Industri Pengolahan Latar Belakang Masalah

commit to user Sektor industri pengolahan memegang peranan penting sebagai penyumbang pendapatan baik pendapatan nasional maupun regional. Peranan sektor industri pengolahan atau kontribusinya terhadap PDB terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dari data pada tahun 2009, kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDB menurut harga konstan meningkat dari 27,60 pada tahun 2001 menjadi 27, 97 pada tahun 2004. Perkembangan Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB propinsi Jawa Tengah menurut lapangan usaha untuk industri pengolahan atas dasar harga berlaku dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 juga mengalami peningkatan. Begitu pula pada Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Boyolali menurut lapangan usaha untuk industri pengolahan atas dasar harga berlaku dan harga konstan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 mengalami peningkatan. Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto Kab. Boyolali Tahun 2005 - 2007 Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Rp.000 LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 Atas Dasar Harga Konstan 1. Pertanian 2. Pertambangan

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas, Air Bersih 5. Bangunan Konstruksi 6. Perdagangan 7. Angkutan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 9. Jasa – jasa 1.270.600.780 25.863..893 563.954.895 33.795.686 84.927.588 897.510.193 91.107.119 222.845.571 265.456.399 1.290.672.178 30.698.735 582.759.034 42.784.225 92.569.242 917.695.400 99.299.886 230.414.003 314.005.265 1.305.830.800 34.309.698 609.253.241 46.644.081 104.995.685 940.415.435 100.819.675 238.020.006 367.484.657 PDRB Penduduk Pertengahan Tahun PDRB PERKAPITA Rupiah 3.456.062.124 940.186 3.675.934,47 3.600.897.968 942.174 3.821.903,35 3.747.773.278 945.553 3.963.578,22 Sumber : Boyolali Dalam Angka Tahun 2007 commit to user Salah satu bentuk UMKM yang potensial di Propinsi Jawa Tengah adalah sentra kerajinan logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. UMKM ini ditetapkan oleh pemerintah propinsi Jawa Tengah sebagai bagian dari daerah wisata dengan dukungan klaster industri di dalamnya. Latar belakang munculnya usaha ini adalah karena Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali sudah berpuluh –puluh tahun dikenal sebagai sentra kerajinan logam. Produknya sudah sejak lama dikenal kalangan konsumen, tidak hanya konsumen domestik tetapi juga konsumen luar negeri. Popularitas sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali di mata kalangan konsumen itu bisa dicapai berkat keuletan, ketelatenan dan kerja keras serta sentuhan seni bernilai tinggi dari para perajin barang logam di daerah tersebut. Dengan banyaknya peminat sentra kerajinan logam di Kecamatan Cepogo merupakan aset tersendiri baik dalam menunjang pembangunan serta pengentasan kemiskinan yang diantaranya pengurangan jumlah pengangguran dan menyerap banyak pekerja terutama pekerja dengan tingkat pendidikan rendah, karena untuk menjadi seorang pengrajin logam yang dibutuhkan adalah skill dalam menempa, mengukir dan merealisasikan design gambar menjadi sebuah karya seni kerajinan logam. Dengan semakin banyaknya tenaga kerja yang diserap maka akan membantu pemerintah dalam mengetaskan dan mengurangi pengangguran terlebih lagi di era globalisasi seperti sekarang kebutuhan akan karya seni dengan nilai artistik yang tinggi justru semakin meningkat sehingga perkembangan industri ini semakin lama commit to user semakin maju sehingga tentunya akan semakin banyak karyawan yang direkrut dan dipekerjakan dalam sentra kerajinan logam ini. Tabel 1.3 Jumlah Sentra Kerajinan Logam Berdasarkan Bidang Usaha Beserta Jumlah Tenaga Kerja Di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Jenis Bidang Usaha Jumlah 1. Industri pengrajin ukir tembaga 40 2. Indusri pengrajin tembaga 14 3. Industri pengrajin alumunium 16 Total 70 Sumber: Kecamatan Cepogo Dalam Angka Tahun 2008 Kecamatan Cepogo di Kabupaten Boyolali memiliki sentra kerajinan logam yang terdiri dari kelompok pengrajin tembaga, pengrajin ukir tembaga maupun pengrajin dari logam lainnya seperti alumunium. Kelompok pengrajin terbesar adalah pengrajin ukir logam yang jumlahnya mencapai 40 kelompok usaha dan melibatkan 226 tenaga kerja. Produk yang dihasilkan dari kelompok ini sangat bervariatif, tergantung dari kemampuan kelompok mengembangkan produknya dan juga dipengaruhi oleh design yang dibuat oleh pemesan. Adapun produk yang dihasilkan berupa : hiasan dinding, relief, kaligrafi, lampu gantung, lampu dinding, lampu taman, asbak, vas, tempat lilin, tempat buah, koran, bokor, jambangan, kubah, dan interior logam serta produk-produk souvenir yang lain. Pengrajin tembaga terdiri dari 14 kelompok usaha dengan tenaga kerja berjumlah 30 orang, yang memproduksi tembaga tanpa ukir. Produk yang dihasilkan adalah peralatan rumah tangga dan cor tembaga. Pengrajin alumunium biasanya memproduksi peralatan commit to user rumah tangga seperti dandang, ceret, wajan. Jumlahnya sudah tidak banyak lagi, hanya 16 kelompok dengan didukung 96 tenaga kerja. Rata-rata pendapatan sentra kerajinan logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali mempekerjakan antara 200-300 pekerja sehingga banyak pengangguran yang terserap dalam kerajinan ini. Harapannya dengan berkurangnya jumlah pengangguran di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali akan berdampak positif bagi segala bidang dan sektor kehidupan. Tentunya juga menjadi suatu akibat dari majunya industri logam adalah tingkat kesejahteraan penduduk yang semakin lama semakin meningkat dan membaik. Setelah mengetahui akan arti pentingnya UMKM, maka penulis tertarik dan berusaha mengkaji tentang faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan sentra kerajinan logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali yang memiliki potensi untuk maju dan berkembang serta menjadi pusat dalam bidang ekonominya karena memiliki sentra kerajinan logam yang masih menjaga budaya seni dan mampu menghasilkan barang dengan kualitas ekspor sehingga mampu memberi kontribusi perekonomian daerah dan nasional.

B. Perumusan Masalah