Pencapaian tujuan yang efektif

1.1.1 Pencapaian tujuan yang efektif

a Pertanyaan yang diajukam oleh peneliti ialah bagaimana kejelasan tujuan yang hendak dicapai BPBD dalam pemulihan? Maka ketua bidang rehabilitasi dan rekontstruksi memberi jawaban, bahwa tujuan yang hendak dicapai sudah tertera jelas dalam Perka BNPB No.17 tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Suharta Sembiring : 47 b Lalu peneliti kembali bertanya kepada Bapak Suharta Sembiring,dalam pengukuran efektivitas terdapat kejelasan strategi yang dibentuk setelah adanya kejelasan tujuan,peneliti kembali bertanya soal strategi bagaimana yang dibentuk BPBD dalam tahap pemulihan ? “Sudah ada tujuannya tertera dalam Perka Peraturan Kepala BNPB No.17 tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi,dalam perka tersebut,perka tersebut dalamnya terdapat banyak isi yaitu terdapat tahap kesiapsiagaan ,lalu tanggap darurat,setelah itu masuk ke tahap transisi,tahap transisi tersebut tahap dari tanggap darurat ke pemulihan.” 47 Hasil wawancara dengan Suharta Sembiring,ST. sebagai Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD pada tanggal 10 Januari 2017 di kantor BPBD Universitas Sumatera Utara “dalam strategi,kita semua tim dulu menyusun renaksi rencana aksi,seperti seberapa jalan yang rusak,dalam zona merah berapa kepala keluarga yang akan di relokasi ke siosar,semuanya sudah diatur kementrian mana yang mengerjakan,SKPD mana yang mengerjakan.Renaksi itu dikerjakan langsung BNPB bersama BPBD dengan cara turun lapangan langsung” Pendapat ini juga di dukung oleh Ibu Lely Junita selaku kasi rekonstruksi : 48 “strategi yang dilakukan BPBD yaitu turun langsung ke lapangan melihat apa saja yang akan dipulihkan dan apa saja yang menjadi kebutuhan untuk kelangsungan hidup masyarakat Dalam strategi ini,BPBD juga mengikut sertakan keterlibatan Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD terkait semua sektor seperti sektor pertanian dan sector peternakan,kemarin BNPB dan BPBD melihat strategi apa tanaman yang cocok untuk masyarakat tanam di kawasan Relokasi Siosar sebagai penunjang ekonomi masyarakat tersebut dan juga peternakan apa yang bisa membantu ekonomi masyarakat juga.Kemarin selama mereka di posko pengungsian,ada pelatihan yang dilakukan BNPB bagaimana cara membuat kue,bagaimana cara menganyam tikar,dan juga bagaimana cara memasak kripik,tetapi,masyrakat sudah mecoba untuk menjualnya dan hasilnya jarang ada yang 48 Hasil wawancara dengan Lely Junita Br Ginting,ST. sebagai Kepala seksi Rekonstruksi pada BPBD pada tanggal 10 Januari 2017 di kantor BPBD Universitas Sumatera Utara membeli,jadi mereka berhenti untuk memasarkannya,mereka memasarkan sendiri hasil buatan tangan mereka,modal nya juga dari mereka sendiri,kita hanya memberi pelatihan pelatihan” c Peneliti kembali bertanya kepada Ibu Lely, bagaimana kebijakan yang dirumuskan BPBD dalam melakukan pemulihan? “sama hal nya seperti tujuan yang hendak dicapai oleh BPBD yaitu terdapat dalam Peratuan Kepala Badan Nasional Penangulangan Bencana Nomor 17 Tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana,semua kegiatan yang dilakukan oleh BPBD mengacu pada dokumen perencanaan nasional dan daerah serta peraturan dan perundangan sistem perencanaan pembangunan nasional,mengikuti standart pelayanan minimal yang ditetapkan pemerintah,mengikuti sosial budaya yang ada di daerah bencana,semua bangunan yang di rekonstruksi harus menggunakan Standart Nasional Indonesia SNI,membimbing masyarakat jika bencana terjadi bagaimana kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tersebut.Kebijakan yang kita rumuskan,sesuai dengan apa yang BNPB rumuskan juga,karena kita ini BPBD sebagai perwakilan BNPB di dalam daerah dalam penanggulangan bencana” d Peneliti bertanya kepada Pak Suharta,Apakah perencanaan yang matang sudah dilakukan sebelum dilakukannya pemulihan? Universitas Sumatera Utara “sudah dilakukan perencanaan yang matang sebelumnya.Sebelum masyarakat Bekerah,Simacem dan Suka meriah pindah ke kawasan relokasi Siosar BNPB,BPBD dan perangkat Desa sudah menghitung berapa jumlah Kepala Keluarga yang akan dipindahkan ke kawasan relokasi.Perencanaan yang matang ini juga sudah termasuk ke dalam renaksi yang bekerja sama dengan BNPB.Kami juga sudah memperhitungkan luas lahan yang akan mereka pergunakan untuk bercocok tanam,kami juga sudah menyediakan rumah yang layak untuk mereka yang di relokasi,fasilitas umum dan fasilitas sosial juga sudah dilengkapi,seperti jalan aspal,sekolah untuk pendidikan,tempat ibadah,jambur tempat belangsungnya pesta adat karo atau tempat perkumpulan,dan persediaan air bersih.Pemerintah juga sudah memikirkan ke depan apa yang akan mereka tanam untuk lahan mereka nantinya agar lahan tersebut dapat menunjang ekonomi masyarakat,tak terlepas juga bantuan dari pihak swasta dalam perencanaan yang dibuat untuk kawasan relokasi siosar. e Peneliti kembali bertanya kepada Pak Suharta tentang program apa saja yang telah dilakukan untuk memulihkan ekonomi 3 Desa Bekerah,Simacem,dan Suka Meriah di kawasan relokasi Siosar? “Program dalam meningkatkan ekonomi yang sudah terlaksana yaitu: 1. Memberikan lahan kepada per kepala keluarga yang dulunya mempunyai lahan di Desa dengan luas 500 Universitas Sumatera Utara m 2 KK.Total semua lahan yang akan diberikan 228,5 Ha.Cara penempatan lahannya dengan cara diundi,sehingga menghindari kecurangan dan kesalahpahaman. 2. Memberi uang sewa lahan dan sewa rumah kepada masyarakat yang tidak mempunyai apa-apa di Desa nya dengan jumlah Rp 5.600.000 melalui rekening BRI Bank Rakyat Indonesia per tahunnya. 3. Dalam pembersihan lahan untuk digunakan masyarakat,BNPB melalui BPBDmemberi dana swalokasi kepada masyarakat sebesar Rp 18.000.000KK selama 3 bulan pertama pada saat mulai membuka lahan di kawasan relokasi Siosar agar masyarakat mempunyai dana untuk menyewa alat berat ataupun yang lainnya untuk pembersihan lahan supaya layak ditanami.Lahan yang diberikan kepada masyarakat sistem pinjam pakai oleh pemerintah selama 20 tahun. 4. BNPB bersama BPBD membuat tanaman hydroponik untuk masing-masing kepala keluarga,karena tanaman hidroponik bisa menjadi wadah masyarakat bercocok tanam selain di lahan yang biasa,BNPB membuat lahan percontohan di depan masyarakat untuk melatih masyarakat menggunakan tanaman hidroponik. Universitas Sumatera Utara 5. Tim BNPB membuat pelatihan-pelatihan bagaimana cara membuat kue,bagaimana cara menganyam tikar,dan melatih bagaimana supaya bisa menjadi pengrajin agar masyarakat mampu menjualkan hasil-hasil karya nya ke wisatawan ataupun dermawan yang mengunjungi kawasan relokasi Siosar. 6. BPBD di dampingi oleh Dinas Pertanian memberikan bibit kentang 157.850 kg457 KK untuk ditanami di lahan yang sudah diberikan pemerintah. 7. BPBD juga memberikan pupuk sebanyak 8 jenisKK dan Pestisida sebanyak 13 jenisKK.Pupuk dan pestisida tersebut diberikan untuk menunjang pertanian masyarakat dalam memulai di lahan yang baru Lalu ditambahi oleh Bendahara Percepatan Relokasi Siosar yaitu Ibu Bertha,sebagai berikut : 49 “BPBD dengan didampingi sektor peternakan dan bantuan dari FAO Food Agriculture Organization of the United Nations memberi anak ayam untuk dipelihara,pada saat ayamnya sudah besar,ayam tersebut dijual ke pasar dengan kisaran harga Rp 40.000-50.000 dengan berat 8 ons- 1kg.Pada tahap pertama BPBD memberi 10.000 bibit ayam dan tahap kedua 18.000 bibit ayam kepada 3 desa yaitu Desa Suka Meriah,Desa Simacem,dan Desa Bekerah.Dalam 49 Hasil wawancara dengan Berta Surbakti,A.Md sebagai Bendahara Percepatan Relokasi Siosar pada tanggal 10 Januari 2017 di Kantor BPBD Universitas Sumatera Utara pemeliharaan ayam tersebut dibentuk kelompok-kelompok dalam satu Desa,sehingga pemeliharaan ayam tersebut lebih terkontrol.Pakan ayam tersebut juga diberi oleh BPBD setiap seminggu sekali dan BPBD juga membuat tempat ayam-ayam tersebut di masing-masing Desa,pada saat masa pertumbuhan ayam,BPBD juga mengirimkan obat-obatan yang mendukung pertumbuhannya.Untung dari ayam ini sendiri jika berhasil akan dibagi 50 untuk pengurus ayam yang sudah dipilih dalam kelompok dan 50 lagi untuk masyarakat masing-masing desa. Untuk pendirian koperasi,masih dalam tahap pembangunan sehingga belum dapat beroperasi.Koperasi hanya dibangun satu saja untuk 3 Desa,karena kalaupun dibangun satu koperasidesa kita akan kekurangan staff yang menangani nya.” f Peneliti kembali kepada bertanya tentang pelaksanaan yang efektif dan efisien terhadap program yang sudah dilaksanakan : “ semua program sudah dilaksanakan,saya rasa efektif karena masyarakat yang direlokasi mulai terbantu dari semua bantuan yang diberikan,klo efisien ya sudah pasti efisien kan semua sudah dibuat sesuai dengan perencanaan dan waktunya jadi tidak ada keterlambatan waktu untuk merealisasikan bantuan-bantuan tersebut,jadi datang dengan tepat waktunya “ Universitas Sumatera Utara g Peneliti kembali bertanya kepada Ibu Berta tentang pengawasan dan pengendalian yang dilakukan BPBD terhadap masyarakat yang telah direlokasi di Siosar.Berikut hasil wawancara dengan Ibu Bertha : “Kita memonitor mereka dari kantor BPBD saja,karena tidak terlalu banyak pengawasan yang dilakukan di sana.Mereka juga aman menjalani hidup mereka disana,semua bantuan yang diberikan dibagi rata,sehingga jarang terjadi keributan.Jika terjadi kejanggalan mereka langsung datang melapor ke kantor BPBD,langsung kita periksa datanya di kantor bersama masyarakat yang melapor.Kalo pun mereka diawasi terlalu ketat,mereka juga tudak nyaman untuk tinggal di relokasi.Jadi sejauh ini,pengawasan kita tidak terlalu ketat,yang penting masih mengikuti aturan semua aktivitas BPBD”. 