Hipotesis Latar Belakang Masalah

28 Sehingga dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut: Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.7. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka dihipotesiskan bahwa Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Non Performing Loan NPL, Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR dan Net Interest Margin NIM berpengaruh terhadap Return on Asset ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ROA LDR BOPO NPL CAR NIM Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibatkan jasa dari sektor perbankan. Hal tersebut dikarenakan sektor perbankan mengemban fungsi utama sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan unit - unit ekonomi yang kekurangan dana. Melalui sebuah bank dapat dihimpun dana dari masyarakat dalam berbagai bentuk simpanan selanjutnya dari dana yang telah terhimpun tersebut, oleh bank disalurkan kembali dalam bentuk pemberian kredit kepada sektor bisnis atau pihak lain yang membutuhkan. Semakin berkembang kehidupan masyarakat dan transaksi-transaksi perekonomian suatu negara, maka akan membutuhkan pula peningkatan peran sektor perbankan melalui pengembangan produk-produk jasanya. Hempel, 1994 dalam Bachruddin, 2006. Di Indonesia sendiri fungsi intermediasi bank ini juga pengaruhnya cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, hal ini terlihat pada saat perbankan menurunkan realisasi pemberian kreditnya maka pertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan. Dengan perannya yang demikian besar itu tak heran jika maju mundurnya perekonomian Indonesia sangat tergantung pada efektivitas sistem perbankan. Malahan secara global kita melihat besarnya peran Universitas Sumatera Utara 2 perbankan, boleh dikatakan kehancuran suatu sistem perbankan hampir pasti akan membuat ekonomi suatu negara akan terpuruk. Dunia perbankan secara global pernah mengalami krisis yakni tahun 2008 dan Indonesia dapat menyelamatkan dunia perbankannya dari krisis di tahun tersebut https:financialanalist.wordpress .com20090906perbankan-indonesia-dalam-masa-krisis-2008. Indonesia sangat bergantung pada perbankan karena dunia perbankan adalah salah satu faktor yang menjalankan perekonomian Indonesia . Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, perbankan adalah semua hal yang menyangkut mengenai bank, kelembagaan, operasional usaha, serta proses dan cara dalam melaksanakan operasional usaha. Sedangkan bank merupakan bentuk badan usaha yang menghimpun dana masyarakat yang berbentuk simpanan dan disalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit ataupun bentuk lainya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup rakyat banyak Kasmir, 2008:2. Kemampuan suatu bank dapat dilihat dari profitabilitasnya, menurut Harahap 2004 : 319, “Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu perusahaan”. Albertazzi dan Gambacorta 2009 mengemukakan bahwa profitabilitas umumnya digunakan sebagai ukuran tingkat kesehatan dan stabilitas sektor perbankan, karena terdapat hubungan antara fluktuasi siklus bisnis dan profitabilitas bank. Return on Asset ROA merupakan alat yang sering dipergunakan dalam mengukur kinerja keuangan organisasi Certo dan Peter, 2002:288. Return on Asset ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh Universitas Sumatera Utara 3 sumber daya total aktiva dalam menghasilkan laba. Menurut Simamora 2006: 529, ROA merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan,maka rasio ini merupakan ukuran yang tepat jika perusahaan ingin mengevaluasi seberapa baik perusahaan telah memakai dan mendapat imbalan dari dananya, tanpa memperhatikan besarnya relatif sumber dana tersebut. ROA lebih memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Bank Indonesia juga lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan ROA karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat, sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas bank Dendawijaya, 2009:119. Kondisi ROA dipengaruhi oleh beberapa kondisi keuangan lainnya seperti Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Veithzal et all., 2007:722 Jika rasio BOPO semakin meningkat berarti biaya operasi semakin besar, sehingga pada akhirnya Return on Assets ROA bank menurun. Nilai rasio yang ideal berada antara 50-75 sesuai dengan ketentuan BI. Non Performing Loan NPL menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah tersebut. Rasio NPL yang tinggi juga akan mengganggu ROA. Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan Universitas Sumatera Utara 4 menyebabkan kerugian, sebaliknya jika semakin rendah NPL maka laba atau profitabilitas ROA bank tersebut akan semakin meningkat Hasibuan, 2008:98. Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5. Aspek lainnya yang dapat dilihat diantaranya adalah aspek permodalan. Jumlah modal yang dimiliki bank mempengaruhi kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan. Rasio yang umum digunakan untuk menilai kecukupan modal bank adalah Capital Adequacy Ratio CAR Siamat, 2005:290. Dengan meningkatnya rasio ini, maka akan berpengaruh pada meningkatnya laba suatu bank, jadi semakin besar CAR akan berpengaruh kepada semakin besarnya Return on Assets ROA bank tersebut Muljono, 2002:92. Berdasarkan Surat Keputusan DIR BI No. 3012KEPDIR tanggal 30 April 1997 CAR minimal 8. Loan to Deposit Ratio LDR mencerminkan kegiatan utama suatu bank yang dapat diartikan tingkat penyaluran kredit juga mempengaruhi besarnya nilai ROA, dimana rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Menurut Rivai 2007:724, “Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan laba bank. Peningkatan LDR berarti dana yang disalurkan dalam bentuk kredit semakin besar sehingga pendapatan bunga bertambah dan laba bank akan meningkat. Peningkatan laba tersebut mengakibatkan ROA semakin tinggi ”. Maksimal LDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110. Net Interest Margin NIM mencerminkan resiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh bank. Rasio ini menunjukkan kemampuan earning Universitas Sumatera Utara 5 assets dalam menghasilkan bunga bersih Rivai et al., 2007:721. Standar yang ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6 keatas. Kondisi BOPO, NPL, CAR, LDR dan NIM dan Bank Umum Swasta Nasional pada periode penelitian 2010 hingga 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Rata Rata Rasio Keuangan Bank Umum Swasta Nasional Devisa Periode Tahun 2010-2013 Rasio Tahun 2010 2011 2012 2013 ROA 2,58 2,44 2,64 2,43 BOPO 85,53 81,67 80,61 86,84 NPL 2,35 2,41 2,43 2,47 CAR 15,76 15,55 15,33 16,01 LDR 73,16 75,86 81,58 83,77 NIM 5,35 5.42 5,17 5,08 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia SPI Data Diolah Berdasarkan Tabel 1.1, menunjukan perkembangan rasio keuangan ROA, BOPO, NPL, CAR, LDR dan NIM pada Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar di BEI periode tahun 2010 –2013. Dapat dilihat perkembangan rasio keuangan bank mengalami fluktuasi setiap tahunnya, seperti ROA menunjukkan rata rata yang mengalami fluktuasi, dari Tabel 1.1 terlihat bahwa angka ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa pada tahun 2010-2013 berada diatas 2 yaitu 2,58 pada tahun 2010, 2,44 pada tahun 2011, 2,64 pada tahun 2012 dan 2,43 pada tahun 2013 dimana angka ROApada Bank Umum Swasta Nasional Devisa sudah sangat baik karena telah memenuhi standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu diatas 2. Rasio BOPO pada Tabel 1.1 mengalami fluktuasi setiap tahunnya, Universitas Sumatera Utara 6 dimana rasio BOPO mencapai angka diatas 75 dari tahun 2010-2013, tetapi rasio BOPO masih dalam kategori sehat menurut ketentuan BI. Persentase BOPO mengalami penurunan pada periode tahun 2010-2011 sebesar 3,86 dari 85,53 pada tahun 2010 menjadi 81,67 pada tahun 2011 dan pada tahun yang sama 2010-2011 ROA juga mengalami penurunan sebesar 0,14 dari 2,58 pada tahun 2010 menjadi 2,44 pada tahun 2011. Pada tahun 2011-2012 rasio BOPO pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa tahunmengalami penurunan sebesar 1,06 dari 81,67 pada tahun 2011 menjadi 80,61 pada tahun 2012 diikuti dengan peningkatan ROA sebesar 0,2 dari 2,44 pada tahun 2011 menjadi 2,64 pada tahun 2012.Pada periode tahun 2012-2013 mengalami kenaikan yangcukup besar yaitu sebesar 6,23 dari 80,61 pada tahun 2012 menjadi 86,84 pada tahun 2013 begitu juga dengan ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa pada tahun yang sama mengalami penurunan sebesar 0,21 dari 2,64 pada tahun 2012 menjadi 2,43 pada tahun 2013. Rasio Non Performing Loan pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode tahun 2010-2013 mengalami fluktuasi yang cukup stabil dan juga telah memenuhi standar Bank Indonesia dibawah 5,dapat dilihat rasio NPL pada tahun 2010-2011 mengalami kenaikan sebesar 0,06 dari 2,35 pada tahun 2010 menjadi 2,41 pada tahun 2011 dan pada periode yang sama 2010-2011 ROA mengalami penurunan sebesar 0,14 dari 2,58 pada