Teknik Pengukuran Skor Teknik Analisa Data

Untuk menilaitanggapan responden maka penulis menggunakan skalalikert dalam Sugiyono 2007:132 yaitu dengan menghitungbobot setiap pertanyaan.

2.6 Teknik Pengukuran Skor

Dengan adanya penyebaran angket yang berisikan beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada responden, maka ditentukan skor dari setiap pertanyaan. Teknik pengukuran skor yang digunakan adalah skala ordinal untuk menilai jawaban responden yang kemudian ditransformasikan lagi menjadi skala interval. Di dalam skala interval ada lima alternatif jawaban dimana tiap-tiap alternatif tersebut diberikan skor dengan penilaian nilai skala sebagai berikut : 1. Untuk jawaban alternatif “a”diberi skor 5 2. Untuk jawaban alternatif ”b”diberi skor 4 3. Untuk jawaban alternatif “c”diberi skor 3 4. Untuk jawaban alternatif “d”diberi skor 2 5. Untuk jawaban alternatif “e”diberi skor 1 Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden masing- masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang, rendah, terlebih dahulu ditetapkan kelas intervalnya. Berdasarkan alternatif jawaban dari masing-masing responden, ditentukan kelas intervalnya dengan perhitungan, sebagai berikut : Maka diperoleh: Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing- masing variabel, yaitu : Universitas Sumatera Utara Skor untuk kategori sangat rendah = 1.00 – 1.80 Skor untuk kategori rendah = 1.81 – 2.61 Skor untuk kategori sedang = 2.62 – 3.42 Skor untuk kategori tinggi = 3.43 – 4.23 Skor untuk kategori sangat tinggi = 4.24 – 5.00

2.7 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kuantitatif yang digunakan untuk menguji hubunganpengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan perhitungan statistik. Adapun metode statistik yang digunakan dalam mengelola data penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kualitas pengumpulan data dengan menggunakan metode kuantitatif sangat ditentukan oleh kualitas atau instrumen alat pengumpulan data yang digunakan.Suatu instrumen data penelitian dikatakan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan jika sudah terbukti validitas dan reliabilitasnya yang harus disesuaikan dengan instrumen yang digunakan dalam mengelola data penelitian. a. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen dapat dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang Universitas Sumatera Utara diteliti.Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk construct. Uji Validitas digunakan rumus korelasi Product Moment PearsonArikunto, 2006 : 72sebagai berikut : ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan : r xy = Koefisien korelasi antara gejala x dan y N = Jumlah Sampel ∑ x = Jumlah skor x ∑ y = Jumlah skor y ∑ xy = Jumlah hasil kali antara x dan y Nilai r hitung yang diperoleh kemudian diuji signifikansi koefisien korelasinya dengan rumus Uji-t Suharyadi, 2004 : 466 yaitu : √ √ Nilai t hitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan t tabel . Bila t hitung dari rumus di atas lebih besar dari t tabel t hitung t tabel , maka dinyatakan valid, dan sebaliknya jika t hitung lebih kecil dari t tabel t hitung t tabel , maka dinyatakan tidak valid b. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara internal consistency dengan Teknik Belah Dua Split Half yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown, dimana butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen genap Sugiyono, 2005 : 126. Rumus Spearman Brown adalah sebagai berikut : Keterangan : r i = realiabilitas internal seluruh instrumen r b = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

