Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Kategori Industri Media Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jabatan Saran Teoritis

34 Tabel 7 menggambarkan bahwa jumlah jurnalis yang paling mendominasi menjadi subjek penelitian berdasarkan masa kerja adalah jurnalis dengan masa kerja satu sampai dengan sepuluh tahun, yakni sebanyak 88 orang 83,8 dan masa kerja 11-20 orang sebanyak 17 orang 16,2 .

4. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Kategori Industri Media

Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Kategori Industri Media Kategori Media Jumlah N Persentase Cetak 89 84,76 Televisi 11 10,47 Radio 2 1,9 Online 3 2,8 Total 105 100 Tabel 8 menunjukkan jurnalis yang berasal dari media cetak mendominasi sebanyak 89 orang 84,76, dari media pertelevisian sebanyak 11 orang 10,47, jurnalis media radio sebanyak 2 orang 1,9, dan jurnalis media online sebanyak 3 orang 2,8.

5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jabatan

Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jabatan Jabatan Jumlah N Persentase Reporter 71 68 Redaksional Editor, Koordinator Liputan, Redaktur Pelaksana 32 31 Pemimpin Redaksi 2 1 Total 105 100 Tabel 9 menunjukkan jurnalis yang menempati posisi reporter berjumlah 71 orang 68, jabatan redaksional sebanyak 32 orang 31, dan jabatan pemimpin redaksi sebanyak 2 orang 1. Universitas Sumatera Utara 35

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Utama

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran bagaimana persepsijurnalis terhadap pengembangan karirnya. Pembahasan diawali dengan gambaran umum responden penelitian, yang akan dilanjutkan dengan analisis dan pembahasan hasil penelitian. Sebelum melakukan kategorisasi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Data diuji dengan menggunakan One Sample Kolmogorov- Smirnov untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi secara normal, dengan taraf kepercayaan α 0,05. Menurut Hadi 2000, apabila nilai signifikansi α maka data penelitian telah terdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi α maka data penelitian tidak terdistribusi normal. Hasil uji normalitas data penelitian ini dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Data Penelitian dari Skala Persepsi Persepsi Kolmogorov-Smirnov Z 0,814 Asymp. Sig. 2-tailed 0,522 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Z sebesar 0,814 dan nilai signifikansi p sebesar 0,522. Karena nilai p 0,05, data dalam penelitian ini terdistribusisecara normal. Dengan demikian, subjek penelitian dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori berdasarkan model distribusi normal, yaitu persepsipositif, persepsi sedang, dan persepsinegatif. Universitas Sumatera Utara 36

a. Gambaran Umum Persepsi Pengembangan Karir Jurnalis di Kota

Medan Penelitian ini menggunakan 32 aitem untuk mengukur tingkat persepsi pengembangan karir jurnalis di kota Medan. Hasil perhitungan mean empirik rata-rata skor dari subjek penelitian dan mean hipotetik rata-rata skor dari skala penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 11. Mean Empirik dan Mean Hipotetik Persepsi Pengembangan Karir Jurnalis di Kota Medan Variabel Empirik Hipotetik Persepsi Pengembangan Karir Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD 47 160 115,13 23,02 32 160 96 21,3 Skor mean empirik sebesar 115,13 dengan standar deviasi empirik sebesar 23,02. Sedangkan mean hipotetik sebesar 96 dengan standar deviasi hipotetik sebesar 21,3. Hasil ini menunjukkan mean empirik lebih tinggi dibanding mean hipotetik, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi pengembangan karir dari jurnalis di kota Medan yang menjadi subjek penelitian cenderung lebih positif dari rata-rata persepsi pengembangan karir populasi pada umumnya. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh dalam penelitian ini, persepsi pengembangan karir jurnalis kota Medan dikelompokkan ke dalam tiga kategori berdasarkan model distribusi normal yaitu persepsi negatif, sedang, dan positif terhadap pengembangan karir jurnalis di kota Medan. Pengkategorian persepsi menggunakan rumus sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 37 Tabel 12. Rumus Kategorisasi Variabel Rumus Kategori X µ - 1,0 σ Negatif µ - 1,0 σ ≤ X µ + 1,0 σ Sedang X ≥ µ + 1,0 σ Positif Keterangan tabel 12: X : Skor yang didapatkan oleh subjek µ : Mean hipotetik skala persepsi σ : Standar deviasi Berdasarkan penghitungan dengan rumus tersebut, maka diperoleh pengkategorisasian persepsi pengembangan karir jurnalisdi Kota Medan sebagai berikut : Tabel 13. Penggolongan Persepsi Jurnalis terhadap Pengembangan KarirnyaBerdasarkan Skor Skala Persepsi Pengembangan Karir Variabel Rentang Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase Persepsi X 75 Negatif 4 3,8 77 ≤ X 117 Sedang 45 42,9 X ≥ 115 Positif 56 53,3 Jumlah 105 100 Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa mayoritas jurnalis di Kota Medan memiliki persepsi yang tergolong positif yaitu sebanyak 56 orang 53,3 sedangkan persepsi yang tergolong negatif sebanyak 4 orang 3,8 dan sebanyak 45 orang 42,9 tergolong memiliki persepsi sedang.

