Permasalahan UMKM di Indonesia

commit to user telah disebutkan di atas, industri juga mempunyai keunggulan khusus antara lain : 1 Hubungan yang lebih pribadi dengan langganan, pensuplai dan karyawan 2 Hubungan interpersonal yang lebih erat 3 Lebih efisien dalam berbagai hal 4 Sumber inovasi, termasuk fleksibilitas dalam berbagai tindakan 5 Faktor pengontrol bagi perusahaan besar yang cenderung mengembangkan monopoli 6 Kehidupan bermasyarakat yang lebih luas 7 Produksi atau pengembangan pemimpin

5. Permasalahan UMKM di Indonesia

Dalam proses perkembangannya, UMKM kadang mengalami permasalahan yang bisa menghambat kegiatan usahanya seperti nilai penurunan persentasi atau jumlah dari UMKM yang terus menerus turun drastis dari tahun ke tahun. Sektor UMKM memiliki kelemahan akan faktor-faktor eksternal seperti: iklim ekonomi, politik dan legislatif, tingginya biaya perawatan, praktek diskriminasi yang sering dilakukan terhadap industri. Masalah lain yang dihadapi adalah fungsi internal yang belum memadai seperti,kemampuan manajemen, pendanaanpembiayaan, pemasaran, dan SDM. Masalah UMKM yang sering muncul menurut Nurimansyah Hasibuan 1992 : 2 antara lain: commit to user a. Mutu produk yang rendah dan tidak standar b. Teknologi produksi yang tradisional c. Kekurangan modal usaha d. Pasar yang terbatas e. Motivasi produksi terbatas pada tingkat subsistem f. Keterampilan yang kurang g. Cara kerja yang masih terkena kultur agraris Permasalahan pokok yang sering muncul dan dialami oleh UMKM adalah sebagai berikut : a. Iklim diskriminatif yang bersumber dari sikap dan tindakan pemerintah. Terciptanya iklim diskriminatif ini pada pokoknya disebabkan oleh berbagai praktek dan peraturan yang dilakukan oleh pemerintah, terutama yang langsung menyangkut UMKM. Hal ini yang relatif menonjol adalah upaya mengaitkan nilai insentif fiskal itu dengan investasi, sehingga pada gilirannya membawa akibat bahwa hanyalah usaha – usaha yang berskala besar dari segi investasi saja yang dapat memetik manfaat lebih besar dan juga berbagai alasan berupa kemudahan administrasi, efisiensi dalam pelaksanaan pembeliannya pemerintah itu dilakukan melalui tender yang selektif dan dalam skala yang relatif besar, sehingga UMKM tidak mempunyai cukup peluang untuk turut serta didalamnya. b. Relatif terbatasnya akses untuk memperoleh kredit dari bank komersial. Untuk keterbatasan akses bagi UMKM untuk memperoleh commit to user kredit pada dasarnya dapat diletakkan sebagai iklim diskriminatif yang bersumber pada sektor swasta karena langkanya kredit institusional yang berasal dari lembaga keuangan resmi bagi pengusaha kecil, sehingga mayoritas pengusaha kecil yang bersangkutan cenderung menggantungkan pembiayaan perusahaan pada modal sendiri, ataupun sumber – sumber lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara bahkan rentenir. Padahal pembiayaan yang bersifat noninstitusional biasanya relatif lebih mahal daripada pembiayaan yang bersumber dari kredit institusional. Ada dua alasan kuat yang melatarbelakangi timbulnya keengganan lembaga kepentingan untuk memberikan pinjaman atau kredit kepada pengusaha kecil, yaitu : pertama kurang menguntungkan karena disamping biaya pemberian pinjaman yang relatif tinggi juga dibayangi resiko yang relatif besar, kedua, karena lembaga keuangan sangat sulit memperoleh informasi yang cukup memadai dari industri dan perusahaan kecil sebagai pemohon kredit. c. Berapa premis yang secara asasi merupakan kendala tersendiri bagi perkembangan UMKM. Masalah premis UMKM adalah persoalan permanen yang telah menjadi bagian yang melekat dari eksistensi UMKM itu sendiri. Masalah yang cukup menonjol adalah bahan mentah, kesulitan pemasaran hasil produksi serta masalah lokasi dan fasilitas produksi. Permasalahan yang lebih jauh adalah kesulitan pengembangan usaha, tingkat efisiensi yang relatif rendah dan commit to user semakin menurun serta ketidakmampuan mengakomodasi selera konsumen Irsan Azhary Saleh, 1986 : 5-9. Sedangkan menurut Irsan Azhary Saleh, kelemahan UMKM adalah : a. Kurangnya kemampuan dalam megelola akibat kurangnya latihan pengembangan b. Lemahnya daya finansial c. Posisi bersaing yang kuat d. Kurang koordinasinya produksi dengan penjualan e. Sistem pencatatan kurang sempurna f. Teknik pemasaran yang kurang efektif g. Meningkatkan kompleksitas operasi Irsan Azhary Saleh, 1986 : 13. Secara lebih spesifik dari hasil rangkuman laporan penelitian yang pernah dilakukan oleh Advisory Group In Economics Industry and Trade dalam Mandala Harefa 2008: 4 masalah dasar yang dihadapi UMKM adalah: Pertama, kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar. Kedua , kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan. Ketiga, kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia. Keempat, keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil sistem informasi pemasaran. Kelima , iklim usaha yang kurang kondusif, karena persaingan yang saling mematikan. Keenam, pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap UMKM. commit to user Menurut PERMAC 2002, Secara umum UMKM mempunyai kebutuhan yang hampir sama yaitu: bantuan dan solusi akan masalah internal yang dihadapi, bantuan peningkatan produktifitas dan persaingan usaha, akses yang mudah kepada penggunaan teknologi yang efektif dan efisien, akses yang mudah kepada penggunaan manajemen bisnis yang lebih baik, akses yang mudah kepada pemasaran dan penggunaan teknik pemasaran yang lebih baik, peningkatan mutu SDM peningkatan sumber- sumber daya dan input Kementerian Koperasi dan Industri di dalam mengembangkan UMKM harus berdasarkan kepada sembilan prinsip di bawah ini: 1. Pendekatan joint venture antara skala besar dengan usahan skala kecil 2. Tingkat efisiensi dari usaha skala kecil harus berdasarkan kepada pemenuhan standar sosial dan keuangan 3. Sisi permintaan dan penawaran dari usaha kecil harus dibangun 4. Praktek-prekatek ilegal black economy harus dihapuskan 5. Program pemerintah harus diprioritaskan dan disesuaikan dengan pendanaan masyarakat public funding 6. Program pemerintah harus diprioritaskan dan ditargetkan berdasarkan aplikasi dari dana publik 7. Institusi-institusi yang memberikan dukungan terhadap usaha kecil harus direkstukturisasi untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan, sehingga dapat diimplementasikan commit to user 8. Departemen perindustrian dan perdagangan harus dapat menjadi penghubung dan dasar dari semua strategi nasional 9. Perusahaan swasta, lembaga swadaya masyarakat, asosiasi bisnis, dan bantuandonor luar negeri, memainkan peranan yang sangat penting dalam perkembangan dari aktifitas kehidupan industri secara berkesinambungan. Ahmed 2001 menyimpulkan bahwa tingkat penyerapan tenaga kerja berbeda-beda untuk setiap sektor usaha. Sektor-sektor yang memiliki kemampuan menyerap tenaga kerja yang tinggi, pengembangan kemampuan kewirausahaan, dan memiliki keterkaitan dengan bisnis lainnya harus menjadi “sektor prioritas” dan setiap kebijakan pemerintah yang proaktif harus ditujukan kepada sektor-sektor tersebut. Kebijakan ini sangat penting karena hanya sektor prioritas tersebut terutama dalam jangka pendek mampu berperan dalam mengurangi pengangguran.

6. Pembangunan dan Pengembangan UMKM di Indonesia