PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN PENJUALAN SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011

(1)

commit to user

PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN PENJUALAN SMK NEGERI 1 SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

RINTA PURNAMA SARI K 7406024

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN PENJUALAN SMK NEGERI 1 SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh :

RINTA PURNAMA SARI K 7406024

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Prof. Dr. Trisno Martono, MM NIP. 1951 03 31 1976 03.1.003

Pembimbing II

Leny Noviani, S.Pd, M. Si NIP. 1979 03 11 2005 01. 2. 001


(4)

commit to user

iv PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Jum’at Tanggal : 3 Juni 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Sudarno, S.Pd, M.Pd . ……….

Sekretaris : Dra. Sri Wahyuni, MM ………. Anggota I : Prof. Dr. Trisno Martono, MM ...………..

Anggota II : Leny Noviani, S.Pd, M.Si ……….

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 1960 07 27 1987 02.1.001


(5)

commit to user

v ABSTRAK

Rinta Purnama Sari. PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN PENJUALAN SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil tentang pengaruh program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII program keahlian penjualan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII program keahlian penjualan SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/ 2011 yang berjumlah 76 siswa. Seluruh populasi dalam penelitian ini merupakan subyek penelitian, jadi penelitian ini merupakan penelitian populasi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dengan pengujian hipotesis menggunakan uji t. Uji prasyarat analisis adalah: uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: adanya pengaruh yang signifikan antara Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII Program Keahlian Penjualan SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011. Berdasarkan hasil dari thitung > ttabel atau 5,994

> 1,670 pada taraf signifikansi 5% dengan N=76. Kontribusi Pendidikan Sistem Ganda terhadap minat berwirausaha adalah sebesar 32,69%.


(6)

commit to user

vi ABSTRACT

Rinta Purnama Sari. THE INFLUENCE OF DUAL SYSTEM EDUCATION PROGRAM (PSG) TOWARDS ENTREPRENEURSHIP INTEREST TO CLASS XII STUDENTS SALES SKILLS PROGRAM SMK NEGERI 1 SUKOHARJO ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teaching and Education. Sebelas Maret University. June 2011.

The purpose of this research is to obtain result about the influence of Dual System Education program (PSG) towards entrepreneurship interest to class XII students sales skills program SMK Negeri 1 Sukoharjo academic year 2010/2011.

This research uses quantitative descriptive research methods. The population in this research are all students in grade XII sales skills program SMK Negeri 1 Sukoharjo academic year 2010/2011, amounting to 76 students. The entire population in this study is the subject of research, so this research is the study population. The data collection techniques using the method of documentation and questionnaire. The data analysis techniques used is simple regression analysis with hypothetic examination using t test. The analysis criteria tests are: normality test, heteroscedasticity and auto correlation test.

Based on the results of the research concluded: there is significant influence between the Dual System Education Program (PSG) towards entrepreneurship interest to class XII students sales skills program SMK Negeri 1 Sukoharjo academic year 2010/2011. Based on the results of tcount> ttable or 5.994>

1.670 at significance level of 5% with N = 76. The contribution of Dual System Education towards entrepreneurship interest is as much as 32,69%.


(7)

commit to user

vii MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. Al Insyirah: 7)

“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kalian berusaha, maka berusahalah kalian”

(H.R. Thabrani)

“Sabar dan terus berjuang untuk mencapai kesuksesan” (Penulis)


(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan untuk:

 Ibu dan Bapakku tercinta yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kasih sayang.

 Adikku dan keponakanku yang memberikan keceriaan.

 Kekasihku yang selalu menemaniku dan menyemangatiku.

 Sahabat-sahabatku seperjuangan dan Teman-teman PTN Angkatan 2006.


(9)

commit to user

ix

 Almamater. KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala limpahan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN PENJUALAN SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011”.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas ijin penulisan skipsi ini.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas ijin penulisan skipsi ini.

3. Drs. Sutaryadi, M. Pd., Ketua Program Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan izin penulisan skripsi;

4. Sudarno, S.Pd. M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Tata Niaga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas disetujuinya penulisan skripsi ini.

5. Prof. Dr. Trisno Martono selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

6. Leny Noviani, S.Pd, M.Si selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Mintasih Indriayu, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing Akademis yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama di bangku perkuliahan.


(10)

commit to user

x

8. Dosen Prodi Ekonomi BKK PTN yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.

9. Drs. Haryanto M.Pd, selaku Kepala SMK Negeri 1 Sukoharjo yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

10. Siswa kelas XII Program Keahlian Penjualan SMK N 1 Sukoharjo atas kesediaannya menjadi responden dalam penelitian ini.

11. Teman-teman PTN angkatan 2006 atas segala dukungan dan persahabatan yang indah.

12. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca guna dapat memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.

Surakarta, Juni 2011


(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Perumusan Masalah ………... 4

C. Tujuan Penelitian ……….. 5

D. Manfaat Penelitian ………. 5

BAB II . LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ………... 6

1. Manajemen Pendidikan ………. 6

2.Pendidikan Kejuruan ………. 14

3.Pendidikan Sistem Ganda ……….. 16

4.Peran Pendidikan Dalam Mengembangkan Kualitas SDM.. 22

5.Minat Berwirausaha ……… 23

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ……… 30

C. Kerangka Berfikir ……… 30


(12)

commit to user

xii BAB III. METODE PENELITIAN

A.Tempat Dan Waktu Penelitian………. 33

B. Populasi ……….. 33

C.Teknik Pengumpulan Data ………. 34

D.Rancangan Penelitian ………. 36

E. Teknik Analisis Data ……….. 37

F. Hasil Try Out ………. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ……… 42

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ………. 42

2. Deskripsi Data Penelitian ………. 45

B. Pengujian Prasyarat Analisis ……….. 47

1. Uji Normalitas ……….. 47

2. Uji Heterokedastisitas………... 48

3. Uji Autokorelasi ………... 48

C. Pengujian Hipotesis ……… 49

1. Pengujian Hasil Analisis Data ……….. 49

2. Penafsiran Pengujian Hipotesis ……… 51

3. Masalah Yang Dihadapi ……….. 51

4. Kesimpulan Pengujian Hipotesis ………. 52

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ………... 52

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ……… 55

B. Implikasi ……… 58

C. Saran ……….. 58

DAFTAR PUSTAKA ……….. 60

LAMPIRAN ……….. 62


(13)

commit to user

xiii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tabel Statistik PSG 45

Tabel 2. Tabel Statistik Berwirausaha 46


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berfikir 32

Gambar 2. Struktur Organisasi SMK N 1 Sukoharjo 44

Gambar 3. Normal P-P Plot 47


(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Jadwal Penelitian 60

Lampiran 2. Matrik Angket 61

Lampiran 3. Surat Pengantar Angket 62

Lampiran 4. Angket Penelitian 63

Lampiran 5. Daftar Nama Anggota Try Out 69

Lampiran 6. Tabel Try Out Angket Variabel X 71 Lampiran 7. Perhitungan Validitas Variabel X 75 Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas Variabel X 77 Lampiran 9. Tabel Try Out Angket Variabel Y 78 Lampiran 10. Perhitungan Validitas Variabel Y 80 Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas Variabel Y 81 Lampiran 12. Daftar Nama Anggota Penelitian 82

Lampiran 13. Tabulasi Data Variabel X 85

Lampiran 14. Tabulasi Data Variabel Y 91

Lampiran 15. Data Induk Penelitian 95

Lampiran 16. Tabel Deskripsi Data Variabel X 97 Lampiran 17. Tabel Deskripsi Data Variabel Y 98

Lampiran 18. Gambar Uji Normalitas 99

Lampiran 19. Gambar Uji Heterokedastisitas 100

Lampiran 20. Gambar Uji Autokorelasi 101

Lampiran 21. Tabel Uji Hipotesis Regresi 102

Lampiran 22. Sumbangan Efektif & Sumbangan Relatif 103

Lampiran 23. Tabel r Product Moment 104


(16)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan yang dilakukan di Negara kita pada hakekatnya adalah dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan nasional tersebut tidak hanya mengejar kemajuan fisik saja, tetapi juga kemajuan mental spiritual yang dilakukan selaras, serasi, dan seimbang.

Pada era globalisasi ini, dimana teknologi yang sudah semakin maju dibutuhkan sumber daya manusia yang terampil. Memang banyak sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara kita, namun Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut tidak seperti apa yang diharapkan oleh setiap Dunia Usaha/ Dunia Industri (DU/DI). SDM yang diharapkan yaitu memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 (Bab II Pasal 3) tentang Sistem Pendidikan Nasional yang antara lain menyatakan: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Hasbullah, 2005).