tahun 2010 menjadi 2,44 pada tahun 2011. Pada periode tahun 2011-2012 rasio NPL mengalami kenaikan sebesar 0,02 dari 2,41 pada tahun 2011 menjadi 2,43 pada tahun 2012 akan tetapi pada tahun yang sama 2011-2012 rasio ROA juga mengalami kenaikan Universitas Sumatera Utara 7 sebesar 0,2 dari 2,44 pada tahun 2011 menjadi 2,64 pada tahun 2012.Pada periode tahun 2012-2013 NPL mengalami kenaikan sebesar 0,04 dari 2,43 pada tahun 2012 menjadi 2,47 pada tahun 2013 tetapi pada tahun yang sama ROA justru mengalami penurunan sebesar 0,21 dari 2,64 pada tahun 2012 menjadi 2,43 pada tahun 2013. Rasio Capital Adequacy Ratio CAR pada Tabel 1.1 juga mengalami flukuasi, dari tabel menunjukkan rasio CAR tertinggi pada tahun 2013 sebesar 16,01 dan terendah pada tahun 2012 sebesar 15,33. Secara umum rasio CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa sudah memenuhi standar Bank Indonesia yaitu diatas 8.Pergerakan rasio CAR juga telah sejalan dengan pergerakan Rasio ROA dapat dilihat pada tahun 2010-2011 CAR menurun sebesar 0,21 ROA juga menurun sebesar 0,14. Rasio LDR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa mengalami fluktuasi dari tahun ketahun, dapat dilihat pada tabel di atas rasio LDR sudah sesuai dengan ketentuan BI yaitu dibawah 110.Pada tahun 2010-2011 LDR mengalami kenaikan sebesar 2,7 dari 73,16 pada tahun 2010 menjadi 75,86 pada tahun 2011, tetapi rasio ROA justru mengalami penurunan sebesar 0,14, pada tahun 2011-2012 LDR mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 5,72 dari 75,86 pada tahun 2011 menjadi 81,58 pada tahun 2012 pada tahun yang sama ROA juga mengalami peningkatan sebesar 0,2 dari 2,44 pada tahun 2011 menjadi 2,64 pada tahun 2012, pada periode tahun 2012-2013 NPL Bank Umum Swasta Nasional Devisa mengalami peningkatan sebesar 2,19 dari 81,58 pada tahun 2012 menjadi 83,77 pada tahun 2013 Universitas Sumatera Utara 8 tetapi ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa pada tahun yang sama justru mengalami penurunan sebesar 0,21 dari 2,64 pada tahun 2012 menjadi 2,43 pada tahun 2013. Rasio NIM pada Tabel 1.1 juga mengalami fluktuasi yang cukup stabil, dari tabel menunjukan rasio NIM tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar 5,42 dan terendah pada tahun 2013 sebesar 5,08. Pada tahun 2010-2011 rasio NIM mengalami kenaikan sebesar 0,07 dari 5,35 pada tahun 2010 menjadi 5,42 pada tahun 2011 tetapi ROA pasa tahun yang sama mengalami penurunan sebesar 0,14 dari 2,58 pada tahun 2010 menjadi 2,44 pada tahun 2011,pada periode tahun 2011-2012 rasio NIM pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa mengalami penurunan sebesar 0,25 dari 5,42 pada tahun 2011 menjadi 5,17 pada tahun 2012 tetapi ROA justru mengalami peningkatan sebesar 0,2 dari 2,44 pada tahun 2011 menjadi 2,64 pada tahun 2012, pada tahun 2012-2013 NIM mengalami penurunan sebesar 0,09 dari 5,17 pada tahun 2012 menjadi 5,08 pada tahun 2013 dan pada tahun yang sama ROA juga mengalami penurunan sebesar 0,21 dari 2,64 pada tahun 2012 menjadi 2,43 pada tahun 2013. Berdasarkan uraian latar belakang dan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio dan Net Interest Margin TERHADAP Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Universitas Sumatera Utara 9

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, dan Net Interest Margin terhadap Return on Asset pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Bursa Efek Indonesia

0 62 107

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan Loan to Deposit Ratio yang Berimplikasi pada Profitabilitas Bank Mutiara

1 5 140

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) (Studi Empiris pada Bank BUMN Persero di Indonesia Periode 2008-2014)

0 5 118

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, BIAYA OPERASIONAL/PENDAPATAN OPERASIONAL, NET INTEREST MARGIN, LOAN DEPOSIT RATIO TERHADAP PERUBAHAN LABA.

0 3 20

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Return On Asset (ROA)

0 6 107

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Non Performing Loan (Npl), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (Bopo), Return On Asset (Roa) Dan Net Interest Margin (Nim) Terhadap Loan To Deposit R

0 2 14

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, BIAYA OPERASIONAL PER PENDAPATAN OPERASIONAL, NON PERFORMING LOAN, DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET DAN RETURN ON EQUITY (Studi pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Tahun 2012–2016

0 0 11