Hubungan citra diri melalui foto profil dengan harga diri pada mahasiswa pengguna facebook fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(1)

HUBUNGAN CITRA DIRI MELALUI FOTO PROFIL

DENGAN

HARGA DIRI PADA MAHASISWA PENGGUNA

FACEBOOK

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Amalia Puspita Hardini

106070002210

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(2)

ii

HUBUNGAN CITRA DIRI MELALUI FOTO PROFIL DENGAN HARGA DIRI MAHASISWA PENGGUNA FACEBOOK FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

AMALIA PUSPITA HARDINI NIM: 106070002210

Di bawah bimbingan:

Pembimbing I

Bambang Suryadi, Ph.D NIP: 19700529 200312 1 002

Pembimbing II

Zulfa Indira Wahyuni, M.Psi., Psi. NIP: 19810509 200901 2 012

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(3)

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Hubungan Citra Diri Melalui Foto Profil dengan Harga Diri pada Mahasiswa Pengguna Facebook Fakultas Psikologi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 6 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 6 September 2010 Sidang Munaqosyah

Dekan Sekretaris

Jahja Umar, Ph.d Dra.Fadhilah Suralaga,M.Si

NIP. 130 885 522 NIP. 150 215 283

Anggota:

Rachmat Mulyono, Drs. M.Si Bambang Suryadi, Ph.D. NIP:19650220 199903 1 003 NIP:19700529 200312 1 002

Zulfa Indira W, M.Psi, Psi, NIP: 19810509 200901 2 012


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Amalia Puspita Hardini NIM : 106070002210

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Citra Diri Melalui Foto Profil dengan Harga Diri pada Mahasiswa Pengguna Facebook Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 06 September 2010

Amalia Puspita Hardini NIM: 106070002293


(5)

v ABSTRAK

(A)Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (B)September 2010

(C)Amalia Puspita Hardini (D)66 halaman + Lampiran

(E)Hubungan Citra Diri Melalui Foto Profil dengan Harga Diri pada Mahasiswa Pengguna Facebook Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(F) Foto pada halaman profil Facebook yang merupakan pencitraan bagi diri remaja menjadi bagian penting bagi remaja karena berkaitan dengan pembentukan harga diri bagi remaja tersebut. Citra diri atau konsep diri ini dapat terbentuk dari aspek fisik, psikologis maupun sosial. Berkembangnya citra diri menentukan bagaimana harga diri remaja tersebut berkembang pula, karena sangat menentukan perkembangan minat sosial dan penyesuaian diri bagi remaja khususnya dalam dunia maya. Komentar yang diberikan pada foto profil dapat membentuk pengalaman dan pengetahuan akan dirinya sehingga semakin banyak bahan yang bisa dijadikan remaja untuk mengamati dirinya, dengan begitu remaja akan membentuk citra diri yang positif pada dirinya sehingga harga dirinya pun meningkat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara citra diri melalui foto profil dengan harga diri mahasiswa pengguna Facebook Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Citra diri melalui foto profil adalah gambaran mengenai diri individu yang terlihat (dibayangkan) sendiri oleh individu, atau juga diri yang ingin dibayangkan oleh individu yang dapat dipengaruhi oleh orang lain melalui foto profil Facebook. Harga diri adalah perasaan dan penilaian individu terhadap dirinya, kehidupannya dan hubungannya dengan orang lain. Penelitian kuantitatif dengan studi korelasional ini melibatkan 85 responden dari 265 mahasiswa pengguna Facebook Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang masuk ke dalam fase perkembangan remaja akhir yaitu dengan pada rentang usia 18-21 tahun. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan menggunakan puspossive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan self esteem inventory yang dikembangkan oleh Minchinton (1993) dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,816 dan alat ukur citra diri melalui foto profil yang peneliti buat berdasarkan aspek-aspek pembentuk citra diri menurut Brown (1998) dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,775. Jumlah item pada masing masing skala adalah 25 item untuk skala harga diri dan 18 item untuk skala citra diri melalui foto profil.

Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 26 subjek laki laki dan 59 subjek perempuan. Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson didapatkan signifikansi 0,280 > 0,05, maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara citra diri melalui foto profil dengan harga diri mahasiswa pengguna Facebook Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diterima. Sehingga dapat


(6)

v i

disimpulkan meningkatnya citra diri melalui foto profil tidak meningkatkan harga diri pada mahasiswa pengguna Facebook Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara citra diri melalui foto profil dengan harga diri mahasiswa pengguna

Facebook Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis

menyarankan untuk penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian dalam cakupan populasi yang lebih luas lagi. Selain itu menyertakan aspek psikologis lain yang mungkin dapat menjelaskan hasil penelitian menjadi tidak signifikan. (G)Daftar Bacaan: 38; buku: 29 + internet: 9


(7)

v ii ABSTRACT

(A)Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta (B)September 2010

(C)Amalia Puspita Hardini (D)66 pages + appendix

(E)Relationships between Self Image Through Photo Profiles and Self Esteem amongst students holding facebook account at Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

(F) Images Facebook profile page, which is a self-image for teens is an important part for teenagers because it is associated with the formation of self-esteem for these adolescents. Self-image or self concept can be formed from the physical, psychological and social aspects. The development of self-image and self esteem teenagers determine how it evolved too, because it determines the development of social interest and self-adjustment for adolescents, especially in cyberspace. Comments given on the photo profiles can shape the experience and knowledge of themselves so that more material that can become a teenager to watch her, so that adolescents will form a positive self-image of himself in which his self-esteem increased.

This study aims to determine the relationship between self-image through a photo profile and self esteem amongst students holding facebook account at Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah State Islamic University. Self-image through the profile picture is a picture of individual self that is visible (imagined) by the individual himself or herself also wanted envisioned by individuals who can be influenced by other people through Facebook profile pictures. Self-esteem is a feeling and assessment of the individual against himself, his life and his relationship with others.

This quantitative research used correlational study involving 85 respondents from 265 amongst students holding facebook account at Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah State Islamic University, which entered the final phase of adolescent that is with age range from 18-21 year. Purpossive sampling technique was used in selecting the respondents in this study. Measuring instrument in this study used self-esteem inventory, developed by Minchinton (1993) with Cronbach alpha values of 0.816 and measure self-image through the profile photo researchers make based on aspects of self-image forming according to Brown (1998) with Cronbach alpha values for 0.775.Number of items in each scale is 25 items for self-esteem scale and 18 items for the scale of self-image through the photo profiles.

Research subjects in this study consisted of 26 males and 59 females. Based on the hypothesis testing performed using Pearson correlation test showed


(8)

v iii

significance 0.280> 0.05, then the null hypothesis stating that there was no significant relationships between self image through photo profiles and self esteem amongst students holding facebook account at Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta accepted. So it can be concluded increased self-image through the profile photo is not always enhance self-esteem amongst students holding facebook account at Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

The results showed that there was no significant relationships between self image through photo profiles and self esteem amongst students holding facebook account at Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The author recommends further research to conduct research in coverage to a wider population. Also includes other psychological aspects that might explain the results of research to be not significant.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Segenap puji dan segala rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul ”Hubungan Citra Diri Melalui Foto Profil dengan Harga Diri pada Mahasiswa Pengguna Facebook Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

Penulisan laporan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Jahja Umar, Ph.D selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan pada saya agar dapat menuntut ilmu dengan baik.

2. Bapak Bambang Suryadi, Ph.D selaku pembimbing pertama saya. Terima Kasih atas bimbingan, nasihat, semangat dan masukan yang diberikan Bapak agar saya dapat menulis skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Zulfa Indira Wahyuni, M.Psi., Psi. selaku pembimbing dua skripsi saya. Terimakasih atas bimbingan, nasihat, masukan yang diberikan, serta usaha Ibu yang tak pernah lelah untuk mendorong dan menyakinkan saya jika saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Orang tua saya Drs. Hendi Subarman, MM. dan Dwirini Wahyusiswati, M.Pd. yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun materiil. Serta doa-doa yang dipanjatkan agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

5. Seluruh dosen, karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu saya dalam menjalani perkuliahan dan menyelesaikan skripsi.

6. Para responden penelitian mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2007, 2008, dan 2009.

7. Bayu Adinegoro atas kesabaran dan dukungannya yang selalu menyemangati saya serta menemani dalam suka maupun duka.

8. Sahabat-sahabat saya Dara, Hanny, Danny, Adiyo, Pras, Rudi, Rika, Siti, Aji, Adit, Suci, Isni, yang selalu memberikan saya hari-hari yang berwarna. Selain itu Sheli, Tia, dan Henny yang telah mengajarkan saya arti persahabatan. Ami, Ndes, dan Muti yang telah banyak memberikan masukan dan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman kelas B angkatan 2006 yang selalu kompak dan selalu memberikan semangat pada saya.


(10)

x

10.Teman-teman mentor akademis sebagai tempat bertukar pikiran dan telah memberikan saya banyak wawasan.