Pendidikan Nasional merupakan suatu sistem pendidikan terpadu yang mencakup semua jenis, satuan, jalur, jenjang, dan kegiatan pendidikan yang bekaitan satu sama lain, ditata secara sistematis sebagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Salah satu jenis sekolah lanjutan tingkat atas adalah SMK. Standar isi pendidikan sekolah kejuruan itu berkaitan langsung dengan proses industrialisasi atau dunia usaha, terutama jika dikaitkan dengan fungsinya sebagai produsen tenaga kerja menengah.

Pendidikan Sistem Ganda dilakukan dalam rangka kerjasama antara pihak sekolah dengan industri sebagai mitra kerja. Mitra adalah penting mengingat bahwa tujuan instruksional tentang satuan pendidikan kejuruan adalah mencetak


(17)

commit to user

lulusan yang siap pakai atau siap kerja, sehingga PSG sangat diperlukan. Karena dengan PSG ini, proses belajar adalah dengan menggabungkan antara belajar teori di bangku sekolah dengan belajar di dunia industri. Para siswa dapat secara langsung mengaplikasikan teori yang mereka peroleh di sekolah dengan praktek langsung di dunia usaha/industri, sehingga siswa mempunyai pengalaman kerja, etos kerja yang baik, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan yang menunjang sebagai usaha adanya peningkatan mutu dan kualitas lulusan SMK.

Setiap DU/DI harus mengadakan penseleksian terhadap orang yang melamar pekerjaan dan harus mengadakan pendidikan tambahan (trainning)

terhadap setiap karyawannya, untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Semua itu membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit, oleh sebab itu pemerintah mulai mencari pemecahan masalah sumber daya manusia tersebut.

Pada saat ini, sangat dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas agar mampu membuat produk-produk unggulan yang mampu bersaing di pasar bebas. Kebutuhan calon tenaga kerja yang berkualitas untuk memenuhinya dibutuhkan suatu sistem pendidikan dan pelatihan yang berkualitas yakni, sistem pendidikan yang secara langsung terkait dengan tuntutan dan kebutuhan dunia kerja, direncanakan dan di evaluasi bersama.

Salah satu upaya untuk menghadapi tantangan diatas, telah ditetapkan suatu kebijakan yang bertujuan mewujudkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja yang disebut “keterkaitan dan kesepadanan” (link and match). Salah satu bentuk perwujudan kebijakan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah diterapkannya Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Pada kenyataaanya kondisi SMK masih belum memiliki kualifikasi kemampuan seperti yang diharapkan oleh dunia kerja. Hal ini bisa dilihat dari masih banyaknya kritik terhadap SMK mengenai lulusannya yang kurang di- persiapkan dengan baik untuk memasuki lapangan kerja, masih banyaknya lulusan SMK yang masih menganggur, dan lulusan yang bekerja masih ditraining lagi oleh DU/DI.


(18)

commit to user

Khusus mengenai SMA dan SMK Depdiknas memiliki kebijakan untuk meningkatkan rasio SMK lebih besar dari pada SMA, yaitu 70% SMK dan 30% SMA pada akhir tahun 2015. Kebijakan ini merupakan salah satu bentuk kesadaran bahwa bangsa Indonesia masih banyak memerlukan tenaga kerja tingkat menengah dari pada tingkat tinggi. Kebijakan tersebut tidak dapat diterapkan secara seragam di seluruh wilayah di Indonesia, melainkan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah tersebut (www: http//digilib.itb.ac.id).

Keadaan perekonomian bangsa Indonesia yang semakin menurun menyebabkan pemerintah mengalami kesulitan dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, oleh karena itu bangsa Indonesia membutuhkan orang-orang yang mampu menciptakan peluang kerja. Berwirausaha dipandang sebagai salah satu bentuk usaha untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Selain itu, dengan berwirausaha memungkinkan terciptanya lapangan kerja baru sehingga pengangguran dapat ditekan jumlahnya.

Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk menumbuhkan kesadaran berwirausaha adalah melalui jalur pendidikan yaitu dengan jalan memasukkan mata diklat kewirausahaan ke dalam kurikulum pendidikan. SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang bertugas mempersiapkan peserta didiknya menjadi tenaga kerja yang produktif, berpengetahuan luas, terampil, dan siap memasuki dunia kerja. Pengetahuan siswa tentang kewirausahaan dapat diperoleh dengan cara memberikan pelajaran kewirausahaan di sekolah. Tinggi rendahnya pengetahuan kewirausahaan siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan siswa tentang berwirausaha yang nantinya akan menjadi bekal ketika siswa akan memasuki dunia kerja.

Menyadari dari adanya kelemahan SMK khususnya kesenjangan kemampuan lulusan yang tidak memenuhi kualifikasi DU/DI, maka Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan telah mengembangkan pola penyelenggaraan pendidikan kejuruan, baik melalui unit produksi maupun program sekolah seutuhnya. Dalam hal ini, Depdiknas


(19)

commit to user

menerapkan konsep Pendidikan Sistem Ganda pada SMK sebagai alternatif pemecahannya.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sukoharjo merupakan SMK Bisnis dan Manajemen yang melaksanakan model Pendidikan Sistem Ganda. Bedasarkan wawancara awal dengan Kepala Sekolah SMK N 1 Sukoharjo, fenomena yang bisa ditangkap yaitu : 1) Implementasi PSG belum seperti yang diharapkan, yaitu lulusan yang bekerja masih ditraining lagi oleh DU/DI, 2) Pembelajaran dan pelatihan yang terjadi di industri masih terkesan tertutup, 3) Banyak lulusan yang tidak tertampung di dunia kerja lebih memilih menganggur dan menunggu datangnya pekerjaan daripada berwirausaha atau membuka usaha sendiri.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan judul penelitian sebagai berikut: “PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN PENJUALAN SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011.

B. Perumusan Masalah

Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia kerja, dan terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Sedangkan minat adalah sesuatu dengan apa anak mengidentifikasikan keberadaan pribadinya, dan wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup.

Agar masalah dalam suatu penelitian dapat dipertanggung jawabkan dengan baik, maka masalah harus dirumuskan dengan jelas. Berdasarkan pada pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh antara program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap


(20)

commit to user

minat berwirausaha pada siswa kelas XII program keahlian penjualan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : memperoleh hasil tentang pengaruh antara program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII program keahlian penjualan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan terutama tentang pelaksanaan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat berwirausaha. b. Menambah bahan referensi dan masukan bagi penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

Memberikan motivasi berwirausaha kepada siswa agar nanti setelah lulus siap bersaing dalam dunia kerja dan mampu menciptakan usaha sendiri.

b. Bagi sekolah

Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan adanya fasilitas belajar yang relevan, dalam rangka peningkatan mutu lulusan serta pengembangan sekolah selanjutnya.

c. Bagi industri

Memberi kepuasan bagi industri karena diakui ikut serta menentukan hari depan bangsa melalui pendidikan sistem ganda.


(21)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka memuat uraian teoritis tentang berbagai aspek dari masalah penelitian berupa hal-hal yang menjadi dasar perumusan hipotesis. Konsep-konsep tersebut akan diuji melalui proses penelitian.

1. Manajemen Pendidikan a. Manajemen

Menurut Dadang Suhardan dkk ( 2008: 87) “ manajemen merupakan

kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan efisien”. Menurut Dadang Suhardan dkk ( 2008: 88) “ manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian, pemotivasian, penganggaran, pengendalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas”.

Menurut Veithzal Rivai & Sylviana Murni (2009), manajemen pendidikan meliputi empat hal, yaitu:

1)Perencanaan Pendidikan

Yaitu mempersiapkan semua komponen pendidikan, agar dapat terlaksana proses belajar mengajar yang baik dalam penyelenggaraan pendidikan dalam mencapai sasaran pendidikan seperti yang diharapkan.

2)Pengorganisasian Pendidikan

Yaitu ditujukan untuk menghimpun semua potensi komponen pendidikan dalam suatu organisasi yang sinergis untuk dapat menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-baiknya.


(22)

commit to user

3)Penggiatan Pendidikan

Yaitu pelaksanaan dari penyelenggaraan pendidikan yang telah direncanakan dan diawasi oleh organisasi penyelenggara pendidikan dengan memerhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam perencanaan dalam rangka mencapai hasil pendidikan yang optimal.

4)Pengendalian Pendidikan

Yaitu dimaksudkan untuk menjaga agar penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dan semua komponen pendidikan digerakkan secara sinergis dalam proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan yang dijabarkan dalam sasaran-sasaran menghasilkan output secara optimal seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan pendidikan.

