Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

(1)

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Kawasan Relokasi Siosar


(2)

3. Salah satu rumah masyarakat di kawasan relokasi Siosar


(3)

5. Bibit kentang yang diberi BPBD


(4)

7. Pakan Ayam


(5)

9. Wawancara dengan bendahara percepatan relokasi Siosar Ibu Bertha

10. Wawancara dengan Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bapak Suharta dan Kasi Rekonstruksi Ibu Lely


(6)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku-Buku

Bodgan dan Biklen.1982.Qualitative Research for education:An introsuction to Theory and Methods,Boston:Allyn and Bacon,Inc

Dessler dan Gary.2000.Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Terjemahan.Jakarta: PT. Prenhallindo

Gibson, Donnelly., Ivancevich.2000. Organisasi, Perilaku, Struktur Proses, Jilid I.Jakarta:Erlangga

Gregory.2008.IT Disaster Recovery Planning For Dummies.Indiana:Wiley Publishing

Hajah Noresah.2005.Kamus Dewan Edisi keempat.Kuala Lumpur:Dewan Bahasa dan Pustaka

Hanif,Nurcholis.2005.teori dan praktikPemerintahan dan otonomi daerah.Jakarta:PT.Grasindo Jakarta

Hardiansyah.2011.Kualitas Pelayanan public.Yogyakarta:Gava Media

Huseini,Martani dan S.M Hari Lubis.1987.Teori Organisasi.Jakarta:Pusat antara universitas ilmu-ilmu

Hidayat.1986.Teori Efektifitas Dalam Kinerja Karyawan,Yogyakarta:Gajah Mada University Press

Keban.T,Yeremias.2004.Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep, Teori, dan Isu.Yogyakarta:Gava Media

Kotler,Philip dan Gary Amstrong.1999.Principle of Marketing,8thEdition.New Jersey:Pretince Hall

Kurniawan,Agung.2005.Transformasi Pelayanan Publik.Yogyakarta:Pembaruan Martoyo,Susilo.1998.Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta:BPFF

Mangkunagara,Anwar Prabu.2002.Manajemen Sumber Daya Manusia.Bandung:PT.Remaja Rosda Karya

Moh.Mahsun.2006.Pengukuran Kinerja Sektor Publik.Yogyakarta:Penerbit BPFE Moeloeng,Lexy J.2006.Metodologi Pnelitian Kualitatif.Bandung:PT.Remaja

Rosdakarya


(7)

Nogi S.Tangkilisan,Hessel.2005.Manajemen Publik.Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia

Prawirosentono,Suyadi.1999.Kebijakan Kinerja Karyawan.Yogyakarta : BPFE Rivai,Veithzal dan Basri.2005.Perfomance Appraisal,cetakan

pertama.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada

Robert,Mathis L dan Jackson.2006.Human Resource Management,alih bahasa.Jakarta:Salemba Empat

Robert1996Pelayanan Publik.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama

Sedarmayanti.2000.Tata Kerja dan Produktivitas Kerja.Bandung:CV.Mandar Maju

Singarimbun,Masri & Sofian Effendi.1989.Metode Penelitian Survai,.Jakarta: LP3ES

Sinambela,dkk.2010.Reformasi Pelayanan Publik.Jakarta: PT. Bumi Aksara Siagian,Sondang P.1978.Administrasi Pembangunan.Jakarta:PT.Gunung Agung Tika,Budaya Organisasi Dan Peningkatan KinerjPerusahaan,(Jakarta:PT.Bumi

Aksara),hlm.273

Schein, Edgar H.1992.Organizational Culture and Leadership.San Fransisco:Josey Bass

Tika.2006.Budaya Organisasi Dan Peningkatan KinerjPerusahaan.Jakarta:PT.Bumi Aksara

Wibowo.2007.Manajemen Kinerja.Jakarta:PT.Raja Grafindo

Widodo,Joko.2001.Etika birokrasi dalam pelayanan publik.Malang:Cv.Citra Malang

Sumber Undang-Undang

Peraturan Kepala BNPB No.17 tahun 2010 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana

Peraturan Kepala BNPB No.11 tahun 2008 Tentang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencana

Undang undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana


(8)

Sumber Internet

penampungan-bencana.html)


(9)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karo

Secara geografis letak Kabupaten Karo berada diantara 2°50’- 3°19’ Lintang Utara dan 97°55’- 98°38’ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 km². Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi.Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik.

Batas-batas wilayah Kabupaten Karo adalah sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Toba Samosir, sebelah Timur dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun dan sebelah Barat dengan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.46

Siosar dulunya merupakan kawasan hutan produksi ,Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.Namun sekarang hutan tersebut dibuka oleh pemerintah untuk merelokasi masyarakat yang berada di dalam radius 3 km, yaitu yang bermukim di Kecamatan Payung (Desa Sukameriah) dan Kecamatan Ibu kota dari Kabupaten Karo adalah Kota Kabanjahe. Adapun wilayah yang menjadi lokasi peneliti adalah kawasan relokasi siosar yang terletak di Kecamatan Merek dengan jarak 20 km dari Kabanjahe dengan luas sekitar 2000Ha.


(10)

Naman Teran (Desa Bekerah, Desa Simacem), dan masyarakat yang tinggal di luar radius 3 km dari Kawah Gunung Sinabung dan berada di depan bukaan kawah, berpotensi terancam oleh guguran lava dan luncuran awan panas, yaitu: Kecamatan Payung (Desa Gurukinayan), Kecamatan Naman Teran (Desa Kutatonggal), Kecamatan Simpang Empat (Desa Berastepu dan Dusun Sibintun serta Desa Gamber).Total pengungsi Sinabung yang rencana akan direlokasi sebanyak 1.700 kepala keluarga (KK).Pembukaan hutan Siosar dibantu oleh Tentara Negara Indonesia (TNI) dengan beberapa alat berat untuk menebang pohon-pohon dan meratakan tanah hutan tersebut agar dapat dibangun pemukiman untuk relokasi pengungsi Sinabung.

Pada relokasi tahap pertama telah dibangun 103 unit rumah dari 370 unit yang direncanakan kepada pengungsi dari desa Bekerah. Rumah tipe 36 yang dibangun sudah lengkap dengan fasilitas seperti listrik, air, pembukaan lahan pemukiman seluas 30 Ha, juga telah diselesaikan pekerjaan perbaikan dan pengerasan jalan sepanjang 9,2 Km. Pembangunan rumah akan dilanjutkan untuk merelokasi penduduk yang berasal dari desa Simacem dan Suka Meriah.Ada 263 rumah lagi yang masih dalam tahap pembangunan untuk Desa Simacem dan Suka Meriah.

Pada kawasan relokasi Siosar ini,lahan juga telah disediakan untuk masyarakat bercocok tanam,tetapi lahan yang di berikan bukan menjadi kepemilikan pribadi masyarakat tetapi system pinjam pakai selama 20 tahun.Lahan yang telah disediakan totalnya 416 Ha untuk pertanian masyarakat yang direlokasi.Masing-masing kepala keluarga mendapatkan 500m2 untuk kesempatan mereka bertanam dalam meningkatkan ekonomi nya.


(11)

III.3 Gambaran umum BPBD Kabupaten Karo III.3.1 Sejarah terbentuknya BPBD Kabupaten Karo

Gunung Sinabung yang telah tertidur selama 400 tahun,pada tahun 2010 kembali aktif.Gunung yang berada 2.400 mdpl ini pada awalnya termasuk dalam gunung berapi tipe B yaitu gung berapi yang tidak memiliki aktivitas yang berarti dalam waktu yang sangat lama hingga ratusan tahun maka tidak masuk dalam prioritas pengawasan .Tercatat Pada pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi bahwa gunung sinabung terakhir meletus di tahun 1600.

Pada awalnya Gunung Sinabung hanya menyemburkan debu disertai bau belerang yang menyengat .Warga yang berada di kaki gunung segera melakukan evakuasi karena aktivitas gunung tersebut tidak seperti biasanya.Ratusan kepala keluarga mengungsi beberapa tempat yang dianggap aman.Daerah yang parah terkena aktivitas awal Gunung Sinabung setelah ratusan tahun tersebut adalah Desa Bekerah dan Sukan Nalu yang berjarak tidak sampai 10 kilometer dari puncak gunung.Aktivitas Gunung Sinabung rupanya terus meningkat hingga meletus dan mengeluarkan lava pijar dan status pun diubah menjadi Awas sehinggan aktivitas Gunung Sinabung menjadi dalam pengawasan pihak yang berwenang.Oleh karena itu,pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah membuat sebuah kebijakan untuk membentuk sebuah badan yang khusus bergerak di bidang penaggulangan bencana di Kabupaten Kro,yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo.

Sebelum BPBD berdiri di Kabupaten Karo pada tanggal 22 Januari 2014,kewenangan dalam mengatasi masalah bencana berada di Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (KESBANGLINMAS) Kabupaten Karo


(12)

berdasarkan tugas pokok dan fungsi pada salah satu bidang di instasi tersebut.Kemudia pada tanggal 22 Januari 2014 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 01 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Karo,maka berdirilah BPBD Kabupaten Karo yang tugas dan fungsinya mengambil alih tugas –tugas dari KESBANGLINMAS dalam lingkup penanggulangan bencana.