11.Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih untuk segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ciputat, 1 September 2010


(11)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan Pembimbing ... ii

Lembar Pengesahan Panitia Ujian ... iii

Pernyataan ... iv

Abstrak ... v

Abstract ... vii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Bagan ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB 1 Pendahuluan... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 9

1.2.1 Pembatasan Masalah ... 9

1.2.2 Perumusan Masalah ... 9

I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 10

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 10

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 10

1.4 Sistematika Penulisan ... 11

BAB 2 Kajian Pustaka ... 13

2.1 Harga Diri ... 13

2.1.1 Pengertian Harga Diri ... 13

2.1.2 Aspek-aspek harga diri ... 14

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri... 19

2.2 Citra Diri ... 21 xi


(12)

2.2.1 Pengertian Citra Diri ... 21

2.1.5 Aspek-aspek Citra Diri ... 22

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Citra Diri ... 24

2.3 Remaja ... 25

2.3.1 Pengertian Remaja ... 25

2.3.2 Perkembangan Psikososial Remaja ... 28

2.4 Facebook ... 28

2.5 Kerangka Berpikir ... ... 30

2.6 Hipotesis penelitian ... 35

BAB 3 Metode penelitian ... 36

3.1 Pendekatan Penelitian ... 36

3.2 Populasi dan Sampel ... 36

3.2.1 Populasi ... 36

3.2.2 Sampel ...37

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 38

3.3 Variabel Penelitian ... 39

3.3.1 Variabel Penelitian ... 39

3.3.1 Definisi Konseptual ... 39

3.3.2 Definisi Operasional ... 39

3.4 Pengumpulan Data ... 40

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.4.2 Instrumen Penelitian ... 42

3.4.2.1 Skala Harga Diri... 42

3.4.2.2 Skala Citra Diri... 43

3.5 Uji Instrumen ………... 44

3.5.1 Uji Validitas Skala ………... 45

3.5.2 Uji Reliabilitas Skala………... 45


(13)

3.6 Prosedur Penelitian ... 46

3.6.1 Persiapan Uji Coba Alat Ukur ... 46

3.6.2 Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur ... 47

3.6.3 Persiapan Pengambilan Data ... 48

3.6.4 Pelaksanaan Pengambilan Data ... 48

3.7 Teknik Analisis Data ... 50

BAB 4 Hasil Penelitian ...……….………... 51

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ………... 52

4.2 Deskripsi Data ... 52

4.3 Hasil Uji Hipotesis ... 55

4.4 Analisis Tambahan ... 56

BAB 5 Kesimpulan, Diskusi dan Saran ... 59

5.1 Kesimpulan ………... 59

5.2 Diskusi ………... 59

5.3 Saran ………... 61

5.3.1 Saran Teoritis ... 62

5.3.2 Saran Praktis ... 63

Daftar Pustaka ...... 64 Lampiran


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

angkatan 2007, 2008, 2009 ... 37

Tabel 3.2 Penskoran Skala Citra Diri melalui Foto Profil ... 41

Tabel 3.3 Blue Print Skala Harga Diri ... 43

Tabel 3.4 Blue Print Skala Citra Diri Melalui foto profil ... 44

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 51

Tabel 4.2 Persebaran Citra Diri melalui Foto Profil Responden ... 53

Tabel 4.3 Persebaran Harga Diri Responden ... 55

Tabel 4.4 Uji Korelasi anatara Ctra Diri Melalui Foto Profil dengan Harga Diri ... 56

Tabel 4.5 Uji T skor variabel Harga diri antara subjek laki-laki dan perem- puan ... 57

Tabel 4.6 Uji T skor variabel Citra Diri Melalui Foto Profil antara subjek laki- laki dan perempuan ... 58


(15)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ... 34


(16)

xv i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Instrumen Penelitian Uji Coba, Instrumen Penelitian Fieldtest.

Lampiran B : Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Harga Diri 50 Responden, Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Harga Diri 75 Responden, Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Citra Diri, Uji T Skor Variabel Harga Diri antara Subjek Laki-laki dan Perempuan, Uji T Skor Variabel Citra Diri antara Subjek laki-laki dan Perempuan.


(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia saat ini telah menjadi “The Republic of the Facebook” (Putra dalam Sadiyo, 2009). Ungkapan ini terinspirasi dari perkembangan penggunaan

Facebook oleh masyarakat Indonesia yang mencapai pertumbuhan 645% pada

tahun 2008. Berdasarkan data statistik jumlah pengguna Facebook di seluruh dunia pada tahun 2007 berjumlah 34 juta anggota aktif (Wikipedia, 2009). Indonesia menjadi negara peringkat keempat yang penduduknya paling banyak mengakses situs ini, setelah Amerika, Inggris dan Turki (TvOne,2009).

Penggunaan Facebook yang semakin marak tidak terlepas dari fasilitas user

generated content yang akhir-akhir ini menjadi perkembangan internet yang

cukup populer. Fasilitas ini terdapat dalam sebuah situs jejaring sosial yang memberikan kebebasan kepada penggunanya untuk membuat aplikasi yang disukainya ke dalam situs tersebut untuk berbagai macam alasan. Fasilitas user

generated content memungkinkan seseorang untuk membuat dan memasukkan

berbagai macam tulisan, gambar, foto, video serta tampilan diri ke dalam sebuah situs, termasuk di dalamnya blogs, situs video sharing, seperti YouTube, dan situs jejaring sosial lainnya(Ofcom, 2008).

Situs jejaring sosial Facebook yang sedang ”booming” ini digunakan dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Pada awalnya Facebook ini diciptakan untuk kalangan di universitas yang selanjutnya dikembangkan jaringan untuk


(18)

sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar (Wikipedia,2009). Karena pertama kali dikembangkan di universitas, sehingga yang paling banyak mengakses situs ini adalah pada rentang usia 17-24 tahun (TvOne,2009), dimana rentang ini merupakan masuk ke dalam rentang remaja akhir dan dewasa awal yang biasanya didominasi oleh kalangan mahasiswa. Di Amerika yang mahasiswa menjadi populasi terbesar sebagai pengguna Facebook (Ellison, Steinfield & Lampe, 2008). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Facebook menjadi trend dikalangan mahasiswa.

Peningkatan fasilitas yang diberikan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah berupa pengadaan fasilitas Wifi juga memberikan kemudahan kepada mahasiswa untuk mengakses situs Facebook. Hal ini dapat terlihat dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, banyak mahasiswa yang di samping

browsing untuk mencari bahan kuliah maupun jurnal mereka juga mengaktifkan

accountFacebook mereka. Dapat dikatakan maraknya penggunaan Facebook juga

terasa hingga Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Krisilla (2009) ditemukan minat terbesar dan hobi dari remaja adalah mengakses Facebook. Penggunaan situs Facebook pada remaja tidak terlepas juga karena pada remaja terdapat minat sosial dan mulai mengenal pergaulan. Melalui Facebook remaja memiliki kesempatan untuk bisa berinteraksi dengan teman-temannya secara lebih luas, tanpa perlu bertatap muka secara langsung. Ofcom (2008) menyebutkan bahwa remaja gemar mengumpulkan teman sebanyak-banyaknya dari seluruh penjuru


(19)

dunia, meski sesungguhnya mereka cenderung hanya berinteraksi dengan sebagian kecil saja.

Facebook dijadikan sebagai media penggambaran diri individu. melalui fasilitas yang diberikan oleh Facebook remaja bisa menyimpan atau mengubah foto-foto pribadi, catatan pribadi dan yang bisa dikomentari oleh sesama anggota dari situs jejaring sosial tersebut. Dengan demikian remaja bisa menampilkan keberadaan dirinya melalui foto. Penampilan foto pada Facebook dapat dijadikan tanda bahwa pengguna ingin mengungkapkan siapa dirinya dan apa yang remaja tersebut bayangkan terhadap dirinya. Dalam psikologi cara seseorang memandang dirinya sendiri dapat dikatakan sebagai citra diri (Atwater and Duffy, 1999).

Perubahan-perubahan dan perkembangan yang terjadi pada aspek fisik, psikis, dan psikososial pada masa remaja menentukan bagaimana remaja tersebut mulai mengembangkan citra diri. Hampir semua remaja memperhatikan perubahan pada dirinya serta penampilannya. Hurlock (1980) menjelaskan bahwa yang termasuk ke dalam minat pribadi yang dimiliki remaja adalah minat pada penampilan diri, pakaian, prestasi, kemandirian, dan uang. Perubahan-perubahan pada diri remaja membuat mereka semakin menyadari akan penampilan fisiknya, mereka mulai membandingkan penampilan fisik mereka dengan gambaran fisik ideal yang ada di masyarakat. Citra diri bisa tertanam dalam pikiran bawah sadar oleh pengaruh orang lain, pengaruh lingkungan, pengalaman masa lalu atau sengaja ditanamkan oleh pikiran sadar (Malik, 2009).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada pengguna Facebook

terlihat kebanyakan yang ditampilkan melalui foto pada halaman profil tersebut


(20)

merupakan foto dirinya, baik yang close-up, sedang menggunakan make-up,

maupun berekspresi, namun ada beberapa yang menampilkan foto dirinya dengan teman, maupun pemandangan. Estoisia, Pithia, & Rodriguez, (2009) juga menyebutkan bahwa foto profil pada Facebook bervariasi bentuknya ada yang menggambarkan diri dia seutuhnya ataupun simbol-simbol, tergantung apa yang ingin individu sampaikan tentang diri mereka sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Siibak (2009) juga menemukan bahwa remaja (47,6 % perempuan, 20,7% laki-laki) memasukkan foto-foto yang menurut mereka bagus ke dalam Facebook, misalnya, peristiwa penting seperti wisuda atau pernikahan, atau dengan orang terdekat mereka. Pengguna Facebook ingin membawakan diri dengan cara yang positif baik di dunia fisik dan maya (Estoisia, Pithia, & Rodriguez, 2009). Ellison, Heino, and Gibbs (dalam Siibak, 2009) menyebutkan bahwa foto yang digunakan pada halaman profil tidak hanya untuk memvisualisasikan penampilan penggunanya, tetapi juga untuk menegaskan sesuatu dan kualitas yang menurut mereka penting. Disamping itu setiap pengguna memiliki alasan yang berbeda ketika menampilkan foto tersebut (Estoisia, Pithia, & Rodriguez, 2009). Siibak (2009) mengatakan foto pada halaman profil memberikan gambaran tentang konsep diri dan karakteristik fisik seseorang.

Penampilan fisik bagi remaja merupakan hal yang utama. Sebagaimana Hurlock (1980) menjelaskan bahwa salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu adalah dengan menggunakan simbol status dalam bentuk fisik dan benda-benda yang mudah terlihat. Dengan cara ini remaja


(21)

menarik perhatian pada diri sendiri dan agar dipandang sebagai individu, sementara pada saat yang sama ia mempertahankan identitas dirinya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siibak (2009) dari 442 remaja diketahui 79 % dari remaja laki-laki dan 85 % remaja perempuan percaya bahwa seseorang harus terlihat baik untuk menjadi popular dalam jaringan virtual. Hal ini dapat disebabkan setiap pengguna Facebook menginginkan dirinya terlihat hebat. Berdasarkan hasil tesebut dapat disimpulkan bahwa remaja dengan cara menampilkan gambaran dirinya melalui foto dapat merasa diakui dan diperhatikan oleh lingkungannya atas pandangan orang lain terhadap dirinya. Akibat interaksi tersebut itu pula maka akan timbul penilaian-penilaian terhadap diri remaja, apabila di puji maka akan mempertahankan apa yang ada dalam dirinya, dan apabila dicela atau dikritik maka remaja akan cepat melakukan perubahan, agar pendapat orang lain berubah mengenai dirinya.