Menurut Dadang Suhardan dkk (2008) komponen manajemen pendidikan, yaitu:

1)Manajemen Kelas

Yaitu segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.

2)Manajemen Kurikulum

Yaitu sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.

3)Manajemen Peserta Didik

Yaitu usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk kegiatan-kegiatan pencatatan peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang luas, yang secara operasional dapat dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan.


(23)

commit to user

4)Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Yaitu aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/ pengembangan dan pemberhentian.

5)Manajemen Keuangan

Yaitu manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggungjawab dalam bidang tertentu.

b.Pendidikan

1). Pengertian Pendidikan

Menurut John Dewey dalam Hasbullah (2005: 3) “Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia”. Sedangkan definisi pendidikan menurut UU Sistem Pendidikan Nasional RI no. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Hal ini menunjuk pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun ke kancah kehidupan yang nyata. Menurut Oemar Hamalik (2003: 2) bahwa “pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat”.


(24)

commit to user

2). Jenis Pendidikan Dan Jenjang Pendidikan

Berdasarkan UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 (Bab IV pasal 15), jenis pendidikan di Indonesia meliputi pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Penyelenggaraan pendidikan ini dilaksanakan melalui dua jalur yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah.

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan di Indonesia mengenal tiga jenjang pendidikan, yaitu pendidikan dasar (SD/MI/Paket A dan SLTP/MTs/Paket B), pendidikan menengah (SMU, SMK), dan pendidikan tinggi. Meski tidak termasuk dalam jenjang pendidikan, terdapat pula pendidikan anak usia dini, pendidikan yang diberikan sebelum memasuki pendidikan dasar (http://putrinet.wordpress.com).

3). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan

Menurut Sutari Imam Barnadib dalam Hasbullah (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan adalah:

a). Faktor tujuan

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.

Fungsi tujuan dalam pendidikan antara lain: (1) Sebagai arah pendidikan

Dengan adanya tujuan dalam pendidikan maka kegiatan-kegiatan dapat dilaksanakan dengan efisien dan penyelewengan dapat dihindari. (2) Sebagai titik akhir

Suatu usaha dikatakan berhasil jika tujuan akhir tercapai. Sama halnya dengan pendidikan ini dikatakan berhasil jika tujuan akhir dari pendidikan dapat tercapai.

(3) Sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain

Jika tujuan telah tercapai, maka tujuan tersebut dapat dijadikan titik awal untuk mencapai tujuan yang lebih besar.


(25)

commit to user

(4) Memberi nilai usaha yang dilakukan

Dalam konteks usaha-usaha yang dilakukan, terkadang didapati tujuannya lebih luhur dan lebih mulia dibanding yang lainnya. Semua ini terlihat apabila berdasarkan nilai-nilai tertentu.

b). Faktor Pendidik

Pendidik ialah orang yang memikul tanggungjawab untuk mendidik. Pendidik ini meliputi orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat, dan pemimpin agama. Adapun karakteristik yang dimiliki pendidik yaitu:

(1) Kematangan diri yang stabil; memahami diri sendiri dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai itu. (2) Kematangan sosial yang stabil; mempunyai pengetahuan yang cukup

tentang masyarakatnya dan mampu membina kerja sama dengan orang lain.

(3) Kematangan professional; yakni mempunyai pengetahuan tentang anak didik serta perkembangannya dan memiliki kecakapan dalam menggunakan cara-cara mendidik.

c). Faktor anak didik

Anak didik merupakan manusia yang belum dewasa dan membutuhkan bimbingan untuk berkembang baik secara jasmani maupun rohani. Pendidikan berusaha untuk membawa anak yang semula serba tidak berdaya, yang hampir keseluruhan hidupnya menggantungkan diri pada orang lain, ke tingkat dewasa, yaitu suatu keadaan dimana anak sanggup berdiri sendiri dan bertanggungjawab terhadap dirinya, baik secara individual, secara sosial maupun secara susila.

d). Faktor alat pendidikan

Berdasarkan wujudnya, alat pendidikan dapat berupa: (1) Perbuatan pendidik (software)

Hal ini mencakup nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan hukuman.


(26)

commit to user

Mencakup meja kursi, papan tulis, kapur tulis, buku, peta, OHP, dan sebagainya.

e). Faktor lingkungan

Pada dasarnya lingkungan ini mencakup:

(1) Tempat (lingkungan fisik) berupa keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.

(2) Kebudayaan (lingkungan budaya) berupa bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengeahuan, pandangan hidup dan keagamaan

(3) Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial) meliputi keluarga, kelompok bermain, desa dan perkumpulan.

c. Proses Pembelajaran 1). Pengertian Pembelajaran

Oemar Hamalik (2003: 57) mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas atau di sekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan peserta didik.

Menurut Mulyasa (2009: 255) bahwa “pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik”. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.

2). Ciri-ciri Pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik (2003) ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu:

a) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.


(27)

commit to user

b) Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan.

c) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.

3). Proses Pembelajaran

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. KTSP menempatkan siswa sebagai pusat dari kegiatan pembelajaran. Pembelajaran perlu memberdayakan seluruh potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan.

Pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup 3 hal yaitu pre test, pembentukan kompetensi dan post test. Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Pre Test (tes awal)

Pre test dilaksanakan pada awal proses pembelajaran. Pre test ini memiliki fungsi sebagai berikut:

(1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar

(2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik dengan membandingkan hasil pre test dengan post test

(3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai kompetensi dasar

(4) Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai

b) Pembentukan Kompetensi

Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari proses pembelajaran yakni proses yang ditempuh agar kompetensi dikuasai oleh peserta didik dan tujuan belajar direalisasikan. Proses pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan menyenangkan dan menuntut aktivitas serta kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.


(28)

commit to user

Kualitas pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembentukan kompetensi dikatakan efektif atau berhasil jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial. Sedangkan dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dikatakan berhasil jika terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) sesuai dengan kompetensi dasar.

c) Post Test

Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post test. Fungsi dari post test ini yaitu:

(1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan

(2) Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik dan yang belum dikuasai.

(3) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti remedial dan kegiatan pengayaan

(4) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang telah dilaksanakan (E. Mulyasa, 2009).

Menurut Syaom Barliana dalam Harrel et al (1996) dan Morley et al (2001), output pendidikan, merupakan hasil langsung dari suatu pelaksanaan internal program dan proses pendidikan dengan ukuran kuantitatif, seperti jumlah lulusan, nilai rata-rata IPK, nilai UN dan US, jumlah siswa yang lolos standar uji kompetensi, lama masa studi, jumlah siswa yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, lama waktu sebelum memperoleh pekerjaan, dll. Outcomes

pendidikan adalah produk dari program dan proses pendidikan yang lebih bermakna kualitatif, yaitu bagaimana lulusan itu bermanfaat dan dapat menciptakan perubahan baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat secara umum. Sebagai amsal, outcomes ini menyangkut pekerjaan, karir, penghasilan,


(29)

commit to user

dan kesejahteraan individu lulusan, serta kontribusinya bagi peningkatan kesejahteraan keluarga, masyarakat, dan lingkungannya.

2. Pendidikan Kejuruan

Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional maka diperlukan penciptaan anak didik yang mandiri dengan ketrampilan dan kemampuan yang dimiliknya maka, dalam pendidikan diperlukan adanya pelatihan. Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2003: 200) “Secara konseptual pendidikan adalah segala sesuatu untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia, jasmaniah, dan rohaniah yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah, untuk pembangunan persatuan dan masyarakat adil dan makmur dan selalu ada dalam keseimbangan. Sedangkan pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ketrampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori”.

Pendidikan dan pelatihan perlu dikembangkan untuk memperoleh tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang sesuai dengan dunia kerja, maka diperlukan adanya manajemen tenaga kerja yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang berdaya guna dan berhasil guna. Pendidikan dan pelatihan adalah dua hal yang hampir sama maksud dan pelaksanaannya, tetapi yang membedakan adalah ruang lingkupnya. Dalam pendidikan tugas yang utama dikembangkan adalah pengetahuan, pengertian dan berhubungan dengan teori. Sedangkan pelatihan merupakan pendidikan dalam arti yang agak sempit, terutama dengan instruksi, tugas khusus dan disiplin. Pelatihan merupakan suatu proses aplikasi, terutama untuk meningkatkan kecakapan.

Jenis pendidikan dan pelatihan dalam Siswanto Sastrohadiwiryo (2003) dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:

a. Pendidikan Umum

Yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dengan tujuan mempersiapkan dan mengusahakan para peserta pendidikan memperoleh pengetahuan umum.


