bumi, limbah industri, dan rumah tangga, pengembangan daerah wisata dan sedimentasi Haruddin et al, 2011.
2.3 Ikan Karang
Keanekaragam ikan karang merupakan bagian yang sangat penting dalam ekosistem terumbu karang, tidak hanya bagi ikan itu sendiri yang menjadikan
ekosistem terumbu karang sebagai habitat vitalnya, yaitu sebagai tempat pemijahan spawning ground, pengasuhan nursery ground dan mencari makan
feeding ground, namun juga penting dalam menjaga keseimbangan antara berbagai komponen penyusun ekosistem terumbu karang. Secara ekonomis, ikan
karang sangat penting bagi nelayan dan dunia pariwisata. Bagi masyarakat nelayan, ikan karang menjadi sumber pendapatan atau sebagai bahan makanan
sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, di pasar-pasar tradisional sekitar wilayah pesisir selalu banyak ditemui ikan karang untuk diperjual belikan. Mereka
biasanya ditangkap menggunakan pancing, spear gun atau dengan jaring. Untuk dunia pariwisata, kepentingan ikan karang tidak diragukan lagi sebagai objek yang
diburu oleh para turis akibat warna dan bentuknya yang beranekaragam. Ikan karang tersebut akan menjadikan ekosistem terumbu karang menjadi hidup dan
sengat indah Utomo et al, 2013. Keberadaan ikan karang di sekitar terumbu karang tergantung dari kondisi
terumbu karang itu sendiri. Persentasi tutupan karang hidup yang tinggi tentunya akan berdampak pada kelimpahan ikan-ikan karang. Sebaliknya, bila presentasi
tutupan karang buruk tentunya kelimpahan ikan karang akan sangat berkurang. Habitat ikan di daerah tropis mempunyai jumlah spesies yang lebih banyak
daripada di daerah subtropis dan yang paling banyak jumlah ikannya adalah spesies ikan karang yang diduga ada sebanyak 4 000 spesies Allen et al. 1998.
Perairan Indonesia sendiri terdapat sekitar 3 000 jenis yang termasuk dalam 17 ordo dan 100 famili Kuiter, 2001. Kebanyakan famili ikan yang berada
di laut tropis sebagian besar hidup dan hanya dapat ditemukan di daerah terumbu karang. Famili Chaetodontidae, Scaridae dan Labridae merupakan famili ikan
yang hidup di daerah terumbu. Sedangkan famili Acanthuridae, Holocentridae, Balistidae,
Ostraciodontidae, Pomacentridae,
Serranidae, Blennidae
dan
Muraenidae merupakan komponen famili ikan demersal dan termasuk kedalam jenis ikan pemakan benthos epibentis. Beberapa famili ikan yang hidup di
daerah pelagis epipelagis dan mempunyai hubungan erat dengan terumbu karang adalah ikan genus Sphyrena dan famili Carangidae. Ikan-ikan karang tersebut
rata-rata memiliki warna yang cerah dan mempunyai ciri khusus yang dapat membantu kita dalam mengidentifikasi species ikan tersebut. Selain itu, warna
dan ciri tersebut dapat berfungsi untuk melindungi diri dari predator yang selalu mencari kesempatan untuk memakannya Utomo, 2010
Menurut Helfman et al. 1997 dalam Rahardjo et al. 2011, empat divisi ekologik utama ikan dapat dikenal, yakni:
a Ikan epipelagik mendiami dari permukaan sampai kedalaman 200 m, membentuk 1,3 total, atau lebih kurang 325 spesies.
b Ikan pelagik dalam mencakup sekitar 1250 spesies atau sekitar 5 dari total. Ikan dapat dipilah menjadi ikan mesopelagik yang mendiami kedalaman 200
m sampai ke 1000 m dan ikan batipelagik yang mendiami lapisan air di bawah 1000 m.