Ofcom (2008) menyebutkan remaja cenderung sering mengubah tampilan maupun data diri yang ditampilkan pada profil situs jejaring sosial mereka. Tampilan dan isi profil bagi remaja mempunyai efek yang besar bagi identitas sosial mereka, dan remaja dapat memperoleh perasaan akan penerimaan jika orang lain dapat memberikan komentar terhadap tampilan profil mereka (Ofcom, 2008). Pengguna Facebook pada umumnya mempergunakan foto terbaiknya agar dapat mendapatkan komentar positif sehingga dapat meningkatkan harga diri mereka (Estoisia, Pithia, & Rodriguez, 2009).


(22)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada pengguna

Facebook tanggal 23 April 2010 mereka menyatakan pendapat tentang yang

mereka rasakan bila foto yang mereka pasang dikomentari, adalah sebagai berikut:

“..seneng aja, berarti ada yang merhatiin..” (Nuran, 20 tahun)

“..seneng, apalagi kalau komentarnya bagus-bagus,hehe..”

(Tika,20 tahun)

“.. kalau komentarnya bagus seneng, trus jadi gak mau ganti fotonya, kalo jelek agak sedikit risih tapi aku pikir-pikir dulu bener gak sih jelek, trus dilihat jeleknya kenapa jadi besok-besok gak masang foto kayak gitu lagi

deh..” (Farah,19 tahun)

Dari hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa tampilan foto profil yang merupakan gambaran diri remaja dapat mempengaruhi self estem pada remaja. Mereka semakin menyadari bahwa dirinya memiliki arti dan berharga setelah mendapatkan timbal balik dari orang lain. Ofcom (2008) mengatakan bahwa komentar orang lain terhadap tampilan profil mereka dapat meningkatkan haga diripada remaja. Hal ini didukung pula oleh Flemming dan Courtney (dalam Frey, 2004) harga diri pada remaja dipengaruhi oleh penampilan fisik, kemampuan bersosialisasi dan prestasi-prestasi yang dimilikinya.

Pendapat tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Enny Irnovian, Bagus Riyono, dan Retno Kumulohadi (2008) mengenai harga diri ditinjau dari dukungan sosial orangtua dan prestasi belajar pada siswa SMU menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial, prestasi belajar dengan harga diri. Koefisien korelasi dukungan sosial


(23)

terhadap harga diri dengan mengontrol prestasi belajar, artinya bahwa semakin tinggi dukungan sosial, maka akan semakin tinggi harga diri, begitu juga sebaliknya semakin rendah dukungan sosial yang diberikan, maka akan semakin rendah harga diri.

Remaja yang memiliki citra diri positif akan memiliki tujuan dan cita-cita yang jelas terhadap masa depannnya. Malik (2009) berpendapat remaja yang memiliki citra diri yang positif akan mempunyai semangat hidup dan semangat juang yang tinggi. Sebaliknya, remaja yang memiliki citra diri yang negatif cenderung memberikan batasan kepada dirinya bahwa ia tidak dapat memenuhi apa yang diinginkan lingkungan, yang pada akhirnya remaja merasa rendah diri dan seterusnya memiliki harga diri yang lemah. Hal serupa juga diungkapkan pada penelitian yang dilakukan oleh Prabangkoro (2008) mengenai hubungan citra diri (self image) dengan aspirasi kerja pada salesman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif sangat signifikan antara citra diri dan aspirasi kerja, yang berarti semakin tinggi citra diri salesman maka akan semakin tinggi pula aspirasi kerjanya, begitupun sebaliknya.

Citra diri bagi remaja berperan agar remaja dapat menyesuaikan dengan lingkungannya, agar mereka dapat diterima oleh lingkungannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa citra diri merupakan komponen konsep diri bersama dengan citra tubuh, ideal self (diri yang diinginkan individu) dan social self (diri yang dipersepsi individu berdasarkan apa yang dipandang masyarakat) (Atwater & Duffy, 1999). Menurut Hurlock (1980) konsep diri yang positif akan berkembang jika seseorang mengembangkan sifat-sifat yang berkaitan dengan ‘good self


(24)

esteem’, ‘good self confidence’, dan kemampuan melihat diri secara realistik. Sifat-sifat ini memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain secara akurat dan mengarah pada penyesuaian diri yang baik.

Berdasarkan fenomena diatas peneliti merasa tertarik melakukan penelitian ini karena masih sedikitnya penelitian yang meneliti tentang hubungan citra diri melalui foto profil dengan harga diri pada remaja pengguna Facebook.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kapoor, et.all (dalam Siibak,2009) bahwa masih sedikit penelitian yang memfokuskan pada foto pengguna yang biasanya untuk melengkapi halaman profil. Disamping itu kadangkala kemajuan zaman dan teknologi tidak disertai dengan pengawasan yang ketat pada orangtua dan pembimbing untuk dapat mengoptimalkan perkembangan remaja, yang dapat berdampak pada perilaku dan pembentukan kepribadian yang menetap ketika memasuki tahap dewasa. Hal ini didukung oleh hasil-hasil studi yang panjang di berbagai negara menunjukkan bahwa masa yang paling penting dan menentukan perkembangan harga diri seseorang adalah pada masa remaja. Pada masa inilah terutama seseorang akan mengenali dan mengembangkan seluruh aspek dalam dirinya, sehingga menentukan apakah ia akan memiliki harga diri yang positif atau negatif (Tambunan, 2001).

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian mengenai ”HUBUNGAN CITRA DIRI MELALUI FOTO PROFIL DENGAN HARGA DIRI PADA MAHASISWA PENGGUNA FACEBOOK FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH.


(25)

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dan kerancuan dalam penggunaan istilah serta untuk melihat masalah penelitian ini lebih fokus, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Citra diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah citra diri melalui foto profil. Citra diri melalui foto profil adalah gambaran mengenai diri individu yang terlihat (dibayangkan) sendiri oleh individu, atau juga diri yang ingin dibayangkan oleh individu yang dapat dipengaruhi oleh orang lain pada foto profil.

2. Harga diri adalah evaluasi atas perasaan dan penilaian individu terhadap dirinya, kehidupannya dan hubungannya dengan orang lain.

3. Mahasiswa yang dijadikan sampel penelitian pada penelitian ini adalah mahasiswa pengguna Facebook di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester III, V dan VII atau yang masuk dalam kategori remaja akhir yaitu pada rentang usia 18-21 tahun.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

”Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara citra diri melalui foto profil dengan harga diri pada mahasiswa pengguna Facebook Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?


(26)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran hubungan citra diri melalui foto profil dengan harga diri pada mahasiswa pengguna Facebook

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.

1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis:

• Psikologi Sosial:

Diharapkan penelitian ini dapat memperluas khazanah ilmu psikologi sosial khusunya dalam kajian interaksi sosial remaja khususnya pada penggunaan situs jejaring sosial Facebook.

• Psikologi Perkembangan:

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan perkembangan khazanah keilmuan dalam psikologi perkembangan remaja khususnya dalam aspek minat sosial.

Manfaat Praktis:

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang citra diri dan harga diri pada:

a. Remaja: diharapkan remaja memiliki gambaran untuk mereka agar dapat mengembangkan citra diri yang positif dan harga diri yang tinggi.


(27)

b. Orangtua: diharapkan orang tua mampu membimbing remaja agar bisa mengembangkan citra diri yang positif sehingga meningkatan harga diri remaja tersebut.

1.4. Sistematika Penulisan

Laporan Penelitian (Skripsi) ini terdiri dari lima bab. Perincian setiap bab adalah sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang dilakukannya penelitian mengenai hubungan citra diri melalui foto profil dengan harga diri pada mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujaun dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2 Kajian Pustaka, menguraikan sejumlah konsep yang berkaitan dengan harga diri yang terdiri dari pengertian, dan aspek-aspek harga diri. Selain itu juga dijelaskan konsep mengenai pengertian citra diri, proses pencarian citra diri, faktor-faktor dalam citra diri, pengertian dan tugas perkembangan remaja, serta mengenai Facebook.

BAB 3 Metodologi Penelitian, Bab ini berisi penguraian mengenai, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik pengambilan data dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB 4 Presentasi dan Analisa Data, menguraikan mengenai pengolahan semua data yang terkumpul dari penelitian ini. Data yang terkumpul meliputi gambaran


(28)

umum subjek penelitian dan hubungan citra diri melalui foto profil dengan harga diri pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang dijadikan subjek pada penelitian ini. BAB 5 Kesimpulan, Diskusi dan Saran, pada bagian kesimpulan berisi jawaban terhadap permasalahan penelitian. Kesimpulan dibuat berdasarkan analisis dan interpretasi data yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. Pada bagian diskusi, akan dibahas hasil penelitian. Selain itu, juga akan diberikan pembahasan mengapa suatu hipotesis penelitian ditolak atau diterima, serta keterbatasan-keterbatasan penelitian. Bagian saran berisi saran-saran teoritis untuk keperluan penelitian selanjutnya serta saran-saran praktis sesuai dengan permasalahan dan hasil penelitian.


(29)

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Harga Diri

2.1.1 Pengertian Harga Diri

Harga diri atau yang dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan self esteem. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000) harga diri memiliki pengertian kesadaran akan berapa besar nilai yang diberikan pada diri sendiri. Chaplin (2006) menyamakan istilah self esteem dengan self evaluation yaitu suatu penilaian aau pertimbangan yang dibuat seseorang mengenai diri sendiri.

Coopersmith (dalam Burn, 1993) mengemukakan definisi harga diri sebagai berikut :

“Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap

kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan”.