b. Kategorisasi Persepsi terhadap Perlakuan yang Adil dalam Berkarir

Skala perlakuan yang adil dalam berkarir terdiri dari tujuh aitem yang memuaskan dengan lima buah pilihan jawaban yang nilainya bergerak dari 1 sampai dengan 5. Mean hipotetik pada skala perlakuan yang adil dalam berkarir Universitas Sumatera Utara 38 adalah 21 dengan standar deviasi 4,6; sedangkan mean empirik adalah 26,35dengan standar deviasi 5,79. Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 14. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Aspek Persepsi terhadap Perlakuan yang adil dalam Berkarir Tabel 14 menunjukkan bahwa mean hipotetik lebih kecil dibandingkan dengan mean empirik, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap perlakuan yang adil dalam berkarir pada responden penelitian lebih positif dibandingkan dengan populasi pada umumnya. Dengan menggunakan rumus kategorisasi, maka perlakuan yang adil dalam berkarir dapat dikategorisasikan sebagai berikut: Tabel 15. Kategorisasi Skor Aspek Perlakuan yang Adil dalam Berkarier Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi Persentase X 16 Negatif 5 4,8 16 ≤ X 26 Sedang 27 25,7 X ≥ 26 Positif 73 69,5 Jumlah 105 100 Berdasarkan pada tabel 15 dapat dilihat bahwapersepsi pengembangan karir pada jurnalis di kota Medan, yaitu pada aspek perlakuan yang adil dalam berkarir,jurnalis yang memiliki persepsi pada kategori negatif adalah sebanyak 5orang 4,8, kategori sedang sebanyak 27 orang 25,7 , dan kategori positifsebanyak 73 orang 69,5. Min Max Mean SD Hipotetik 7 35 21 4,6 Empirik 8 35 26,35 5,79 Universitas Sumatera Utara 39

c. Kategorisasi Persepsi terhadap Kepedulian Atasan Langsung

Skala aspek kepedulian atasan langsung terdiri dari tujuh aitem yang memuaskan dengan lima buah pilihan jawaban yang nilainya bergerak dari 1 sampai dengan 5. Mean hipotetik pada skala kepedulian atasan langsung adalah 21 dengan standar deviasi 4,6; sedangkan mean empirik adalah 25,37 dengan standar deviasi 5,85. Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 16. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Aspek Persepsi terhadap Kepedulian Atasan Langsung Tabel 16 menunjukkan bahwa mean hipotetik lebih kecil dibandingkan dengan mean empirik, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi kepedulian atasan langsung pada responden penelitian, lebih positif dibandingkan dengan populasi pada umumnya. Dengan menggunakan rumus kategorisasi, maka perlakuan yang adil dalam berkarir dapat dikategorisasikan sebagai berikut: Tabel 17. Kategorisasi Skor Aspek Kepedulian Atasan Langsung Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi Persentase X 16 Negatif 7 6,7 16 ≤ X 26 Sedang 38 36,2 X ≥ 26 Positif 60 57,1 Jumlah 105 100 Berdasarkan pada tabel 17, terlihat bahwa pada aspek kepedulian atasan langsung, jurnalis yang memiliki persepsi pada kategori negatif sebanyak 7 orang Min Max Mean SD Hipotetik 7 35 21 4,6 Empirik 7 35 25,37 5,85 Universitas Sumatera Utara 40 6,7, kategori sedang sebanyak 38 orang 36,2 , dan kategori positif sebanyak 60 orang 57,1.