(30)

commit to user

b. Pendidikan Kejuruan

Yaitu pendidikan umum yang direncanakan untuk mempersiapkan para peserta pendidikan maupun melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang kejuruannya.

c. Pelatihan Keahlian

Yaitu bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang disyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, termasuk di dalamnya pelatihan ketatalaksanaan.

d. Pelatihan Kejuruan

Yaitu bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang diisyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang pada umumnya bertaraf lebih rendah dari pada pelatihan keahlian.

Dalam Muliati (2006) model-model dalam pendidikan kejuruan yaitu:

a. Pemerintah tidak mempunyai peran, atau hanya peran marginal dalam proses kualifikasi pendidikan kejuruan. Model ini sifatnya liberal, namun kita dapat mengatakanya sebagai model berorientasi pasar (market oriented Model) permintaan tenaga kerja. Perusahaan-perusahaan sebagai pemeran utama berhak menciptakan disain pendidikan kejuruan yang tidak harus berdasarkan prinsip pendidikan yang bersifat umum, dan mereka tidak dapat diusik oleh pemerintah karena yang menjadi sponsor, dana dan lainnya adalah dari perusahaan. Beberapa negara penganut model ini adalah Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.

b. Pemerintah sendiri merencanakan, mengorganisasikan dan mengontrol pendidikan kejuruan. Model ini sifatnya birokrat, pemerintah dalam hal ini yang menentukan jenis pendidikan apa yang harus dilaksanakan di perusahaan, bagaimana disain silabusnya, begitu pula dalam hal pendanaan dan pelatihan yang harus dilaksanakan oleh perusahaan tidak selalu berdasarkan permintaan kebutuhan tenaga kerja ataupun jenis pekerjaan saat itu. Walaupun model ini disebut juga model sekolah (school model), pelatihan dapat dilaksanakan di perusahaan sepenuhnya. Beberapa negara seperti; Perancis, Italia, Swedia serta banyak dunia ketiga juga melaksanakan model ini.

c. Pemerintah menyiapkan, memberikan kondisi yang relatif komprehensif dalam pendidikan kejuruan bagi perusahan-perusahaan swasta dan


(31)

commit to user

sponsor swasta lainnya. Model ini disebut juga model pasar dikontrol pemerintah (state controlled market) dan model inilah yang disebut model sistem ganda (dual system) sistem pembelajaran yang dilaksanakan di dua tempat yaitu sekolah kejuruan serta perusahaan yang keduanya bahu membahu.

Dari ketiga model tersebut kecenderungan yang digunakan di Indonesia adalah yang ke tiga yaitu pemerintah menyiapkan, memberikan kondisi yang relatif komprehensif dalam pendidikan kejuruan bagi perusahan-perusahaan swasta dan sponsor swasta lainnya. Model ini disebut juga model pasar dikontrol pemerintah (state controlled market) dan model inilah yang disebut model sistem ganda (dual system) sistem pembelajaran yang dilaksanakan di dua tempat yaitu sekolah kejuruan serta perusahaan yang keduanya bahu membahu.

3. Pendidikan Sistem Ganda

Salah satu wujud implementasi tujuan pendidikan di SMK adalah dengan memberikan ketrampilan yang di dapat dari teori - teori yang diberikan. Selain itu, yang lebih penting adalah dengan adanya praktik kerja di dunia usaha atau yang lebih sering disebut dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

a. Pengertian PSG

Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2003: 204) “ pelatihan di tempat kerja diselenggarakan dengan maksud membentuk kecakapan tenaga kerja yang diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu. Pelatihan ini berusaha mengisi celah antara kemampuan pekerja dengan kemampuan yang diperlukan pekerjaan”.

Menurut Wahyu Adi (2005) ”Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia kerja, dan terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu”. Sedangkan menurut Mardi Rasyid (1997: 51) bahwa ”pada PSG peranan industri lebih jauh lagi, industri pasangan diharapkan sebagai mitra sekolah dan ikut merencanakan kegiatan belajar siswa dalam membentuk profesionalitas siswa”.


(32)

commit to user

Dalam PSG, lembaga pendidikan atau lembaga pelatihan lainnya dan industri secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program pendidikan atau program pelatihan mulai dari perencanaan, penyelenggaraan, dan penilaian sampai dengan upaya penempatan lulusan.

Muliati (2006) menyatakan bahwa PSG mengandung beberapa pengertian, yaitu:

a. PSG terdiri dari gabungan subsistem pendidikan di sekolah dan subsistem pendidikan di dunia kerja/industri.

b. PSG merupakan program pendidikan yang secara khusus bergerak dalam penyelenggaraan pendidikan keahlian professional.

c. Penyelenggaraan program pendidikan di sekolah dan dunia kerja/industri dipadukan secara sistematis dan sinkron, sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

d. Proses penyelenggaraan pendidikan di dunia kerja lebih ditekankan pada kegiatan bekerja sambil belajar (learning by doing) secara langsung pada keadaan yang nyata.

b. Tujuan PSG

Menurut Wahyu Nurharjadmo (2008) Tujuan penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda adalah:

a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional. b. Memperkokoh link and match antara sekolah dengan dunia usaha c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai

bagian dari proses pendidikan.

Dalam pelaksanaan PSG pada sekolah menengah kejuruan, isi pendidikan dan pelatihan meliputi :

a. Komponen pendidikan umum (normatif), meliputi : Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Agama, Bahasa dan Sastra


(33)

commit to user

Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Sejarah Nasional dan Sejarah Umum.

b. Komponen pendidikan dasar meliputi : Matematika, Bahasa Inggris, Biologi, Fisika dan Kimia.

c. Komponen kejuruan, yaitu meliputi pelajaran teori-teori kejuruan dalam lingkup suatu program studi tertentu untuk membekali pengetahuan tentang tehnis dasar keahlian.

d. Komponen Praktek Dasar Profesi, berupa latihan kerja untuk menguasai teknik bekerja secara benar sesuai tuntutan profesi.

e. Komponen Praktik Keahlian profesi yaitu berupa kegiatan bekerja secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap profesional.

Untuk pengelolaan kegiatan belajar mengajar dalam pendidikan sistem ganda ini ada beberapa prinsip dasar yaitu :

a. Ada keterkaitan antara apa yang dilakukan di sekolah dan apa yang dilakukan di institusi pasangan sebagai suatu rangkaian yang utuh.

b. Praktek keahlian di institusi pasangan merupakan proses belajar yang utuh, bermakna dan sarat nilai untuk mencapai kompetesi lulusan.

c. Ada kesinambungan proses belajar dengan waktu yang sesuai dalam mencapai tingkat kompetensi yang dibutuhkan.

d. Berorientasi pada proses disamping berorientasi kepada produk dalam mencapai kompetensi lulusan secara optimal.

c. Karakteristik PSG

Menurut Wahyu Adi (2005) Pendidikan Sistem Ganda sebagai suatu program memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Standar Profesi

Standar profesi yang dimaksud adalah pencapaian kemampuan profesional yang sesuai dengan tuntutan jabatan pekerjaan atau profesi tertentu yang berlaku di lapangan pekerjaan. Dalam program pendidikan


(34)

commit to user

pada SMK standar profesi mengacu pada program studi dan profil kemampuan lulusan.

2) Standar Pendidikan dan Pelatihan

Standar pendidikan dan pelatihan meliputi: a) Isi/ Materi, meliputi:

(1) Komponen pendidikan umum (normatif) untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki karakter sebagai WNI.

(2) Komponen pendidikan dasar penunjang (adaptif) untuk memberi bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi dan bekal kemampuan untuk mengikuti perkembangan IPTEK.

(3) Komponen teori kejuruan untuk membekali pengetahuan tentang teknik dasar keahlian kejuruan.

(4) Komponen praktik dasar profesi untuk menguasai teknik bekerja secara baik dan benar sesuai tuntutan persyaratan keahlian profesi. (5) Komponen praktik keahlian profesi untuk mencapai tingkat

keahlian dan sikap kerja profesional. b) Waktu

Mengacu pada ketentuan PP nomor 29 tahun 1990, PSG pada Sekolah Menengah Kejuruan pada dasarnya dilaksanakan selama 3 bulan. Hal tersebut bila dimungkinkan dapat dilakukan perpanjangan waktu menjadi 3.5 bulan, kemungkinan perpanjangan waktu tersebut didasarkan atas hasil analisis kebutuhan untuk mencapai standar profesi yang telah ditetapkan.

c) Metoda

Pada dasarnya program PSG pada SMK adalah program bersama antara SMK dengan industri/perusahaan pasangannya, sehingga segala sesuatu yang menyangkut penyelenggaraan PSG perlu dibicarakan dan disepakati bersama. Komponen pendidikan umum, komponen pendidikan dasar penunjang dan komponen teori kejuruan dilaksanakan di sekolah. Komponen praktik dasar profesi dapat


(35)

commit to user

dilakukan di SMK, industri/ perusahaan atau kedua tempat tersebut. Komponen praktik keahlian profesi dilaksanakan di industri dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya industri/perusahaan yang bersangkutan metode penyelenggaraan secara garis besar dapat terbentuk:

(1) Days Release

Disepakati bersama dari enam hasil belajar dalam satu minggu berapa hari di institusi pasangan dan berapa hari di sekolah.