Sedangkan Rosenberg (dalam Burn, 1993) mendefinisikan harga diri sebagai suatu sikap positif atau negatif terhadap suatu objek khusus, yaitu “diri”. Peterson et.all (1984) memberikan pengertian definisi dari harga diri sebagai perasaan secara keseluruhan atas kebermaknaan diri dan penerimaan diri. Perasaan harga diri menyatakan secara tidak langsung bahwa individu yang bersangkutan merasakan dia seorang yang berharga, menghargai dirinya sendiri


(30)

terhadap dirinya saat ini (baik sebagai apa dan siapa dia saat ini), tidak mencela dirinya terhadap apa yang tidak dilakukan dan tingkatan dimana dia merasa positif tentang dirinya sendiri. Perasaan harga diri yang rendah menyiratkan penolakan diri, penghinaan diri dan evaluasi diri yang negatif. Selain itu Minchinton (1993) juga mendefinisikan harga diri adalah harga yang kita tempatkan pada diri kita. Selanjutnya Minchinton (1993) memberikan penjelasan bahwa harga diri adalah penilaian dari keberhargaan diri sebagai manusia, berdasarkan pada setuju atau tidak setuju dari diri kita dan perilaku kita.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga diri menggambarkan evaluasi atas perasaan dan penilaian individu terhadap dirinya, kehidupannya dan hubungannya dengan orang lain. Harga diri tersebut mempunyai peran yang penting dan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu.

2.1.1 Aspek-aspek Harga Diri

Harga diri terdiri dari berbagai aspek. Berikut merupakan aspek-aspek yang dikemukakan oleh berbagai tokoh. Minchinton (1993) menjabarkan tiga aspek dari harga diri, yaitu:

a. Perasaan mengenai diri sendiri.

- Menerima diri sendiri, yaitu individu dapat menerima dirinya secara nyata dan penuh, nyaman dengan keadaan dirinya, dan memiliki perasaan yang baik mengenai dirinya, apapun kondisi yang dihadapi. Individu memandang bahwa dirinya memiliki keunikan tersendiri


(31)

meskipub ada sifat-sifat, kemampuan, atau keterampilan yang tidak dimiliki.

- Memaafkan diri sendiri. Individu memiliki keyakinan mendalam bahwa mereka adalah penting dan berarti, walaupun bukan untuk orang lain, setidaknya untuk dirinya sendiri. Individu mengasihani dan memaafkan dirinya dari ketidaksempurnaan.

- Menghargai nilai pribadi. Individu tidak terpengaruh oleh pendapat orang lain. Tidak merasa lebih baik ketika dipuji atau lebih buruk ketika dkritik. Perasaannya tidak tepengaruh oleh kondidi eksternal atau pada hal yang akan atau yang telah dilakukannya.

- Mengendalikan emosi diri. Individu dengan harga diri tinggi memgang kendali atas emosinya sendiri. Sebaliknya, keadaan yang buruk dapat mempengaruhi perasaan individu dengan harga diri rendah, akibatnya suasana hatinyapun menurun. Tiap kali individu mengatakan sesuatu tentang dirinya, apakah teman, teman, guru, pimpinan, orangtua atau saudara kandung, ia akan menerima komentar tersebut begiu saja dan membiaran pikiran orang melumpuhkan kehidupannya. Komentar itu bisa berubah sesuatu yang negatif atau berlawanan dengan penilaiannya. Kemudian ia pun mulai mempercayai ucapan orang tersebut meskipun jauh di lubuk hatinya, itu tidak benar.

b. Perasaan terhadap hidup

- Menerima kenyataan. Perasaan terhadap hidup berarti menerima tanggung jawab atas setiap bagian hidup yang dijalaninya. Individu


(32)

dengan harga diri yang tinggi akan dengan lapang dada tidak menyalahkan keadaan hidup ini atas segala masalah yang dihadapinya. Ia sadar bahwa semuanya terjadi berkaitan dengan pilihan dan keputusan sendiri, bukan karena faktor eksternal. Individu yang memiliki harga diri yang tinggi akan membangun harapan ataupun cita-cita secara realistis sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Perasaan individu terhadap hidup juga menentukan apakah akan menganggap sebuah masalah adalah rintangan hebat atau kesempatan bagus untuk mengembangkan diri.

- Memegang kendali atas diri sendiri. Individu dengan harga diri tinggi juga tidak berusaha mengendalikan orang lain atau situasi yang ada. Sebaliknya individu dapat dengan mudah mengetahui waktu yang tepat untuk mengubah sikap dan menyesuaikan diri dengan keadaan.

c. Hubungan dengan orang lain.

- Menghargai orang lain. Individu dengan toleransi dan penghargaan yang sama terhadap semua orang yang berarti memiliki harga diri yang baik. Ia percaya bahwa setiap orang termasuk dirinya memiliki hak yang sama dan patut dihormati.

- Bijaksana dalam hubungan. Menerima keberadaan individulain, fleksibel, dan bertanggung jawab dalam hubungan.Individu dapat melihat semua orang adalah layak dan pantas; dan sama hormat. Individu dengan harga diri yang tinggi mampu memandang hubungannya dengan orang lain secara bijaksana.


(33)

Sedangkan Coopersmith (Burn, 1998) membagi harga diri kedalam empat aspek, yaitu:

a. Kekuasaan (power)

Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku orang lain. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu dari orang lain.

b. Keberartian (significance)

Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain.

c. Kebajikan (virtue)

Ketaatan mengikuti standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan. d. Kemampuan (competence)

Sukses memenuhi tuntutan prestasi.

Flemming & Courtney (dalam Frey, 1994) juga mengemukakan bahwa harga diri pada remaja dibagi menjadi lima aspek, yaitu :

a. Perasaan ingin dihormati

Perasaan ingin diterima oleh orang lain, perasaan ingin dihargai, didukung, diperhatikan, dan merasa diri berguna.

b. Percaya diri dalam bersosialisasi

Merasa percaya diri, mudah bergaul dengan orang lain, baik baru dikenal maupun baru dikenal.


(34)

c. Kemampuan akademik

Sukses memenuhi tuntutan prestasi ditandai oleh keberhasilan individu dalam mengerjakan bermacam-macam tugas pekerjaan dengan baik dan benar.

d. Penampilan fisik

Kemampuan merasa diri punya kelebihan, merasa diri menarik, dan merasa percaya diri.

e. Kemampuan fisik

Mampu melakukan sesuatu dalam bentuk aktivitas, dapat berprestasi dalam hal kemampuan fisik

Dari berbagai aspek harga diri (self esteem) yang kemukakan oleh beberapa tokoh diatas teori utama yang dipakai dalam penelitian ini adalah aspek harga diri

(self esteem) yang dikemukakan oleh Minchinton (1993) yaitu perasaan terhadap

diri sendiri, perasaan terhadap hidup, dan hubungannya dengan orang lain. Aspek-aspek ini pulalah yang dijadikan dasar untuk membuat alat ukur dalam penelitian ini. Adapun alasan penggunaan teori Minchinton yang digunakan adalah kerena asek harga diri yang dikemukakan oleh Minchinton (1993) dapat mencakupi aspek-aspek yang dikemukakan oleh Coopersmith (dalam Burn, 1998) dan Flemming & Courtney (dalam Frey, 1994). Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Aspek perasaan terhadap diri sendiri dalam teori Minchinton (1993) meliputi aspek kemampuan pada teori Coopersmith dan aspek penampilan


(35)

fisik, kemampuan fisik pada teori Flemming & Courtney yang dijelaskan pada indikator menerima diri sendiri, bahwa individu dapat menghargai setiap potensi yang dimiliki tanpa pernah mengeluh (Minchinton, 1993). b. Aspek perasaan terhadap hidup dalam teori Minchinton meliputi aspek

kebajikan pada teori Coopersmith yang dijelaskan pada indikator memegang kendali ats diri sendiri, bahwa individu dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan (Minchinton,1993). Sedangkan pada teori Flemming & Courtney tidak ada yang masuk dalam aspek ini.

c. Aspek hubungan dengan orang lain dalam teori Minchinton meliputi aspek kekuasaan dan keberartian pada teori Coopersmith dan aspek perasaan ingin dihormati dan percaya diri dalam sosialisasi pada teori Flemming dan Courtney yang dijelaskan pada aspek bijaksana dalam hubungan bahwa individu mampu memandang hubungannya dengan orang lain secara bijaksana (Minchinton, 1993).

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi harga diri individu yang dikemukakan oleh para ahli (Rosenberg dan Simmons dalam Steinberg, 1999; Steinberg,1999; Atweter & Duffy, 1999; Rice, 1993; Clark dan Brown dalam Rice, 1993; Luthfi, dkk, 2009) adalah sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa remaja putri memiliki harga diri yang rendah dibandingkan dengan remaja putra. Harga diri remaja


(36)

putri rendah, tingkat kesadaran mereka tinggi dan citra diri mereka mudah terganggu dibandingkan dengan remaja putra (Rosenberg& Simmons dalam Steinberg, 1999). Hal ini dikarenkan remaja putri peduli dengan harga dirinya agar dapat diterima dengan kelompoknya (Steinberg, 1999). b. Kelas Sosial

Studi juga menunjukkan bahwa seorang remaja itu kelas sosial merupakan faktor penentu penting harga diri, terutama sebagai individu bergerak ke tengah dan kemudian remaja. secara umum, remaja pada kelas menengah memiliki harga diri yang lebih tinggi daripada remaja yang kurang mampu. dan perbedaan ini tumbuh lebih besar selama masa remaja (Steinberg, 1999). Demo & Sevin-Williams (dalam Steinberg, 1999) mengatakan hal ini dapat terjadi dikarenakan bahwa remaja kelas menengah lebih baik di sekolah dibandingkan dengan individu seusia mereka yang kurang mampu, hal ini menyebabkan mereka memiliki harga diri yang tinggi.

c. Orang tua

Orang tua juga dapat memberikan pengaruh pada tingkat harga diri individu. Orang tua adalah sumber yang sangat mempengaruhi kualitas harga diri (self esteem) anak-anaknya (Luthfi, dkk, 2009). Dengan maksud-maksud yang baik banyak orang tua yang penuh perhatian dan kasih sayang sebenarnya justru merusak self esteem anak-anaknya. Dngan begitu dapat disimpulkan pola asuh orang tua dapat mempengaruh terhadap harga diri anak.


(37)

2.2 Citra Diri

2.2.1 Pengertian Citra Diri

Citra diri dalam bahasa Inggris disebut self image. Citra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000) adalah rupa atau gambaran. Sehingga citra diri adalah gambaran mengenai diri individu. Sedangkan berdasarkan kamus psikologi seli image atau gambaran diri adalah jatidiri seperti yang digambarkan atau yang dibayangkan (Chaplin, 2006).

Atwater & Duffy (1999) mendefinisikan citra diri atau self image, yaitu:

The way I see Myself

Selain pengertian diatas Maltz (1994) juga memberikan pengertian mengenai citra diri, yaitu konsep yang dimiliki individu atas pilihannya sebagai individu sendiri. Ini merupakan produk dari pengalaman masa lalu, kesuksesan dan kegagalan, penghinaan dan penghargaan, dan reaksi orang lain terhadap diri individu (Maltz, 1994). Di samping itu Burn (1993) memberikan definisi dari citra diri yaitu apa yang dilihat seseorang ketika dia melihat dirinya sendiri. Sedangkan Brown (1998) menggunakan istilah self knowledge yang memiliki arti sama dengan citra diri yang dikemukakan oleh tokoh lain yaitu sebagai apa yang ingin individu pikirkan tentang dirinya.

Menurut Mappiere (2010) terdapat kesamaan arti pada istilah self image

(citra diri) maupun self concept. Kedua istilah ini menurut Mappiare (2010) menunjuk pada pandangan atau pengertian seseorang terhadap dirinya sendiri. Baron & Byrne (1991) mengungkapkan bahwa hanya orang-orang yang menurut individu memiliki reaksi dan evaluasi yang penting yang dapat mempengaruhi


(38)

konsepsi individu terhadap dirinya. Orang-orang penting tersebut antara lain, teman dekat, orang tua, anggota keluarga, serta guru. Sehingga dapat disimpulkan citra diri merupakan gambaran mengenai diri individu yang terlihat (dibayangkan) sendiri oleh individu, atau juga diri yang ingin dibayangkan oleh individu yang dapat dipengaruhi oleh orang lain.

2.2.2 Aspek-aspek Citra Diri

Berkaitan dengan proses mencapai kesimpulan akan adanya citra diri, Brown (1998) mengungkapkan bahwa ada tiga aspek dalam pengetahuan akan diri sendiri yaitu:

a. Dunia fisik (physical world)

Realitas fisik dapat memberikan suatu arti yang mana kita dapat belajar mengenai diri kita sendiri. Sumber pengetahuan dari dunia fisikal memberikan pengetahuan diri sendiri. Akan tetapi pengetahuan dari dunia fisik terbatas pada atribut yang bisa diukur dengan yang mudah terlihat dan bersifat subjektif dan kurang bermakna jika tidak dibandingkan dengan individu lainnya.

b. Dunia Sosial (social world)

Sumber masukan untuk mencapai pemahaman akan citra diri adalah masukan dari lingkungan sosial individu. Proses pencapaian pemahaman diri melalui lingkungan sosial tersebut ada dua macam, yiatu:

(1) Perbandingan Sosial (social comparison)


(39)

Serupa dengan dunia fisik, dunia sosial juga membantu memberi gambaran diri melalui perbandingan dengan orang lain. Pada umumnya individu memang cenderung membandingkan dengan individu lain yang dianggap sama dengannya untuk memeperoleh gambaran yang menurut mereka adil. Akan tetapi tidak jarang individu membandingkan dirinya dengan individu yang lebih baik (disebut upward comparison) atau yang lebih buruk (downward comparison) sesuai dengan tujuan mereka masing-masing.

(2) Penilaian yang tercerminkan (reflected apraisal)

Pengetahuan akan diri individu tercapai dengan cara melihat tanggapan orang lain terhadap perilaku individu. Misalnya jika individu melontarkan gurauan dan individu lain tertawa, hal tersebut dapat menjadi sumber untuk mengetahui bawa individu lucu.

c. Dunia dalam/ psikologis (inner/ psychologycal world)

Sedangkan untuk sumber berupa penilaian dari dalam diri individu, ada tiga hal yang dapat mempengaruhi pencapaian pemahaman akan citra diri individu, yaitu:

(1) Instrospeksi (introspection)

Introspeksi dilakukan agar individu melihat kepada dirinya untuk mencari hal-hal yang menunjang dirinya. Misalnya seseorang yang merasa dirinya pandai, bila berintrospeksi akan melihat berbagai kejadian dalam hidupnya, misalnya bagaimana dirinya menyelesaikan masalah, menjawab pertanyaan, dan sebagainya.


(40)

(2) Proses mempersepsi diri (self perception process)

Proses ini memiliki kesamaan dengan intropeksi, namun bedanya adalah bahwa proses mempersepsi diri dilakukan dengan melihat kembali dan menyimpulkan seperti apa dirinya setelah mengingat-ingat ada tidaknya atribut yang dicarinya di dalam kejadian-kejadian di hidupnya. Sedangkan introspeksi dilakukan sebaliknya.

(3) Atribusi kausal (causal attributions)

Cara ini dilakukan dengan mencari tahu alasan dibalik perilaku. Weiner (dalam Brown, 1998) mengatakan bahwa atribusi kausal adalah dimana individu menjawab pertanyaan mengapa dalam melakukan berbagai hal dalam hidupnya. Atribusi kausal ini juga dapat dilakukan kepada perilaku orang lain yang berhubungan dengan individu. Dengan mengetahui apa alasan orang lain melakukan suatu perbuatan yang berhubungan dengan individu, sehingga individu tahu bagaimana gambaran diri sebenarnya. Atribusi yang dibuat mempengaruhi pandangan individu terhadap dirinya.

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Citra Diri

Proses mencari tahu bagaimana citra diri individu menentukan citra diri individu tersebut positif atau negatif. Jika prosesnya ternyata positif, terdapat faktor yang mendorongnya untuk tetap seperti itu. Brown (1998) mengungkapkan faktor-faktor tersebut adalah:

1. Faktor Perilaku


(41)

a. Perhatian selektif (selective attention) terhadap masukan yang mendukung citra diri individu. Individu cenderung memilah-milah, masukan mana yang ingin diperhatikanya.

b. Melumpuhkan diri sendiri

Individu memunculkan sendiri perilaku tertentu yang mengeluarkan kekurangannya.

d. Pemilihan tugas yang memperlihatkan usaha positif. Individu cenderung lebih melihat masukan yang bersifat menunjukkan kelebihan mereka, daripada kemampuan mereka sebenarnya (kemampuan yang kurang baik). e. Bukti yang memperjelas perilaku mencari info strategis.

Individu cenderung menghindari situasi dimana kekurangannya dapat terlihat dan individu cenderug mencari masukan untuk hal yang mudah diperbaiki dari hasil kemampuan mereka.

2. Faktor Sosial

a. Interaksi Selektif

Individu bisa memilih dengan siapa ia ingin bergaul. b. Perbandingan Sosial yang bias

Individu cenderung mebandingkan dirinya dengan orang lain yang menurutnya lebih rendah kemampuanya daripada dirinya.


(42)

2.3 Remaja

2.3.1 Pengertian Remaja

Remaja berasal dari kata latin “adolescere” yang berarti tumbuh atau berkembang kearah kematangan. Dalam periode ini, seseorang akan mengalami kematangan fisik sebagai hasil dari munculnya hormon pubertas, tetapi terutama kematangan sosial dan psikologis (Sarlito, 2003). Santrock (2003) menjelaskan bahwa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang mencakup perubahan biologis, psikologis, dan kognitif dan sosial-emosional.

World Health Organization (WHO) memberikan definisi tentang remaja

yang lebih konseptual (dalam Sarlito, 2001). Dalam definisi tersebut dikemukakan 3 kriteria biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, yaitu:

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

Batasan remaja menurut WHO (dalam Sarlito, 2001) terbagi dalam dua bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun, dan remaja akhir 15-20 tahun. Begitupula dengan. Sedangkan Santrock (2003) menyebutkan remaja akhir berakhir pada usia 18-22 tahun. Papalia dan Olds (2008) menjelaskan bahwa remaja adalah


(43)

seseorang yang mengalami pubertas, dengan batas usia 11 atau 12 tahun sampai berusia 21 tahun atau tahap remaja akhir.

Namun di Indonesia sendiri sulit menentukan kapan masa remaja itu berakhir, karena pada umumnya di Indonesia individu dikatakan meninggalkan masa remaja bila individu tersebut telah memasuki dunia orang dewasa dengan segala tanggung jawabnya, misalnya setelah menempuh pendidikan lalu bekerja atau menikah. Namun lamanya pendidikan setiap individu pasti berbeda-beda. Oleh karena itu sulit untuk menentukan kapan individu meninggalkan masa remajanya.

Sarlito (2001) menyebutkan pada tahap remaja akhir (late adolescence) dimana tahap ini merupakan tahap konsolidasi menuju periode dewasa yang ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu:

a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu degan orang-orang lain dalam pengalaman-pengalaman baru.

c. Terbentuknya identits seksual yang tidak akan berubah lagi.

d. Egosentris (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

e. Tumbuh pembatas yang memisahkan diri pribadi (private self) dan masyarakat umum (the public)

Sedangkan tugas perkembangan remaja menurut Havighurst ( dalam Willis, 2005) antara lain :


(44)

1. memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan

2. memperoleh peranan sosial

3. menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif

4. memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya 5. mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri 6. memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan

7. mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga 8. membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup

2.3.2 Perkembangan Psikososial Remaja

Selain perubahan bentuk tubuh, perubahan yang berlangsung pada remaja meliputi perubahan minat. Minat pada remaja dapat tergantung pada jenis kelamin, kecerdasan mereka, lingkungan, apa yang teman sebaya mereka senangi, staus dalam kelompok meraka, dan banyak faktor lain (Hurlock, 1980). Hurlock (1980) juga mengatakan bahwa minat pribadi merupakan minat yang cenderung terkuat dimiliki oleh remaja. Disebutkan dalam Hurlock (1980) bahwa yang termasuk kedalam minat pribadi yang dimiliki remaja adalah minat pada penampilan diri,pakaian, prestasi, kemandirian, dan uang. Kecenderungan kuatnya minat pribadi yang dimiliki remaja dapat disebabkan oleh kesadaran remaja bahwa dukungan sosial sangat dipengaruhi oleh penampilan diri dan juga penilaian kelompok sosial berdasarkan benda yang dimiliki, kemandirian, sekolah, keanggotaan sosial, serta banyaknya uang yang dibelanjakan oleh remaja. Oleh


(45)

karena itu perkembangan psikosoial yang utama pada remaja adalah mendapatkan dukungan sosial atas minat pribadinya.

