Pada saat Jepang disatukan oleh kaisar Yamato, hubungan Jepang dengan Negara tetangga nya seperti Korea dan Cina semakin erat. Negara Korea merupakan
daerah penting karena merupakan daerah perlintasan kebudayaan agama yang mendapat pengaruh dari cina. Menurut sejarah Jepang dalam Nihon Shiki, Budhisme
masuk ke Jepang sekitar abad ke-6 yaitu sekitar 552 M, minat para bangsawan Jepang terhadap agama Budha pertama masuk nya budha ke Jepang ada yang menolak dan
ada juga yang menerima. Kaisar menerima agama budha tersebut dan klan Shoga berpendapat bahwa Jepang seharusnya mengikuti contoh Negara lain, yaitu menerima
agama Budha dengan tangan terbuka. Namun berbeda dengan klan Monotabe dan klan Nakatomi yang berpendapat bahwa itu adalah penghinaan terhadap Tuhan
mereka jika menerima agama Budha. Dengan masuk dan berkembangnya agama Budha di Jepang membuat agama Shinto menjadi kurang kuat, tetapi agama Shinto
tidak punah walaupun pengaruh agama Budha semakin meningkat. Tidak satu agama pun dari keduanya memerintahkan seseorang agar keluar dari agamanya sehingga
kedua penganut agama itu dapat hidup berdampingan dan bahkan hingga kini.
2.2.3 Kebudayaan Pada Zaman Yamato
Kebudayaan pada zaman Yamato merupakan perkembangan kebudayaan pada zaman sebelumnya dan kebudayaan yang masuk dari Cina dan Korea. Setiap periode
kebudayaan memiliki ciri-ciri yang membedakannya, seperti kebudayaan periode Jomon diketahui dari cirri pada bejana tembikar dengan hiasan tali tambang, dan
kehidupan masyarakat yang masih mengembara, berburu hewan, serta memancing, corak hias tembikar dan hiasan pinggir berbentuk lidah api menunjukkan cita rasa
yang halus dan semangat hidup dari masyarakatnya. Daya cipta dan kesederhanaan masyarakat Jomon terungkap jelas pada bejana-bejana tembikar yang dikenal sebagai
gerabah Joomon. Kesannya kadang-kadang sederhana, kadang-kadang mencolok juga memperlihatkan vitalitas seakan terlukis debaran jantung orang-orang yang hidup
dalam perjuangan tak henti-hentinya melawan alam yang tidak kenal belas kasihan. Sedangkan periode Yayoi diketahui dari kebudayaan yang erat kaitannya
dengan pertanian dan cara menanam padi disawa, dengan berkembangnya budaya bertani di Jepang maka kehidupan masyarakatnya sudah mulai menetap dan produksi
pertanian semakin bertambah, kemudian periode Kofun diketahui dari cirri-ciri dengan adanya kuburan besar, kuburan besar itu merupakan makam dari bangsawan
Jepang yang mempunyai kekuasaan didaerahnya. Pada zaman Yamato arsitektur yang paling populer di zaman ini adalah
kuburan kuno kofun. Kofun adalah kuburan kuno untuk mengubur mayat dalam peti mati. Kofun adalah makam kaisar atau bangsawan dengan tanah yang dibuat
membukit yang menempati lokasi yang berbentuk perpaduan lingkaran dan persegi empat seperti lubang kunci. Dari kata kofun ini menjadi dasar penamaan pada zaman
ini zaman kofun. Untuk keluarga Tenno dan keluarga bangsawan dibuat bukit-bukit kuburan. Kuburan untuk Tenno disebut Misasagi. Kuburan untuk Nintoku Tenno
meninggal sekitar 400M. Mempunyai ukuran yang sangat besar. Kuburan itu termasuk kuburan terbesar didunia. Panjangnya kira-kira 1700kaki, tingginya lebih
dari 100 kaki dikelilingi parit dan luasnyya terhitung paritnya kira-kira 80 acres 1 acre=4047m2. Di dalamnya terdapat cermin, perunggu,pedang, zirah, helm dan ikat
pinggang dari perunggu atau besi, manik-manik kecil berbentuk bulan sabit itu sebesar kuku dan disebut Magatama.
Disekitar kofun biasanya terdapat Haniwa yaitu barang-barang yang terbuat dari tanah liat yang ditempatkan dengan teratur disekeliling makam. Biasanya
Haniwa ini berupa orang, binatang piaraan, perabot rumah tangga, perkakas, dan dapat memberikan gambaran tentang kehidupan pada masa ini.
Hasil karya masyarakat pada zaman Yamato yaitu dalam pembuatan kofun menimbulkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan yang
dipercaya melindungi masyarakat dari lingkungan alamnya. Periode budaya kofun yang dimulai pada abad ke-3M, merupakan kelanjutan dari akhir zaman Yayoi,
kelanjutan ini dipandang dari sudut arkeologi dan benda- benda peninggalan seperti alat pertanian, cermin, dan pedang yang ditemukan di dalam kofun.
Pola-pola dasar kebudayaan kofun sudah diletakkan pada zaman Yayoi, yakni sekitar abad ke-3 SM sampai abad ke-3M. Pembuatan kofun oleh dinasti Yamato
merupakan sebuah simbol kekuasaannya. Simbol adalah suatu tanda dimana relasi diantara tanda dengan denotatumnya ditentukan oleh suatu pengaturan yang berlaku
umum dan juga ditentukan oleh suatu konveksi atau kesepakatan umum, Ady Rosa dalam Ikip Padang Press,1996:107.
Menurut Jurahman 2002:02 pada periode kofun, Jepang telah dipersatukan dibawaah dinasti Yamato, dan kebudayaan ini berhubungan erat dengan masuknya
kebudayaan Korea yang merupakan jalur masuknya unsur kebudayaan yang berasal dari Cina.
2.3 Defenisi kofun