III.3.2 Visi dan misi BPBD Kabupaten Karo

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo memiliki visi “Mewujudkan Ketangguhan dan Kesiapsiagaan Kabupaten Karo dalam Menghadapi Bencana”

Dan untuk membantu pecapaian visi,ada beberapa misi yang telah ditetapkan bersama,yaitu:

1. Mempercepat jangkauan pelaksanaan penanggulangan bencana

2. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam mengantisipasi bencana

3. Mengembangkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana

4. Meningkatkan profesionalitas aparatur dan masyarakat terlatih dalam penanggulangan bencana

5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar sector dalam pelaksanaan penanggulangan bencana sesuai fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

6. Meningkatkan sarana dan prasarana aparatur serta kualitas dan kuantitas peralatan penanggulangan bencana


(13)

7. Membangun jaringan informasi,komunnikasi dan koordinasi penanggulangan bencana

8. Meningkatkan pemahaman ,keterampilan,dan kesadaran masyarakat untuk tanggap bencana

9. Meningkatkan kedisplinan dan profesionalitas aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

10. Melindungi masyarakat Kabupaten Karo daei ancaman bencana melalui pengurangan resiko bencana.


(14)

III.3.3 Struktur dan susunan BPBD Kabupaten Karo

Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggungjawab secara sistematis yang menunjukkan adanya

Susunan kepengurusan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo sebagai berikut: SEKSI REHABILITASI SEKSI KEDARURATAN SEKSI PENCEGAHAN SEKSI REKONSTRUKSI SATUAN TUGAS SEKSI KESIAPSIAGAAN SEKSI LOGISTIK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

KARO KEPALA UNSUR PELAKSANA KEPALA BPBD KELOMPOK UNSUR PENGARAH SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL UNSUR PENGARAH BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BE BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK


(15)

Kepala Pelaksana Ir.Martin Sitepu

Sekretaris Aswin Ginting,S.E

Kasubag Keuangan Seriawani Ginting,SH.

Kasubag Umum dan Kepegawaian Ruslely Sitepu

Kasubag Program data dan pelaporan Benni Lamhot Putra ,ST. Kabid Kedaruratan dan logistik Natanail Perangin-angin,SH.

Kasi Kedaruratan Riwanda Ketaren,SH

Kasi Logistik Panji Riwanto,SH.

Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi Suharta Sembiring,ST. Kasi Rekonstruksi Lely Junita Ginting,ST

Kasi Rehabilitasi Hendri Jusrab Bangun,SE

Kabid Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan K.Hasyim Purba,S.E

Kasi kesiapsiagaan Romalisda N BR.S.Sos,M.PA

Kasi pencegahan Halasan Manalu

III.3.4 Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Bupati Karo Nomor 177 Tahun 2008 tentang tugas pokok,fungsi dan uraian tugas lembaga teknis daerah Kabupaten Karo.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas:

1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana,penanganan darurat,rehabilitasi,rekonstruksi secara adil dan setara sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana;


(16)

2. Menetapkan standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku; 3. Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana; 4. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;

5. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;

6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;

7. Mempertamggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

8. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Dalam menyelenggarakan tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai fungsi:

1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat,tepat,efektif dn efisien; 2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencna,terpadu dan menyeluruh.

Adapun uraian tugas dalam struktur Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah sebagai berikut :

1. Kepala BPBD

a) Memimpin,merumuskan,mengatur,membina,mengendalikan,meng koordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis


(17)

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang penanggulangan bencana;

b) Merumuskan kebijakan teknik sesuai dengan lingkup tugasnya; c) Memberikan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

sesuai dengan lingkup tugasnya;

d) Membin dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya. 2. Kepala Pelaksana

Kepala Pelaksana mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a) Memimpin,mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang penanggulangan bencana secara terintegrasi yang meliputi prabencana,saat tanggap darurat dan pasca bencana;

b) Memimpin,merencanakan,mengatur,membina,mengkoordinasikan dan mengendlikan pelaksanaan tugas pokok baik kesekretariatan,maupun urusan pemerintahan yang meliputi Penetapan Kebijakan dan Standar Penanggulangan Bencana sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal; c) Menetapkan,melaksanakan visi dan misi Badan untuk mendukung visi

dan misi daerah;

d) Menyusun dan menetapkan rencana strategis dn program kerja Badan sesuai dengan visi dan misi Daerah;

e) Merumuskan kebijakan rencana dan program penggulangan bencana; f) Merumuskan kebijakan pengkoordinasian penyelenggaraan


(18)

g) Merumuskan kebijakan pengkomandoan penyelenggaraan penanggulangan bencana;

h) Merumuskan kebijakan pelaksanaan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana;

i) Merumuskan kebijakan evaluasi dan pelaksanaan tugas penanggulangan bencana;

j) Melaksanakan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketigan di bidang penanggulangan bencana;

k) Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berkoordinasi dengan instansi terkait dibawah koordinasi Tim Anggaran Pendapatan Daerah;

l) Memberikan saran,pertimbangan dan pendapat kepada Kepala Badan dalam rangka percepatan penyelesaian tugas pokok dan sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Kabupaten Karo.

m) Menyelenggarakan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait,instansi vertical terkait yang ada di daerah,provinsi dan Pusat mauoun lembaga swasta dalam rangka kelancaran melaksanakan tugas pokok;

n) Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bisang tugasnya masinng-masing;

o) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;


(19)

p) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan mpenilaian DP3;

q) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Badan berdasarkan realisasi program kerja berikutnya;

r) Bertindak sebagai Pengguna Anggaran dan Pengguna Barang Satuan Kerja Perangkat Daerah;

s) Menyelenggarakan tugas pembantuan sesuai dengan kewenangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

t) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas Badan termasuk laporan keuangan dan laporan kinerja Badan kepada Bupati melalui Kepala Badan.;

u) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya;

3. Sekretariat

Sekretaris mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a) Memimpin ,mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas dibidang pengelolaan pelayanan keskretariatan yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program,pengelolaan unun,kepegawaian,pengelolaan keuangan dan pengembangan pola kerjasama penanggulangan bencana;

b) Menyusun rencana dan program kerja pengelolaan pelayanan kesekretariatan;

c) Merumuskan kebijakan koordinasi penyusunan program dan penyelanggaraan tugas-tugas Bidang secara terpadu;


(20)

d) Merumuskan kebijakan koordinasi penyusunan program dan penyelenggraan tugas-tugas Bidang secara terpadu;

e) Merumuskan kebijakan pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan serta hubungan masyarakat;

f) Merumuskan kebijakan pengelolaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan keuangan Badan;

g) Merumuskan kebijakan pelaksanaan,monitoring,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Badan

h) Merumuskan kebijakan pengkoordinasian publikasi pelaksanaan tugas badan;

i) Merumuskan kebijakan pengkoordinasian penyusunan dan penyampaian bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Badan; j) Menyusun pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan

kesekretariatan;

k) Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan;

l) Bertindak selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya;

m) Mengendalikan pendistribusian pelayanan naskah dinas dan mengkoordinasikan tugas-tugas bidang,Seksi dan Sub bagian sesuai dengan petunjuk atasan;\

n) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan dalam rangka kelancaran penyelesaiann pengelolaan naskah dinas;


(21)

o) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP3;\

p) Mengkoordinasikan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas-tugas Bidang,Seksi dan Sub Bagian;

q) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Pelaksana sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kepala Sub Bagian Umum mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a) Merencanakan,melaksanakan,mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan administrasi umum,kepegawaian dan kerumahtanggan;

b) Menyusun rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan administrasi umum,kepegawaian dan kerumahtanggaan;

c) Melaksanakan penerimaan,pendistribusian dan pengiriman surat-surat,naskah dinas dan pengelolaan dokumentasi dan kearsipan; d) Melaksanakan pembuatan dan pengadaan naskah dinas;

e) Melaksanakan pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan dokumentasi dan kearsipan kepada sub unit kerja di lingkungan Badan; f) Melaksanakan penyusunan dan penyiapan pengelolaan dan

pengendalian administrasi perjalanan dinas;

g) Melaksanakan pelayanan keprotokolan dan penyelenggraan rapat-rapat dinas;


(22)

i) Melaksanakan pengurusan kerumahtanggaan ,keamanan,dan ketertiban kantor;

j) Melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan;

k) Melaksanakan pengumpulan ,pengolahan,penyimpanan dan pemeliharaan data serta dokumentasi kepegawaian badan;

l) Melaksanakan fasilitas pembinaan umum kepegawaian dan pengembangan karier serta disiplin pengawai di Lingkungan Badan; m) Melaksanakan penyusunan dan penyiapan pengurusan administrasi

pensiun dan cuti pegawai di Lingkungan Badan;

n) Mempersiapkan dokumen terhadap pengusulan pegawai yang akan pensiun ,peninjauan masa kerja serta pemberian penghargaan;

o) Mempersiapkan dokumen kenaikan pangkat,DP3,DUK,Sumpah/janji pegawai,gaji berkala dan peningkatan kesahjetraan pegawai;

p) Mempersiapkan administrasi pegawai untuk mengikuti pendidikan /pelattihan dan ujian dinas maupun tugas belajar;

q) Melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai,tenaga teknis,dan fungsional;

r) Melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai,tenaga teknis,dan fungsional;

s) Melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan sub bagian Umum dan Kepegwaian;

t) Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing


(23)

u) Memberikan petunjuk dan bimbungan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepad bawahan;

v) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP3;

w) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan fingsinya.

Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a) Merencanakan,melaksanakan,mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi dan pertangungjawaban pengelolaan keuangan Badan;

b) Menyusun rencana dan program kerja operasional kegiatan admnistrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Badan; c) Melaksanakan pengumpulan bahan anggaran pendapatan,belanja dan

pebiayaan Badan;

d) Melaksanakan pengelolaan Administasi keuangan anggaran pendapatan dan belanja;

e) Melaksanakan penyusunan dan pengkordinasian pembuatan daftar gaji serta tambahan pnghasilan bagi pegawai negeri sipil;

f) Melaksankan perencanaan operasional kegiatan penyusunan rencana dan program administrasi pengelolaan keuangan;

g) Melaksanakan penatausahaan pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja Badan;


(24)

h) Melaksanakan pembinaan administrasi keuangan dan penyiapan bahan administrasi akutansi anggaran pendapatan,belanja dan pembiayaan Badan;

i) Menyiapkan bahan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran pendapatan,belanja dan pembiayaan Badan;

j) Melaksanakan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan keuangan dengan para Kepala Bidang di lingkungan Badan;

k) Melaksanakan penyusunan rencana penyediaan fasilitas pendukung pelaksaan tugas pengelolaan keuangan;

l) Melaksanakan koordinasi teknik perumusan penyusunan rencana dan dukungan anggaran pelaksanaan tugas Badan;

m) Melakukan koordinasi ,sinkronisasi dan memverifikasi usulan Rencana Kerja Anggaran masing-masing Bidang dan mengacu kepada Prioritas Plafon Anggaran (PPA);

n) Menghimpun dan memverifikasi usulan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) masing masing Bidang berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran;

o) Menyiapkan dan menyampaikan usulan penertiban Surat Penyediaan Dana Satuan Kerja Perangkat Daerah (SPD-SKPD) berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran kepada pejabat pengelola keuangan daerah;

p) Menghimpun dan menatausahakan Surat Penyediaan Dana (SPD) yang diterbitkan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)


(25)

q) Bertindak sebagai pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD)

r) Menyusun laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah berkoordinasi dengan Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPTK-SKPD);

s) Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-msing;

t) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

u) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP3;

v) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikn oleh Sekretaris sesuai dengan tugas fungsinya.