d. Kategorisasi Persepsi terhadap Informasi tentang Berbagai Peluang

Promosi Skala aspek informasi tentang berbagai peluang promosi terdiri dari tujuh aitem yang memuaskan. Mean hipotetik pada skala persepsi terhadap informasi tentang berbagai peluang promosi adalah 21 dengan standar deviasi 4,6; sedangkan mean empirik adalah 24,58 dengan standar deviasi 5,82. Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 18. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Aspek Persepsi terhadap Informasi tentang Berbagai Peluang Promosi Tabel 18 menunjukkan bahwa mean hipotetik lebih kecil dibandingkan dengan mean empirik, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap informasi tentang berbagai peluang promosi pada responden penelitian lebih negatif dibandingkan dengan populasi pada umumnya. Dengan menggunakan rumus kategorisasi, maka persepsi informasi tentang berbagai peluang promosi dapat dikategorisasikan sebagai berikut: Tabel 19. Kategorisasi Skor Aspek Informasi tentang Berbagai Peluang Promosi Min Max Mean SD Hipotetik 7 35 21 4,6 Empirik 7 35 24,58 5,82 Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi Persentase X 16 Negatif 9 8,6 16 ≤ X 26 Sedang 42 40 X ≥ 26 Positif 54 51,4 Jumlah 105 100 Universitas Sumatera Utara 41 Berdasarkan pada tabel 19, terlihat bahwa pada aspek informasi tentang berbagai peluang promosi, jurnalis yang memiliki persepsi pada kategori negatif adalah sebanyak 9 orang 8,6, kategori sedang sebanyak 42 orang 40, dan kategori positifsebanyak 54 orang 51,4.

e. Kategorisasi Persepsi terhadap Minat untuk Dipromosikan

Skala aspek minat untuk dipromosikan terdiri dari empat yang memuaskan. Mean hipotetik pada skala persepsi terhadap informasi tentang berbagai peluang promosi adalah 12 dengan standar deviasi 2,6 ; sedangkan mean empirik adalah 14,2 dengan standar deviasi 3,1. Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 20. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Aspek Persepsi terhadap Minat untuk Dipromosikan Tabel 20 menunjukkan bahwa mean hipotetik lebih kecil dibandingkan dengan mean empirik, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap minat untuk dipromosikan pada responden penelitian, lebih positif dibandingkan dengan populasi pada umumnya. Dengan menggunakan rumus kategorisasi, maka persepsi terhadap minat untuk dipromosikan dapat dikategorisasikan sebagai berikut: Min Max Mean SD Hipotetik 4 20 12 2,6 Empirik 6 20 14,2 3,1 Universitas Sumatera Utara 42 Tabel 21. Kategorisasi Skor Aspek Minat untuk Dipromosikan Berdasarkan pada tabel 21, terlihat bahwa pada aspek minat untuk dipromosikan, jurnalis yang memiliki persepsi pada kategori negatif adalah sebanyak 4 orang 3,8, kategori sedang sebanyak 55 orang 52,4, dan kategori positif sebanyak 46 orang 43,8.

f. Kategorisasi Persepsi terhadap Kepuasan Karir

Skala aspek kepuasan karir terdiri dari tujuh aitem yang memuaskan. Mean hipotetik pada skala persepsi terhadap kepuasan karir adalah 21 dengan standar deviasi 4,6; sedangkan mean empirik adalah 24,5 dengan standar deviasi 5,07. Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 22. Perbandingan Mean Hipotetik dan Empirik Aspek Persepsi terhadap Kepuasan Karir Tabel 22 menunjukkan bahwa mean hipotetik lebih kecil dibandingkan dengan mean empirik, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap kepuasan karir pada responden penelitian lebih positif dibandingkan dengan populasi pada umumnya. Dengan menggunakan rumus kategorisasi, maka persepsi terhadap kepuasan karir dapat dikategorisasikan sebagai berikut: Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi Persentase X 9 Negatif 4 3,8 9 ≤ X 15 Sedang 55 52,4 X ≥ 15 Positif 46 43,8 Jumlah 105 100 Min Max Mean SD Hipotetik 7 35 21 4,6 Empirik 9 35 24,5 5,07 Universitas Sumatera Utara 43 Tabel 23. Kategorisasi Skor Aspek Kepuasan Karier Berdasarkan pada tabel 23, terlihat bahwa pada aspek kepuasan karir, jurnalis yang memiliki persepsi pada kategori negatif adalah sebanyak 5 orang 4,8 , kategori sedang sebanyak 57 orang 54,2, dan kategori positif sebanyak 43 orang 41.

2. Hasil Tambahan

Penelitian ini juga memperoleh beberapa hasil tambahan yang dapat memperkaya hasil penelitian, yaitu gambaran persepsijurnalis di Kota Medan berdasarkan jenis kelamin, usia, masa kerja, kategori industri media, dan.Jabatan.

a. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan

Karirnya Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, gambaranpersepsi terhadap pengembangan karir oleh jurnalis di Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 24. Gambaran PersepsiJurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin N Kategori Persepsi Negatif Sedang Positif N N N Laki - laki 82 3 3,7 33 40,2 46 56,1 Perempuan 23 1 4,4 12 52,2 10 43,4 Jumlah 105 4 3,8 45 42,85 56 53,3 Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas subjek laki-laki memiliki persepi pengembangan karir yang positif, sedangkan perempuan memilikipersepsi Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi Persentase X 16 Negatif 5 4,8 16 ≤ X 26 Sedang 57 54,2 X ≥ 26 Positif 43 41 Jumlah 105 100 Universitas Sumatera Utara 44 pengembangan karir yang berada pada kategori sedang.Data diatas dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut : Grafik 1. Persepsi Pengembangan Karir Jurnalis Berdasarkan Jenis Kelamin

b. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan

Karirnya Berdasarkan Usia Berikut adalah gambaran persepsi pengembangan karir pada jurnalis di kota Medan yang berdasarkan usia yang dibagi ke dalam tiga golongan, yakni 15-24 tahun tahap eksplorasi, 25-44 tahun tahap pemantapan, dan 45 - 64 tahun tahap pemeliharaan: Tabel 25. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya berdasarkan Usia Rentang Usia tahun N Kategori Persepsi Negatif Sedang Positif N N N 15-24 12 - - 8 65,6 4 34,4 25-44 88 2 2,3 35 39,8 51 57,9 45-64 5 2 40 1 20 2 40 Jumlah 105 4 3,8 44 42 57 54,2 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Laki - laki Perempuan Negatif Sedang Positif Universitas Sumatera Utara 45 Berdasarkan usia, mayoritas subjek yang berada di rentang usia 15 – 24 tahun tahap eksplorasi memiliki persepsi di kategori sedang cenderung ke arah positif. Sedangkan subjek yang berada di rentang usia25-64 tahun tahap pemantapan memiliki persepsi positif, dan subjek yang berada di rentang usia 45- 64 tahun tahap pemeliharaan cenderung memiliki persepsi negatif terhadap pengembangan karirnya. Data diatas dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut : Grafik 2. Persepsi Pengembangan Karir Jurnalis Berdasarkan Usia

c. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan

Karirnya Berdasarkan Masa Kerja Berdasarkan lama masa kerja, gambaran persepsi terhadap pengembangan karir oleh jurnalis di Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 26. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja N Kategori Persepsi Negatif Sedang Positif N N N 1-10 tahun 89 4 4,5 36 41 48 54,5 11-20 tahun 16 - - 9 56,2 8 43,8 Jumlah 105 4 3,8 45 42,8 56 53,4 10 20 30 40 50 60 15-24 tahun 25-44 tahun 45-64 tahun Negatif Sedang Positif Universitas Sumatera Utara 46 Berdasarkan masa kerja, mayoritas subjek yang berada di masa kerja 1-10 tahun memiliki persepsi positif terhadap pengembangan karirnya, sedangkan pada rentang masa kerja 11-20 tahun, subjek penelitian kebanyakan memiliki persepsi di kategori sedang namun cenderung positif. Data diatas dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut : Grafik 3. Persepsi Pengembangan Karir Jurnalis Berdasarkan Masa Kerja

d. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan

Karirnya Berdasarkan Kategori Industri Media Tabel 27. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya Berdasarkan Kategori Industri Media Kategori Media N Kategori Persepsi Negatif Sedang Positif N N N Cetak 89 3 4 36 40 50 56 Televisi 11 1 9 8 73 2 18 Radio 2 2 100 - - - - Online 3 - - 2 66,7 1 33,3 Total 105 6 5,7 46 43,8 53 50,5 Berdasarkan kategori media, jurnalis media cetak yang memiliki persepsi negatif sebanyak 3 orang 4, persepsi sedang sebanyak 36 orang 40, dan 10 20 30 40 50 60 1-10 tahun 11-20 tahun Series 1 Series 2 Series 3 Universitas Sumatera Utara 47 persepsi positif sebanyak 50 orang 56. Untuk jurnalis media pertelevisian, 1 orang 9 mempersepsikan negatif terhadap pengembangan karirnya, 8 orang 73 mempersepsikan sedang, dan sebanyak 2 orang 18 mempersepsikan positif. Untuk jurnalis radio, seluruhnya, yakni 2 orang jurnalis sebagai subjek penelitianmempersepsikan negatif. Sedangkan jurnalis dari media online, terdapat 2 orang 66,7 yang persepsinya berada pada kategori sedang dan 1 orang 33,3 mempersepsikan positif. Data diatas dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut : Grafik 4. Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya Berdasarkan Kategori Industri Media

e. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan

Karirnya Berdasarkan Jabatan Tabel 28. Gambaran Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya Berdasarkan Jabatan Jabatan N Kategori Persepsi Negatif Sedang Positif N N N Reporter 71 3 4 36 51 32 45 Redaksional 32 2 6 8 25 22 69 Pemimpin Redaksi 2 - - - - 2 100 Total 105 5 5 44 42 56 53 10 20 30 40 50 60 Cetak Televisi Radio Online Negatif Sedang Positif Universitas Sumatera Utara 48 Berdasarkan tabel 4, terlihat bahwa jurnalis pada posisi reporter yang memiliki persepsi negatif sebanyak 3 orang 4, yang memiliki persepsi pada kategori sedang sebanyak 36 orang 51, dan yang memiliki persepsi positif sebanyak 32 orang 45. Untuk jurnalis dengan posisi redaktur, terdapat sebanyak 2 orang 6 yang memiliki persepsi negatif terhadap pengembangan karirnya, 8 orang 25 yang memiliki persepsi pada kategori sedang, dan 22 orang 69 memiliki persepsi positif. Sedangkan 2 orang 100 yang menduduki posisi pemimpin redaksi, memiliki persepsi positif. Data diatas dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut : Grafik 5. Persepsi Jurnalis Kota Medan terhadap Pengembangan Karirnya Berdasarkan Jabatan

