal Approach
2.1 Eksternal
Penulis menjadikan masyarakat sebagai faktor eksternal yang mengukur kefektifan pegawai BPBD lewat sasaran yang sudah
diberikan kepada masyarakat dan melihat apakah program yang diberikan pegawai BPBD sudah terealisasi atau belum. Adapun yang
menjadi tolak ukur penulis disini adalah total kepala keluarga yang sudah mendapat program pembagian lahan ,dana swakelola,pembagian
bibit kentang,dan pembagian bibit ayam terhadap setiap desa.Berikut
Universitas Sumatera Utara
tabel penerimaan program bantuan ekonomi dari BPBD yang diberikan secara langsung per kepala keluarga:
Tabel penerimaan program bantuan ekonomi dari BPBD yang diberikan secara langsung
Tabel V.1 Jumlah Kepala Keluarga menerima lahan,bibit kentang,dana swakelola
No Nama Desa
Jenis Bantuan Jumlah yang
sudah menerima Jumlah yang
belum menerima
1. Desa Bekerah
-Lahan seluas 500 m
2
132 -
- Bibit kentang sebanyak 375 kg
132 -
-Dana swakelola sebesar Rp
18.000.000 112
20
2. Desa Simacem -Lahan seluas
500m
2
169 -
-Bibit kentang
sebanyak 375 kg 169
-
-Dana swakelola sebesar Rp
18.000.000 130
39
Universitas Sumatera Utara
3. Desa Suka
Meriah -Lahan seluas
500m
2
177 -
-Bibit kentang sebanyak 375 kg
177 -
-Dana swakelola sebesar Rp
18.000.000 128
49
Sumber :Penelitian Skripsi 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat,bahwa ada 109 KK yang belum mendapatkan dana swakelola untuk pembersihan lahan.Hasil dari
wawancara dengan masyarakat juga mengatakan bahwa mereka merasa bingung mengapa bibit di sediakan tapi dana pembersihan lahan tidak
diberikan.Masyarakat mengatakan sama saja ada ataupun tidak ada bibit,karena jika lahan tidak dibersihkan dari tungkul kayu makan lahan
tersebut tidak dapat ditanami oleh tanaman apapun.Masyarakat yang berjumlah 109 KK sekarang masih dalam tahap pembersihan lahan
dengan alat seadanya,sangat berbeda dengan masyarakat yang lain,yang sudah mulai menanam di lahannya masing-masing bahkan sudah pernah
panen walaupun gagal Sejauh ini mereka belum melihat tanda-tanda akan ada dana swakelola yang akan turun.
Lahan 109 KK tersebut juga berbeda waktu pemberiannya dengan masyarakat yang lain.Mereka terlambat diberi lahan,dikarenakan kemarin
nama mereka tidak terdaftar dalam laporan perangkat desa yang pertama ke BPBD jadi lebih dulu diproses nama yang sudah terdaftar
Universitas Sumatera Utara
oleh perangkat desa.Kepala keluarga yang belum mendapatkan swakelola tersebut juga sempat datang ke kantor BPBD untuk menuntut percepatan
pemberian lahan mereka yang masuk dalam daftar pemberian lahan tahap kedua.
Dalam penanaman bibit kentang masyarakat hanya mendapatkan untung 15,banyak kentang yang gagal dikarenakan cuaca Siosar yang
tidak mendukung seperti angin kencang dan kemarin terjadi kemarau selama 7 bulan berturut-turut.Jadi sekarang masyarakat mencoba ulang
menanam kentang yang gagal kemarin.Kentang yang gagal bisa dijadikan bibit kembali.
Dalam pemberian bibit ayam juga ada perbedaan antar desa satu dengan dua desa lainnya.Berikut tabel pemberian bibit ayam yang
diberikan per desa untuk dikelola masing-masing kelompok yang sudah dibentuk dalam desa :
Tabel V.II Desa Penerima Bibit Ayam NO NAMA DESA
JUMLAH BIBIT AYAM TAHAP 1
JUMLAH BIBIT AYAM TAHAP 2
1. Desa Bekerah
- 6.000
2. Desa Simacem
- 6.000
3. Desa Suka Meriah
10.000 6.000
Sumber : Penelitian Skripsi 2017
Berdasarkan tabel di atas,terdapat perbedaan bibit ayam yang diberikan pada tahap 1 dan tahap 2.Dari hasil wawancara dengan masyarakat
bekerah,tidak diketahui sama sekali mengapa Desa Bekerah dan Simacem
Universitas Sumatera Utara
dibedakan dari Desa Suka Meriah dalam pemberian bibit ayam.Terlihat pada tabel bahwa Desa Suka Meriah sudah dua tahap dalam penerimaan bibit
ayam.Sejauh ini tidak diketahui oleh masyarakat apa alasan dari BPBD yang hanya memberi kepada Desa Suka Meriah pada tahap pertama.Tetapi
masyarakat tidak mau memperpanjang hal tersebut,karena mereka fokus ke lahan pertanian.Bibit ayam pada tahap 1 dinyatakan gagal total dikarenakan
pakan ayam yang dikirim dari BPBD sering terlambat sampai berhari- hari.Karena jika ayam terlambat diberi pakan,maka ayam tersebut akan sakit
dan mati.Masyarakat juga belum terlalu paham cara merawat ayam supaya tetap sehat pada saat penjualan ke pasar.Pelatihan dalam merawat ayam
juga belum cukup terhadap masyarakat. Dengan demikian dari hasil penelitian yang dilakukan,penulis telah
mengukur sejauhmanakah BPBD merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.Dalam hal ini sasaran dari Ketua Bidang Rehabilitasi dan
Rekonstruksi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah sendiri belum terealisasi sepenuhnya.Dimana masih ada kepala keluarga yang belum
mendapatkan dana swakelola untuk membersihkan lahan yang akan ditanami dengan bibit yang sudah diberi.Dimana sasaran ini belum terpenuhi karena
adanya kesalah faktor eksternal dari perangkat Desa yang tidak mensurvei dengan teliti berapa kepala keluarga yang harus dibantu lahan dan bantuan
yang lain.Jadi dapat disimpulkan bahwa dilihat dari pendekatan sasaran goal approach,efektivitas kinerja pemerintah daerah dalam pemulihan masyarakat
pasca erusi Gunung Sinabung belum efektif.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PENUTUP