Kepala Sub Bagian Program mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a) Merencnalan,melaksanakan,mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program Badan;

b) Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program kerja Badan;

c) Melaksanakan penyusunan rencana operasional dan koordinasi kegiatan dan program kerja Badan;


(26)

e) Melaksanakan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan penunjang pelaksanaan tugas;

f) Melaksanakan penyusunan dan pengembangan pola kerjasama penanggulangan bencana;

g) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

h) Melaksanakan koordinasi penyusunan rencana dan program kerja dengan sub unit kerja lain di lingkungan badan;

i) Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

j) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

k) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP3;

l) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas sebagai berikut:

a) Memimpin,membina,dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengkoordinasian ,pengkomandoan dan pelaksanaan penanggulangan bencana yang meliputi pencegahan,mitigasi dan kesiapsiagaan penanganan bencana secara adil dan setara sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana;


(27)

b) Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja pengkoordinasian ,pengkomandoan dan pelaksanaan pencegahan,mitigasi dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana;

c) Melaksanakan penyelenggaraan pelaksaan tugas di bidang pengkoordinasian,pengkomandoan dan pelaksanaan pencegahan ,mitigasi dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana;

d) Melaksanakan perumusan sasaran pelaksaan tugas di bidang pengkoordinasian,pengkomandoan dan pelaksanaan pencegahan ,mitigasi dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana;

e) Melakukan pembinaan dan pengarahan pelaksaan tugas di bidang pengkoordinasian,pengkomandoan dan pelaksanaan pencegahan ,mitigasi dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana;

f) Merumuskan kebijakan dan panduan pengetahuan dan kesiapsiagaan terhadap resiko bencana;

g) Merumuskan kebijakan sistem peringatan bencana dan rencana untuk keadaan darurat bencana;

h) Merumuskan kebijakan pemberdayaan masyarakat,kemampuan memobiliasi sumber daya,pemeliharaan sumber daya dan pelatihan personil;

i) Melakukan pemantauan,evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana;

j) Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;


(28)

k) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

l) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karir dan penilaian DP3,

m) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Badan berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya; n) Bertindak selaku pejabat pelaksana teknis kegiatan pada bidang

tugasmya setelah ditetapkan berwenang;

o) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada Kepala Bdan melalui Sekretaris;

p) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Pelaksana sesuai dengan tugas dan fungsinya;

Kepala Seksi Pencegahan mempunya uraian tugas sebagai berikut:

a) Merencakanan,melaksanakan,mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian ,pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan peencegahan bencana;

b) Melaksanakan penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan pencegahan bencana dan mitigasi pada pra bencana;

c) Melaksanakan bimbingan peningkatan pengetahuan pencegahan dan sikap terhadap resiko bencana;

d) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan dan bantuan penanganan pencegahan bencana;

e) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan rencana dan program untuk keadaan darurat bencana;


(29)

f) Melaksanakan dan penyusunan bimbingan dan pembinaan serta pelathan penanggulangan dan pecegahan bencana;

g) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan di bidang pencegahan bencana dan mitigasi pada pra bencana;

h) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan di bidang pemberdayaan dan peningkatan masyarakat terhadap pencegahan bencana dan mitigasi pada pra bencana;

i) Melakukan penyusunan dan melaksanakan penyuluhan ,pendidikan dan pelatihan,gladi/stimulasi sistem dan mekanisme pencegahan dan mitigasi pada pra bencana

j) Melaksanakan evaluasi terhadap perencanaan penyelenggaraan sistem pengendali bencana;

k) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian bencana;

l) Melaksanakan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas; m) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan dalm

rangka kelancaran penyelesaian pengelolaan naskah dinas;

n) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian PD3;

o) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas sub bidang kepada kepala bidang;

p) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bodang sesuai dengan tugas dan fungsinya;


(30)

Kepala Seksi Kesiapsiagaan mempunyai tugas uraian tugas sebagai berikut:

a) Merencanakan ,melaksanakan ,mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian ,pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan kesiapsiaagaan pada prabencana;

b) Melaksanakan penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penanganan kesiapsiagaan pada pra bencana;

c) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan mekanisme dan sistem pencegahan dini kebencanaan;

d) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan pemeliharaan sumber daya dan pelatihan personil;

e) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan kemampuan memobilisasi sumber daya;

f) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan di bidang kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan dan peningkatan masyarakat terhadap kesiapsiagaan pada pra bencana;

g) Melakukan penyusunan dan melaksanakan penyuluhan,pendidikan dan pelatihan,gladi/simulasi sistem dan mekanisme kesiapsiagaan pada prabencana;

h) Melaksanakan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas; i) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasam dalam


(31)

j) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaina PD3;

k) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas sub bidang kepada Kepala Bidang;

l) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5.Bidang Kedaruratan dan Logistik

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai urusan tugas sebagai berikut :

a) Memimpin,membina dan mengendalikan tugas-tigas di bidang pengkoordinasian ,pengkomandoan dan pelaksanaan penanggulangan bencana yang meliputi penanganan darurat,pengumpulan dan penyaluran uang dan barang secara adil dan setara sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

b) Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja pengkoordinasian ,pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan darurat,pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;

c) Melaksanakan penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian ,pengkomandoan dan pelaksanaan darurat,pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;


(32)

d) Merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian ,pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan darurat,pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;

e) Melakukan pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian ,pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan darurat,pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;

f) Merumuskan kebijakan tanggap darurat dan logistic meliputi penyelenggaraan dapur umum,pendirian tenda-tenda penampungan untuk pengungsi,pencarian,penyelamatan dan pengungsia korban serta harta benda,penyiapan air bersih,percepatan akselerasi bantuan darurat dan pendirian tenda posko komando serta penyediaan tempat bermain,olah raga,hiburan dan sarana informasi;

g) Melaksanakan koordinasi/kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang kedaruratan dan logistic penanggulangan bencana;

h) Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

i) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

j) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karir dan penilaian DP3;

k) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan badan berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya;


(33)

l) Bertindak selaku Pejabata Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya setelah ditetapkan yang berwenang;

m) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada Kepala Badan melalui Sekretaris;

n) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Pelaksana sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kepala Seksi Kedaruratan mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a) Merencanakan,melaksanakan,mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian ,pengkomandoan dan pelaksanaan tanggap darurat penanganan penanggulangan bencana;

b) Melaksanakan penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan tanggap darurat dan penanganan pengungsi penanggulangan bencana;

c) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan penyelanggaraan dapur umum;

d) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan pendirian tenda-tennda penampungan sementara atau tenda-tenda keluarga;

e) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan evakuasi para korban ke tempat yang aman;

f) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan pendirian poko komando di lokasi bencana;

g) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan penyediaan tempat bermain ,olahraga,hiburan dan sarana informasi;


(34)

h) Melaksanakan dan mengkoordinasikan penanganan bencana alam tingkat local;

i) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan prosedur tetap penanganan bencana;

j) Melaksnakan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas;

k) Melaksanakan koordinasi tanggap darurat penanggulangan bencana dengan sub unit kerja lain di lingkungan Badan;

l) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan dalam rangka kelancaran penyelesaian pengelolaan naskah dinas;

m) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan untuk bahan pertimbangan dalam mningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP3;

n) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas sub bidang kepada Kepala Bidang;

o) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kepala seksi Logistik mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a) Merencanakan ,melaksanakan,mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian ,pengkomandoan dan pelaksanaan dukungan logistic penanggulangan bencana;

b) Melaksanakan penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan dukungan logistik penanggulangan bencana ;

c) Melaksanakan dan mengkoordinasikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;


(35)

d) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan penyiapan logistic;

e) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan penyelengaaraan pelaksanaan dapur umum dan pendirian tenda-tenda;

f) Melakukan pelaksanaan bantuan rehabilitasi social kepada korban bencana;

g) Melakukan pelaksanaan bantuan bagi kelompok masyarakat atau lembaga social yang memerlukan penanganan social penanggulangan bencana;

h) Penyeleggaraan pelaksanaan evaluasi dan analisis laporan pelaksanaan tugas;

i) Melaksanakan koordinasi pelayanan logistic penanggulangan bencana dan sub unit kerja lain di lingkunngan badan;

j) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasam dalam rangka kelancaran penyelesaian pengelolaan naskah dinas;

k) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP3;

l) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas sub bidang kepada kepala bidang;

m) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikna oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(36)

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai uraian tugas sebagai berikut;

a) Memimpin,membina dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengkoordinasian ,pengkomandoan dan pelaksanaan penanggulangan bencana yang meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana secara adil dan setara sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

b) Melaksakan penyusunan rencana dan program kerja pengkoordinasian ,pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana;

c) Menyelenggarakan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian ,pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana;

d) Merumuskan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana;

e) Melakukan pembinaan dan pengaahan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian ,pengkomandoan,pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana;

f) Melaksanakan perumusan kebijakan perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik;

g) Melaksanakan perumusan kebijakan perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan public;

h) Melaksanakan perumusan kebijakan pembangunan prasarana dan sarana serta kelembagaan pada wilayah pasca bencana;