2.4 Facebook

Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial. Situs jejaring sosial itu

adalah penggunaan sebuah website untuk menghubungkan orang-orang yang memiliki kesamaan minat personal atau profesional, tempat tinggal, pendidikan sekolah tertentu, dan lainnya (Kurniali, 2009). Facebook adalah sebuah situs jaringan sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg pada tanggal 4 Februari 2004 (Kurniali, 2009). Pada awalnya, Facebook disebut The facebook yang penggunanya hanya terbatas untuk kalangan mahasiswa Universitas Harvard. Kemudian the facebook berganti nama menjadi Facebook pada oktober 2004. Namun setelah beberapa waktu, pengguna Facebook tidak hanya mahasiswa tetapi juga masyarakat umum.

Pada Facebokk terdapat halaman profil. Halaman profil berisi segala informasi tentang pengguna tersebut yang dapat dilihat teman dan orang lain yang berada dijaringannya (Kurniali, 2009). Tampilan profil pada situs Facebook

seseorang terdiri dari:

(1) info (informasi diri dasar seperti tanggal lahir, domisili tempat tinggal, minat,organisasi atau tempat bekerja);

(2) photos (tampilan foto-foto yang ditampilkan oleh pengguna).

(3) wall (pengungkapan status secara keseluruhan, comment dari

teman,pengungkapan pemikiran ataupun perasaan);


(46)

(4) notes (catatan atau tulisan mengenai berbagai macam topik);

(5) friends (daftar teman yang juga merupakan pengguna Facebook);

(6) status (keadaan saat ini, dapat juga berupa pengungkapan pemikiran dan

perasaan, serta keberadaan seorang pengguna Facebook).

Dari berbagai macam aplikasi yang diberikan oleh Facebook yang menjadi fokus utama penelitian ini adalah aplikasi foto profil. Foto profil terletak pada halaman profil Facebook yang berfungsi untuk menunjukkan identitas pengguna

Facebook. Pengguna dapat menampilkan foto tersebut sesuai dengan keinginan

pribadinya.

2.5 Kerangka Berpikir

Kemunculan situs jejaring sosial Facebook membuat remaja semakin mudah untuk menyalurkan minat sosial. Fasilitas yang diberikan Facebook melalui foto membuat remaja memiliki sarana untuk memberikan penggambaran atas dirinya. Bagi remaja menyenangkan bila dapat menampilkan diri kepada lingkungan sosial. Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan remaja yang dikemukakan oleh Havigurst (dalam Willis, 2005) yaitu memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan dan memperoleh peranan sosial.

Seiring kemajuan zaman pula cara berkomunikasi remaja saat ini pun telah berubah. Saai ini dunia maya lebih mendominasi cara komunikasi remaja khususnya penggunaan Facebook. Manurut artikel artikel “7 Things You Should


(47)

Know about Facebook”, dikatakan bahwa Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memungkinkan penggunanya untuk menampilkan profil mereka secara publik dan berhubungan dengan jaringan pertemanan (www.educause.edu, 2006). Salah satu aplikasi yang ditampilkan dalam halam profil Facebook adalah foto. Foto profil berfungsi untuk menunjukkan identitas pengguna Facebook. Pengguna dapat menampilkan foto tersebut sesuai dengan keinginan pribadinya.

Penggunaan foto sebagai pencitraan diri remaja pada halaman profil dapat menentukan citra diri bagi remaja. Pandangan remaja terhadap dirinya disebut dengan citra diri. Pencitraan diri melalui foto profil dapat diartikan sebagai bagaimana remaja memberikan pandangan terhadap dirinya dan pengaruh orang lain terhadap foto yang ia tampilkan pada halaman profil Facebook mereka. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hurlock (1980) menjelaskan bahwa salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu adalah dengan menggunakan simbol status dalam bentuk fisik dan benda-benda yang mudah terlihat. Dengan cara ini remaja menarik perhatian pada diri sendiri dan agar dipandang sebagai individu, sementara pada saat yang sama ia mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok sebaya. Remaja yang menampilkan fotonya untuk dijadikan sebagai foto profil menandakan ia ingin menampilkan bentuk fisiknya sehingga diperhatikan oleh lingkungannya dan dihargai. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Estoisia, Pithia, & Rodriguez (2009) bahwa pengguna Facebook pada umumnya mempergunakan foto terbaiknya agar dapat mendapatkan komentar positif sehingga dapat meningkatkan harga diri mereka.


(48)

Citra diri merupakan pandangan serta perasaan yang baik atas tubuhnya, pandangan dari orang lain terhadap dirinya, harapan atas dirinya dimata orang lain. Sebagaimana Atwater & Duffy (1999) menyebutkan bahwa citra diri merupakan komponen konsep diri bersama dengan citra tubuh, ideal self (diri yang diinginkan individu) dan social self (diri yang dipersepsi individu berdasarkan apa yang dipandang masyarakat). Siibak (2009) juga berpendapat bahwa foto profil dapat memberikan konsep diri seseorang secara keseluruhan dan karekteristik fisik individu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Petersen, et.al (1984) juga menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara citra diri dengan harga diri Wylie (dalam Petersen, et.al, 1984) hal ini juga dikarenakan harga diri yang merupakan perasaan keseluruhan atas keberhargaan dan penerimaan diri merupakan komponen pengevaluasi dari citra diri. Di samping itu Luthfi, dkk (2009) juga menyebutkan bahwa individu yang memiliki harga diri

(self esteem) yang lemah memiliki citra diri yang negatif dan konsep diri yang

buruk, dengan kata lain harga diri seseorang dapat mempengaruhi citra diri individu pula. Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan baik citra diri dan harga diri saling berubungan satu sama lain.

Rumini & Sundari (2004) menyebutkan bahwa masa remaja akhir merupakan periode kritis dalam berbagai hal, yaitu sosial, pribadi, dan moral. Perkembangan yang telah dimiliki sejak masa remaja awal akan dimantapkan mejadi dasar memandang diri dan lingkungannya untuk masa selanjutnya. Untuk pemantapan itu sedikit banyak dipengaruhi keadaan lingkungan maupun pandangannya terhadap kehidupan masyarakat. Demikian pula dipengaruhi kuat


(49)

atau lemahnya pribadi, citra diri, dan rasa percaya diri. Citra diri yang positif itu pula remaja akan membentuk harga diri yang positif, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan merasa percaya diri. Sebaliknya citra diri yang negatif dapat membentuk pula remaja menjadi individu yang rendah diri, kurang memiliki motivasi, dan kurang percaya diri. Sehingga dapat dikatakan perubahan jasmani pada diri remaja dapat mempengaruhi tingkat harga diri pada remaja.

Secara singkat kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat diilustrasikan dalam bagan sebagai berikut:


(50)

Bagan 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Tatap Muka Remaja

• memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan • Menyiapkan diri untuk

masuk ke lapangan pekerjaan.

• Memperluas relasi pertemanan. Minat Sosial Dunia Maya Jejaring Sosial Facebook Halaman Profil Notes Wall Info Friends Status Photo Harga Diri

- Perasaan mengenai diri sendiri

- Perasaan terhadap hidup - Hubungan dengan orang

lain

Citra Diri - Dunia Fisik - Dunia Sosial - Dunia psikologis

Citra Diri melalui Foto

Profil

Hubungan Citra Diri Melalui Foto Profil dengan

Harga Diri


(51)

2.9 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara citra diri melalui foto profil dengan harga diri pada mahasiswa pengguna Facebook Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.

Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara citra diri melalui foto profil dengan harga diri pada mahasiswa pengguna Facebook Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.


(52)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana penelitian ini mengkuantifikasikan skor citra diri melalui foto profil dengan skor harga diri dari subjek mahasiswa pengguna Facebook. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional, karena tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara citra diri melalui foto profil dengan harga diri pada mahasiswa pengguna Facebook Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2 Populasi dan sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi (Sevilla,2006). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah mahasiswa pengguna Facebook yang aktif kuliah pada semester ganjil tahun akademik 2010/2011 Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 586 mahasiswa.


(53)

Tabel 3.1

Populasi mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Angkatan 2007, 2008, 2009.

Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ukuran Populasi

Angkatan 2007 172

Angkatan 2008 176

Angkatan 2009 238

Jumlah 586 (Sumber: Tata Usaha Bagian Akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Juli 2010)

Berdasarkan survey yang dilakukan dengan cara menanyakan pada setiap perwakilan kelas melalui Facebook, SMS, dan Twitter ditemukan sebanyak 7 mahasiswa semester III, 9 mahasiswa pada semester V, dan 5 mahasiswa semester VII yang tidak memiliki account Facebook. Maka populasi dari penelitian ini berjumlah 565 mahasiswa atau sebesar 96,41 % mahasiswa semester III, V, dan VII menggunakan Facebook.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu dan memiliki karakteristik sesuai subjek penelitian. Sampel dalam penelitian ini sebesar 85 sampel yang terdiri dari mahasiswa semester III, V, dan VII di Fakultas


(54)

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang didapatkan melalui rumus Slovin (dalam Sevilla, 2006) dengan batas kesalahan 10%, yaitu sebagai berikut:

n = N 1 + Ne²

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi)

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan secara purpossive sampling, dimana sampel yang diambil adalah sampel yang memiliki ciri-ciri spesifik yang peneliti tentukan. Teknik ini tergolong dalam non-probability sampling yang berarti tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subjek penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka karakteristik subjek penelitian ini adalah:

1. Usia 18-21 tahun

2. Memiliki accountFacebook

3. Mahasiswa aktif kuliah semester III, V dan VII Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(55)

3.3 Variabel dan Definisi Variabel 3.3.1 Variabel Penelitian

Sevilla (2006) menyebutkan variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri. Variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Dependent variable : Harga Diri.

b. Independent variable: Citra Diri melalui Foto Profil

3.3.2 Definisi Konseptual 1. Harga Diri

Harga diri adalah evaluasi atas perasaan dan penilaian individu terhadap dirinya, kehidupannya, dan hubungannya dengan orang lain

2. Citra Diri

Citra diri adalah gambaran mengenai diri individu yang terlihat (dibayangkan) sendiri oleh individu, atau juga diri yang ingin dibayangkan oleh individu yang dapat dipengaruhi oleh orang lain. Sedangkan citra diri melalui foto profil adalah konsep yang diberikan individu terhadap dirinya juga yang dibayangkan dan dapat dipengaruhi oleh orang lain yang ditampilkan melalui foto profil Facebook.

