35 CAR, Loan to Deposit Ratio LDR dan Net Interest Margin NIM terhadap
Return on Assets ROA yang menggunakan regresi linier berganda multiple linier regression. Adapun model persamaan regresi linier pada penelitian ini
adalah sebagai berikut. Y= α +
+ +
+ +
+ Dimana:
Y = Return on Assets ROA
α = Konstanta
= Biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO = Non Performing Loan NPL
= Capital Adequecy Ratio CAR = Loan to Deposit Ratio
= Net Interest Margin NIM b
1
- b
5
= Koefisien regresi variabel bebas = Term of error
Regresi linier berganda sangat bermanfaat untuk meneliti pengaruh beberapa variabel yang berkorelasi dengan variabel yang diuji. Teknik analisis ini
sangat dibutuhkan dalam berbagai pengambilan keputusan baik dalam perumusan kebijakan manajemen maupun dalam telaah ilmiah.
3.10. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi dalam analisis linier berganda yang berbasis ordiny least square OLS. Sebelum
pengujian hipotesis dilakukan terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik ini yang meliputi uji normalitas, multikoliniearitas, heteroskedastisitas, dan
autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
36
3.10.1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal atau tidak. Menurut Suliyanto
2011:69 uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normat atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal. Pengujian normalitas menggunakan analisis grafik yang dilakukan
menggunakan histogram dengan menggambarkan variabel dependen sebagai sumbu vertikal sedangkan nilai residual terstandarisasi digambarkan sebagai
sumbu horizontal. Cara lain untuk menguji normalitas dengan pendekatan garfik adalah menggunakan Normal Probability Plot, yaitu dengan membandingkan
distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Adapun kriteria pengujian sebagai berikut : a.
Jika Asym. Sig 0,05 berarti seluruh data berdistribusi normal b.
Jika Asym. Sig 0,05berarti seluruh data berdistribusi tidak normal 3.10.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak samakonstan Suliyanto, 2011:95. Uji heteroskedasitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
Universitas Sumatera Utara
37 jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
tidak terjadi heteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode grafik, Uji Park Glajser, Uji Rank Spearman,
dan Barlett.
3.10.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu time-series
atau ruang cross section. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji Durbin-Watson Uji D-W untuk
menguji ada tidaknya masalah autokorelasi dari model empiris yang diestimasi Suliyanto, 2011:125.
3.10.4. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel
bebas atau tidak. Pengujian terhadap multikolinieritas dapat dilakukan dengan: a. Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF
Nilai VIF yang semakin besar menunjukan masalah multikolinier yang semakin serius. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas terpilih yang tidak
dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Bila nilai tolerance diatas 0,1 maka dikatakan tidak terjadi kolinearitas yang berarti. Adanya multikolinearitas dapat
dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor VIF. Batas tolerance value adalah 0,1dan batas VIF adalah 5.
1 Tolerance value 0,1 atau VIF 10 = terjadi multikolinearitas
Universitas Sumatera Utara
38 2
Tolerance value 0,1 atau VIF 10 = tidak terjadi multikolinearit Menurut Ghozali 2001:95 gejala Multikolinearitas ini dapat dideteksi
dengan beberapa cara antara lain: 1.
Menghitung koefisien korelasi sederhana simple correlation antara sesama variabel bebas, jika terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau
melebihi 0,8, hal tersebut menunjukkan terjadinya masalah multikolinearitas dalam regresi.
2. Menghitung nilai Toleransi atau VIF Variance Inflation Factor, jika nilai
Toleransi kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10 maka hal tersebut menunjukkan bahwa multikolinearitas adalah masalah yang pasti terjadi antar
variabel bebas. 3.
Lakukan regresi antar variabel bebas dan menghitung masing-masing R2, kemudian melakukan uji
–F dan bandingkan dengan Ftabel a;k-2,n-k+1. Jika nilai F
hit
melebihi nilai F
tabel
berarti dapat dinyatakan bahwa X
i
kolinier dengan X yang lain. Apabila dalam penelitian terjadi multikolineritan, maka
dapat diatasi dengan beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas adalah sebagai berikut:
1 Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang
tinggi. 2
Menambah jumlah observasi. 3
Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma natural, akar kuadrat atau bentuk first difference delta.
Universitas Sumatera Utara
39 4
Dalam tingkat lanjut dapat digunakan metode regresi bayessian yang masih jarang sekali digunakan.
3.11.Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan koefisiean determinasi, secara serempak Uji-F dan secara parsial Uji-t.
3.11.1. Uji-F Uji Serempak
Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel bebas yang terdapat di dalam model secara serempak terhadap variabel terikat. Hipotesis
ini dirumuskan sebagai berikut: 1. H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= b
6
= 0, artinya secara serempak Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Non Performing Loan NPL,
Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR dan Net Interest Margin NIM berpengaruh tidak signifikan terhadap Return on Asset ROA
pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. H
1
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ b
5
≠ b
6
≠ 0, artinya secara serempak Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Non Performing Loan NPL,
Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR dan Net Interest Margin NIM, berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset ROA Bank
Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan α = 5 untuk
mendapatkan nilai F
tabel
. Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut: a. Jika F
hitung
≤ F
tabel
atau nilai signif ikan α ≥ 0.05, maka H
diterima.
Universitas Sumatera Utara
40 b. Jika F
hitung
≥ F
tabel
atau nila i signifikan α ≤ 0.05, maka H
1
diterima.
3.11.2. Uji-t Uji Persial
Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan pengujian sebagai berikut:
1. H
: b
1
= 0, artinya Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
BOPO, Non Performing Loan NPL, Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR dan Net Interest
Margin NIM berpengaruh tidak signifikan terhadap Return on Asset ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2.
H
1
: b
1
≠ 0, artinya secara parsial, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Non Performing Loan NPL, Capital
Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR dan Net Interest Margin NIM, berpengaruh signifikan terhadap
Return on Asset ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Selanjutnya pada penelitian ini nilai F
hitung
akan dibandingkan dengan ttabel pada tingkat signifikan α= 5. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini
adalah sebagai berikut: Bila t
tabel
≤ t
hitung
≤t
tabel
, maka H diterima dan H
1
ditolak Bila t
tabel
t
hitung
t
tabel
, maka H
1
diterima dan H ditolak.
Universitas Sumatera Utara
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Bank Nusantara Parahyangan Tbk