c Ikan bentik dalam meliputi sekitar 1500 spesies atau 6,4 total. Pada kedalaman yang sangat dalam tersebut, ikan dihadapkan pada keadaan yang
selalu gelap gulita dengan tekanan hidristatik yang amat besar. Dengan demikian tidaklah mengherankan bila ikan yang hidup di dasar laut
mempunyai bentuk yang aneh-aneh atau tidak lazim seperti halnya ikan yang biasa terlihat sehari-hari.
d Ikan landas kontinen atau litoral yang menghuni kolom di atas 200 m, merupakan kelompok terbesar yang terdiri atas 45 total atau sekitar 11.200
spesies. Ikan herbivora dan pemakan karang merupakan kelompok besar kedua dan
yang paling penting dari kelompok ini adalah famili Scaridae dan Achanthuridae. Sisanya diklasifikasikan sebagai omnivora dan termasuk wakil-wakil dari seluruh
famili ikan yang sebenarnya terdapat di terumbu karang Pomachentridae, Chaetodontidae, Pomochantridae, Monocanthuridae, Ostractiontidae
dan Tetraodontidae. Hanya ada beberapa ikan yang merupakan pemakan
zooplankton, dan mereka pada umumnya kecil, yaitu ikan-ikan yang membentik
kumpulan schooling dari famili Clupeidae dan Atherinidae Nybakken, 1988. Perbedaan habitat menyebabkan perkembangan organ-organ ikan disesuaikan
dengan kondisi lingkungan. Adanya sedimen dalam air akan mengurangi penetrasi cahaya masuk kedalam air sehingga mengurangi kecepatan fotosintesis pada
ekosistem perairan Utomo, 2010. Banyak spesies ikan di daerah terumbu karang yang memiliki nilai
ekonomi tinggi, baik ikan konsumsi maupun ikan hias. Ikan-ikan di terumbu karang ditangkap untuk konsumsi lokal maupun untuk pasar ekspor. Beberapa
jenis ikan yang merupakan ikan yang harganya sangat mahal, seperti kerapu, kakap merah, dan napoleon, bahkan telah memberikan sumbangan yang sangat
besar bagi kerusakan terumbu karang, karena penangkapan yang destruktif dengan menggunakan bahan kimia beracun Kordi, 2010.
Menurut Nybakken 1988, Ikan merupakan organisme yang jumlah biomassanya terbesar dan juga merupakan organisme besar yang mencolok dapat
ditemui di dalam ekosistem terumbu karang. Kondisi fisik terumbu karang yang kompleks memberikan andil bagi keragaman dan produktivitas biologinya.
Banyak celah dan lubang di terumbu karang memberikan tempat tinggal, perlindungan, tempat mencari makan dan berkembang biak bagi ikan dan hewan
invertebrata yang berada disekitarnya. Bahwa dengan perbedaan habitat reef flat dan reef slope maka komposisi jenis karang hidup juga berbeda dan diikuti
dengan ikan karang penyususnnya. Ikan karang merupakan salah satu sumber daya laut yang penting sebagai
sumber protein hewani atau ikan konsumsi dan ikan hias laut. Jenis dan kelimpahan ikan karang sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan perairan,
bentuk dan luasan terumbu karang hidup, substrat dasar, serta asosiasi dengan organisme bentik sehingga dengan kondisi terumbu karang dan lingkungan
perairan yang baik dalam pemanfaatan ruang dan penyediaan makanan, maka keanekaragaman jenis dan jumlah individu akan semakin tinggi Tarigan et al.
2009. Faktor kedalaman berperan penting dalam penyebaran ikan-ikan karang. Umumnya mereka memiliki kisaran kedalaman yang sempit, tergantung dari
ketersediaan makanan, ombak dan keberadaan predator. Di daerah-daerah yang kaya akan makanan ikan akan cenderung berkelompok Purwanti, 2004.