3.3.3. Definisi Operasional a. Harga Diri

Skor yang diperoleh individu atau responden penelitian melalui respon individu terhadap skala harga diri yang disusun berdasarkan teori harga diri


(56)

yang dikemukan oleh Minchinton (1993) yang meliputi 3 aspek yaitu perasaan terhadap diri sendiri, perasaan terhadap hidup, dan hubungan dengan orang lain.

b. Citra Diri melalui Foto Profil

Skor yang diperoleh individu atau responden penelitian melalui respon individu terhadap skala citra diri yang disusun berdasarkan teori citra diri yang dikemukan oleh Brown (1998) yang meliputi aspek pengetahuan akan diri sendiri yaitu dunia fisik meliputi penampilan fisik; dunia sosial meliputi perbandingan sosial dan penilaian yang tercerminkan; dan dunia psikologis meliputi introspeksi, proses mempersepsi diri, dan atribusi kausal, melalui foto profil Facebook.

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengambilan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode skala untuk memperoleh jawaban responden. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala model Likert. Peneliti menyebar langsung skala kepada subjek penelitian.

(1) Skala Harga Diri

Untuk variabel harga diri bentuk alat ukur berupa skala Likert yang terdiri dari 50 item yang keseluruhannya berbentuk pernyataan favorable. Subjek diminta untuk memilih salah satu kategori dari 4 kategori jawaban yang mewakili dirinya yaitu, “sangat sesuai” (SS), “sesuai” (S), “tidak sesuai” (TS), dan “sangat tidak sesuai” (STS). Penskoran tertinggi diberikan pada


(57)

pilihan sangat setuju dengan nilai 4, setuju dengan nilai 3, tidak setuju dengan 2, dan sangat tidak setuju dengan nilai 1. Tidak ada item yang berbentuk

unfavorable, sehingga tidak ada item yang diberi penilaian secara terbalik.

(2) Skala Citra Diri

Sedangkan pada skala citra diri yang terdiri dari 40 item, dengan pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Subjek diminta untuk memilih salah satu kategori dari 4 kategori jawaban yang mewakili dirinya yaitu, “sangat sesuai” (SS), “sesuai” (S), “tidak sesuai” (TS), dan “sangat tidak sesuai” (STS). Penskoran tertinggi diberikan pada pilihan sangat setuju dan terendah untuk pernyataan sangat tidak setuju untuk pernyataan favorable. selanjutnya penskoran tertinggi untuk pernyataan

unfavorable diberikan pada pilihan jawaban sangat tidak setuju dan skor

terendah diberikan untuk pilihat sangat setuju. Tabel 3.2

Penskoran Skala Citra Diri

Kategori SS S TS STS

Favorable 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4

(3) Data Diri Subjek

Data diri subjek berisi karakteristik diri pribadi subjek yang ditulis pada alat ukur. Data diri tersebut terdiri dari:

a. nama (inisial), b. jenis kelamin,


(58)

c. umur, d. semester.

3.4.2 Instrumen Penelitian

Alat untuk pengumpul data yang akan digunakan dalam penelitain ini adalah dengan menggunakan metode skala model Likert. Skala yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu, skala harga diri dan skala citra diri.

3.4.2.1Skala Harga Diri

Untuk mengukur Harga diri digunakan sebuah skala yang diadopsi dari

Self Esteem Inventory yang dikembangkan oleh Minchinton (1993). Alat

ukur ini juga pernah diadaptasi oleh Ramadhani (2009) dengan nilai koefisian alpha cronbach sebesar 0,740 dan diadaptasi pula oleh Nasimah (2009) dengan nilai koefisien alpha cronbach sebesar 0,867. Sehingga dapat dikatakan aspek-aspek dalam alat ukur ini cukup reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur. Alat ukur ini diukur melalui tiga aspek yaitu perasaan juga mengenai diri sendiri, perasaan terhadap hidup, dan hubungan dengan orang lain. Adapun blue print dari skala harga diri untuk uji coba adalah sebagai berikut:


(59)

Tabel 3.3

Blue Print Skala Harga Diri

Pernyataan

No Aspek Indikator Jumlah

a. Menerima diri sendiri

1, 8, 10, 39* b. Memaafkan diri

sendiri

5, 11, 42 c. Menghargai nilai

pribadi.

3*, 7*, 12, 29*, 36*, 38, 40* 1. Perasaan mengenai diri sendiri d. Mengendalikan emosi diri

4*, 6*, 16*, 21*, 26, 33*, 44.

21

a. Menerima kenyataan hidup

9, 19, 24, 27, 30*, 31*, 35*, 37*, 49.

2. Perasaan terhadap hidup

b. Memegang kendali atas diri sendiri

14*, 15, 17, 20, 22*, 41*, 47

16

a. Menghargai orang lain

2*, 13*, 18, 23, 28, 34*, 43*, 45, 50*

3. Hubungan

dengan orang

lain b. Bijaksana dalam

membina hubungan

25, 32, 46*, 48*

13

Jumlah 50 *=item yang tidak valid

3.4.2.2 Skala Citra Diri melalui Foto Profil

Untuk mengukur variabel citra diri digunakan skala yang peneliti buat sendiri berdasarkan sumber-sumber pengetahuan akan diri sendiri yang dkemukakan oleh Brown (1998). Aspek-aspek ini pula pernah di adaptasi oleh Prabangkoro (2008). Aspek tersebut yaitu dunia fisik, dunia sosial dan dunia psikologis. Adapun skala citra diri untuk uji coba adalah sebagai berikut:


(60)

Tabel 3.4

Blue Print Skala Citra Diri Melalui Foto Profil Pernyataan

No Aspek Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah 1. Dunia Fisik Penampilan fisik 1, 4*, 11,

16*, 22*, 31

8*, 35*, 37*, 38*

10 a. Perbandingan

sosial

17, 29* 2*, 9, 23 2. Dunia Sosial

b. Penilaian yang tercerminkan

5, 10*,12 30*, 39*

10

a. Instrospeksi 3, 13, 32, 28 19*, 24*, 36*,

b.Proses

mempersepsi diri

6*, 14*, 20, 25, 27*, 33*, 40

3. Dunia Psikologis

c. Atribusi kausal 7, 15, 18*, 34

21*, 26*

20

Jumlah 26 14 40

*= item yang tidak valid

3.5 Uji Instrumen

Data yang diperoleh dari pelaksanaan uji coba kemudian diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS 16.0 untuk mengetahui reliabilitas dan validitas pada masing masing skala. Pengukuran uji validitas ini menggunakan rumus Pearson product moment dan pengukuran reliabilitas menggunakan teknik

Cronbach Alpha. Suatu penelitian yang reliabel, hasil yang diperoleh akan tetap

sama apabila diukur pada waktu yang berbeda. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan reliabel bila memiliki nilai Cronbach alpha > 0,60 atau mendekati satu.


(61)

3.5.1 Uji Reliabilitas

Berdasarkan uji reliabilitas dan uji validitas melalui SPSS 16.0 didapatkan nilai koefisien cronbach alpha pada skala citra diri melalui foto profil didapatkan nilai koefisien cronbach alpha sebesar 0,775. Dengan begitu alat ukur ini dapat dikatakan cukup reliabel untuk mengukur variabel citra diri. Sedangkan uji reliabilitas untuk skala harga ditri melalui SPSS 16.0 didapatkan nilai koefisien

cronbach alpha sebesar 0,817 setelah dilakukan uji coba kedua. Dengan begitu

alat ukur ini juga reliabel untuk mengukur variabel harga diri.

3.5.2 Uji validitas

Validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur (Sevilla, 2006). Secara singkat validitas dapat diartikan sebagai sejauhmana suatu alat ukur mengukur variabel yang hendak diukur. Suatu item dikatakan valid bila korelasi Pearsonnya didapatkan ≥ 0,3. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan ditemukan dari 40 item pada skala citra diri yang diujicoba hanya 18 item yang valid, dengan begitu terdapat 22 item yang belum mengukur dari citra diri. Sedangkan untuk skala harga diri berdasarkan uji validitas yang dilakukan dari 50 item yang diujicoba ditemukan 25 item yang valid.


(62)

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Persiapan Uji Coba Alat Ukur

Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 23 Juli 2010 dengan responden yang memiliki karakteristik yang telah ditentukan. Langkah-langkah dalam mempersiapkan alat ukur untuk diuji coba, yaitu:

a. Menterjemahkan item-item alat ukur harga diri dari bahasa aslinya, yaitu, Bahasa Inggris, ke dalam Bahasa Indonesia. Di samping itu peneliti membuat alat ukur citra diri berdasarkan aspek-aspek yang dipaparkan oleh Brown (1998).

b. Mengklasifikasikan item-item ke dalam tiga aspek menurut Minchinton (1993). Hal itu dilakukan karena di dalam alat ukur harga diri tidak disebutkan pengelompokkan item-item ke dalam aspek-aspek harga diri.

c. Meminta ahli bahasa untuk mengecek ketepatan hasil terjemahan pada item-item skala harga diri.

d. Meminta expert jugdement, yaitu dua orang dosen, yang dianggap ahli untuk menilai apakah pengklasifikasian item-item yang dilakukan sudah benar dan tepat berdasarkan teori yang telah dipaparkan.

e. Menyesuaian hasil expert judgement dengan pengklasifikasian yang telah dibuat, sehingga didapat pengklasifikasian item yang tepat dan sesuai dengan dasar teori yang telah dikemukakan

f. Menyusun alat ukur yang akan disebarkan kepada responden penelitian. Penyusunan terdiri dari, pengaturan tampilan huruf dan halaman kuesioner, penulisan pengantar dan petunjuk pengisian, serta


(63)

pengelompokkan alat ukur menjadi 3 bagian (bagian data diri subjek skala citra diri melalui foto, dan self esteem inventory)

g. Membuat target setidaknya terdapat 50 responden penelitian. Hal itu berkaitan dengan tujuan penelitian, yaitu mengetahui hubungan antara citra diri melalui foto profil dengan harga diri mahasiswa pengguna

Facebook.

h. Memperbanyak jumlah skala untuk uji coba.

i. Melakukan uji reliabilitas dan validitas pada masing-masing skala menggunakan SPSS 16.0.

j. Dikarenakan adanya salah satu indikator pada skala harga diri yaitu hubungan dengan orang lain yang itemnya gugur semua, peneliti melakukan uji coba kedua pada skala harga diri dengan menambah responden penelitian.

k. Melakukan uji coba kedua pada tanggal 28 Juli 2010 dengan target 25 reponden penelitian.

l. Memperbanyak jumlah skala harga diri.

m. Melakukan perhitungan untuk uji reliabilitas dan validitas menggunakan SPSS 16.0.