C. Pembahasan

Hasil penelitian pada 105 sampel jurnalis di Kota Medan sebagai perwakilan menunjukkan bahwa jurnalis memiliki tingkat persepsi yang positif terhadap pengembangan karir, yaitu sekitar 56 orang 53,3 dari seluruh jumlah sampel penelitian, sedangkan jumlah subjek pada kategori persepsi sedang 5 10 15 20 25 30 35 40 Reporter Redaksional Pemimpin Redaksi Negatif Sedang Positif Universitas Sumatera Utara 49 sebanyak 45 orang 42,9 dan jumlah subjek pada kategori persepsi negatifyaitu 4 orang 3,8. Analisis kuantitatif dari skala persepsi menunjukkan bahwa skor persepsi pengembangan karir pada jurnalis di Kota Medan menunjuk pada kategori positif. Berdasarkan defenisi pengembangan karir yang disampaikan Davis Werther 1996, yaitu peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang dalam mencapai rencana karir pribadi, maka persepsi positif bermakna bahwa jurnalis yang berada di kota Medan memandang pribadi mereka mampu mengalami peningkatan dalam rencana karir yang mereka miliki di ranah profesi yang mereka geluti. Penelitian ini melihat persepsi berdasarkan kelima aspek diatas yaitu perlakuan yang adil dalam berkarir, kepedulian atasan langsung, informasi tentang berbagai peluang promosi, minat untuk dipromosikan,dankepuasan karir. Pembahasan ini akan dilanjutkan dengan melihat gambaran persepsi pengembangan karir pada setiap aspek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi jurnalis terhadap aspek perlakuan yang adil dalam berkarir, berada pada kategori positif.Hal ini berarti beberapa jurnalis di Kota Medan mendapati bahwa kriteria promosi jabatan benar adanya didasarkan pada pertimbangan – pertimbangan yang objektif dan rasional, serta diketahui langsung oleh mereka. Hasil berikutnya menunjukkan bahwa persepsi jurnalis terhadap aspek kepedulian atasan langsung, berada pada kategori positif. Hal ini bermakna bahwa jurnalis mempersepsikan atasan sudah menjalankan peran pentingnya dalam membantu jurnalis terkait perjalanan pengembangan karirnya. Sejalan dengan Universitas Sumatera Utara 50 yang disampaikan Noe 2002, yakni bahwa manajer memainkan peran penting dalam proses manajemen karir. Dalam banyak kasus, karyawan biasanya mencari manajer mereka untuk meminta saran karir. Menurut Noe juga, untuk membantu karyawan mengatasi isu-isu karir, manajer harus bertindak secara efektif dalam empat peran : pelatih coach, penilaiappraiser, penasehat advisor, dan agen perujuk referral. Dalam melakukan coaching, manajer bertugas untuk merumuskan, mendalami dan memperjelasmasalah-masalah yang dimiliki karyawan sehubungan dengan karirnya dalamperusahaan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa persepsi jurnalis terhadap aspek informasi tentang berbagai peluang promosicenderung positif.Hal ini berarti informasi terkait peluang promosi, baik dari segi akses maupun konten, dirasakan merata. Berikutnya, pada aspek minat untuk dipromosikan, skor menunjukkan bahwa persepsi jurnalis berada pada kategori sedang, bermakna bahwa di satu sisi jurnalis memiliki minat untuk mendapat fasilitas yang lebih baik dan posisi yang meningkat. Namun, di sisi lain merasa enggan. Berdasarkan hasil wawancara pada preliminary research, peneliti mendapati bahwa jurnalis yang enggan mendapatkan pengembangan karir adalah mereka yang merasa passion mereka bekerja adalah dengan ’terjun’ meliput berita di lapangan outdoor, bukan bekerja redaksional dengan menetap di balik meja, karena menurut mereka hal tersebut membosankan dan membatasi akses mereka dalam merasakan sendiri pemerolehan informasi secara faktual dari lapangan. Sedangkan untuk mereka yang memiliki minat tinggi terhadap promosi, hal ini bisa terjadi karena didukung Universitas Sumatera Utara 51 oleh faktor – faktor seperti usia, jenis kelamin, sifat dan jenis pekerjaan, pendidikan, dan pelatihan yang pernah ditempuh. Terkait promosi, Nicholas 2002 menyatakan promosi kerja membantu organisasi mencapai tujuan.Keberhasilan organisasi mengembangkan sumber daya manusianya ditentukan oleh sejauh mana penerapan promosi kerja bagikaryawan.Hal ini menjadikan promosi mempunyai kaitan terhadap suatupencapaian tujuan organisasi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa persepsi jurnalis terhadap aspek kepuasan karir berada pada kategori sedang namun lebih mengarah pada positif. Hal ini menandakan bahwa jurnalis memandang positif pada apa yang mereka peroleh dalam berkarir, namun tetap merasa perlu ada perbaikan disana – sini. Hal ini dikarenakan ukuran tingkat kepuasan itu sendiri berbeda – beda. Kepuasan karir dalam profesi jurnalis dapat terwujud dalam bentuk promosi. Berdasarkan analisis korelasi masing – masing aspek pengembangan karir, dapat dilihat bahwaaspek perlakuan yang adil dalam berkarir memiliki hubungan yang paling kuat dalam pembentukan persepsi 0,939. Artinya persepsi jurnalis lebih ditentukan oleh sejauh mana mereka menilai apa yang seharusnya dan apa yang telah mereka peroleh dalam kehidupan karir mereka sebagai jurnalis. Pembahasan selanjutnya menyajikan temuan berupagambaran persepsi pengembangan karir oleh jurnalis di kota Medan berdasarkan karakteristik demografis jenis kelamin dan usia, masa kerja, kategori industri media, dan jabatan. Hal ini dikarenakan faktor, seperti usia dan jenis kelamin, dijadikan Universitas Sumatera Utara 52 perhitungan karyawan dalam membentuk persepsi pengembangan karir menurut Davis Werther 1996 Berdasarkan jenis kelamin, persepsi pengembangan karir jurnalis di Kota Medan lebih positif dipandang oleh subjek laki – laki, yakni sebanyak 46 orang 56 , sedangkan pada subjek perempuan, persepsi pengembangan karir paling banyak berada pada kategori sedang, yakni sebanyak 12 orang 52,2. Skor persepsi pada subjek perempuan bisa lebih rendah dimungkinkan karena faktor keadilan dalam berkarir yang mereka terima.Menurut