Menurut Allen et al 1998, keberadaan ikan karang di sekitar terumbu karang tergantung dari kondisi terumbu karang itu sendiri. Persen tutupan karang
hidup yang tinggi tentunya akan berdampak pada kelimpahan ikan-ikan karang. Sebaliknya, bila persentasi tutupan karang buruk tentunya kelimpahan ikan karang
akan sangat berkurang. Habitat ikan di daerah tropis mempunyai jumlah spesies yang lebih banyak dari pada di daerah subtropis dan yang paling banyak jumlah
ikannya adalah spesies ikan karang yang diduga ada sebanyak 4.000 spesies. Berdasarkan distribusi hariannya, ikan-ikan karang umumnya terbagi dua
kelompok besar yaitu ikan-ikan diurnal dan nokturnal. Ikan diurnal siang hari merupakan kelompok terbesar di ekosistem terumbu karang, yang termasuk
kelompok ikan diurnal adalah ikan dari famili Pomacentridae, Labridae, Achanturidae, Lutjanidae, Chaetodontidae, Serranidae, Balistidae, Cirrhitidae,
Tetraodontidae, Bleniidae dan Gobidae. Mereka makan dan tinggal di permukaan karang serta memakan plankton yang lewat diatasnya Syakur, 2000. Pada malam
hari ikan-ikan diurnal akan masuk dan berlindung di dalam terumbu dan digantikan oleh ikan-ikan nokturnal ikan malam. Pada malam hari mereka keluar
dan mencari makan, baru pada siang hari ikan-ikan ini masuk ke gua-gua atau celah-celah karang. Ikan yang termasuk ke dalam ikan-ikan nokturnal adalah ikan
dari famili Holocentridae, Apogonidae, Haemolidae, muraenidae, Scorpaenidae, Serranidae dan Labridae Purwanti, 2004.
Beberapa kelompok ikan benar-benar menggunakan terumbu sebagai tempat hidupnya, seperti famili Scaridae, Pomacentridae, dan Labridae, yang
sejak juvenile telah berada di ekosistem terumbu karang. Kelompok ikan dapat dibagi dua yaitu kelompok ikan yang kadang-kadang berada di daerah terumbu
contohnya famili Scrombidae, Myctophidae, Sphyraenidae, Caesionidae, dan hiu dan kelompok ikan yang menggantungkan seluruh hidupnya pada terumbu
karang contohnya famili Pomacentridae dan Chaetodontidae Madduppa, 2006. Menurut Ardim 1993 dalam Utomo 2010, kelompok ikan karang dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu: a kelompok ikan target, yaitu ikan karang yang mempunyai manfaat sebagai
ikan konsumsi, seperti ikan famili Sarranidae, Lutjanidae, Haemulidae dan Lethrinidae.
b Kelompok ikan indikator, yaitu kelompok ikan karang yang dinyatakan sebagai indikator kelangsungan hidup terumbu karang. Hanya satu famili
yang termasuk jenis kelompok ikan indikator, yaitu ikan dari famili Chaetodontidae.
c Kelompok ikan umum mayor, yaitu ikan yang berperan dalam rantai makanan, seperti ikan dari famili Pomacentridae, Scaridae, Acanthuridae,
Caesionidae, Labridae, Siganidae, Mullidae, dan Apogonidae. Ikan indikator adalah jenis-jenis ikan yang hidup berasosiasi paling kuat
dengan karang atau sangat tergantung dengan keberadaan karang di suatu perairan karang. Jenis ikan yang termasuk jenis ikan indikator antara lain dari famili
Chaetodontidae. Dalam perhitungannya, jenis ikan ini sangat mudah diamati satu per satu di dalam areal pengamatan, karena sifat dari hidupnya sendiri-sendiri, ada
yang berpasangan atau hanya dalam kelompok kecil dan sangat jarang jenis ikan ini dalam kelompok besar Utojo, 2007.
Berdasarkan makanannya, ikan karang diklasifikasikan dalam 6 tipe, yakni: kelompok ikan pemakan segala omnivores, kelompok ikan pemakan
ditritus detritivores, kelompok ikan pemakan tumbuhan herbivores, kelompok ikan pemakan moluska moluscivores, kelompok ikan pemakan zooplankton
zooplangtivores, dan kelompok ikan-ikan karnivora carnivores Wulandari, 2002.
2.4 Ikan Kepe-kepe Chaetodontidae