67 Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh
variasi dari kelima variabel independen yang digunakan yaitu biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO, Non Performing Loan NPL,
Capital Adequecy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR dan Net Interest Margin NIM. Sedangkan sisanya sebesar 22.7 dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.6. Pembahasan 4.6.1. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
BOPO terhadap Return on Asset ROA
Hasil penelitian ini mengindikasikan peningkatan atau penurunan Beban Operasional Pendapatan Operasionalselama periode penelitian mempengaruhi
Return on Asset secara signifikan. Semakin tinggi BOPO maka ROA akan menurun. Dengan demikian, perbankan harus berhati-hati dan efisien dalam
menggunakan beban pengeluaran dalam kegiatan operasinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Pandia
2012:72 yang menyatakan bahwa semakin rendah rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut karena lebih efisien dalam menggunakan
sumber daya yang ada di perusahaan. Jika rasio BOPO semakin meningkat berarti biaya operasi semakin besar, sehingga pada akhirnya Return on Assets bank
menurun. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ponco 2008 dan Mawardi 2005 yang menyatakan bahwa Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap Return on Asset.
Universitas Sumatera Utara
68
4.6.2. Pengaruh Non Performing Loan NPL terhadap Return on Asset ROA
Hasil penelitian ini mengindikasikan peningkatan atau penurunan Non Performing Loan selama periode penelitian tidak mempengaruhi Return on Asset
secara signifikan. Hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan bahwa meningkatnya NPL tidak memicu terjadinya penurunan ROA yang besar, karena
sebagian besar Bank Umum Swasta Nasional Devisa selama periode penelitian memiliki nilai NPL di bawah 5 sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yang
dikategorikan masih cukup sehat. Berpengaruh negatifnya variabel NPL terhadap ROA menandakan bahwa semakin besar bank publik melakukan operasionalnya
terutama dalam pencairan kredit berarti bertambahnya resiko yang muncul yaitu non performing loan NPL yang semakin besar. Artinya, jika jumlah piutang
ragu-ragu semakin besar, maka kinerja bank publik akan semakin menurun. Penelitian ini tidak konsiten dengan penelitian Dewi 2015, hasil
penelitian tersebut menunjukkan NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Hal ini sesuai dengan penelitian Mawardi 2005, hasil penelitian tersebut
menunjukkan NPL berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. Hasibuan 2008:115 menyatakan bahwa semakin rendah NPL maka angka kedit macet juga
akan semakin kecil, sehingga laba atau profitabilitas bank ROA tersebut akan semakin meningkat.
4.6.3. Pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR terhadap Return on Asset ROA
Hasil penelitian ini mengindikasikan peningkatan atau penurunan Capital Adequacy Ratio selama periode penelitian tidak mempengaruhi Return on Asset
secara signifikan. Secara parsial dapat dilihat hasil sig. 0,518 α 0,05 dan
Universitas Sumatera Utara
69 t
hitung
adalah -0,650 dimana t
hitung
-0,650 t
tabel
2,071, disimpulkan bahwa CAR berpegaruh ngatif tidak signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil
penelitian ini kemampuan Bank dalam mengelola permodalan berpengaruh terhadap peningkatan ROA , tetapi pengaruh yang iperlihatkan tidak terlalu nyata
artinya modal yang besar tidak menentukan profitabilitas bank akan meningkat. Tidak signifikannya CAR terhadap ROA, bisa dilihat pada tabel data statistik
deskriptif. Diperoleh nilai rata-rata CAR sebesar 16,0094 lebih besar dari standar CAR yang ditetapkan BI yaitu 8. Sehingga, dari sisi permodalan, CAR
Bank Umum Swasta Nasional Devisa sudah cukup baik. hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pamularsih 2013 yang
menyatakan bahwa CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA.
4.6.4. Pengaruh Loan to Deposit Ratio LDR terhadap Return on Asset ROA
Hasil penelitian ini mengindikasikan peningkatan atau penurunan Loan To Deposit Ratio selama periode penelitian tidak mempengaruhi Return on Asset
secara signifikan. Semakin tinggi LDR, maka ROA akan meningkat, namun pada batas yang ditentukan yaitu 110. Dana Pihak Ketiga merupakan variabel yang
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap penyaluran kredit. Hal ini dikarenakan DPK merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh
bank bisa mencapai 80-90 dari seluruh dana yang dikelola oleh bank. Disamping itu, penyaluran kredit merupakan kegiatan utama yang dilakukan bank
dalam menghasilkan keuntungan. Hal ini berarti juga jika kemampuan bank dalam menyalurkan kredit dari pihak ketiga kepada pihak kreditur tinggi akan
berpengaruh terhadap tingkat pendapatan atau laba bank yang akhirnya
Universitas Sumatera Utara
70 berpengaruh terhadap ROA sehingga dapat dikatakan kinerja keuangan bank
publik tersebut meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Francis 2013 yang
menyatakan LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai LDR maka mengakibatkan
semakin tinggi ROA bank publik tersebut. Tingkat likuiditas suatu bank mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap besar kecilnya perolehan
laba bank latumerissa, 2014:91.
4.6.5. Pengaruh Net Interest Margin NIM terhadap Return on Asset ROA
Hasil penelitian ini mengindikasikan peningkatan atau penurunan Net Interest Marginselama periode penelitian mempengaruhi Return on Asset secara
tidak signifikan. Artinya, bahwa kemampuan bank dalam memperoleh laba dari bunga berpengaruh terhadap baik buruknya kinerja keuangan Bank Umum Swasta
Nasional Devisa. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi NIM maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola
oleh bank sehingga manajemen perusahaan telah dianggap bekerja dengan baik sehingga profitabilitas perbankan tidak menurun.
Hasil pengujian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Pandia 2012:71 yang menyatakan bahwa semakin besar rasio ini maka akan
meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Dan
didukung oleh penelitian terdahulu oleh Mawardi 2005.
Universitas Sumatera Utara
71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan