Gambaran Umum Sentra Kerajinan Logam di Kecamatan Cepogo,

commit to user dibandingkan dengan lainnya, jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian yang paling sedikit di Kecamatan Cepogo adalah angkutan yaitu 452 jiwa. 7. Keuangan Daerah Berdasarkan target dan realisasi pendapatan daerah Kecamatan Cepogo dari pos pajak bumi dan bangunan tahun 2008, anggaran yang ditargetkan sebesar Rp. 473. 127.558 dan anggaran yang terealisasi sebesar Rp. 419.445.937 dengan prosentase sebesar 89.

B. Gambaran Umum Sentra Kerajinan Logam di Kecamatan Cepogo,

Kabupaten Boyolali 1. Latar belakang usaha kerajinan logam Latar belakang munculnya usaha ini adalah karena Kecamatan Cepogo sudah berpuluh –puluh tahun lamanya dikenal sebagai sentra produksi kerajinan logam. Produknya pun sudah sejak lama dikenal kalangan konsumen, tidak hanya konsumen domestik tetapi juga konsumen luar negeri. Popularitas sentra kerajinan logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali di mata kalangan konsumen itu bisa dicapai berkat keuletan, ketelatenan dan kerja keras serta sentuhan seni bernilai tinggi dari para perajin barang logam di daerah tersebut. Dengan banyaknya peminat sentra kerajinan logam dari Kecamatan Cepogo, merupakan suatu aset tersendiri baik dalam menunjang pembangunan dan terlebih pengentasan kemiskinan yang diantaranya pengurangan jumlah pengangguran dan menyerap banyak pekerja terutama commit to user pekerja dengan tingkat pendidikan rendah, karena untuk menjadi seorang pengrajin logam, yang dibutuhkan adalah skill dalam menempa, mengukir dan merealisasikan design gambar menjadi sebuah karya seni kerajinan logam , dengan semakin banyaknya tenaga kerja yang diserap dan itu berarti juga membantu pemerintah dalam mengetaskan dan mengurangi pengangguran. Terlebih lagi di era globalisasi seperti sekarang, kebutuhan akan karya seni dengan nilai artistik yang tinggi justru semakin meningkat sehingga perkembangan kerajinan ini semakin lama semakin maju dan tentunya akan semakin banyak karyawan yang direkrut dan dipekerjakan dalam industri kerajinan logam ini. 2. Bahan baku Bahan baku utama dari pembuatan kerajinan logam adalah tembaga, kuningan, dan alumunium. Pengrajin logam mendapatkan bahan baku logam dari agen Solo, semarang, dan Jakarta. 3. Peralatan yang digunakan Alat – alat produksi sangat dibutuhkan dalam proses produksi untuk kelancaran produksi. Peralatan yang dipakai dalam proses pembuatan kerajinan logam kebanyakan masih manual dan sederhana karena untuk membuat hasil karya yang menarik dan berdaya seni tinggi diperlukan sentuhan tangan manusia bukan sentuhan mesin. 4. Tenaga kerja Tenaga kerja yang digunakan mayoritas berasal dari daerah sekitar. Tidak syarat – syarat tertentu yang diajukan oleh pengrajin logam seperti commit to user tingkat pendidikan terhadap calon tenaga kerja yang akan mereka rekrut. Syarat untuk menjadi tenaga kerja usaha kerajinan logam adalah calon tenaga kerja harus memiliki cukup keterampilan dan keahlian dalam membuat kerajinan logam. Usia yang dipekerjakan dalam usaha ini termasuk dalam usia muda. Mayoritas tenaga kerja mempunyai usia berkisar antara 18 tahun sampai dengan 55 tahun. Para pekerja ini bekerja rata – rata selama delapan jam setiap harinya. Mayoritas tenaga kerja ini akan menerima upah pada akhir minggu. Mereka biasa menerima upah pada hari Sabtu tiap minggunya. Terdapat dua macam sistem pengupahan yang dibayarkan oleh para pengusaha kerajinan logam kepada tenaga kerjanya. Sistem yang banyak digunakan adalah upah dibayarkan berdasarkan berapa unit barang yang telah mereka produksi dalam seminggu. Sistem seperti ini biasa disebut sistem borongan 5. Pemasaran Terdapat dua kategori luas daerah pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha sentra kerajinan logam di Kecamatan Cepogo. Kategori pertama adalah daerah pemasaran lokal, yaitu produk yang dihasilkan hanyalah di pasarkan di Indonesia. Daerah ini meliputi Jakarta, Bali. Produk yang pemasarannya termasuk dalam hal ini adalah lampu taman, asbak, vas, tempat lilin, tempat buah, koran, bokor. Kategori kedua adalah pemasaran tingkat internasional yaitu produk yang telah dihasilkan merupakan produk