riset Aliansi Jurnalis Independen AJI 2012, dari segi jumlah, jurnalis perempuan masih kalah dibandingkan laki-laki.Data menunjukkan, dari 10 jurnalis, hanya ada 2 sampai 3 jurnalis perempuan.Jumlah yang tertinggal ini berdampak pada kedudukan jurnalis perempuan di ruang redaksi atau newsroom. Data survei AJI menunjukkan, hanya 6 persen jurnalis perempuan yang duduk sebagai petinggi redaksi.Artinya 94 persen atau mayoritas jurnalis perempuan bekerja sebagai reporter atau bukan pengambil keputusan redaksional.Minimnya jumlah jurnalis perempuan dalam redaksi, membuat banyak kebijakan media kurang ramah terhadap kebutuhan perempuan, termasuk dalam tugas peliputan dan masalah pengupahan Luviana, 2012 Kemudian dari segi usia, subjek penelitian dibagi berdasarkan pada tahapan karir menurut Dessler 2000. Pada subjek dalam rentang usia 15-24 tahun, persepsi yang mendominasi berada di kategori sedang, artinya subjek penelitian memandang pribadinya mempunya peluang mampu mencapai rencana karirnya, namun belum sepenuhnya mau terjun mengambil peluang tersebut. Hal Universitas Sumatera Utara 53 ini didukung oleh konsep Dessler 2000 bahwa individu di rentang usia ini masih berada pada tahap eksplorasi, dimana mereka masih mempertimbangkan ketertarikan, nilai, dengan pilihan pekerjaan, serta mencari informasi mengenai pekerjaan, karir dan jabatan dari rekan kerja, teman, dan anggota keluarga mereka. Sebagai tambahan, berdasarkan hasil wawancara dengan pemimpin redaksi salah satu perusahaan surat kabar nasional yang mempunyai jejaring di Medan, Pak “VL”, mengemukakan bahwa diantara beberapa faktor yang melatarbelakangi seseorang mempunyai intensi terlibat sebagai jurnalis, adalah karena mereka kebingungan dalam menemukan pekerjaan yang menjanjikan dan mudah dikerjakan. Apalagi bagi mereka lulusan baru dan belum berpengalaman dari perguruan tinggi yang notabene berada pada rentang usia ini. Pada rentang usia 25-44 tahun, persepsi pengembangan karir subjek penelitian mayoritas berada pada kategori positif, artinya memandang bahwa sudah dapat sepenuhnya menjalani peningkatan pribadi dalam pencapaian rencana karir pribadi mereka. Hal ini bisa disebabkan karena pada saat ini individu berada pada tahap pemeliharaan, dimana menurut Dessler 2000, mereka mulai mengembangkan perasaan mengenai masa depannya dalam perusahaan.Individu dan perusahaan saling mempelajari kemampuan masing-masing. Persepsi pengembangan karir subjek di usia 45-64 tahun mayoritas berada di kategori negatif, artinya mereka memandang pribadi mereka tidak dapat menjalankan rencana karir yang mereka buat saat bekerja di perusahaan tempat mereka bekerja. Menurut Dessler 2000, pada tahap yang dinamakan tahap pemantapan ini, individu dipandang sebagai orang yang memberikan sumbangan Universitas Sumatera Utara 54 yang berarti bagi perusahaan. Karyawan pada tahap ini biasanya memiliki pengalaman kerja dan pengetahuan kerja yang tinggi, serta mengerti tujuan dan harapan perusahaan. Dari sinilah dimungkinkan munculnya persepsi negatif jurnalis pada rentang usia ini terhadap pengembangan karirnya, karena semakin banyak hal yang dimiliki dan dimengertinya, maka individu semakin mempertanyakan apa yang sesuai atau tidak dengan perencanaan karir yang telah ia buat. Selanjutnya adalah gambaran persepsi pengembangan karir jurnalis di Kota Medan berdasarkan masa kerja. Persepsi pengembangan karir pada jurnalis dengan masa kerja 1-10 tahun mayoritas berada pada kategori sedang, sedangkan untuk masa kerja 11-20 tahun, mayoritas persepsi berada kategori positif. Hal ini dimungkinkan karena dalam masa kerja di bawah sebelas tahun adalah masa mengumpulkan informasi dan prestasi kerja serta belum memperoleh perwujudan pengembangan karir selayaknya mereka yang sudah bekerja di masa lebih dari sebelas tahun. Pada kategori industri media cetak, mayoritas jurnalis memiliki persepsi positif. Hal ini didukung dengan besarnya peluang berkarir dalam industri media cetak itu sendiri AJI, 2012 Kemudian pada jurnalis media pertelevisian, mayoritas memiliki persepsi pada kategori sedang. Hal ini disebabkan permasalahan mendasar yang dihadapi oleh media jurnalisme televisi saat ini adalah dalam menempatkan dirinya di tengah ruang publik yang sedang mengalami disorientasi. Untuk itu etika jurnalisme bagi media televisi perlu menjawab apakah hanya menjadi bagian Universitas Sumatera Utara 55 fungsional dari wajah bisnis dengan menjual program siaran dengan mengabaikan disorientasi ini Siregar, 2012 Pada jurnalis media radio, seluruh jurnalis yang menjadi subjek penelitian memiliki persepsi negatif. Hal ini dimungkinkan karena sempitnya subjek penelitian jurnalis radio yang hanya berjumlah dua orang. Lalu pada industri media online, mayoritas jurnalis memiliki persepsi padakategori sedang, melihat peluang bertumbuh pesatnya perkembangan media online saat ini di Medan. Berdasarkan posisi yang diduduki para jurnalis yang menjadi subjek penelitian ini, jurnalis pada posisi reporter mayoritas memiliki persepsi pada kategori sedang, karena masih pada tahap menjajaki awal karir. Reporter bisa dikatakan seorang wartawan yang baru diterima dan berstatus pegawai tetap berpangkat golongan 6. Tugas utamanya membuat laporan atau menulis setengah jadi Wiranto, 2013. Jurnalis yang menduduki posisi redaksional editor, koordinator liputan, redaktur pelaksana mayoritas memiliki persepsi positif terhadap pengembangan karirnya dikarenakan sudah memiliki kewenangan dalam hal manajerial peliputan dan lebih paham mengenai implementasi pengembangan karir di perusahaan. Sedangkan untuk jurnalis yang menduduki posisi pemimpin redaksi, seluruhnya memiliki persepsi positif karena mereka merasa dekat pada pencaaian karir mereka selama menjadi jurnalis. Universitas Sumatera Utara 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian.

