Kesimpulan ANALISA FUNGSI DAN MAKNA HANIWA DALAM KOFUN PADA

BAB lV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Pada zaman Yamato masyarakat diperintahkan oleh seorang kaisar, namun yang menjalankan roda pemerintahanya adalah kepala para klan goozoku yang merupakan pembantu kaisar. Mata pencaharian masyarakat pada zaman Yamato adalah pembuat barang tembikar, tukang kayu, tukang besi, penggunaan alat pemintal untuk memintal benang menjadi kain, dan pertanian. 2. Kepercayaan masyarakat jepang pada zaman yamato terbentuk dari kepercayaan religius sebagai unsur-unsur agama shinto. Shinto adalah agama asli Jepang yang memiliki simbol, ritus, dan perayaan agama yang sarat dengan mistik yang berpusat pada pemujaan animstik gejala-gejala alam, gunung-gunung, air dan seluruh proses penguburan. Keberadaan agama yang tidak jauh dari hal-hal mistik inilah yang melahirkan kehidupan sosial masyarakat Jepang yang didasari pada Matsurigito yang berarti pemerintahan atau upacara keagamaan. 3. Salah satu wujud kebudayaan Masyarakat pada zaman Yamato adalah Haniwa yaitu arca-arca kecil yang terbuat dari tanah liat yang dibakar dengan udara beroksigen rendah menghasilkan warna kuning mengkilap yang terdapat pada kofun atau kuburan para bangsawan pada zaman yamato. Haniwa mempunyai kekuatan magis yang mampu melindungi arwah yang ada didalam kubur dari segala kejahatan. 4. Jenis-jenis haniwa adalah berbentuk seperti figur manusia, hewan, mebel atau alat- alat yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam masyarakat Jepang pada zaman yamato, haniwa memiliki makna dan fungsi yang sangat penting. Haniwa merupakan patung yang di jadikan sebagai pelindung bagi para bangsawan yang telah meninggal, agar selalu terhindar dar segala macam pengaruh jahat dan pengaruh buruk. 5. Haniwa hanya digunakan oleh para kaisar atau raja-raja, satu orang kaisar untuk satu kofun, tidak dipergunakan bagi masyarakat biasa, karena haniwa mempunyai ritual agama dan mempunyai kekuatan magis yang di percayai sebagai penghormatan bagi masyarakat biasa terhadap kaisar atau raja-raja yang telah meninggal. 6. Penempatan haniwa pada kofun di zaman Yamato dimaksudkan untuk memisahkan dunia kehidupan antara yang telah meninggal dan mereka yang masih hidup, juga sebagai media agar para roh mendapat tempat yang nyaman dan tidak diganggu atau bercampur dengan roh-roh jahat di alam kematianya. 7. Beragam jenis haniwa yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama yaitu pemisah antara orang yang telah meninggal dan orang yang masih hidup, dimaksudkan sebagai penangkal atau penolak bagi arwah-arwah yang telah meninggal tersebut agar tidak kembali ke dunia nyata dan mengganggu orang yang masih hidup. Untuk itu haniwa diletakkan di sekeliling Kofun agar memagari alam nyata dan alam kematian.

4.2 Saran