ekspor. Namun teknis pemasaran untuk tingkat ini commit to user ekspor tidak dilakukan secara langsung oleh pengusaha tetapi dilakukan oleh pengusaha satu tingkat di atas mereka. Negara tujuan ekspor tersebut diantaranya adalah Jerman, Australia, Amerika. Jenis produk yang termasuk dalam kualitas ekspor adalah relief, guci, Bathtube . C. Analisis Deskriptif Sentra Kerajinan Logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap sentra kerajinan logam di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali dari hasil wawancara dan kuesioner dalam penelitian ini, diperoleh data-data tentang pengrajin logam terutama mengenai pendapatan pengrajin logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali . Data-data tersebut antara lain mengenai pendapatan, modal, jumlah tenaga kerja, pengalaman usaha, tingkat pendidikan Data-data tersebut antara lain : Data-data yang ditampilkan pada penelitian ini antara lain sebagai berikut: a. Pendapatan Dari data pendapatan pada pengrajin logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali diketahui bahwa pendapatan tertinggi adalah Rp. 200.000.000,- per bulan, yang terendah adalah Rp. 100.000,- per bulan dan rata – rata pendapatan Rp 32.433.333 . Pendapatan diukur dalam satuan rupiah. commit to user Tabel 4.7 Distribusi Pendapatan Pada Pengrajin Logam di Sentra Kerajinan Logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Kelas Pendapatan Dalam Rupiah Jumlah Persentase 1. 100.000 – 29.099.999 44 73,33 2. 29.100.000 - 58.099.999 5 8,33 3. 58.100.000 - 87.099.999 3 5 4. 87.100.000 - 116.099.999 2 3,33 5. 116.100.000 - 145.099.999 2 3.33 6. 145.100. 000 -174.099.999 1 1,67 7 174.100.000 – 203.099.999 3 3,33 Total 60 100 Sumber: Data Primer, diolah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 7 kelas dengan 60 responden terdapat 44 responden 73,33 yang memiliki pendapatan antara Rp. 100.000,- sampai dengan Rp. 29.099.999,-. Pada pendapatan antara Rp. 29.100.000,- sampai dengan Rp. 58.099.999,- berjumlah 5 responden 8,33, pada pendapatan antara Rp. 58.100.000,- sampai dengan Rp. 87.099.999,- terdapat 3 responden 5, pada pendapatan antara Rp. 87.100.000,- sampai lebih kecil dari Rp. 116.099.999,- terdapat 2 responden 3,33, pada pendapatan antara Rp 116.100.000,- sampai dengan Rp. 145.099.999,- terdapat responden 2 3,33 , pada pendapatan antara Rp commit to user 145.100.000,- sampai dengan Rp. 174.099.999,- terdapat 1 responden 1,67 , sedangkan responden yang memiliki pendapatan antara Rp 174.100.000,- sampai dengan Rp 203.099.999,- terdapat 3 responden 3,33. b. Modal Dari data modal pada pengrajin logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali diketahui bahwa modal tertinggi adalah Rp. 50.000.000,- dan yang terendah adalah Rp. 10.000,-. Rata – rata modal yang digunakan adalah Rp 5.072.333. Tabel 4.8 Distribusi Modal Pada Pengrajin Logam di Sentra Kerajinan Logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Kelas Modal Dalam Rupiah Jumlah Persentase 1. 10.000 - 7.209.999 35 58,33 2. 7.210.000 - 14.409.999 8 13,33 3. 14.410.000 - 21.609.999 3 5 4. 21.610.000 - 28.809.999 1 1,67 5. 28.810.000 - 36.009. 999 11 18,33 6. 36.010. 000 - 43.209.999 1 1,67 7 43.210.000 – 50.409.999 1 1,67 Total 60 100 Sumber: Data Primer, diolah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 7 kelas dengan 60 responden terdapat 35 responden 58,33 yang memiliki modal antara Rp 10.000,- sampai dengan Rp. 7.209.999,-. Pada modal antara Rp. 7.210.000,- sampai dengan Rp. 14.409.999,- terdapat 8 responden 13,11, pada modal antara Rp. 14.410.000,- sampai dengan Rp. commit to user 21.609.999,- terdapat 3 responden 5 , pada modal antara Rp. 21.610.000,- sampai dengan Rp. 28.809.999,- terdapat 1 responden 1,67, pada modal antara Rp 28.100.000,- sampai dengan Rp. 36.009.999,- terdapat 11 responden 18,33 , pada modal antara Rp 36.100.000,- sampai dengan Rp. 43.209.999,- terdapat 1 responden 1,67 , sedangkan responden yang memiliki modal antara Rp. 43.210.000,- sampai dengan Rp. 50.409.999 sebesar 1 responden 1,67. Hal ini menggambarkan bahwa frekuensi modal terbesar pada modal antara Rp 10.000 sampai dengan Rp7.209.999, c. Jumlah tenaga kerja Dari data jumlah tenaga kerja pada pengrajin logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali diketahui bahwa jumlah tenaga kerja tertinggi adalah 50 orang dan yang terendah adalah dua orang. Dari data tersebut dan berdasarkan rumus, penulis mendapatkan nilai interval kelas sebanyak tujuh tenaga kerja. Maka pembagian kelasnya dan distribusi frekuensinya adalah sebagai berikut : commit to user Tabel 4.9 Distribusi Jumlah Tenaga Kerja Pada Pengrajin Logam di Sentra Kerajinan Logam Kecamatan Cepogo,Kabupaten Boyolali Kelas Jumlah tenaga kerja Jumlah Persentase 1. 