(37)

i) Melaksanakan perumusan kebijakan pertumbuhan perekonomian social dam budaya,tegaknya hukum dan ketertiban;

j) Melaksanakan perumusan kebijakan peningkatan peran serta masyarakat dalam segala aspek kebidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana;

k) Melaksanakan perumusan kebijakan penguatan komunitas yang terkena bencana;

l) Melaksanakan perumusan kebijakan pemberdayaaan social ekonomi yang terintegrasi dalam program pembangunan daerah;

m) Melaksanakan koordinasi /kerja sama kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga politik atau pihak ketiga di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi penanggulangan bencana;

n) Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

o) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

p) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karir dan penilaian DP3;

q) Mengevluasi pelaksanaan kegiatan badan berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya; r) Bertindak selaku Pejabata Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada

bidang tugasnya setelah ditetapkan yang berwenang;

s) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas bidang kepada Kepala Badan melalui sekretaris;


(38)

t) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Pelaksana sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kepala Seksi Rehabillitasi mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a) Merencanakan,melaksanakan ,mengevaluasi dan melaporkan rehabilitasi pasca bencana;

b) Melaksanakan penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penanganan rehabilitasi pasca bencana;

c) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan normalisasi aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana;

d) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan normalisasi aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana;

e) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijakan percepatan akselerasi bantuan darurat berupa sandang,lauk-pauk,family kit,kid ware serta beras dan obat-obatan serta makanan tambahan;

f) Melaksanakan penyusunan bahan rumusan kebijkan pembangunan kembali semua prasarana dan sarana sertaa kelembagaan pada wilayah pasca bencana;

g) Melaksanakan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas;

h) Melaksanakan koordinasi rehabilitasi penanggulangan bencana dengan sub unit kerja lain di lingkungan badan;

i) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknik serta pengawasan dalam rangka kelancaran penyelesaian pengelolaan naskah dinas;


(39)

j) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP3;

k) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas sub bidang kepada Kepala Bidang;

l) Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kepala Seksi Rekonstruksi mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a) Merencanakan,melaksanakan,mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian,pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan rekonstruksi pasca bencana;

b) Menyusun rencana operasional dan program kerja kegiatan penanganan rekonstruksi pasca bencana;

c) Menyusun bahan rumusan kebijakan tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian,social dan budaya;

d) Menyusun bahan rumusan kebijakan peningkatan peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana;

e) Menyusun bahan rumusan kebijakan peningkatan peranserta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana;

f) Menyusun bahan rumusan kebijakan penguatan komunitas yang terkena bencana;


(40)

g) Menyusun bahan rumusan kebijakan pemberdayaan social ekonomi yang terintegrasi;

h) Melaksanakan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas; i) Melaksanakan koordinasi rekonstruksi penanggulangan bencana

dengan sub unit kerja lain di lingkungan Badan;

j) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan dalam rangka kelancaran penyelesaian pengelolaan naskah dinas;

k) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP3;

l) Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas sub bidang kepada Kepala Bidang;

m) Menyelenggarakan tugaas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

7.Satuan Tugas

Satuan tugas mempunyai uraian tugas sebagai berikut ;

a) Melaksanakan kaji cepat bencana dan dampak bencana terhadap penilaian kebutuhan dan penilaian kerusakan /kerugian;

b) Melaksanakan pemberian dukungan dan pendampingan terhadap Kepala Pelaksana BPBD dalam penanganan tanggap darurat bencana;

c) Melaksanakan analisa dan pengkajian terhadap jumlah korban dan kerusakan sarana dan prasarana;

d) Melaksanakan analisa dan pengkajian terhadap gangguan terhadap fungsi pelayanan umum,pemerintahan dan kemampuan sumber daya;


(41)

e) Melaksanakan pemberian saran terhadap upaya penanganan bencana; f) Melaksanakan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas;

III.4 Kepegawaian

Sumber daya manusia (SDM) sangatlah penting dalam menunjang kinerja organisasi.Dalam pelaksanaan suatu program tentu saja diperlukan pelaksana guna mendukung terlaksananya program dengan baik.Oleh karena itu,ketersediaan pelaksana yang cukup serta berkompetensi dalam mendorong keberhasilan suatu program sangat diperlukan.Untuk mengetahui keadaan sumber daya aparatur pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel III.1

Karakteristik Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

NO JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Laki-laki 26 60,4

2 Perempuan 17 39,5

TOTAL 43 100

Sumber :Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Dari tabel III.1 diatas dapat diketahui jumlah sumber daya pegawai pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo,dilihat dari jenis kelamin laki-laki 26 orang (60,4%) dan perempuan 17 orang (39,5%).Hal ini sangat berpengaruh pada pengelolaan pekerjaan yang lebih bersifat membutuhkan daya fisik yang cukup kuat,sehingga pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo ini pada umumnya lebih banyak yang berjenis kelamin


(42)

Selanjutnya yairu keadaan sumber daya pegawai pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah berdasarkan Pangkat atau Golongan

Tabel III.2

Karakteristik Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan

NO PANGKAT/GOLONGAN A B C D JUMLAH PERSENTASE

1 IV 2 1 1 0 4 9,3

2 III 3 0 9 5 17 39,5

3 II 0 2 1 4 7 16,2

4 I 0 0 0 0 0 0

TOTAL 5 3 11 9 28 65,1

Sumber:Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo 2016 Sebagaimana diketahui bahwa latar belakang dan tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan dan pemahaman dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.Persebaran jumlah SDM manusia di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo berdasarkan pendidikan dapat dilihat dalam tabel III.3 berikut :


(43)

Tabel III.3

Karakteristik Pegawai Berdasarkan Pendidikan

NO PENDIDIKAN JUMLAH

1 MAGISTER (S2) 1

2 SARJANA (S1) 24

3 DIPLOMA 5

4 SMA 13

TOTAL 43

Sumber :Kesekretariatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo 2016

Dilihat dari tingkat pendidikan pegawai pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo sudah berpotensi dalam mengembangkan pelayanan bantuan kepada masyarakat dengan pendidikan kebanyakan menyandang gelar sarjana,sehingga sudah terlatih dalam menerima dan mengerjakan tugas-tugas atau penyusunan laporan yang tidak begitu mudah.Dengan begitu kepegawaian BPBD mampu menggunakan fasilitas yang telah disesiakan oleh Kantor,sehingga tidak sulit lagi dalam membimbingnya untuk proses pengerjaan laporan.


(44)

BAB IV

PENYAJIAN DATA PENELITIAN

Pada Bab ini peneliti akan menyajikan data menggunakan metode kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara secara mendalam dan penyertaan dokumentasi.

Wawancara sebagai salah satu cara untuk memperoleh data primer dari sebuah penelitian, wawancara secara mendalam ini dilakukan kepada narasumber yaitu Pengurus BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah ) untuk mengetahui pendapat mengenaiEfektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemuliham Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di

Kabupaten Karo. Adapun informan dalam penelitian ini terdiri dari informan

kunci dan informan tambahan.Informan kunci adalah Ketua BPBD Kabupaten Karo, sedangkan informan tambahan merupakan masyarakat korban pasca erupsi Gunung Sinabung.

1V.1 Karateristik Informan Penelitian

Adapun data-data yang disajikan terdiri dari empat bagian, yaitu karakteristik informan penelitian yang mencakup mengenai usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan jabatan. Hasil wawancara disajikan dalam bentuk pertanyaan dan jawaban yang terkait dengan Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemuliham Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung

Sinabung di Kabupaten Karo.Pertanyaan- pertayaan yang diajukan kepada

informan merupakan pertanyaan yang berasal dari pedoman wawancara yang penulis telah susun sebelumnya, namun dalam pelaksanaan wawancara yang


(45)

penulis lakukan pertanyaan-pertanyaan tersebut mengalami pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian.

Dalam penyajian data, berdasarkan karakteristik informan penelitian, peneliti membagi kedalam dua bagian, yaitu Pengurus BPBD dan masyarakat korban erupsi Gunung Sinabung pada Desa Bekerah,Simacem dan Suka Meriah. Berdasarkan pengambilan data di lapangan diperoleh identitas informan Pengurus BPBD yaitu :

Tabel VI.1 : Data Informan Pengurus Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Sumber : Peneliti an Skripsi 2017

Berdasarkan pengambilan data di lapangan diperoleh identitas informanmasyarakat korban erupsi Gunung Sinabung dalam 3 Desa yang sudah direlokasi ke Siosar yaitu Desa Bekerah,Simcem dan Suka Meriah sebagai berikut dalam tabel:

No Nama Jabatan Usia

1 Suharta Sembiring,ST

Ketua Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi

45 tahun

2 Lely Junita Br Ginting,ST.

Kasi Rekonstruksi 37 tahun

3 Berta Br

Surbakti,A.Md

Bendahara Percepatan Relokasi Siosar

39 tahun

4. Ruslely Br

Sitepu

Kasubag umum dan kepegawaian


(46)

Tabel VI.2: Data Informan masyarakat yang di relokasi ke Siosar

Nama Umur Pekerjaan Asal Desa

Ucok Sitepu 50 tahun Petani Bekerah Rulih Sitepu 48 tahun Petani Simacem Tegar Ginting 40 tahun Petani Suka Meriah Sangap Sembiring 54 tahun Petani Bekerah

Sumber : Penelitian Skripsi 2017

VI.2 Wawancara dengan Pengurus BPBD dan Masyarakat Desa Simacem,Bekerah,dan Suka Meriah

Pengukuran efektivitas kinerja pemerintah daerah dalam pemulihan kondisi masyarakat pasca erupsi gunung sinabung di Kabupaten Karo dilakukan penulis melalui dua pendekatan yang dikemukakan oleh Martani dan Lubis,yakni :

1.Pendekatan Proses (Process Approach)

Pendekatan Proses (Process Approach) dilakukan dengan melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.Pendekatan ini terbagi menjadi dua bagian,yakni :

1.1 Internal

Pendekatan proses internal ini menganggap efektivitas sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan organisasi internal yaitu kegiatan dan proses berjalan dengan lancar.Pendekatan proses internal melihat kegiatan internal organisasi dan mengukur efektivitas melalui indikator internal seperti :


(47)

1.1.1 Pencapaian tujuan yang efektif

a) Pertanyaan yang diajukam oleh peneliti ialah bagaimana kejelasan tujuan yang hendak dicapai BPBD dalam pemulihan?

