102 baik karena dalam pelaksanaan OJT ada kerjasama yang baik antara pihak sekolah
dan institusi pasangan, terdapat sistem pembimbingan, monitoring dan evaluasi, dan terakhir diterbitkannya sertifikat bagi peserta OJT sebagai penilaian selama
melaksanakan OJT. SMK
Negeri 6
Surakarta telah
melaksanakan usaha
untuk mempersiapkan siswa memiliki kesiapan berkompetisi di dunia kerja melalui
penyelenggaraan PSG yang meliputi PBM Proses Belajar Mengajar di sekolah, praktek kerja industri
On The Job Training
, dan ujian sertifikasi keahlian. Dengan demikian siswa SMK Negeri 6 Surakarta telah memiliki kesiapan
memasuki dunia kerja. Terlebih lagi dengan adanya pelaksanaan
On The Job Training
di DUDI yang dapat menambah kesiapan siswa SMK Negeri 6 Surakarta untuk memasuki dunia kerja. Jika ditnjau dari pelaksanaan
On The Job Training
60-80 siswa setelah mengikuti OJT dapat dikatakan siap memasuki dunia kerja. Karena, dari pelaksanaan OJT tersebut kemampuan, ketrampilan,
pengetahuan, pengalaman, kepribadian, minat dan bakat siswa bertambah dalam bentuk kompetensi kerja yang terbentuk melalui kegiatan pendidikan dan
pelatihan kerja di dunia usaha dan industri.
3. Hambatan–Hambatan Yang Dihadapi Dalam Program
On The Job Training
Pelaksanaan
On The Job Training
yang diselenggarakan di SMK Negeri 6 Surakarta telah dipersiapkan secara matang dan maksimal, tetapi pada
kenyataannya masih saja ditemukan hambatan dalam pelaksanaan
On The Job Training
. Berdasarkan data yang ada di lapangan berbagai hambatan-hambatan yang dihadapi SMK Negeri 6 Surakarta dalam mempersiapkan peserta didiknya
agar siap berkompetisi di dunia kerja sebagai berikut: a
Adanya tempat OJT yang jauh dari tempat tinggal siswa yang menyebabkan siswa harus ngekos agar tidak terlambat dalam OJT. Hal ini ditemui pada
sebagian siswa.
103 b
Kurangnya sikap mental siswa dan keberanian siswa dalam bertanya dan berinteraksi dalam bekerja sehingga menyulitkan instruktur pembimbing dalam
memberikan bimbingan karena mereka cenderung diam dan kurang percaya diri.
c Selama OJT siswa pekerjaannya disamakan dengan karyawan yang ada disitu
yaitu siswa masuk sesuai shift yang telah ditetapkan di DUDI berakibat ada sebagian kecil siswa yang malas. Terkadang juga ada siswa yang harus dituntut
untuk pencapaian target. Padahal dalam OJT siswa baru belajar bekerja yang sesungguhnya.
d Waktu yang kurang efektif karena ditemukan ada sebagian kecil siswa yang
tidak bekerjamenganggur. e
Tempat OJT yang kurang begitu terkenal yang menyebabkan siswa tidak begitu termotivasi dalam OJT. Hal ini ditemukan pada sebagian siswa.
f Adanya siswa yang tidak masuk dalam OJT yang menyebabkan institusi
pasangan kebingungan dalam membimbing siswa dan adanya siswa yang kurang sungguh-sungguh dalam pelaksanaan OJT. Hal ini ditemukan pada
sebagian kecil siswa. g
Waktu bimbingan yang dilakukan guru pembimbing tidak menentu dan adanya guru pembimbing yang tidak datang ke institusi pasangan untuk membimbing.
Hal ini ditemukan pada sebagian kecil institusi pasangan dan siswa.
4. Usaha-Usaha Dalam Menanggulangi Hambatan Pelaksanaan