(2) Block Release

Disepakati bersama bulan atau semester mana di institusi pasangan dan bulan atau semester mana di sekolah.

(3) Hour Release

Disepakati jam belajar yang harus dilepas dari disekolah dan diganti menjadi jam belajar di institusi pasangan.

3) Pengujian dan Sertifikasi

Keberhasilan siswa dalam mencapai kemampuan sesuai dengan standar profesi dapat diketahui melalui uji profesi. Mengenai materi, pelaksanaan dan penentuan hasil disepakati dan dilakukan oleh suatu tim uji profesi yang anggotanya terdiri atas unsur sekolah menengah, institusi pasangan, asosiasi profesi dan organisasi pekerja. Bagi siswa yang dinyatakan lulus, akan diberikan sertifikat yang diterbitkan oleh tim penguji profesi.

4) Kerjasama dengan Dunia Kerja/ Industri

Pendidikan Sistem Ganda hanya dapat dilaksanakan apabila ada kesediaan dan kemauan dari dunia industri dan usaha untuk menjadi pasangan SMK dalam melaksanakan program PSG.

5) Peraturan Pendukung

Pelaksanaan PSG melibatkan banyak pihak antara lain; industri/perusahaan, KADIN, asosiasi perusahaan, asosiasi profesi, organisasi pekerja dan berbagai departemen/instansi terkait, maka


(36)

commit to user

diperlukan naskah kerjasama penyelenggaraan PSG sebagai pegangan pelaksanaannya.

6) Nilai Tambah

a) Nilai tambah bagi industri/dunia usaha:

(1) Perusahaan dapat mengenal kualitas peserta didik sehingga apabila diperlukan dapat merekrut langsung menjadi tenaga kerja pada perusahaan.

(2) Memberi kepuasan bagi dunia usaha dan industri karena diakui telah ikut serta menentukan hari depan bangsa melalui pendidikan sistem ganda.

b) Nilai tambah bagi sekolah

(1) Adanya kesesuaian antara dunia pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja.

(2) Memberikan kepuasan bagi sekolah karena lulusannya memperoleh bekal keterampilan yang bermakna baik untuk tamatan sendiri maupun dunia usaha serta bagi nusa dan bangsa. c) Nilai tambah bagi peserta didik

(1) Peserta didik benar-benar memiliki kualitas keterampilan sebagai bekal untuk mengembangkan dirinya khususnya dalam kompetisi di dunia kerja.

(2) Peserta didik setelah lulus telah mendapatkan pengalaman yang sangat berharga.

(3) PSG dapat menambah kepercayaan diri peserta didik yang selanjutnya dapat mendorongnya untuk meningkatkan keahlian yang dimilikinya ke tingkat yang lebih tinggi.

7) Insentif

Perlu diberikan rangsangan dan motivasi bagi DU/DI agar lebih antusias untuk bekerjasama dengan SMK dalam melaksanakan PSG. 8) Kelembagaan

Untuk menjamin keefektifan pelaksanaan PSG diperlukan suatu lembaga organisasi yang mampu menghimpun dan menggerakkan semua


(37)

commit to user

sumber daya yang tersedia dan mengorganisasikan semua kegiatan untuk mencapai tujuan PSG. Oleh karena itu, dibentuk suatu wadah kerjasama, koordinasi dan konsultasi yang dinamakan majelis sekolah.

PSG yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan pihak lain adalah salah satu usaha pemerintah untuk mendekatkan lulusan SMK dengan dunia kerja. Selain itu upaya ini juga untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Wasty Soemanto (1993: 185)

Agar sekolah-sekolah kejuruan kita dapat mengembangkan pengajaran yang mempersiapkan manusia-manusia wiraswasta, di samping perlu diadakan pengembangan kurikulum dan pengajarannya sendiri, juga diperlukan adanya pola kerjasama yang efektif antara sekolah, keluarga, masyarakat pemakai tenagakerja, dunia industri dan dunia ekonomi pada umumnya.

Menurut Wasty Soemanto (1993) bahwa peranan pendidikan kejuruan bukan hanya melatih para siswa menjadi tenaga-tenaga siap pakai, melainkan untuk mempersiapkan para siswa untuk siap menggali sumber kehidupan, mengenal arti lingkungan serta mendayagunakan lingkungannya untuk memajukan kehidupan pribadi dan kehidupan masyarakatnya. Sekolah-sekolah kejuruan menanggung beban yang lebih nyata dalam rangka pendidikan manusia wiraswasta dan mempunyai peranan yang penting pula dalam mempersiapkan manusia-manusia wiraswasta.

Berdasarkan uraian di atas, maka indikator pelaksanaan PSG yang digunakan dalam penelitian ini adalah : standar profesi, standar pendidikan dan pelatihan, pengujian dan sertifikasi, kerjasama dengan dunia usaha dan industri, peraturan pendukung, nilai tambah, insentif, dan kelembagaan.

4. Peran Pendidikan Dalam Mengembangkan Kualitas SDM

Saat ini tatanan ekonomi dunia berubah ke arah perdagangan bebas. Dengan adanya perdagangan bebas itu maka persaingan akan semakin ketat dan tajam. Untuk mengatasi hal itu, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas.


(38)

commit to user

Seperti yang dikatakan oleh Oemar Hamalik (2003:22) “ pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas diarahkan untuk meningkatkan kualitas SDM yang mampu mendukung pembangunan ekonomi dan pembangunan di bidang-bidang lainnya. Implikasi dari upaya pembangunan tersebut maka diperlukannya peningkatan produktifitas, peningkatan pendidikan nasional yang merata dan bermutu, peningkatan dan perluasan pendidikan keahlian sesuai dengan kebutuhan bidang-bidang pembangunan tersebut, dan pengembangan IPTEK yang mantap.

5. Minat Berwirausaha a. Tinjauan Tentang Minat

1) Pengertian Minat

Menurut Slameto (1995: 33) ”Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri”. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat-minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.

Menurut Hurlock (2005: 114) ”minat adalah sesuatu dengan apa anak mengidentifikasikan keberadaan pribadinya. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih”. Dari pendapat yang dikemukakan di atas, minat didefinisikan sebagai motivasi untuk melakukan aktivitas dengan adanya rasa keterikatan untuk bebas memilih terhadap suatu obyek.

2) Cara Meningkatkan Minat Siswa

Menurut Slameto (1995) cara yang paling efektif untuk untuk membangkitkan minat pada suatu subjek yaitu dengan :

a) Menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. b) Membentuk minat-minat baru pada diri siswa.

c) Menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa.


(39)

commit to user

3) Ciri-ciri Minat

Menurut Hurlock (2005), ciri-ciri minat anak yaitu:

a) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. b) Minat bergantung pada kesiapan belajar.

c) Minat bergantung pada kesempatan belajar. d) Perkembangan minat mungkin terbatas. e) Minat dipengaruhi pengaruh budaya. f) Minat berbobot emosional.

g) Minat itu egosentris. 4) Aspek-aspek Minat

Individu dikatakan berminat pada suatu obyek apabila individu tersebut memiliki aspek-aspek sebagai berikut:

a) Kesadaran

Seseorang dikatakan berminat pada suatu obyek, apabila orang tersebut menyadari akan adanya obyek tersebut. Perasaan sadar akan menimbulkan rasa senang dan berkeinginan untuk berkecimpung pada obyek tersebut.

b) Kemauan

Kemauan dimaksudkan sebagai dorongan keinginan yang terarah pada suatu tujuan dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Kemauan itu merupakan dorongan keinginan dan perhatian pada suatu obyek, sehingga akan muncul minat dari individu yang bersangkutan terhadap obyek tersebut.

c) Perasaan tertarik

Seseorang tertarik pada suatu obyek karena obyek tersebut mempunyai daya tarik bagi dirinya, sehingga ia tertarik untuk berkecimpung dalam obyek tersebut.

d) Perasaan senang

Perasaan senang pada suatu obyek akan menimbulkan minat, perasaan tertarik tersebut menyebabkan individu berkeinginan untuk menguasai suatu obyek.