Maka ketua bidang rehabilitasi dan rekontstruksi memberi jawaban, bahwa tujuan yang hendak dicapai sudah tertera jelas dalam Perka BNPB No.17 tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Suharta Sembiring :47

b) Lalu peneliti kembali bertanya kepada Bapak Suharta Sembiring,dalam pengukuran efektivitas terdapat kejelasan strategi yang dibentuk setelah adanya kejelasan tujuan,peneliti kembali bertanya soal strategi bagaimana yang dibentuk BPBD dalam tahap pemulihan ?

“Sudah ada tujuannya tertera dalam Perka (Peraturan Kepala BNPB No.17 tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi,dalam perka tersebut,perka tersebut dalamnya terdapat banyak isi yaitu terdapat tahap kesiapsiagaan ,lalu tanggap darurat,setelah itu masuk ke tahap transisi,tahap transisi tersebut tahap dari tanggap darurat ke pemulihan.”


(48)

“dalam strategi,kita semua tim dulu menyusun renaksi (rencana aksi),seperti seberapa jalan yang rusak,dalam zona merah berapa kepala keluarga yang akan di relokasi ke siosar,semuanya sudah diatur kementrian mana yang mengerjakan,SKPD mana yang mengerjakan.Renaksi itu dikerjakan langsung BNPB bersama BPBD dengan cara turun lapangan langsung”

Pendapat ini juga di dukung oleh Ibu Lely Junita selaku kasi rekonstruksi :48

strategi yang dilakukan BPBD yaitu turun langsung ke lapangan melihat apa saja yang akan dipulihkan dan apa saja yang menjadi kebutuhan untuk kelangsungan hidup masyarakat Dalam strategi ini,BPBD juga mengikut sertakan keterlibatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait semua sektor seperti sektor pertanian dan sector peternakan,kemarin BNPB dan BPBD melihat strategi apa tanaman yang cocok untuk masyarakat tanam di kawasan Relokasi Siosar sebagai penunjang ekonomi masyarakat tersebut dan juga peternakan apa yang bisa membantu ekonomi masyarakat juga.Kemarin selama mereka di posko pengungsian,ada pelatihan yang dilakukan BNPB bagaimana cara membuat kue,bagaimana cara menganyam tikar,dan juga bagaimana cara memasak kripik,tetapi,masyrakat sudah mecoba untuk menjualnya dan hasilnya jarang ada yang

48

Hasil wawancara dengan Lely Junita Br Ginting,ST. sebagai Kepala seksi Rekonstruksi pada BPBD pada tanggal 10 Januari 2017 di kantor BPBD


(49)

membeli,jadi mereka berhenti untuk memasarkannya,mereka memasarkan sendiri hasil buatan tangan mereka,modal nya juga dari mereka sendiri,kita hanya memberi pelatihan pelatihan”

c) Peneliti kembali bertanya kepada Ibu Lely, bagaimana kebijakan yang dirumuskan BPBD dalam melakukan pemulihan?

sama hal nya seperti tujuan yang hendak dicapai oleh BPBD yaitu terdapat dalam Peratuan Kepala Badan Nasional Penangulangan Bencana Nomor 17 Tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana,semua kegiatan yang dilakukan oleh BPBD mengacu pada dokumen perencanaan nasional dan daerah serta peraturan dan perundangan sistem perencanaan pembangunan nasional,mengikuti standart pelayanan minimal yang ditetapkan pemerintah,mengikuti sosial budaya yang ada di daerah bencana,semua bangunan yang di rekonstruksi harus menggunakan Standart Nasional Indonesia (SNI),membimbing masyarakat jika bencana terjadi bagaimana kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tersebut.Kebijakan yang kita rumuskan,sesuai dengan apa yang BNPB rumuskan juga,karena kita ini BPBD sebagai perwakilan BNPB di dalam daerah dalam penanggulangan bencana”

d) Peneliti bertanya kepada Pak Suharta,Apakah perencanaan yang matang sudah dilakukan sebelum dilakukannya pemulihan?


(50)

“sudah dilakukan perencanaan yang matang sebelumnya.Sebelum masyarakat Bekerah,Simacem dan Suka meriah pindah ke kawasan relokasi Siosar BNPB,BPBD dan perangkat Desa sudah menghitung berapa jumlah Kepala Keluarga yang akan dipindahkan ke kawasan relokasi.Perencanaan yang matang ini juga sudah termasuk ke dalam renaksi yang bekerja sama dengan BNPB.Kami juga sudah memperhitungkan luas lahan yang akan mereka pergunakan untuk bercocok tanam,kami juga sudah menyediakan rumah yang layak untuk mereka yang di relokasi,fasilitas umum dan fasilitas sosial juga sudah dilengkapi,seperti jalan aspal,sekolah untuk pendidikan,tempat ibadah,jambur (tempat belangsungnya pesta adat karo atau tempat perkumpulan),dan persediaan air bersih.Pemerintah juga sudah memikirkan ke depan apa yang akan mereka tanam untuk lahan mereka nantinya agar lahan tersebut dapat menunjang ekonomi masyarakat,tak terlepas juga bantuan dari pihak swasta dalam perencanaan yang dibuat untuk kawasan relokasi siosar.

e) Peneliti kembali bertanya kepada Pak Suharta tentang program apa saja yang telah dilakukan untuk memulihkan ekonomi 3 Desa (Bekerah,Simacem,dan Suka Meriah) di kawasan relokasi Siosar? “Program dalam meningkatkan ekonomi yang sudah terlaksana yaitu:

1. Memberikan lahan kepada per kepala keluarga yang


(51)

m2/KK.Total semua lahan yang akan diberikan 228,5 Ha.Cara penempatan lahannya dengan cara diundi,sehingga menghindari kecurangan dan kesalahpahaman.

2. Memberi uang sewa lahan dan sewa rumah kepada

masyarakat yang tidak mempunyai apa-apa di Desa nya dengan jumlah Rp 5.600.000 melalui rekening BRI (Bank Rakyat Indonesia) per tahunnya.

3. Dalam pembersihan lahan untuk digunakan

masyarakat,BNPB melalui BPBDmemberi dana swalokasi kepada masyarakat sebesar Rp 18.000.000/KK selama 3 bulan pertama pada saat mulai membuka lahan di kawasan relokasi Siosar agar masyarakat mempunyai dana untuk menyewa alat berat ataupun yang lainnya untuk pembersihan lahan supaya layak ditanami.Lahan yang diberikan kepada masyarakat sistem pinjam pakai oleh pemerintah selama 20 tahun.

4. BNPB bersama BPBD membuat tanaman hydroponik untuk masing-masing kepala keluarga,karena tanaman hidroponik bisa menjadi wadah masyarakat bercocok tanam selain di lahan yang biasa,BNPB membuat lahan percontohan di depan masyarakat untuk melatih masyarakat menggunakan tanaman hidroponik.


(52)

5. Tim BNPB membuat pelatihan-pelatihan bagaimana cara membuat kue,bagaimana cara menganyam tikar,dan melatih bagaimana supaya bisa menjadi pengrajin agar masyarakat mampu menjualkan hasil-hasil karya nya ke wisatawan ataupun dermawan yang mengunjungi kawasan relokasi Siosar.

6. BPBD di dampingi oleh Dinas Pertanian memberikan bibit kentang 157.850 kg/457 KK untuk ditanami di lahan yang sudah diberikan pemerintah.

7. BPBD juga memberikan pupuk sebanyak 8 jenis/KK dan Pestisida sebanyak 13 jenis/KK.Pupuk dan pestisida tersebut diberikan untuk menunjang pertanian masyarakat dalam memulai di lahan yang baru

Lalu ditambahi oleh Bendahara Percepatan Relokasi Siosar yaitu Ibu Bertha,sebagai berikut :49

“BPBD dengan didampingi sektor peternakan dan bantuan dari FAO (Food Agriculture Organization of the United Nations) memberi anak ayam untuk dipelihara,pada saat ayamnya sudah besar,ayam tersebut dijual ke pasar dengan kisaran harga Rp 40.000-50.000 dengan berat 8 ons-1kg.Pada tahap pertama BPBD memberi 10.000 bibit ayam dan tahap kedua 18.000 bibit ayam kepada 3 desa yaitu Desa Suka Meriah,Desa Simacem,dan Desa Bekerah.Dalam

49

Hasil wawancara dengan Berta Surbakti,A.Md sebagai Bendahara Percepatan Relokasi Siosar pada tanggal 10 Januari 2017 di Kantor BPBD


(53)

pemeliharaan ayam tersebut dibentuk kelompok-kelompok dalam satu Desa,sehingga pemeliharaan ayam tersebut lebih terkontrol.Pakan ayam tersebut juga diberi oleh BPBD setiap seminggu sekali dan BPBD juga membuat tempat ayam-ayam tersebut di masing-masing Desa,pada saat masa pertumbuhan ayam,BPBD juga mengirimkan obat-obatan yang mendukung pertumbuhannya.Untung dari ayam ini sendiri jika berhasil akan dibagi 50% untuk pengurus ayam yang sudah dipilih dalam kelompok dan 50% lagi untuk masyarakat masing-masing desa.