1.1.2 Hasil-hasi fungsi pekerjaan Hasil-hasil fungsi pekerjaan merupakan hasil kerja yang dapat dicapai baik secara kualitas maupun kuantitas dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi yang diemban oleh masing-masing pegawai. Berikut hasil wawancara penulis dengan Ibu Ruslely Br Sitepu Kasubag Umum dan Kepegawaian,terkait hasil kerja yang dicapai oleh pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah : 50 50 Hasil wawancara dengan Ruslely Br.Sitepu sebagai Kasubag Umum dan Kepegawaian dalam kepengurusan BPBD di Kantor BPBD Universitas Sumatera Utara “Untuk pegawai di sini,sejauh ini tugas dan fungsi nya sudah tertera jelas ya dalam Peraturan Bupati Karo Nomor 177 Tahun 2008 ,jadi semua bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing tidak ada yang melenceng,pegawai di sini juga mampu berkoordinasi dengan kepala bidang nya masing-masing,jadi meminimalkan kesalahpahaman antara kepala bidang dengan anggotanya,dalam arti mereka sama-sama bekerja dan bertukar pendapat dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka,jadi hasil kerja mereka juga maksimal.Anggota juga tidak malu bertanya jika ada hal yang mereka kurang paham,begitu juga kepala bidang terus mendampingi mereka dalam proses kerja.Jadi dengan begitu anggota tidak merasa terbeban dengan tugas mereka karena mengerjakannya selalu diarahkan oleh kepala bidang.Kami selalu berusaha maksimal untuk mengerjakan yang terbaik dalam menyusun dan memenuhi kebutuhan korban Gunung Sinabung” 1.1.3Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan atau pegawai Beberapa hal yang berpengaruh terhadap prestasi pegawai, di antaranya kualitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana pendukung serta motivasi dari pimpinan untuk berprestasi. Universitas Sumatera Utara Berikut hasil wawancara penulis dengan informan yang sama terkait kualitas Sumber Daya Manusia,sarana dan prasarana pendukung : “Dalam kantor BPBD sendiri,kita rata rata di sini menyandang gelar sarjana,jadi tidak terlalu sulit untuk mengarahkan pekerjaan .Karena sudah mampu cepat memahami dan menguasai pekerjaan dalam masing-masing bidang.Fasilitas dalam kantor ini sudah cukup mendukung pekerjaan kita,seperti komputer,printer dan alat- alat tulis yang telah disediakan.Pegawai di sini juga rata-rata sudah mampu menggunakan komputer,sehingga tidak lagi kesulitan dalam menginput banyak data.Alat kerja yang kita gunakan juga mempunyai kualitas yang cukup baik,sehingga tidak mengganggu proses kerja.Tetapi ruangan kantor kita kurang luas sehingga terasa padat.Kalau motivasi dari pimpinan sendiri ya pasti setiap hari kita terus dimotivasi karena masih banyak penanganan untuk bencana Gunung Sinabung yang masih dalam proses,karena belum semua pengungsi di relokasi ke tempat yang layak.Jadi pimpinan kita setiap hari di tengah-tengah kesibukan terkadang memberikan kata-kata semangat,kadang juga pimpinan kita memberikan semangat melalui perseorangan,kalau masalah penghargaan kita gak penah ada,karena kita instansi pemerintahan bukan swasta”

1.1.4 Periode waktu tertentu

Dokumen yang terkait

Perkembangan Psikososial Remaja Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

4 89 89

Karakterisasi Debu Vulkanik Erupsi Gunung Sinabung Dari Desa Simacem Kabupaten Karo Dengan Metode Xrd Dan Sem-Edx

11 115 67

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

17 231 126

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Di Kawasan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara

6 97 49

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

1 1 11

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 1

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 41

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 6

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 3

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 5