a. Kesadaran diri subjektif subjective self awerness, yang merupakan kemampuan organisme untuk membedakan dirinya dari lingkungan fisik
dan sosialnya. b. Kesadaran diri objektif objektive self awareness, yaitu kapasitas
organisme untuk menjadi objek perhatiannya sendiri, kesadaran akan pikirannya dan mengetahui bahwa dia tahu dan mengingat bahwa dia
ingat. c. Kesadaran diri simbolik symbolic self awareness, yaitu kemampuan
untuk membentukk representasi kognitif diri yang abstrak melalui bahasa. Representasi ini pada gilirannya menciptakan kemungkinan bagi kita
untuk merkomunikasi, menjalin hubungan, menentukan tujuan, mengevaluasi hasil, membangun sikap yang berhubungan dengan diri dan
membela diri tehadap komunikasi yang mengancam. Aspek kesadaran diri yang pertama dan kedua tidak ditemukan pada
manusia, tapi aspek ketiga hanya mampu dicapai oleh manusia.
C. Self Motives
Sedikides dan Skowronski dalam Baron dan Byrne, 2005, mengemukakan ada tida kemungkinan motif dalam evaluasi diri, yaitu:
a. Self assesment pengukuran diri: untuk memperoleh pengetahuan yang akurat tentang diri sendiri.
b. Self enchancement peningkatan diri: untuk mendapatkan informasi yang positif tentang diri mereka sendiri.
c. Self verification pembuktian diri: untuk mengkonfirmasi sesuatu yang sudah mereka ketahui tentang diri mereka sendiri.
D. Self Esteem
Self esteem merupakan evaluasi terhadap diri sendiri. Sekap seseorang terhadap dirinya sendiri dalam rentang positif dan negatif.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.3. Identitas PribadiIndividu
Identitas pribadi terdiri atas karakteristik yang membuat seseorang berbeda dari orang lain di kelompoknya; karakteristik yang membuat unik dan bagaimana
seseorang memandang dirinya sendiri. Budaya juga berperan dalam menentukan identitas pribadi. Orang dengan budaya yang berbeda memiliki pandangan yang
berbeda mengenai dirinya, orang lain, dan keterikatan di antara keduanya Samovar, dkk, 2010: 192. Identitas pribadiidentitas individu terdiri atas dua
bagian, yaitu:
A. Self Individual
Karena self adalah pusat dari dunia sosial setiap orang dan karena skema diri berkembang dengan sangat baik, maka hal itu akan mendukung kemampuan
kita untuk bekerja lebih baik dalam memproses informasi yang relevan dengan diridari pada informasi lain. Fenomena ini dikenal dengan nama self reference
effect, yaitu suatu efek dari perhatian dan memori yang terjadi karena pemrosesan kognitif terhadap informasi yang relevan terhadap diri lebih efisien dari pada
pemrosesan terhadap informasi jenis lain; contoh: nama keluarga, zodiak. Efek self reference mencakup dua hal, yaitu:
a. Pemrosesan elaboratif elaborative processing. Kita lebih banyak menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan kata-kata atau peristiwa
yang relevan dengan diri kita sendiri. b. Pemrosesan kategorisasi categorical processing. Kita mengorganisasikan
informasi yang relevan dengan diri kita dalam kategori yang telah ada.
B. Self Social