(40)

commit to user

5) Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Menurut Hurlock (2005) faktor yang mempengaruhi sikap dan minat anak terhadap pekerjaan yaitu:

b) Sikap Orang Tua

Sikap orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap dua hal.

Pertama, orang tua mendesak anak untuk tertarik pada pekerjaan yang mereka anggap bagus dan bergengsi, dan kedua, mereka menganjurkan anaknya untuk menghindari pekerjaan tertentu karena dianggap tidak menguntungkan.

c) Pekerjaan Bergengsi

Sudak sejak kecil sekali anak menemukan, bahwa berbagai pekerjaan mempunyai berbagai tingkat prestise.

d) Kekaguman Pada Seseorang

Anak-anak mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan orang yang dikagumi atau dipuja.

e) Kemampuan dan Minat

Kemampuan fisik dan kecerdasan anak, minat dan kepribadiannya memegang peranan penting dalam sikap mereka terhadap berbagai pekerjaan.

f) Kesesuaian Seks

Walaupun batas-batas seks untuk pekerjaan dengan cepat hilang, beberapa pekerjaan tetap dianggap ”pekerjaan pria” dan yang lain sebagai ”pekerjaan wanita”.

g) Kesempatan Untuk Mandiri

Tiap tahun, anak semakin frustasi akibat berbagai pembatasan oleh orang dewasa, dan kemandirian menjadi semakin penting bagi mereka. h) Stereotip Budaya

Pada saat anak belajar mengenai berbagai pekerjaan, mereka juga belajar tentang sterotip budaya yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.


(41)

commit to user

i) Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi dengan orang dari berbagai profesi mewarnai sikap anak terhadap pofesi tersebut.

b. Tinjauan Tentang Berwirausaha 1) Pengertian Wirausaha

Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru dilakukan ”usahawan” atau ”wiraswasta”. Pandangan tersebut tidaklah tepat, karena jiwa dan sikap kewirausahaan

(entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berfikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, dan pimpinan organisasi lainnya.

Kata wirausahawan merupakan terjemahan dari kata entrepeneur.

Kata tersebut berasal dari bahasa Perancis entreprendre yang berarti

”bertanggung jawab”. Menurut Mas’ud Machfoedz (2004: 1)

”Wirausahawan adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola, dan mengukur risiko suatu usaha bisnis”. Mas’ud Machfoedz (2004: 1) juga menuturkan ”Wirausahawan adalah inovator yang mampu memanfaatkan dan mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dijual atau dipasarkan, memberikan nilai tambah dengan memanfaatkan upaya, waktu, biaya, atau kecakapan dengan tujuan mendapat keuntungan”.

Menurut Meredith et al (1995: 9) ”Berwirausaha adalah suatu gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu akan mempengaruhi strategi karier

seseorang”. Menurut Prawirokusumo dalam Suryana (2003: 11)

”Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation)

hidup”. ”Para wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil risiko dalam mengejar tujuannya” (Meredith et al, 1995: 5).


(42)

commit to user

2) Ciri Kepribadian Wirausaha

Menurut Mas’ud Machfoedz (2004) seorang wirausahawan memiliki beberapa ciri-ciri kepribadian sebagai berikut:

a) Mengetahui target sasaran yang diinginkan b) Mempunyai daya ingat yang baik

c) Tenang dalam reaksi d) Optimistik dalam berusaha e) Diplomatis dalam berbicara

f) Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan g) Bersikap ramah dan sopan

h) Bersikap tegas i) Berpengetahuan luas

Menurut Yuyun Wirasasmita dalam Suryana (2003) dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang berwirausaha, yaitu:

a) Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari pendapatan tambahan, sebagai jaminan stabilitas keuangan.

b) Alasan sosial, yaitu untuk memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan dihormati, untuk menjadi contoh bagi orang tua di desa, agar dapat bertemu dengan orang banyak.

c) Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar masyarakat, untuk membantu ekonomi masyarakat, demi masa depan anak-anak dan keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami/istri, untuk membahagiakan ayah dan ibu.

d) Alasan pemenuhan diri, yaitu untuk menjadi atasan/ mandiri, untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, untuk menjadi lebih produktif, dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.

3) Karakteristik Wirausaha

Menurut Steinhoff & John F. Burgess dalam Suryana (2003) mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang sukses, yaitu :


(43)

commit to user

b) Ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko baik waktu maupun uang.

c) Membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankannya.

Menurut Mas’ud Machfoedz (2004) karakter seorang

wirausahawan yaitu sebagai berikut:

a) Pengendalian diri ; menyukai pengendalian segala sesuatu yang mereka kerjakan.

b) Tidak suka berpangku tangan ; menyukai aktivitas yang berorientasi pada kemajuan.

c) Motivasi ; termotivasi oleh hasrat untuk mencapai kesuksesan. d) Mampu menganalisa kesempatan ; menganalisa setiap opsi untuk

menjamin keberhasilan dan mengurangi risiko.

e) Pemikir yang kreatif ; selalu mencari cara yang lebih baik dalam mencari sesuatu.

f) Percaya diri ; menyadari arti kehidupan pribadi lebih penting dari kehidupan bisnis.

g) Mampu memecahkan persoalan ; selalu memilih alternatif terbaik untuk memecahkan persoalan yang timbul.

h) Pemikir yang obyektif ; tidak takut mengaku jika melakukan kesalahan.

4) Profil Wirausahawan

Dalam Mas’ud Machfoedz (2004) profil pribadi wirausahawan yaitu sebagai berikut:

a) Mengejar prestasi

Wirausahawan senantiasa menginginkan prestasi prima. Untuk itu mereka lebih memilih bekerja dengan pakar ketika menghadapi problema dan cenderung untuk berpikir cermat serta fokus pada sisi jangka panjang tentang bisnis.


(44)

commit to user

b) Berani mengambil resiko

Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang disertai risiko dengan memperhitungkan besar kecilnya risiko. Mereka menyadari bahwa prestasi yang lebih besar hanya mungkin dicapai jika mereka bersedia menerima risiko sebagai konsekuensi terwujudnya tujuan.

c) Mampu memecahkan permasalahan

Wirausahawan adalah orang yang memiliki kepemimpinan yang tumbuh secara alami dan pada umumnya lebih cepat mengidentifikasikan permasalahan yang perlu diatasi.

d) Rendah hati

Wirausahawan mendapatkan kepuasan dalam lambang-lambang keberhasilan yang di luar dirinya. Mereka senang usaha yang mereka bangun dipuji orang, namun mereka menolak apabila pujian ditujukan kepada diri mereka.

e) Bersemangat

Wirausahawan secara fisik senantiasa tampak lincah dan berbadan sehat. Mereka mampu bekerja melebihi jam kerja rata-rata yang dilakukan orang lain ketika merintis usaha.

f) Memiliki rasa percaya diri

Wirausahawan adalah orang yang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi dan tidak meragukan kecakapan dan kemampuannya.

g) Menghindari sifat cengeng

Wirausahawan senantiasa menghindari sifat cengeng dalam membentuk pribadi mandiri sehingga sering kali mengalami kesulitan dalam membentuk ikatan emosional yang kental dengan konsekuensi kurang terjalinnya hubungan akrab dengan kawan atau anggota keluarga.


(45)

commit to user

h) Mencari kepuasan diri

Karena wirausahawan termotivasi oleh kebutuhan untuk mewujudkan prestasi diri, mereka sering kali kurang berminat terhadap struktur organisasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka indikator dari minat berwirausaha yang digunakan dalam penelitian ini adalah : kesadaran, kemauan, perasaan tertarik, dan perasaan senang.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian Agus Waluyo tahun 2007 dengan judul Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Dan Informasi Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa Kelas III Program Keahlian Penjualan Di SMK Negeri 1 Pedan Tahun Ajaran 2006/2007, hasil penelitiannya yaitu : ada pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa (t hitung > t table atau 2,735 pada N = 39 dan taraf signifikansi 5%). Sedangkan penelitian dari Dudik Iskandar tahun 2006 dengan judul Pengaruh Mata Diklat Kewirausahaan Dan Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Terhadap Sikap Berwirausaha Siswa Kelas 3 Program keahlian Tata Boga Di SMK N 4 surakarta Tahun Diklat 2005/2006. Hasil penelitiannya yaitu : ada pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Terhadap Sikap berwirausaha siswa (t hitung > t table atau 3,811 > 1,67 pada N = 71 dan taraf signifikansi 5%). Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah pada variabel dan subyek yang diteliti. Pada penelitian ini variabel terikatnya yaitu minat berwirausaha.