Untuk pendirian koperasi,masih dalam tahap pembangunan sehingga belum dapat beroperasi.Koperasi hanya dibangun satu saja untuk 3 Desa,karena kalaupun dibangun satu koperasi/desa kita akan kekurangan staff yang menangani nya.”

f) Peneliti kembali kepada bertanya tentang pelaksanaan yang efektif dan efisien terhadap program yang sudah dilaksanakan :

“ semua program sudah dilaksanakan,saya rasa efektif karena masyarakat yang direlokasi mulai terbantu dari semua bantuan yang diberikan,klo efisien ya sudah pasti efisien kan semua sudah dibuat sesuai dengan perencanaan dan waktunya jadi tidak ada keterlambatan waktu untuk merealisasikan bantuan-bantuan tersebut,jadi datang dengan tepat waktunya “


(54)

g) Peneliti kembali bertanya kepada Ibu Berta tentang pengawasan dan pengendalian yang dilakukan BPBD terhadap masyarakat yang telah direlokasi di Siosar.Berikut hasil wawancara dengan Ibu Bertha :

“Kita memonitor mereka dari kantor BPBD saja,karena tidak terlalu banyak pengawasan yang dilakukan di sana.Mereka juga aman menjalani hidup mereka disana,semua bantuan yang diberikan dibagi rata,sehingga jarang terjadi keributan.Jika terjadi kejanggalan mereka langsung datang melapor ke kantor BPBD,langsung kita periksa datanya di kantor bersama masyarakat yang melapor.Kalo pun mereka diawasi terlalu ketat,mereka juga tudak nyaman untuk tinggal di relokasi.Jadi sejauh ini,pengawasan kita tidak terlalu ketat,yang penting masih mengikuti aturan semua aktivitas BPBD”.

1.1.2 Hasil-hasi fungsi pekerjaan

Hasil-hasil fungsi pekerjaan merupakan hasil kerja yang dapat dicapai baik secara kualitas maupun kuantitas dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi yang diemban oleh masing-masing pegawai.

Berikut hasil wawancara penulis dengan Ibu Ruslely Br Sitepu Kasubag Umum dan Kepegawaian,terkait hasil kerja yang dicapai oleh pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah :50

50

Hasil wawancara dengan Ruslely Br.Sitepu sebagai Kasubag Umum dan Kepegawaian dalam kepengurusan BPBD di Kantor BPBD


(55)

“Untuk pegawai di sini,sejauh ini tugas dan fungsi nya sudah tertera jelas ya dalam Peraturan Bupati Karo Nomor 177 Tahun 2008 ,jadi semua bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing tidak ada yang melenceng,pegawai di sini juga mampu berkoordinasi dengan kepala bidang nya masing-masing,jadi meminimalkan kesalahpahaman antara kepala bidang dengan anggotanya,dalam arti mereka sama-sama bekerja dan bertukar pendapat dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka,jadi hasil kerja mereka juga maksimal.Anggota juga tidak malu bertanya jika ada hal yang mereka kurang paham,begitu juga kepala bidang terus mendampingi mereka dalam proses kerja.Jadi dengan begitu anggota tidak merasa terbeban dengan tugas mereka karena mengerjakannya selalu diarahkan oleh kepala bidang.Kami selalu berusaha maksimal untuk mengerjakan yang terbaik dalam menyusun dan memenuhi kebutuhan korban Gunung Sinabung”

1.1.3Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan atau pegawai

Beberapa hal yang berpengaruh terhadap prestasi pegawai, di antaranya kualitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana pendukung serta motivasi dari pimpinan untuk berprestasi.


(56)

Berikut hasil wawancara penulis dengan informan yang sama terkait kualitas Sumber Daya Manusia,sarana dan prasarana pendukung :

“Dalam kantor BPBD sendiri,kita rata rata di sini menyandang gelar sarjana,jadi tidak terlalu sulit untuk mengarahkan pekerjaan .Karena sudah mampu cepat memahami dan menguasai pekerjaan dalam masing-masing bidang.Fasilitas dalam kantor ini sudah cukup mendukung pekerjaan kita,seperti komputer,printer dan alat-alat tulis yang telah disediakan.Pegawai di sini juga rata-rata sudah mampu menggunakan komputer,sehingga tidak lagi kesulitan dalam menginput banyak data.Alat kerja yang kita gunakan juga mempunyai kualitas yang cukup baik,sehingga tidak mengganggu proses kerja.Tetapi ruangan kantor kita kurang luas sehingga terasa padat.Kalau motivasi dari pimpinan sendiri ya pasti setiap hari kita terus dimotivasi karena masih banyak penanganan untuk bencana Gunung Sinabung yang masih dalam proses,karena belum semua pengungsi di relokasi ke tempat yang layak.Jadi pimpinan kita setiap hari di tengah-tengah kesibukan terkadang memberikan kata-kata semangat,kadang juga pimpinan kita memberikan semangat melalui perseorangan,kalau masalah penghargaan kita gak penah ada,karena kita instansi pemerintahan bukan swasta”

1.1.4 Periode waktu tertentu

Suatu pencapaian kinerja dapat pula dilihat dari periode waktu yang diperlukan oleh pegawai dalam rangka penyelesaian pekerjaan.


(57)

Apabila pekerjaan dapat selesai tepat waktu atau lebih cepat dari yang direncanakan, maka dapat dikatakan bahwa kinerja pegawai tersebut sudah baik.

Berikut hasil wawancara penulis dengan Ruslely Sitepu sebagai Kasubag Umum dan Kepegawaian :

Iya kami selalu mempunyai target wakttu dalam penyerahan laporan kepada ketua bidang,kami juga mempunyai penyerahan laporan dari masing-masing bidang.Jadi,kami dalam satu bidang harus mampu bekerja sama dalam penyelesaian laporan kami.Kami juga dinilai secara individu dalam penyelesaian dokumen kami kepada kepala bidang,penilaian tersebut dinamakan Penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP),jadi di dalam SKP tersebut dapat diambil kesimpulan bagaimana orientasi pelayanan,integritas,komitmen,disiplin,kerja sama,kepemimpinan masing-masing pegawai”

1.2 Eksternal

Pendekatan proses eksternal mengukur efektivitas dengan melihat keadaan eksternal dari BPBD.Adapun yang merupakan lingkungan luar BPBD dalam penelitian ini adalah masyarakat.Dimana dalam hal ini efektivitas kinerja pemerintah daerah dilihat dari pemulihan yang sudah terlaksana pada masyarakat Desa Simacem,Suka Meriah,dan Bekerah yang sudah direlokasi ke siosar.


(58)

Berikut hasil wawancara penulis dengan salah satu masyarakat Desa bekerah Pak Sitepudari Desa Bekerahterkait bagaimana kinerja pemerintah daerah dalam masa pemulihan :51

Pendapat Pak Ucok Sitepu,didukung juga oleh Pak Rulih Sitepu dari Desa Simacem,berikut hasil wawancara :

“Kalo menurut saya,khusunya BPBD ya,karena BPBD yang selama ini berhadapan langsung dengan kami yang di relokasi,sudah cukup memuaskan untuk kami.Karena mereka cukup ramah dalam menanggapi kesulitan kami,jadi kami juga merasa dihargai.BPBD juga tidak pernah mengabaikan kami pada saat kami datang ke kantor.Pegawai langsung menanyakan apa yang perlu mereka bantu untuk kami.Mereka selalu mendengarkan keluh kesah kami,tapi yang bikin terkadang kami kecewa,respon yang agak lambat dari pusat untuk merespon kembali keluhan kami melalui BPBD,karena kata BPBD mereka harus menunggu keputusan dari BNPB setiap kegiatan yang akan dilakukan.Pokoknya kalo dari tingkat daerah sendiri saya rasa sudah cukup membantu dan bersikap sopan kepada kami walaupun kami terkadang agak tegas kepada mereka.”

52

“Saya juga merasa mereka peduli kepada kami,contohnya saja baru-baru ini ada beberapa rumah di Desa Simacem yang atapnya terbang diterpa angin.Saya langsung

51

Hasil wawancara dengan Ucok Sitepu sebagai masyarakat Desa Bekerah pada tanggal 13 Januari 2017 di Desa Bekerah

52

Hasil wawancara dengan Rulih Sitepu sebagai masyarakat Desa Simacem pada tanggal 13 Januari 2017 di Desa Bekerah


(59)

melapor ke BPBDselang dua hari sudah datang tukang yang dikirim BPBD ke Simacem untuk memperbaiki atap tersebut.Saya juga merasa tidak ada kesulitan dalam pelaporan keluhan saya,keluhan saya langsung di proses.Syarat untuk menerima bantuan juga tidak sulit,cukup identitas keluarga yaitu KTP yang berkependudukan di desa yang akan di relokasi dan mempunya Kartu Keluarga yang berkedudukan di Desa itu juga.Untuk bantuan rumah dan lahan,kita cukup menunjukkan surat kepemilikan rumah dan lahan agar di beri juga rumah dan lahan di kawasan relokasi Siosar,persyaratan ini semua di data oleh perangkat masing-masing desa,lalu perangkat desa melaporkan ke BPBD,lalu BPBD memprosesnya,kami dari Simacem sendiri ada 130 KK yang terdaftar,tapi setelah yang 130 KK ini diserahkan dan sudah diproses ke BNPB,ternyata ada 39 KK yangtertinggal dari data yang sudah diserahkan yang dinyatakan tidak terdaftar sebagai penerima lahan ,jadi total Kepala Keluarga yang ada di Simacem sebenarnya 169 KK..Menurut saya,ini bukan kesalahan dari BPBD,tapi kesalahan terdapat pada perangkat desa, pendataan yang kurang detail dilakukan oleh perangkat desa.