3.6.2. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur

a. Untuk mengetahui apakah calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian, mereka ditanya terlebih dahulu mengenai informasi yang terkait dengan dirinya angkatan dan memiliki account Facebook.


(64)

b. Jika calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian, mereka dimintai kesediaannya untuk mengisi alat ukur yang telah disiapkan.

c. Mengulangi langkah yang sama pada langkah a dan b hingga tercapai target jumlah responden uji coba.

d. Melakukan perhitungan melalui SPSS 16.0 untuk uji validitas dan reliabilitas.

3.6.3. Persiapan Pengambilan data

Pelaksanaan dilakukan pada tanggal 30 - 15 Agustus 2010 dengan responden seperti karakteristik yang telah ditentukan. Langkah-langkah dalam mempersiapkan alat ukur untuk diuji coba, yaitu:

a. Mengatur tampilan skala dengan membuang item-tem yang tidak valid.

b. Membuat target setidaknya terdapat 85 responden penelitian, dengan perbandingan yang seimbang antara responden laki-laki dan perempuan, karena adanya hasil penelitian terdahulu bahwa terdapat perbedaan tingkat harga diri antara laki-laki dan perempuan.

c. Memperbanyak jumlah alat ukur untuk pengambilan data.

3.6.4 Pelaksanaan Pengambilan Data

a. Calon responden didapat dengan cara mendatangi calon responden ke tempat kost mereka, atau bertemu dikampus.


(65)

b. Untuk mengetahui apakah calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian, mereka ditanya terlebih dahulu mengenai informasi yang terkait dengan dirinya, seperti usia, semester, dan mempunyai account facebook atau tidak.

c. Jika calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian, mereka dimintai kesediaannya untuk mengisi kuesioner yang telah disiapkan.

d. Mengulangi langkah yang sama a dan b hingga tercapai target jumlah responden penelitian.

e. Langkah lain yang dilakukan yaitu dengan mengirim kuesioner melalui email kepada calon responden.

f. Setelah menerima email balasan dari calon responden yang berisi kuesioner yang telah diisi, serta menerima kembali kuesioner yang telah terisi, dilakukan pemeriksaan data diri calon responden apakah calon tersebut sudah termasuk ke dalam karakteristik subjek penelitian.

g. Jika calon responden termasuk ke dalam karakteristik subjek penelitian, data pada alat ukur akan digunakan sebagai data penelitian. h. Jika calon responden tidak termasuk ke dalam karakteristik subjek

penelitian, data pada alat ukur tidak akan digunakan sebagai data penelitian.

i. Mengulangi langkah d, e, f dan g hingga tercapai target jumlah responden penelitian.


(66)

3.7 Teknik Analisis Data

Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan utama penelitian, apakah terdapat hubungan yang signifikan antara citra diri diri melalui foto profil dengan harga diri pada mahasiswa pengguna Facebook Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, dengan menggunakan uji korelasi (Pearson Correlation) pada taraf signifikansi 0,05 pada two tailed test. Sedangkan pada analisa tambahan digunakan uji t untuk mendapatkan signifikansi perbedaan harga diri laki-laki dan perempuan.


(67)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Pada sub-bab ini dibahas mengenai gambaran subjek penelitian meliputi jumlah dan presentas berdasarkan jenis kelamin, usia, semester dan status sosioekenomi.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Subjek Penelitian Identitas Subjek

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki-laki Perempuan 26 59 30,58 % 69,42 %

Jumlah 85 100 %

Usia 18 Tahun 19 Tahun 20 Tahun 21 Tahun 11 22 33 19

12, 94 % 25, 88 % 38, 83 % 22, 36 %

Jumlah 85 100 %

Semester Semester III Semester V Semester VII 28 28 29

32, 94 % 32, 94 % 34, 12 %

Jumlah 85 100 %


(68)

Dari perhitungan yang dilakukan diketahui sebagian besar subjek dalam penelitian ini adalah perempuan dengan persentase 69,42 % atau berjumlah 59 subjek dan jumlah subjek laki-laki sebanyak 26 subjek dengan persentase 30,58 %. Sedangkan jumlah subjek berdasarkan usia yang menjadi responden dalam penelitian ini paling banyak berada pada usia 20 tahun dengan persentase sebesar 38,82%, yang kedua pada usia 19 tahun atau sebesar 25,88 %, ketiga usia 21 tahun sebanyak 19 subjek atau 22,36 % dan yang paling sedikit yaitu pada kelompok usia 18 tahun dengan jumlah 11 subjek atau dengan persentase 12,94 %. Selain itu, berdasarkan perhitungan jumlah subjek penelitian berdasarkan semester didapatkan hasil yang seimbang. Subjek penelitian yang berada pada semester III dan V memiliki jumlah yang sama yaitu sebesar 28 subjek dengan persentase sebesar 32,94 %, dan semester VII yang tidak berbeda jauh yaitu sebanyak 29 subjek dengan persentase sebesar 34,12 %.

4.2 Deskripsi Data

Berikut ini diuraikan penggolongan kategorik dan penyebaran skor citra diri melalui foto profil responden. Peneliti membagi kategori pada variabel citra diri melalui foto profil menjadi dua yaitu positif dan negatif. Adapun acuan yang dijadikan peneliti untuk membagi kateori tersebut adalah melalui rentang skor. Perolehan rentang skor tersebut didapatkan melalui perhitungan sebagai berikut: Diketahui jumlah item untuk skala citra diri melalui foto profil 18 item. Penskoran diberikan dari rentang 1-4, sehingga skor terendah didapatkan 18 dan skor tertinggi 72, dengan jarak rentang skor yaitu pengurangan dari keduanya


(1)

4À¬"2^u ’%°ð (B2-f6=Á B²äIC6 ÿò×âOß ÿÿ PK ! ýƒAÒ8 8 word/fontTable.xmlÔ•_o›0 Åß'í; ¿¯ ‡üUI•fÉã-¶L{vˆ – ° l šo¿kLš¶8Z‘ÖH "$Çæb~œ{¸ x EpdÚp% Ýa 0™ª —û ýÞ¬¿MP`**w´P’%èÄ


(2)

z˜ ýr_Ï2%+ ÀùÒÌt‚òª*gahÒœ jîTÉ$ŒeJ ZÁ_½ U–

ñ”}WéA0Y… ãQ¨YA+¸¶ÉyiP[-~OµZé]©UÊŒ ÅŠÂÕ ”K4oW Ô3I ¬ú×IlUÑè%•Ê° †Ž´H - a û à8Äc Ú iNµaÕóDâäŒ

^œÎªV‚J7Pò*ÍÏú‘jN· sC†ïaà`¶ .Ø~ S"€þZ! 9ƒ×JÚÔ™¼8 ¨ó\ –ºÇÓ ±á‚™à «ƒŸÍÊí„·D P á ˆa'ð+ö Áÿ‡È


(3)

ÇÂÝ ø žjËbp

‘lç /‰áÙ`—£ß ÞN¡‡J¹éŸ¢Q–´à[ͽ ^7V°–ˆÁ ðí ám Sscz‘XXàäeƒÄVÀãÇŽ) ¾› ¹Þ xÚ·A¨ ô

.*ldô#Ñ?<ý$0ŽoBbCs Í+ -!3- ljÆ=Aô·Ä ^ dñ6'FxØ Aþ•™ î ™

ðƒÿmJ°ã`[ÃmÛ 7ÎËöµjæ ÿÿ PK ! Ô–N$ò ñ docProps/app.xml ¢ (


(4)

½ Ø? ¾'Ž¼lH EÅ bÈa[ ÄmÏšL'BeI جÙ× ² ÇÙvšO |4ùôDñÛ×ÖdG Q;»ÊÙt– g`•«µÝ¯ò‡êËd‘g ¥-¥q Vù b~+Þ¿ãÛà< Ô 3jaã*? úeQDu€VÆ)Ñ–˜Æ…V"…a_¸¦Ñ îœziÁbQÎfŸ

xE°5Ô ?4ÌûŽË#þoÓÚ©¤/>V'O‚ ¯ õF"ˆïIŽáÅ à•Ci*Ý‚`lNÄ ò-ÜC åŒ =âO.ÔQ|` ªë1_d

É@Á l~ËQ† öÞh%‘Ì ß´

.º ³ûΆ,uàŸ„“5;P/AãIÐØqÈ¿jKjØGÆ‹-’¾ ÷AúC ó2‰ B¾SÒÀš, 4 xqIð È ]È¢þE \æÙ !

t½[©I4?âò ·Ê 2hi‘


(5)

(6)

3þèºv-—ö$6ðÓ âd+Õ³Lws&’÷ÏñÁWî.íЛ¥×ÉÑ&<i<ì¼TiyXyC§¾ìĈã;Ú ¨é’Ï / ¾!ÿƒIcé_»‡ú\ó7‘¶ì± Á‚•Ó }ÝZ s´ ÃÓ ¿ ÿÿ PK

-! /²¨t Ù [Content_Types].xmlPK

-! -‘ ·ó N

º _rels/.relsPK

-! @ƒ×n-! ; Þ word/_rels/document.xml.relsPK

-! •Ï; á r¤ A word/document.xmlPK -

! - NqKR KR wê word/media/image1.jpegPK - ! –

µ-â– P ö< word/theme/theme1.xmlPK - ! Máäåä *

¿C word/settings.xmlPK

-! <8Ø M 5 ÒG word/webSettings.xmlPK - ! º6

Ëå ÇB QI word/styles.xmlPK

-! †ë´;š " cR docProps/core.xmlPK - ! ‡§G

t. 4U word/numbering.xmlPK - ! ýƒAÒ8 8

yZ word/fontTable.xmlPK - ! Ô–

N$ò ñ á\ docProps/app.xmlPK