C. Kerangka Berfikir

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional dapat menciptakan


(46)

commit to user

manusia yang kreatif dan inovatif, maka program pendidikan disesuaikan dengan tuntutan kerja.

Sekolah menengah kejuruan merupakan sekolah yang mempersiapkan peserta didik untuk siap bekerja. Didalam pendidikan kejuruan selaras tercipta antara pendidikan dan pelatihan. Upaya untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu dengan diterapkannya Pendidikan Sistem Ganda (PSG). PSG yaitu kegiatan belajar yang memadukan pengalaman belajar siswa di sekolah dengan kegiatan belajar melalui bekerja langsung dilapangan kerja sesungguhnya sesuai dengan bidang studi yang dipelajari. Menjadikan lulusan siswa SMK agar sesuai dengan tuntutan kerja maka pelaksanaan pembelajaran tidak hanya dilakukan disekolah melainkan juga dilaksanakan di dunia usaha/industri (DU/DI) karena melalui pembelajaran dan bekerja dapat menerapkan ketrampilan di DU/DI.

Melalui PSG akan melatih siswa untuk bekerja menerapkan teori-teori yang diperolehnya disekolah dengan praktek kerja langsung di dunia kerja. Setelah melaksanakan praktek kerja di DU/DI siswa akan memiliki ketrampilan, kemampuan dasar kerja, etos kerja, pengalaman dan gambaran yang terpadu tentang dirinya dan keserasian dengan lingkungan pekerjaan. Ketrampilan yang dimiliki dan pengalaman kerja yang didapat setelah melaksanakan program magang kerja di DU/DI akan menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat pada siswa sehingga diharapkan akan tumbuh minat berwirausaha sebagai proses pengembangan diri dalam memilih karier dan berkompetisi di dunia kerja setelah menyelesaikan studinya.

Siswa lulusan SMK selain dipersiapkan menjadi tenaga kerja di DU/DI juga dipersiapkan untuk mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Berwirausaha merupakan pilihan pekerjaan yang tepat dalam rangka memperluas kesempatan kerja, hal ini sangat memungkinkan karena siswa SMK telah mendapatkan pengetahuan kewirausahaan yang cukup dalam mata diklat kewirausahaan, dan memiliki ketrampilan, keahlian dan pengalaman kerja ketika mengikuti program PSG.


(47)

commit to user

Gambar 1. Kerangka Berfikir Pengaruh PSG terhadap Minat Berwirausaha

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang telah diterangkan di muka, maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu : ada pengaruh yang signifikan antara Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII Program Keahlian Penjualan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sukoharjo tahun diklat 2010/2011.

Program Pendidikan Sistem Ganda :

1) Standar Profesi

2) Standar Pendidikan dan Pelatihan

3) Pengujian dan Sertifikasi 4) Kerjasama dengan Dunia

Kerja/ Industri 5) Peraturan Pendukung

6) Nilai Tambah Program Pendidikan Sistem Ganda 7) Insentif, dan

8) Kelembagaan

Minat Berwirausaha: a) Kesadaran b)Kemauan

c) Perasaan tertarik d)Perasaan senang


(48)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sukoharjo, dengan subyek penelitian adalah kelas XII tahun diklat 2010/2011. adapun alasan pemilihan tempat tersebut adalah :

a. Tersedianya data yang mendukung kelancaran penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan.

b. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam pengumpulan data yang diperlukan.

c. Lokasi penelitian strategis dan mudah dijangkau sehingga memudahkan dalam pelaksanaan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2010. Kegiatan yang dilaksanakan dalam waktu tersebut digunakan untuk mencari data yang diperlukan untuk penelitian.

B. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) “ populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian”. Menurut Sutrisno Hadi (2004: 182) “seluruh penduduk yang

dimaksudkan untuk diselidiki”. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Dengan kata lain, populasi yaitu keseluruhan individu yang menjadi subyek penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas XII pada program keahlian penjualan SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun diklat 2010/2011 yang terdiri dari 2 kelas dan berjumlah 76 siswa. Subyek yang diteliti kurang dari 100, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.


(49)

commit to user

C. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan data atau keterangan yang benar dan dapat dipercaya dalam penelitian dengan menggunakan alat tertentu. Untuk mendapatkan data yang obyektif dan valid, maka perlu tehnik pengumpulan data sebagai landasan pemecahan masalah. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode angket atau kuesioner dan metode dokumentasi. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

1. Metode Angket atau Kuesioner

Suharsimi Arikunto (2006: 151) “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Sedangkan menurut Cholid Narbuko & abu Ahmadi (2002: 76) “metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti”.

Dari kedua pendapat tadi, maka dapat disimpulkan bahwa angket atau kuesioner adalah serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan dan harus dijawab oleh responden untuk memperoleh informasi atau data. Penggunaan metode angket dalam penelitian ini berfungsi untuk mendapatkan informasi atau data-data tentang pengaruh program Pendidikan Sistem Ganda terhadap minat berwirausaha.

Skala tentang PSG disusun dengan menggunakan Skala Likert yang dimodifikasi terdiri dari 4 alternatif jawaban. Sistem penilaian skala dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pernyataan positif : sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), sangat tidak setuju (1)

b. Pernyataan negatif : sangat setuju (1), setuju (2), tidak setuju (3), sangat tidak setuju (4).

Suatu alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi beberapa


(50)

commit to user

kriteria, yaitu kriteria valid dan reliabel. Sebelum angket disebar perlu diadakan uji coba (try out) dengan menggunakan angket yang telah dibuat.

a. Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Untuk menghitung analisis item dan korelasi antar faktor digunakan rumus koefisien korelasi product moment, dihitung dengan SPSS 16.00 .

Rumus :

r

xy

=

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi variabel x dengan variabel y.

xy = jumlah hasil perkalian antara variabel x dengan variabel y. x = jumlah nilai setiap item.

y = jumlah nilai konstan. N = jumlah subyek penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Suharsimi Arikunto, 2006: 178). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik Formula Alpha dan dengan menggunakan program SPSS 16.00 for windows. Rumus :

r11 =(

K

) (1 - ∑ b

2

)


(51)

commit to user

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan ∑ b2 = jumlah varians butir

t2 = varians total (Suharsimi Arikunto, 2006: 196)

2. Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) mengatakan bahwa” dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis”. Metode dokumentasi yaitu menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa metode dokumentasi adalah metode penelitian yang berdasarkan data-data yang sudah ada tanpa diolah terlebih dahulu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh informasi tentang data umum penelitian yang berupa nama-nama siswa, latar belakang berdirinya sekolah dan struktur organisasi sekolah.

D. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti yaitu :

1. Variabel Dependen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 119) “variabel dependen adalah variabel akibat atau disebut variabel tidak bebas”. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel dependen adalah minat berwirausaha, yang diukur oleh :

a. Kesadaran b. Kemauan

c. Perasaan Tertarik d. Perasaan Senang


(52)

commit to user

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut variabel penyebab. Yang termasuk kedalam variabel independen dalam penelitian ini adalah :

a. Standar Profesi

b. Standar Pendidikan dan Pelatihan c. Pengujian dan Sertifikasi

d. Kerjasama dengan Dunia Kerja/ Industri e. Peraturan Pendukung

f. Nilai Tambah g. Insentif h. Kelembagaan

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif karena penelitian ini bertujuan untuk mengungkap masalah-masalah dengan jalan mengumpulkan data, menyusun dan menganalisis. Data-data tersebut diperoleh dari penyebaran angket kepada responden dan juga dengan mengumpulkan dokumen tertulis dari tempat penelitian.

Rancangan penelitian ini dimulai dari proses try out angket, dimana try out dilakukan untuk mengetahui apakah angket tersebut memenuhi syarat validitas dan reliabilitas sebagai alat ukur. Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas angket menggunakan rumus product moment, sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan rumus alpha. Langkah selanjutnya melakukan analisis regresi sederhana untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat berwirausaha. Peneliti menggunakan uji t untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat berwirausaha.


(1)

commit to user

2011, maka kesimpulannya adalah ada pengaruh yang signifikan antara Program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap minat berwirausaha pada siswa kelas XII Program Keahlian Penjualan SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2010/2011. Hal ini dapat dilihat dengan uji t diperoleh hasil thitung > ttabel atau 5,994 > 1,670 pada taraf signifikansi 5% dengan N=76.