Masyarakat yang 39 KK ini juga tidak mendapat sewa lahan yang dijanjikan BPBD,karena mereka belum terdaftar ke BNPB pada waktu pengiriman jumlah Kepala Keluarga Simacem yang akan di relokasi”


(60)

Pak Sitepu dari Desa Bekerah juga menambahi :

“Dari Desa Bekerah juga ada yang seperti itu berjumlah 20 KK,yang sudah terdaftar berjumlah 112KK,saya juga merasa kasian melihat teman-teman saya yang belum bisa mendapatkan apa apa dari BNPB,itu juga disebabkan oleh kelalaian perangkat desa Bekerah,tetapi masyarakat menuntut ke BPBD dengan mendorong BPBD untuk cepat memproses nama-nama mereka ke BNPB”

Pak Ginting selaku masyarakat Desa Suka Meriah menyatakan hal yang serupa:53

53

Hasil wawancara dari Tegar Ginting sebagai masyarakat Desa Suka Meriah pada tanggal 13 Januari 2017 di Desa Bekerah

“Apalagi yang dari Desa Suka meriah ,lebih banyak jumlah KK yang tidak terdaftar dibanding kedua desa tersebut.Yang terdaftar ada 128 KK yang tidak terdaftar ada 49 KK.Jadi sebenarnya ada 177 KK yang harusnya layak dan menerima bantuan di Desa Suka Meriah.Kalo ditotal dari Desa Simacem,Bekerah dan Suka Meriah ada 109 KK yang tidak terdaftar ke BNPB.Kemarin pada bulan Mei tahun 2016 mereka sudah mendatangi Kantor BPBD dan memohon untuk diberi lahan agar ada yang mereka olah,sekarang mereka sudah diberi lahan,tapi diberi lahan pun mereka belum mendapatkan dana swakelola sepeti kami,jadi mereka berpikir sendiri bagaimana cara membersihkan lahan mereka dari tungkul-tungkul kayu agar bisa ditanami”


(61)

Penulis kembali bertanya bagaimana program-program yang telah di berikan oleh pemerintah dalam menangani pemulihan ekonomi masyarakat relokasi .Berikut hasil wawancara penulis dengan Pak Sitepu,masyarakat dari Desa Bekerah :

“ Kalo bicara program pemulihan ekonomi,pertama dulu kami dikasih alat untuk tanaman hydroponik,setelah itu di kasih lahan seluas 500m2/KK,terus kami dikasih dana swakelola sebesar Rp 18.000.000/KK untuk membersihkan lahan yang akan kami tanami,melihat kami juga belum punya modal untuk membeli bibit,kami di kasih bibit kentang sebesar 350 kg/KK beserta 8 macam pupuk dan 13 pestisida untuk modal bertanam bibit kentang,kami juga di beri bibit ayam pada tahap kedua yaitu bulan Agustus.Sebenarnya sudah ada dua tahap pembagian bibit ayam,tapi entah kenapa hanya Desa Suka Meriah yang dapat pada tahap pertama yaitu 10.000 bibit ayam klo pada tahap kedua baru kami 3 desa dapat 6.000 bibit ayam/desa.Tapi kami tidak mau meributkan itu,karena kami dibantu saja syukur Pemeliharaan ayam tersebut diurus oleh kelompok,dalam satu desa terdapat 5-6 kelompok dengan jumlah anggota yang berbeda beda dan setelah besar ayam tersebut bisa dijual ke pasar,pakan ayam juga ditanggung oleh BPBD,pakan ayam dikirim ke siosar seminggu sekali untuk kami 3 Desa,obat atau vitamin yang diperlukan ayam pada saat masa pertumbuhan juga diberikan BPBD,sejauh ini itu program-program yang diberi pemerintah lewat kami,bisa dibilang


(62)

BPBD menunjang pemulihan ekonomi kami lewat 2 sektor yaitu sektor pertanian dan peternakan”

Dilanjutkan kembali oleh Bapak Sitepu dari Desa Simacem :

“Semua program yang dibilang teman saya dari Desa Bekerah tadi semuanya kami 3 Desa sama,tidak ada kami yang dibedakan untuk pemberian bantuan menunjang perekonomian.Cuman yang bikin berbeda nantinya hasil dari pertanian dan peternakan kami .Tapi saya rasa sampai sekarang ini penanaman kentang kemarin kami 3 desa hanya 15 % yang berhasil dan peternakan ayam kami juga gagal total karena pakan yang terlambat.“

2.Pendekatan Sasaran (Goal Approach)

Pendekatan sasaran merupakan salah satu kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi.Dalam hal ini efektivitas dilihat dari keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana.Sasaran yang penting diperhatikam dalam pengukuran efektivitas dengan pendekatan ini adalah sasaran yang realistis untuk memberikan hasil maksimal berdasarkan sasaran resmi (official goal) dengan memperhatikan permasalahan yang ditimbulkannya,dengan memusatkan perhatian terhadap aspek output.Dengan demikian,pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana organisasi atau lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.Dalam hal ini,yang menjadi tolak ukur adalah masyarakat Desa Bekerah,Simacem dan Suka Meriah yang menerima pemulihan ekonomi selama di kawasan relokasi Siosar.


(63)

Berikut hasil wawancara penulis tentang pencapaian sasaran pemulihan ekonomi dengan Pak Sembiring dari Desa Bekerah :54

“Menurut saya memang terbantu la saya rasa ekonomi saya dibanding pada saat di pengungsian,karena selama saya di pengungsian saya bekerja di ladang orang.Setelah saya di relokasi saya bisa mulai untuk memulihkan kembali ekonomi saya,bisa dibilang sekarang ini masih dalam tahap proses.Kenapa saya bilang begitu? Karena kami masih mencoba untuk menanam apa yang bisa berkembang selain kentang,kentang kemarin udah panen.Tapi hasilnya kurang memuaskan,bisa dikatakan kurang berhasil cuman 15% kentang saya yang berhasil.Ini semua bukan salah BPBD,tapi ini semua karna cuaca di Siosar ini,anginnya kencang kali ditambah lagi kemarin musim kemarau selama 7 bulan berturut-turut..Sebelum saya menanam di lahan saya,saya juga dapat kok swakelola lahan yang berjumlah Rp 18.000.000,- per Kepala Keluarga,kalo bicara tentang ayam,ayam itu kami bagi perkelompok kalo di Desa Bekerah sendiri ada 4 kelompok,terdiri dari 20-25 orang,dalam satu kelompok terdapat 4 orang yang mengurus pakan dan minum ayam sehari hari.Dalam 1 kelompok diberi tanggung jawab 800-1.600 ekor ayam.Untung dari ayam ini,50 % diberi kepada 4 orang dari masing-masing kelompok karena 4 orang dari setiap kelompok ini yang mengurus ayam dan 50% lagi diberi kepada seluruh masyarakat.Tapi dari ayam


(64)

ini,belum ada keuntungan yang bisa diambil,karena pakan yang dikirim sering terlambat sehingga menyebabkan banyak ayam yang mati kelaparan.”

Pendapat mengenai ternak ayam,juga ditambahi oleh Pak Sitepu dari Desa Simacem :

“Di Desa kami sendiri dari pada tahap kedua 6.000 bibit ayam,banyak ayam yang mati dikarenakan pakan yang sering terlambat dan sakit sekarang tinggal 13 ekor ayam yang ada di gudang ayam.Jadi saya rasa sangatlah rugi dana bantuan untuk ayam ini,kalau pakan yang diberi selalu terlambat.Tidak ada gunanya memelihara ayam jika pakannya juga tidak ada,dari Desa Simacem pun juga tidak ada memperoleh keuntungan dari ayam.Ada lagi tanaman hydroponic yang pertama kali dibagikan sama kami,itupun tidak berguna,karena kami kurang tau cara memakainya,memang kemarin kami udah diberi tahu caranya,tapi kurang kami rasa waktu pelatihannya,sekarang katanya yang latih kami untuk hydroponik tadi,udah balik ke Jakarta”

Pendapat yang sama juga disampaikan Pak Ginting,masyarakat Suka Meriah:

“Kalo dari ayam ini,jujur saja belum ada efek untuk pemulihan ekonomi kami karena belum ada hasilnya.Pakan yang diberi juga kurang kualitasnya,dilihat dari bentuknya jagung dan tungkulnya sekalian digiling semuanya kan seharusnya biji jagungnya saja


(65)

yang diberi,bukan ikut tungkul jagungnya digiling.Dari Desa Suka Meriah sendiri,pada tahap kedua ini lumayan la ada 300 ayam yang bertahan tapi belum bisa dijual karena beratnya belum cukup.Kalo saya rasa dari pertanian dan pertenakan ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan kami,kami rasa kami butuh pemberdayaan untuk menjadi pengrajin,agar ada yang bisa kami buat dan jual untuk menambahi pendapatan kami di atas ini.Kami sama sekali tidak mempunyai idea apa yang bisa kami olah untuk kerajinan tangan di Siosar ini.Dari masyarakat yang lain juga pemikirannya sama seperti saya,mau sekali untuk menjadi pengrajin dikarenakan melihat hasil pertanian dan peternakan yang gagal”

Pak Sitepu dari Desa Simacem kembali memberi pendapat :

“Sekarang ini nak,kami perlu orang-orang yang bisa mengajarkan kami bagaimana cara membuat kerajinan yang bisa menghasilkan bagi kami.Kalau tani dan ternak ini belum bisa diharapkan dalam waktu sekarang ini.Kami di sini sangat mengharapkan sekali ada orang yang dikirimkan BPBD untuk bisa melatih kami.Saat ini kami lagi coba usulkan ke BPBD agar BPBD bisa merencanakan kerajinan apa yang cocok untuk kami dan mau menyediakan pelatihan buat kami.”


(66)

BAB V ANALISIS DATA

Setelah peneliti mengumpulkan data sekunder dan data primer, maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data untuk dapat menjawab rumusan masalah dari penelitian ini yang berhubungan tentang efektivitas kinerja pemerintah daerah dalam pemulihan kondisi masyarakat pasca erupsi Gunung Sinabung pada Desa Bekerah,Simacem dan Suka Meriah.

Data yang dianalisis adalah hasil wawancara yang dilakukan terhadap Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dalam hal ini peneliti akan menjawab rumusan masalah melalui pendekatan efektiviitas yang telah ditetapkan.