2 – 9 30 50 2. 10 – 17 17 28,33 3. 18 - 25 4 6,67 4. 26 - 32 3 5 5. 33 - 40 2 3,33 6. 41- 48 2 3,33 7 49 – 56 2 3,33 Total 60 100 Sumber: Data Primer, diolah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari tujuh kelas dengan 60 responden terdapat 30 responden 50 yang menggunakan tenaga kerja antara dua tenaga kerja sampai dengan sembilan tenaga kerja. Pada jumlah tenaga kerja antara sepuluh sampai dengan tujuh belas terdapat tujuh belas responden 28,33, pada jumlah tenaga kerja antara delapan belas sampai dengan dua puluh lima terdapat empat responden 6,67, pada jumlah tenaga kerja antara 26 sampai dengan 32 terdapat tiga responden 5, pada jumlah tenaga kerja antara 33 sampai dengan 40 terdapat dua responden 3,33, pada jumlah tenaga kerja antara 41 sampai dengan 48 terdapat dua responden 3,33 , sedangkan responden yang memiliki commit to user jumlah tenaga kerja antara 49 sampai dengan 56 terdapat dua responden 3,33. Hal ini menggambarkan bahwa frekuensi jumlah tenaga kerja terbesar pada jumlah tenaga kerja antara dua sampai sembilan orang tenaga kerja. d. Pengalaman usaha Dari data pengalaman usaha pada pengrajin logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali diketahui bahwa pengalaman usaha terlama adalah 40 tahun dan yang pengalaman usahanya sedikit adalah satu tahun. Tabel 4.10 Distribusi Pengalaman Usaha Pada Pengrajin Logam di Sentra Kerajinan Logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Kelas Pengalaman Usaha dalam tahun Jumlah Persentase 1. 1-6 10 16,67 2. 7-12 18 30 3. 13-18 14 23,33 4. 19-24 10 16,67 5. 25-30 6 10 6. 31-36 1 1,67 7 37-42 1 1,67 Total 60 100 Sumber: Data Primer, diolah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari tujuh kelas dengan 60 responden terdapat 10 responden 16,67 yang pengalaman usahanya antara satu sampai dengan enam tahun. Pada pengalaman usaha antara tujuh sampai dengan dari dua belas tahun commit to user terdapat delapan belas responden 30, pada pengalaman usaha antara tiga belas sampai dengan delapan belas terdapat empat belas responden 23,33, pada pengalaman usaha antara sembilan belas sampai dengan 24 terdapat sepuluh responden 16,67, pada pengalaman usaha antara 25 sampai dengan 30 terdapat enam responden 10 , pada pengalaman usaha antara 31 sampai dengan 36 terdapat satu responden 1,67 , sedangkan responden yang memiliki pengalaman usaha antara 37 sampai dengan 42 terdapat satu responden 1,67. Hal ini menggambarkan bahwa frekuensi pengalaman usaha terbesar pada pengalaman usaha antara tujuh sampai dengan dua belas tahun. e. Tingkat Pendidikan Pendidikan mempunyai pengaruh bagi pengrajin logam dalam mengelola usaha. Semakin tinggi tingkat pendidikan diharapkan pola pikir semakin rasional. Tabel 4.11 berikut ini menunjukkan jumlah pengrajin logam menurut tingkat pendidikan formal. commit to user Tabel. 4.11 Distribusi Tingkat Pendidikan Pengrajin Logam di Sentra Kerajinan Logam Kecamatan Cepogo,Kabupaten Boyolali No Tingkat Pendidikan Formal Frekuensi Persentase 1. SD 52 86,67 2. SMP 3 5 3. SMA 3 5 4. S1 2 3,33 Jumlah 60 100 Sumber : Data primer, diolah Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 60 responden terdapat 52 responden 86,67 berpendidikan SD, tiga responden 5 berpendidikan SMP, tiga responden 5 berpendidikan SMA, dan dua responden 3,33 berpendidikan S1. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar Pengrajin Logam di sentra kerajinan logam Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali berpendidikan SD, karena salah satunya pekerjaan yang siap dilakukan dan tersedia bagi seseorang lulusan SD adalah berdagang atau berwiraswasta.

D. Analisis Data dan Pembahasan