Adanya pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan PSG terhadap minat berwirausaha, yaitu semakin tinggi kualitas PSG maka semakin tinggi pula minat siswa dalam berwirausaha. Hal ini disebabkan karena dalam PSG, ketika program magang kerja siswa dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya sehingga siswa mendapatkan keahlian profesional yang sesuai dengan bidangnya. Selain itu siswa juga mendapatkan pengalaman kerja secara langsung, sehingga etos kerja yang baik dapat terbentuk. Selain itu siswa setelah lulus dapat berwirausaha sendiri, dan siswa dapat mempraktekkan apa yang telah di dapat saat melaksakan PSG.

b. Masalah Yang Dihadapi dan Cara Pemecahannya

Masalah yang dihadapi oleh siswa saat pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda yaitu pelatihan yang terjadi di industri masih terkesan tertutup, yaitu tidak semua ilmu diajarkan kepada siswa saat pelaksanaan PSG serta banyak lulusan yang tidak tertampung di dunia kerja lebih memilih menganggur dan menunggu datangnya pekerjaan daripada berwirausaha atau membuka usaha sendiri.

Adapun pemecahan masalahnya yaitu:

1) Bagi siswa, yaitu siswa harus lebih giat lagi menimba ilmu saat pelaksanaan PSG, dan siswa harus berfikir kreatif untuk dapat berwirausaha sendiri.

2) Bagi sekolah, yaitu guru pembimbing selalu siap membantu siswa yang mengalami kesulitan saat PSG, dan guru mengajarkan kepada siswa tentang berwirausaha.

3) Bagi DU/ DI, yaitu dalam membimbing siswa yang melaksanakan PSG harus lebih terbuka lagi, sehingga siswa dapat bekerja secara profesional sesuai dengan prosedur yang ada di perusahaan.


(2)

commit to user

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diketahui bahwa minat berwirausaha siswa dipengaruhi oleh pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Sehubungan dengan penelitian di atas, maka dapat disampaikan implikasi penelitian yang meliputi dampak teoritis dan dampak praktis.

Adapun dampak teoritis hasil penelitian ini yaitu diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan penelitian tentang minat berwirausaha, serta sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang meneliti masalah yang sejenis. Sedangkan dampak praktis penelitian ini yaitu member masukan bagi pengelola SMK yang mengurusi tentang pembinaan dan peningkatan minat berwirausaha siswa yang terkait dengan pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda.

Peserta didik sebagai obyek pendidikan dalam PSG dituntut untuk mengelola potensi diri secara maksimal, sehingga ketika lulus peserta didik benar-benar memiliki keahlian profesional yang sesuai dengan bidangnya. Keahlian profesional itu akan memberikan rasa percaya diri siswa untuk bisa berwirausaha atau membuka usaha sendiri.

C. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dicapai , dapat disampaikan beberapa saran yang dapat berguna sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda di SMK Negeri 1 Sukoharjo. Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru pembimbing PSG

Meningkatkan koordinasi dengan institusi PSG sehingga senantiasa bisa mengontrol siswa saat pelaksanaan PSG sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, serta membangkitkan minat siswa dalam berwirausaha sehingga siswa dapat mempraktekkan apa yang telah di peroleh saat melaksankan PSG. 2. Bagi Siswa

Saat melaksanakan magang di institusi PSG, siswa harus meningkatkan kemampuan dan keterampilannya sehingga siswa memperoleh keahlian


(3)

commit to user

profesional yang sesuai dengan bidangnya. Keahlian profesional yang dimiliki akan menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa untuk menapak masa depan dengan berwirausaha.

3. Bagi Dunia Usaha/ Industri

Diharapkan DU/ DI selalu bersedia menjalin kerjasama dengan pihak sekolah, yaitu dengan cara memberikan kesempatan magang kerja/ praktik kepada siswa agar siswa memiliki keterampilan dan pengalaman kerja sehingga dapat mencapai keahlian profesional seperti yang diharapkan.

4. Bagi Kepala Sekolah

a. Selalu meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam penyelenggaraan PSG.

b. Memberikan pengarahan kepada para guru supaya selalu menanamkan jiwa wirausaha kepada siswa.


(4)

commit to user DAFTAR PUSTAKA

Agus Waluyo. 2007. Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Dan Informasi Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa Kelas III Program Keahlian Penjualan Di SMK Negeri 1 Pedan Tahun Ajaran

2006/2007. Surakarta. Skripsi. FKIP.

Cholid Narbuko & Abu Ahmadi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Dadang Suhardan dkk. 2008. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Djarwanto. 2001. Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian. Yogyakarta: Liberty.

Dudik Iskandar. 2006. Pengaruh Mata Diklat Kewirausahaan Dan Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Terhadap Sikap Berwirausaha Siswa Kelas 3 Program keahlian Tata Boga Di SMK N 4 surakarta Tahun Diklat

2005/2006. Surakarta. Skripsi. FKIP.

E Mulyasa.2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Offset.

Gumelar Wahyu Gumilang. 2008. Kajian Penerapan kebijakan Pengembangan Sekolah Menengah Untuk Mendukung Kegiatan Ekonomi Di Provinsi DKI

Jakarta. http//digilib.itb.ac.id. Diakses tanggal 25 Agustus 2010.

Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hurlock, Elizabeth B. 2005. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

M Iqbal Hasan. 2005. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: Bumi Aksara

M Syaom Barliana. 2010. Proyeksi Pertumbuhan Siswa SMK dan Antisipasi

LPTK: Antara Revolusi dan Involusi. Universitas pendidikan Indonesia.

Mardi Rasyid. 1997. Makna Pentingnya Pendidikan Sistem Ganda Untuk

Menghasilkan Tenaga Terampil. Kajian Dikbud No.010.Tahun III.

Mas’ud Machfoedz & Mahmud Machfoedz. 2004. Kewirausahaan Suatu

Pendekatan Kontemporer. Yogyakarta: YKPN.

Meredit, Geoffrey G. et al. 1995. Kewirausahaan, Teori dan Praktek. Jakarta: Taruna Grafika.


(5)

commit to user

Muliati A.M. 2007. Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda, Suatu

Penelitian Evaluatif berdasarkan Stake’s Countenance Model Mengenai

Program Pendidikan Sistem Ganda pada sebuah SMK di Sulawesi Selatan

(2005/2007). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.

Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Singgih Santoso. 2001. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara

Profesional. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.

Siswanto Sastrohadiwiryo. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung : Transito.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju

Sukses. Jakarta : Salemba empat.

Sutrisno Hadi. 2004. Statistika 2. Yogyakarta: Andi Offset. ___________. 2001. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Veithzal Rivai & Sylviana Murni. 2009. Education Management. Jakarta: PT Raja Grafindo persada.

Wahyu Adi. 2005. Penerapan Model Pendidikan Sistem Ganda Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Ketrampilan Lulusan Pada SMK Negeri 2 Surakarta.

Jurnal pendidikan, Vol.4 No. 2: 201-222.

Wahyu Nurharjadmo. 2008. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem

Ganda Di Sekolah Kejuruan. Spirit Publik. Vol.4 No. 2 : 215-228.

Wasty Soemanto. 1993. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: Bumi Aksara.

Wikipedia Indonesia. Jenjang Pendidikan. http//putrinet.wordpress.com. Diakses tanggal 25 Agustus 2010.

Zimmerer W. Thomas et al. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta : Salemba Empat.


(6)

commit to user


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TATA BOGA SMK NEGERI 10 MEDAN.

0 3 28

PENDAHULUAN PENGARUH PELAKSANAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS II JURUSAN AKUNTANSI DI SMK MUHAMMADIYAH 2KARANGANYAR.

0 4 9

PENGARUH SIKAP MENTAL WIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS HASIL PERTANIAN SMK NEGERI 1 CIBADAK.

1 3 42

Pengaruh Pendidikan Sistem Ganda terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas III SMK Negeri 1 Purbalingga Tahun 2008/2009.

0 0 2

EFEKTIVITAS PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) PADA DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DUDI) BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 KLATEN.

3 32 226

PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII KEAHLIAN JASA BOGA SMK NEGERI 1 SEWON.

0 0 140

PENGARUH PELAKSANAAN BUSSINESS CENTRE TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 WONOSOBO.

0 0 8

EVALUASI PELAKSANAAN PRAKTIK PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) SISWA KELAS XII JURUSAN AKUNTANSI SMK MANDIRI ipi130089

0 0 14

PENGARUH SIKAP MENTAL WIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS HASIL PERTANIAN SMK NEGERI 1 CIBADAK - repository UPI S PTA 1006290 Title

0 0 3

EFEKTIVITAS PROGRAM PSG (PENDIDIKAN SISTEM GANDA) PADA DUDI (DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI) BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 7 DAN SMK MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

0 0 29