1.Pendekatan Proses (Process Approach) 1.1. Internal

Pada pendekatan proses internal dapat dilihat efektivitas kinerja nya melalui pencapaian tujuan yang efektif.Dari hasil wawancara penulis dengan beberapa pegawai BPBD,unsur-unsur pencapaian tujuan efektif sudah dipenuhi oleh BPBD yaitu :

a.BPBD telah mempunyai tujuan yang jelas untuk dicapai dalam menjalankan tugasnya khususnya dalam pemulihan terdiri dari rehabilitasi dan rekonstruksi.Tujuan yang ditetapkan terdapat dalam Peraturam Kepala BNPB Nomor 17 tahun 2010 yaitu terwujudnya penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi yang merupakan satu kesatuan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dan terintegrasi dalam perencanaan pembangunan nasional,terwujudnya penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi yang


(67)

dilakukan dengan tata kelola penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang baik dan benar,terwujudnya penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi yang memberikan peluang atau kesempatan untuk peran serta masyarakat termasuk lembaga internasional.

b. Strategi yang dibentuk oleh BPBD berkoordinasi dengan BNPB dengan melihat situasi lapangan yang akan dipulihkan.Dalam strategi yang dibuat BPBD dengan BNPB dinamakan renaksi (rencana aksi),dalam renaksi ini sendiri terdapat pengkajian apa-apa saja yang masih bisa diperbaiki dan apa saja yang akan dibangun kembali untuk kepenttingan masyarakat.Sehingga dengan turun langsung ke lapangan BPBD dan BNPB dapat melihat langsung keadaan yang sebenarnya.Dalam strategi ini juga ditentukannya wilayah mana yang terkena zona merah dan sama sekali yang tidak bisa ditempati lagi.Salah satu contoh renaksi yang dibentuk yaitu percepatan relokasi ke Siosar,mengingat kelayakan yang belum terpenuhi selama di Posko.Jadi strategi yang dibentuk BPBD tidak hanya dengan pendapatnya sendiri tetapi melihat keadaan yang sedang terjadi pada daerah yang terkena bencana tersbut.

Strategi yang dibentuk BPBD bersifat menguntungkan masyarakat dan memenuhi apa yang menjadi keperluan mendasar untuk masyarakat pada saat di

c,BPBD juga sudah mempunyai kebijakan yang terdapat dalam Undang-Undang Perka nomor 17 tahun 2010 yaitu :


(68)

d.Dari hasil wawancara di atas,perencanaan yang matang sudah dilakukan dari hasil turun lapangan BNPB dan BPBD jadi sudah direncanakan sarana dan prasarana apa yang dibutuhkan masyarakat.Dan juga perencanaan yang matang tersebut dibuat agar menjadi patokan pembangunan kembali sarana dan prasarana di Siosar.Perencanaan sendiri juga mengikuti budaya masyarakat yang dulunya tinggal di Desa,seperti contoh pada saat di Desa mereka dulu,ada bangunan jambur di masing-masing Desa.Jadi BPBD membuat kembali seperti itu di Siosar agar masyarakat tetap berpegang pada budayanya.Perencanaan yang matang juga dirampungkan untuk pembangunan jalan ke Siosar,agar memudahkan masyarakat jika ingin berpergian ke Kota Kabanjahe.Pembagian rumah dan lahan juga dibuat dalam perencanaan yang matang,berapa luas dan jumlahnya.

e.Program yang dilakukan BPBD dalam pemulihan ekonomi masyarakat : 1.Pembagian lahan dengan luas 500 m2/KK.

Lahan ini dibagikan untuk masyarakat yang dulunya di Desa nya mempunyai lahan sendiri dalam arti lahan tersebut berstatus kepemilikan atas nama masyarakat itu sendiri.Lahan yang dibagikan ini,bersifat pinjam pakai selama 20 tahun,jadi lahan yang diberi BPBD belum berstatus kepemilikan masyarakat itu sendiri.Jika 20 tahun sudah berlangsung,tetapi Gunung Sinabung tetap mengeluarkan abu vulkanik,maka lahan yang diberi BPBD bertambah lagi masa pinjam pakainya 20 tahun lagi.Letak lahannya ditentukan dengan cara pengundian,jadi masing-masing kepala keluarga datang ke jambur untuk mengambil nomor dan diundi,jadi tidak ada kesalahpahaman dalam penentuan letak lahan.BPBD juga member lahan secara adil walaupun


(69)

dulunya masyarakat tersebut mempunyai lahan luas nya lebih dari 500m2,mereka tetap hanya mendapatkan 500 m2 setelah di kawasan relokasi Siosar

2.Dana Swakelola

Dana swakelola ini diberikan Rp 18.000.000/KK untuk membersihkan lahan mereka dari tungkul-tungkul kayu.Dana swakelola ini diberikan melalui rekening BRI (Bank Rakyat Indonesia).Dana ini diberikan hanya untuk 3 bulan pertama secara bertahap,jadi bukan sebulan sekali tetapi selama 3 bulan total dana yang diberikan untuk swakelola sebesar Rp 18.000.000,-/KK. 3.Pertanian

Masyarakat diberi bibit kentang 350 kg/KK untuk menjadi modal awal masyarakat dalam bertanam.Bibit kentang ini dibagikan secara merata,cara pembagiannya perwakilan dari keluarga datang ke jambur dan mengambil bibit kentang untuk keluarganya.Untuk penanaman bibit kentang tersebut,diberikan pupuk dengan 8 macam dan pestisida dan dengan 13 jenis untuk mendukung penanaman kentang tersebut.Sebelum bibit kentang ini dibagikan,ada tanaman hydroponik yang dibagikan untuk masyarakat,per kepala keluarga dibagikan satu alat,cara menggunakannya sudah di jelaskan oleh BNPB kepada masyarakat.

4.Peternakan

Pada bidang peternakan,masyarakat juga diberi ternak ayam,tapi diberikan bukan per rumah tangga tetapi per desa.Pada tahap pertama di beri 12.000 bibit ayam dan tahap kedua diberi 6.000 bibit ayam.Dalam mengurus ayam tersebut,dibentuklah kelompok-kelompok dalam masyarakat.Dalam kelompok


(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI……….. iii

DAFTAR TABEL……….. iv

DAFTAR GAMBAR……….., v

BAB I PENDAHULUAN………..……….. 1

1.1.Latar Belakang………. ….. 1

1.2.Rumusan Masalah……….. 7

1.3.Tujuan Penelitian……… 7

1.4.Manfaat Penelitian………. 7

1.5.Kerangka teori……… 9

1.5.1. Efektivitas……… 9

1.5.1.1.Pengertian Efektivitas……… 9

1.5.1.2.Pendekatan terhadap Efektivitas………. 11

1.5.1.3.Kriteria Pengukuran Efektivitas……….. 12

1.5.2. Kinerja……….. 15

1.5.2.1.Pengertian Kinerja………. 15

1.5.2.2.Indikator Kinerja……… 16

1.5.2.3.Unsur-unsur Kinerja……… 16

1.5.2.4.Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja……… 17

1.5.3. Bencana ……… 19


(2)

1.5.5. Prinsip-prinsip Manajemen Bencana……… 24

1.5.6. Manajemen Pemulihan……….. 25

1.5.7. Upaya pemulihan pasca bencana……….. 26

1.5.7.1.Komponen Pemulihan……… 32

1.5.8. Peran Pemerintah Saat Pemulihan………... 35

1.5.9. Pelayanan Publik……… 35

1.5.9.1.Pengertian Pelayanan Publik……… 35

1.5.9.2.Ruang Lingkup Pelayanan Publik……… 37

1.5.9.3.Faktor Pendukung Pelayanan Publik……… 38

1.6.Definisi Konsep……… 41

1.7.Sistematika Penulisan……….. ……. 42

BAB II METODE PENELITIAN………..……….. 44

II.1. Bentuk Penelitian……… 45

II.2. Lokasi Penelitian………. 45

II.3. Informan Penelitian………. 45

II.4 Teknik Pengumpulan Data……… 46

II.5 Teknis Analisis Data……… 48

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN……….... 50

III.1. Gambaran umum wilayah Kabupaten Karo……… 50

III.2. Gambaran umum kawasan relokasi Siosar……….. 50

III.3. Gambaran umum BPBD Kabupaten Karo……….. 52

III.3.1 Sejarah terbentuknya BPBD Kabupaten Karo……… 52


(3)

III.3.2 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Karo………. 53

III.3.3 Struktur dan susunan BPBD……….. 55

III.3.4 Tugas pokok dan fungsi BPBD……….. 57

III.4 Kepegawaian……….. 83

BAB IV PENGKAJIAN DATA PENELITIAN………. 86

IV.1 Karakteristik Informan Penelitian……….. 86

IV.2 Wawancara dengan Pengurus BPBD dan masyarakat Desa Simacem,Bekerah,Suka Meriah……….. 88

BAB V ANALISIS DATA………... 109

BAB VI PENUTUP……… 121

VI.1 Kesimpulan………... 121

VI.2 Saran……….. 122

DAFTAR PUSTAKA………. 123


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data pos penampungan pengungsi……… 4

Tabel III.1 Karakteristik pegawai berdasarkan jenis kelamin……… 83

Tabel III.2 Karakteristik pegawai berdasarkan pangkat……… 84

Tabel III.3 Karakteristik pegawai berdasarkan pendidikan……….. 85

Tabel IV.1 Data informan pengurus BPBD……… 87

Tabel IV.2 Data informan masyarakat yang di relokasi………. 88

Tabel V.1 Jumlah KK yang menerima lahan,bibit,dana swakelola……... 116

Tabel V.2l Peneerima bibit ayam………... 118


(5)

DAFTAR GAMBAR


(6)

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh:

Nama : Gita Engeline Tarigan NIM : 130903157

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,dan Suka Meriah)

Medan,31 Januari 2017

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs.Robinson Sembiring,M.SiDrs.Rasudyn Ginting,M.Si

NIP. 196004420 198803 1002 NIP. 19590814 198601 1002

Wakil Dekan I

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Husni Thamrin,S.Sos,MSP NIP. 197203082 00501 1001


Dokumen yang terkait

Perkembangan Psikososial Remaja Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

4 89 89

Karakterisasi Debu Vulkanik Erupsi Gunung Sinabung Dari Desa Simacem Kabupaten Karo Dengan Metode Xrd Dan Sem-Edx

11 115 67

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

17 231 126

Keanekaragaman Tumbuhan Obat Di Kawasan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara

6 97 49

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

1 1 11

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 1

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 41

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 6

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 3

Efektivitas Kinerja Pemerintah Daerah Dalam Pemulihan Kondisi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo (Studi pada Desa Bekerah,Simacem,Suka Meriah)

0 0 5