a. Kesimpulan

1. Persepsi pengembangan karir oleh jurnalis di Kota Medan mayoritas tergolong positif, yakni sebanyaksebanyak 56 orang 53,3. Hal ini bermakna jurnalis yang berada di kota Medan memandang pribadi mereka mampu mengalami peningkatan dalam rencana karir yang mereka miliki 2. Persepsi pengembangan karir dibentuk dari berbagai aspek, yakni perlakuan yang adil dalam berkarir, kepedulian atasan langsung, informasi tentang berbagai peluang promosi, minat untuk dipromosikan, dan kepuasan karir. Persepsi terhadap aspek perlakuan yang adil dalam berkarir berada pada ketegori positif. Demikian juga dengan persepsi pada kepedulian atasan langsung berada pada kategori positif. Persepsi terhadap informasi tentang berbagai peluang promosi juga bernilai positif, persepsi terhadap minat untuk dipromosikan berada pada kategori sedang, dan persepsi terhadap kepuasan karir juga berada pada kategori sedang. 3. Berdasarkan analisis korelasi masing – masing aspek pengembangan karir, dapat dilihat bahwaaspek perlakuan yang adil dalam berkarir memiliki hubungan yang paling kuat dalam pembentukan persepsi 0,939. Artinya persepsi jurnalis lebih ditentukan oleh sejauh mana mereka menilai apa yang Universitas Sumatera Utara 57 seharusnya dan apa yang telah mereka peroleh dalam kehidupan karir mereka sebagai jurnalis. 4. Berdasarkan kriteria demografi, masa kerja, kategori industri media, dan jabatan, pengkategorian adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas subjek laki-laki memiliki persepi pengembangan karir yang positif, sedangkan perempuan memilikipersepsi pengembangan karir yang berada pada kategori sedang, b. Berdasarkan usia, mayoritas subjek yang berada di rentang usia 15 – 24 tahun tahap eksplorasi memiliki persepsi di kategori sedang cenderung ke arah positif. Sedangkan subjek yang berada di rentang usia 25-64 tahun tahapa pemantapan memiliki persepsi positif, dan subjek yang berada di rentang usia 45-64 tahun tahap pemeliharaan cenderung memiliki persepsi negatif terhadap pengembangan karirnya c. Berdasarkan masa kerja, mayoritas subjek yang berada di masa kerja 1-10 tahun memiliki persepsi positif terhadap pengembangan karirnya, sedangkan pada rentang masa kerja 11-20 tahun, subjek penelitian kebanyakan memiliki persepsi di kategori sedang namun cenderung positif d. Pada kategoriindustri media cetak, mayoritas jurnalis memiliki persepsi positif. Kemudian pada jurnalis media pertelevisian, mayoritas memiliki persepsi padakategori sedang. Pada jurnalis media radio, seluruh jurnalis yan menjadi subjek penelitian memiliki persepsi negatif. Lalu pada industri media online, mayoritas jurnalis memiliki persepsi padakategori sedang Universitas Sumatera Utara 58 e. Berdasarkan posisi yang diduduki para jurnalis yang menjadi subjek penelitian ini, jurnalis pada posisi reporter mayoritas memiliki persepsi pada kategori sedang. Jurnalis yang menduduki posisi redaksional editor, koordinator liputan, redaktur pelaksana mayoritas memiliki persepsi positif , dan jurnalis yang menduduki posisi pemimpin redaksi, seluruhnya memiliki persepsi positif

b. Saran

1. Saran Teoritis

a. Bagi peneliti berikutnya yang tertarik dengan topik persepsi pengembangan karir khususnya pada jurnalis, sebaiknya menambahkan metode wawancara subjek penelitian agar memperoleh hasil yang mendalam yang mungkin belum terungkap dari skala penelitian, seperti: bentuk pencapaian kepuasan karir jurnalis ataupun seberapa besar minat mereka sebagai jurnalis mempengaruhi keputusan mereka untuk bertahan menjadi jurnalis, b. Bagi peneliti berikutnya, sebaiknya memperbanyak jumlah sampel penelitian agar data penelitian dapat lebih digeneralisasi di berbagai lingkup industri media, termasuk radio, pertelevisian, dan online, mengingat subjek penelitian ini mayoritas berasal dari media cetak, c. Bagi pihak berikutnya yang berniat meneliti persepsi pengembangan karir pada jurnalis, disarankan menggunakan alat ukur yang bisa mengungkap persepsi pengembangan kariri jurnalis yang berorientasi pada jenjang karir fungsional, mengingat penelitian inihanya mengungkap persepsi pengembangan karir berorientasikan jenjang karir struktural. Universitas Sumatera Utara 59

2. Saran Praktis