2.7.1 Koefisien Korelasi Product Moment

Teknik analisa ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan tinggi rendahnya hubungan antar variabel bebas X dengan variabel terikat Y Sugiyono, 2005: 212.Cara perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut: ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan : r xy = Koefisien korelasi antara gejala x dan y N = Jumlah Sampel ∑ x = Jumlah skor x ∑ y = Jumlah skor y ∑ xy = Jumlah hasil kali antara x dan y Untuk melihat hubungan antara kedua variabel dari hasil perhitungan, maka dapat dirumuskan dengan memberikan tiga kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel yaitu : a. Nilai r xy positif artinya kedua variabel menunjukkan hubungan positif dimana kenaikan nilai variabel pertama diikuti dengan variabel yang lain. Universitas Sumatera Utara b. Nilai r xy negatif artinya kedua variabel menunjukkan hubungan negatif dimana kenaikan nilai variabel pertama diikuti oleh turunnya variabel kedua. c. Nilai r sama dengan nol artinya kedua variabel tidak menunjukkan hubungan dimana variabel pertama tetap meskipun variabel lain berubah. Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r koefisien korelasi digunakan penafsiran atau interpretasi angka Sugiyono, 2005 : 149, yaitu : Tabel 2. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan Antara 0,00 – 0,199 Sangat Rendah Antara 0,20 – 0,399 Rendah Antara 0,40 – 0,599 Sedang Antara 0,60 – 0,799 Tinggi Antara 0,80 – 1,000 Sangat Tinggi Dari nilai r xy yang diperoleh dapat dilihat secara langsung melalui tabel korelasi untuk mengetahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak.Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan.Ketentuannya adalah bila r hitung lebih kecil dari r tabel r hitung rt abel maka Ho diterima dan Ha ditolak.Sebaliknya, apabila r hitung lebih besar dari r tabel r hitung rt abel maka Ha diterima. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r signifikan tertentu, dalam hal ini yang signifikan 5.Bila nilai r tersebut adalah signifikan berarti hipotesa kerjahipotesa alternatif dapat diterima. Universitas Sumatera Utara Pada korelasi product moment, data harus berskala interval maka data berskala ordinal harus ditransformasikan terlebih dahulu menjadi skala interval dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan pada setiap butir ditentukan beberapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4 dan 5 yang disebut frekuensi b. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi, c. Menentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor, d. Menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh, e. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan nilai tabel tinggi densitas dengan rumus: Z √ f. Menentukan nilai setiap skala untuk setiap kategori g. Hitung skor nilai hasil transformasi untuk setiap kategori melalui persamaan Tahapan-tahapan diatas telah ditransformasikan kedalam sebuah program MSI Methode of Succesivbe Interval yang dirancang oleh Drs. Rasyudin Ginting, Universitas Sumatera Utara M.Si.Program MSI sebagai penyempurnaan dari program-program yang telah ada sebelumnya.Mentransformasikan data skala ordinal menjadi data skala interval yang berguna untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval.

2.7.2 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Uji “t”

Untuk mengetahui apakah diantara dua variabel terdapat hubungan yang independen atau tidak, maka perlu dilakukan uji independen. Hipotesis yang harus diujikan adalah H o : ρ = 0, melawan H a : ρ≠ 0. Dimana sampel yang diambil dari populasi normal bervariabel dua berukuran n memiliki koefisien korelasi r, maka dapat digunakan uji statistik t dengan rumus Suharyadi, 2004 : 466 : √ √ Keterangan : t = nilai hitung r = nilai koefisien korelasi n = jumlah data pengamatan Hasil t hitung kemudian dikonfirmasi pada nilai t tabel untuk mengetahui sejauh mana hasil penelitian memenuhi syarat kelayakan data secara empiris.Kriteria pengujian adalah jika harga t hitung t tabel , maka hipotesis alternatif ditolak dan jika harga t hitung t tabel , maka hipotesis alternatif diterima. Selanjutnya untuk taraf nyata = α, maka hipotesis diterima jika ⁄ t ⁄ , dimana distribusi t yang digunakan mempunyai dk = n-2. Dalam hal lainnya H o ditolak. Universitas Sumatera Utara Bentuk alternatif untuk menguji hipotesis H o bisa H a : ρ 0 atau Ha : ρ 0. Yang pertama merupakan uji pihak kanan sedangkan yang kedua merupakan uji pihak kiri.Daerah kritis pengujian harus disesuaikan dengan alternatif yang diambil.

2.7.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinan digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Adapun rumus koefisien determinasi “D” yaitu Sugiyono, 2005 : 212 : D = r xy 2 x 100 Keterangan : D = koefisien determinan r XY = koefisien korelasi product moment antara X dan Y

2.7.4 Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausalsebab akibat satu variabel independen variabel bebas dengan satu variabel dependen variabel terikat. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah Sugiyono, 2005 : 204-206: Y = a +bX Keterangan: Y= Subjek dalam variabel dependen yang dipredisikan a = konstanta nilai Y apabila X = 0 b = angka arah atau koefisien regresi peningkatan ataupenurunan variabel X= Subjek variabel independen yang mempunyai nilaitertentu. Universitas Sumatera Utara Harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN