D. Minyak Atsiri
Minyak atsiri yang dikenal sebagai minyak eteris atau minyak terbang dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar
ι tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai
dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air Guenther, 2006. Menurut Triayu 2009, minyak atsiri
adalah minyak yang mudah menguap dan diperoleh dari tanaman penghasilnya. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai bahan pewangi atau
penyedap. Beberapa jenis minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik. Minyak atsiri dari suatu tanaman tertentu secara umum mempunyai komposisi
kimia tertentu yang pada prinsipnya memberikan aktivitas anti mikroba yang spesifik khususnya untuk bakteri S. aureus dan E. coli Triayu, 2009.
Minyak atsiri dihasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu seperti akar, batang, kulit, daun, bunga, buah, atau biji. Sifat minyak atsiri yang menonjol
antara lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan aroma tanaman yang menghasilkannya, dan umumnya larut
dalam pelarut organik Lutony, 2002. Pengambilan atau ekstraksi minyak atsiri dari bagian tanaman tersebut dapat dilakukan dengan cara penyulingan,
pengempaan, ekstraksi menggunakan pelarut, atau absorpsi dengan lemak, tergantung dari jenis tanaman dan sifat fisiko-kimia minyak atsiri di dalamnya
Harris, 1994. Minyak atsiri dapat larut dalam alkohol pada perbandingan dan
konsentrasi tertentu. Dengan demikian dapat diketahui jumlah dan konsentrasi dihasilkan oleh tanaman. Min
n ya
ya k
k tersebut m m
ud ud
ah a
menguap pada suhu kamar ι
tanpa mengalami de de
ko mposisi, mempunyai rasa ge
ti ti
r, r,
berbau wangi sesuai dengan bau
t tanaman penghasil
il ny
ny a,
a umu
mu mn
mn ya
ya larut dalam p
el el
arut organik dan tidak la
larut dalam ai ir
r G
G ue
u nther, 2006. Menuru
u t
t Tr
Tr ia
ia yu 2009, m
minyak atsiri ad
d a
alah min n
ya ya
k k
ya y
ng m m
ud ud
ah menguap
d an dip
erol l
eh eh
dari ta ta
na na
ma ma
n pengha hasilnya.
Miny yak
ak a
a ts
ts iri ba
ba ny
ak d
igunakan d al
am industri
se ba
ga i
i ba b
han pe pe
wa wa
ngi at
a au
pe e
ny ny d
edap. B Be
berapa jenis m
inyak atsi ri
dapat digun ak
an sebag ai
i b b
ahan an a
a nt
n iseptik
k. Mi
Mi ny
ny ak
a ts
iri dari suatu tan am
an ter te
ntu secara umum memp un
y yai ko
ko mp
mpo osisi
i kimia
tert entu y
an g pa
da pri ns
ip ny
a memberikan a
kt ivit
as anti mi
mikroba ya a
ng ng
spesifi ik
khususnya untuk b akteri
S. aureus
d an E.
c oli
Triayu, 2009. Miny
ak ats
iri i
di di
ha ha
si si
lk lk
an an
dari bagian j j
ar ar
in in
ga ga
n n
ta ta
na na
man terten tu
s s
e eperti aka
ka r,
r, ba
b tang, kulit, daun, bunga, buah,
at atau
u b biji. Sifat minyak atsiri yang meno
nonj nj
o ol
an anta
ta ra
ra lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa ge ge
ti tir,
, b
ber erb
bau wa
wang ngi sesu
i ai
d denga
ga n
n ar ar
o oma tanama
ma n
n ya yang
ng menghas
s il
ilka ka
nn n
ya, d
dan umum m
ny ny
a a
larut dalam
m pe
pe larut or
or g
ganik Lutony, 2 2
00 2. Pe
e n
ngambilan atau e
e ks
ks traksi
i m
m in
inyak atsiri dari bagian tanaman tersebut
t dapat di
ilakukan dengan cara penyulingan, pengempaan, ekstraksi menggu
una n
kan pe elarut, atau absorpsi dengan lemak,
tergantung dari jenis tanaman dan sifat
t fisiko-kimia minyak atsiri di dalamnya
Harris 1994
alkohol yang dibutuhkan untuk melarutkan secara sempurna sejumlah minyak. Minyak yang mengandung senyawa terpen dalam jumlah besar akan sulit larut
Harris, 1994. Komposisi minyak atsiri sangat bervariasi, dan terdiri dari beberapa
komponen yang sangat kompleks. Tetapi sebagian besar minyak atsiri terdapat dalam bentuk terpena. Terpena hidrokarbon dibedakan menjadi hemiterpena,
monoterpena, seskuiterpena, diterpena, tritepena, dan politerpena Triayu, 2009. Menurut Fessenden dan Fessenden 1997, minyak cenderung berbentuk cair
pada suhu kamar ι C, ini berbeda dengan minyak hewani atau yang lebih dikenal
dengan lemak yang cenderung berbentuk padat. Sifat minyak atsiri ditentukan oleh persenyawaan kimia yang terdapat di
dalamnya, terutama persenyawaan tak jenuh terpena, ester, asam, aldehida, serta beberapa jenis persenyawaan lainnya. Beberapa proses yang mengakibatkan
perubahan sifat kimia minyak atsiri adalah oksidasi, hidrolisis polimerasi, dan penyabunan. Minyak atsiri yang baru diekstraksi biasanya tidak berwarna atau
berwarna kekuningan. Jika minyak atsiri lama di udara terbuka dan terkena cahaya pada suhu kamar, maka minyak atsiri tersebut dapat mengabsorpsi oksigen
di udara sehingga menghasilkan warna minyak yang lebih gelap, bau minyak berubah dari bau wangi alaminya dan minyak lebih kental dan akhirnya
membentuk sejenis resin. Minyak atsiri dapat menguap pada suhu kamar dan penguapannya semakin banyak seiring dengan kenaikan suhu Galih, 2007.
Mutu minyak atsiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari pemilihan varietas, kondisi bahan baku, peralatan, metode penyulingan, serta cara
Harris, 1994. Komposisi mi
minyak atsiri sangat bervariasi, d
d an
a terdiri dari beberapa
komponen y y
a ang sangat komplek
e s.
s. T
T et
t ap
ap i
i se
s ba
ba gian besar min
nya ya
k atsiri terdapat dalam b
bentuk terpena n
. Te T
rpena hidrokarbon di
dibe be
da da
ka k
n menjadi he
h miterpena,
mo monoterpen
en a,
a, s s
es es
kuiter r
pe pe
na , diterpena, tritepe
na ,
da da
n n
polite erp
rp en
en a
a Triayu,
u, 2009. Menu
u ru
ru t
t F Fesse
e n
nd en
d an
Fessenden 1997, minyak cen de
de rung b
b er
er be
be nt
n uk
k c
c air
pa a
da da
suhu ka ka
ma r
ι C, ini berbeda d en
ga n minyak
h ewani atau
y yan
a g le
le bi
bi h
h dikena
al de
de ng
ng an l
l e
em ak yang cenderun
g berben
tu k pada
t. Si
fat miny ak a
tsiri dite ntuk
an o
leh pe
rs enyawa
an k
imia yan g
g terdapat d d
i dalamn
n ya
, terutama perseny awaa
n tak jenu
h t
erpe na, ester, asam, al
d dehida
, ,
sert t
a a
bebera rap
pa j
en is
p er
se se
ny ny
aw aw
aa aa
n n
lainnya. Beb eb
er er
ap ap
a a
pr pr
os os
es yang me
e ng
ngakibatka ka
n n
pe p
rubahan sifat kimia minyak ats ir
iri i
ad ada
alah oksidasi, hidrolisis polimerasi i
, da
da n
pe peny
ny ab
ab un
u an. Minyak atsiri yang baru diekstraksi biasanya tidak ber
er w
warn rna
a at
at au
be berw
rwarna k
k k
ekun i
inga ga
n. n. J
J ik
ika mi i
ny ny
ak ak
a a
ts tsir
iri i lama
d d
i i ud
ud ar
ar a
t te
b rb
k uka da
a n
n te
te r
rkena cahaya
ya p
p ada su
u hu
hu k
kamar, maka m m
in in
yak atsi siri tersebut dapa
a t
t me
me ng
g abso
so rp
rp si
oksigen di udara sehingga menghasilkan
n warna m m
inyak yang lebih gelap, bau minyak berubah dari bau wangi alami
miny n
a dan n
minyak lebih kental dan akhirnya membentuk sejenis resin. Minyak
atsiri ri dapat menguap pada suhu kamar dan
penguapannya semakin banyak seiring dengan kenaikan suhu Galih 2007
penyimpanan produk. Jika semua persyaratan tersebut tidak terpenuhi, hasil dari produk minyak atsiri yang didapat tidak akan sesuai. Berikut beberapa faktor yang
mempengaruhi mutu minyak atsiri menurut Yuliani 2012 : 1. Bahan baku
Bahan baku akan menentukan kualitas minyak atsiri. Kondisi bahan yang optimal mempengaruhi mutu minyak atsiri, misalnya cara pemetikan yang
sesuai dan penentuan tingkat ketuaan bahan. 2. Penanganan pasca panen
Penanganan pasca panen minyak atsiri tidak sama untuk setiap bagiannya, baik daun, bunga, batang, kulit, rimpang, atau bijinya. Ketidakseragaman
penanganan pasca panen akan mengurangi mutu minyak atsiri. 3. Proses produksi
Seperti halnya pada penyediaan bahan baku dan penanganan pasca panen, kesalahan dalam proses produksi atau pengolahan akan menimbulkan efek
negatif. Kesalahan produksi dapat menurunkan rendeman dan kualitas minyak atsiri yang dihasilkan.
4. Penyimpanan Minyak atsiri sebaiknya disimpan dalam kemasan botol kaca berwarna
gelap dan tertutup rapat. Minyak atsiri yang disimpan dalam wadah lpgam dapat mengakibatkan perubahan warna minyak dari jernih hingga
kecoklatan karena adanya reaksi karat dari logam Yuliani 2012. mempengaruhi mutu minyak a
a ts
ts i
ir i
i menurut Yu
Yu li
l ani 2012 :
1. Bahan baku u
Baha a
n n baku akan menent
n uk
uk an
an k
k ua
ua li
li ta
t s mi
m nyak atsiri. K
Kon o
disi bahan yang op
timal memp mp
en n
ga ga
ru r
hi mutu minyak a ts
ts i
iri, i,
m m
is is
a alnya cara pem
metikan yang sesu
su ai
ai d
d an
an penen
n tu
tu an
t ingkat k
et uaan bahan
. 2. Pe
Pe na
na ngan
an an
pas ca
panen Pena
na ng
anan pasca p
anen minya k
atsiri tid ak
sama untuk se
s tiap
p b
b ag
a iannya
a, ba
ba ik
daun, bunga, ba ta
ng, kuli t,
rimpang, atau bijinya. Ke ti
i da
d ks
ser erag
ag am
a an
pe nangan
an pas
ca panen a
ka n
me ng
ur an
gi mutu mi
ny ak atsir
i. 3.
Proses produksi Sepe
rt i
haln ya
ya p
p ad
ad a
a pe
pe ny
ny ediaan bahan
n b
b ak
ak u
u da
da n
n pe
p na
nganan p
p as
asca pan n
en en,
, kesalahan dalam proses pro
du duks
s i
i atau pengolahan akan menimbulkan
n e efe
fe k
k negatif. Kesalahan produksi dapat menurunkan rendeman da
da n
n ku kual
alit itas
mi i
ny k
ak a t
ts ir
ir i
i ya ya
ng ng
d dihas
il il
ka kan.
n. 4.
4 Pe
P ny
y impa
pa n
nan Minyak atsiri sebaiknya
disimpan d
dalam kemasan botol kaca berwarna gelap dan tertutup rapat. M
Minyak ats siri yang disimpan dalam wadah lpgam
dapat mengakibatkan peru u
baha a
n warna minyak dari jernih hingga
kecoklatan karena adanya reaks s
i karat dari logam Yuliani 2012
D.1. Pengolahan minyak atsiri
Produksi minyak atsiri dari tumbuh-tumbuhan dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu :
1. Penyulingan Penyulingan adalah suatu proses pemisahan secara fisik suatu
campuran dua atau lebih produk yang mempunyai titik didih yang berbeda dengan cara mendidihkan terlebih dahulu komponen yang
mempunyai titik didih rendah terpisah dari campuran. Penyulingan merupakan metode ekstraksi yang tertua dalam pengolahan minyak
atsiri. Metode ini cocok untuk minyak atsiri yang tidak mudah rusak oleh panas, misalnya minyak cengkeh, nilam, serai wangi, pala, akar
wangi, dan jahe Widiastuti, 2012. 2. Pressing
Pengepresan dilakukan dengan memberikan tekanan pada bahan menggunakan suatu alat yang disebut hydraulic atau expeller pressing.
Beberapa jenis minyak yang dapat dipisahkan dengan pengepresan adalah minyak almond, lemon, kulit jeruk, dan jenis minyak atsiri
lainnya. 3. Ekstraksi menggunakan pelarut
Ekstraksi minyak atsiri menggunakan pelarut, cocok untuk mengambil minyak bunga yang kurang stabil dan dapat rusak oleh panas. Pelarut
yang dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri antara lain kloroform, alkohol, aseton, eter, serta lemak.
dengan empat car r
a, a,
y ai
tu : 1. Peny
y ul
ul i
ingan P
Penyulinga g
n ad a
alah h
s sua
a tu
u p
p ro
o se
e s
s pe
pemisahan seca cara
r fisik suatu
camp mp
uran d d
ua atau lebi bi
h h
pr pr
od od
uk yang me me
mpun un
yai titik di
d dih yang
be berb
rb eda de
de ngan cara mendidihkan te
rleb b
ih ih
dahul lu
u ko
komp m
onen n yang
me e
m mpunyai ti
ti k didih re
nd ah terpisah
da ri c
am mpu
p ran.
n P
Pe enyuling
gan me
rupakan me to
de ekstr
ak si
yang te
rt ua dalam pen
go gola
a ha
ha n mi
mi nyak
k at
si ri
. Metode ini
coc ok
u nt
uk m in
yak atsiri yan g
ti da
k muda
da h
h ru
r sak
oleh panas, mi
salnya m
in ya
k ceng
keh, nilam
, serai wang i,
i pala, a
a k
ka r
r wangi, dan jahe W
idiastuti, 2012 .
2. Pr
es es
si si
ng ng
Pengepresan dilakukan de
dengan memberikan tekanan pada b
bah ah
a an
me me
ng ng
gu gu
na na
ka ka
n n
su su
at at
u u
al a
at yang dise se
bu bu
t t
hy hy
dr dr
au au
li li
c c
a a
ta ta
u u
ex expeller
er p
pre re
ss ss
i ing
. Bebe
be ra
rapa pa
j jen
en is
is m
m in
in yak
ya ya
ng ng dap
ap at
at d
d ip
ip is
i ah
ah ka
kan n
de d
ngan p p
en en
ge gepresan
d adalah minyak almond
nd, lemo o
n, n
kulit jeruk, dan je i
nis minyak atsiri lainnya.
3. Ekstraksi menggunakan n pelaru
t t
Ekstraksi minyak atsiri me meng
nggunakan pelarut, cocok untuk mengambil
4. Adsorbsi oleh lemak padat Enfleurasi digunakan khusus untuk memisahkan minyak bunga-
bungaan, untuk mendapatkan mutu dan rendaman minyak yang tinggi Widiastuti, 2012.
Menurut Guenther 1987, pelarut sangat mempengaruhi proses ekstraksi. Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh fakor-faktor antara lain:
1. Selektivitas. Pelarut dapat melarutkan semua zat yang akan diekstrak dengan cepat dan
sempurna. 2. Titik didih pelarut.
Pelarut harus memiliki titik didih yang cukup rendah sehingga pelarut mudah diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi pada proses pemurnian
dan jika diuapkan tidak tertinggal dalam minyak. 3. Pelarut tidak larut dalam air.
4. Pelarut bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan komponen lain. 5. Harga pelarut semurah mungkin.
6. Pelarut mudah terbakar. Selain itu, menurut Guenther 1987, pelarut minyak atau lemak yang
biasa digunakan dalam proses ekstraksi antara lain: 1. Etanol
Etanol sering digunakan sebagai pelarut dalam laboratorium karena mempunyai kelarutan yang relatif tinggi dan bersifat inert sehingga tidak
bungaan, untuk m m
en en
da dapatkan mut
utu u
dan rendaman minyak yang tinggi Widiast
t ut
ut i
i, 2012. Me
e n
nurut Guen e
ther er
1987 7
, ,
p p
el e
ar ar
ut t
san an
ga g
t t m
mempengaruhi i
p p
roses ekstraksi. Pemi
i li
lihan pela a
ru r
t pada da
umumnya y
d d
ip ip
en en
ga ga
ru ru
hi oleh fa a
ko kor-fakt
kt or antara
la la
in: 1.
. Se
Sele lekt
k ivitas
as .
Pelaru ru
t dapat me
la ru
tkan semua zat yang ak an
diekstr ak
k denga ga
n n
ce ce
pat da dan
se emp
urna. 2.
Ti tik didi
h pe
larut. ii
Pelarut harus me mili
ki t itik didih
yan g
cuku p rendah seh
in ngga pe
e la
laru u
t mudah di
ua pk
an tanpa menggunakan suhu ti
ng gi
p ad
a pros
es s p
p em
emurni i
an an
dan jika diuapkan tidak k
te te
rt rt
in ingg
g al
l d
dal alam minyak.
3. 3
Pelarut tidak larut dalam air. 4
4. Pe Pe
la la
ru ru
t t
be be
rs rs
if if
at at
i iner
er t
t s
s eh
eh in
in gg
gga a
tida da
k k be
bere re
ak ak
si si
d den
en ga
gan n
ko ko
mp mp
on onen
en l
l ai
ain. n.
t t
5. 5
Ha Ha
rg rg
a a
pe pe
l laru
u t
t semurah mu mungkin.
6. Pelarut mudah terbakar. Selain itu, menurut Guen
nther 19 8
87, pelarut minyak atau lemak yang biasa digunakan dalam proses ekstrak
aksi a antara lain:
beraksi dengan komponen lainnya. Etanol memiliki titik didih yang rendah sehingga memudahkan pemisahan minyak dari pelarutnya dalam proses
distilasi. 2. n-Heksana
n-heksana merupakan pelarut yang paling ringan dalam mengangkat minyak yang terkandung dalam biji-bijian dan mudah menguap sehingga
memudahkan untuk refluk. Pelarut ini memiliki titik didih antara 65-70 ι.
3. Isopropanol Isopropanol merupakan jenis pelarut polar yang memiliki massa jenis
0,789 gml. Pelarut ini mirip dengan etanol yang memiliki kelarutan yang relatif tinggi. Isopropanol memiliki titik didih 81-82
ι. 4. Etil Asetat
Etil asetat merupakan jenis pelarut yang bersifat semi polar. Pelarut ini memiliki titik didih yang relatif rendah yaitu 77
ι sehingga memudahkan pemisahan minyak dari pelarutnya dalam proses destilasi.
5. Aseton Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter
dan lain-lain. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya.
6. Metanol Pelarut metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam
proses isolasi senyawa organik bahan alam. distilasi.
2. n-Heksana n-heks
ksana merupakan p
pela la
ru ru
t ya ya
ng ng
p p
aling ringan d dal
a am mengangkat
minyak yang te t
rk rk
an an
dung dalam biji-bi bi
ji ji
an an
d d
an an
m mudah mengu
u ap
a sehingga
me e
mu mu
da da
hk h
an unt nt
uk uk
re fluk
. Pela ru
t ini me mi
mili li
ki k
titik d
d id
id ih
ih a
a ntara 65
65-70 ι.
3. Is Is
op op
ropa pa
n nol
Isop p
ro panol meru
pa kan jeni
s pe
larut pola r
yang mem il
il iki
ma ma
s ssa jeni
nis 0,
78 9 gml. Pelarut
in i
mirip dengan e ta
no l yang memilik
i k
kelaru ru
ta ta
n n y
yang re
latif tinggi. Isopropano l me
mi li
ki titik
didih 8
1- 82
ι. 4.
Etil Asetat Et
il asetat me
me ru
ru p
pa ka
ka n
n je
je nis pelarut ya
ya ng
ng b
b er
er si
si fa
fa t
se mi
p olar
r .
P Pelarut in
n i
i memiliki titik didih yan
ng g re
re latif rendah yaitu 77
ι seh h
in in
gg gg
a me
m mudahkan pemisahan minyak dari pelarutnya dalam proses
es d
d e
esti ti
la lasi
i. 5.
5 Aseton
As As
eton n
l l
ar arut dalam berbag
gai perb b
a andingan dengan
n ai
ai r,
r, eta
a no
no l
l, dietil eter dan lain-lain. Aseton digu
unakan untu uk membuat plastik, serat, obat-obatan,
dan senyawa-senyawa kim mia lainny
y a
a. 6. Metanol
Pelarut metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam
D.2. Penyimpanan minyak atsiri
Pada proses penyimpanan minyak atsiri, dapat mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh berbagai proses, baik secara kimia maupun secara fisika.
Biasanya kerusakan disebabkan oleh reaksi-reaksi yang umum seperti oksidasi, resinifikasi, polimerisasi, hidrolisis ester dan intraksi gugus fungsional. Proses
tersebut dipercepat diaktivasi oleh panas, adanya udara oksigen, kelembaban, serta dikatalisis oleh cahaya dan pada beberapa kasus kemungkinan dikatalisis
oleh logam Guenther, 1987. Menurut Gunawan dan Mulyani 2004, sifat-sifat minyak atsiri dapat
diterangkan sebagai berikut : a. Tersusun oleh beberapa komponen senyawa.
b. Memiliki bau khas, umumnya sama dengan bau tanaman aslinya. Bau minyak atsiri satu dengan yang lain berbeda-beda, sangat tergantung dari
macam dan intensitas bau dari masing-masing komponen penyusunnya. c. Mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, memberi kesan
hangat sampai panas, atau justru dingin ketika terasa di kulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya.
d. Dalam keadaan murni mudah menguap pada suhu kamar sehingga bila diteteskan pada selembar kertas dan dibiarkan menguap maka tidak
meninggalkan bekas noda yang tertinggal. e. Bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah
menjadi tengik rancid. diakibatkan oleh berba
a ga
ga i
i proses, baik secara ki
k mia maupun secara fisika.
Biasanya kerusak ak
an disebabka
a n
n oleh reaksi-reaksi yang um
umum seperti oksidasi, resinifikasi
si , polimeri
ri sa
a si
si, , hidrol
ol is
sis is
e est
st er
r d
dan an int
nt ra
ra ksi gugus fung
ngsional. Proses terseb
ebut diperce ce
pa p
t d di
iaktivasi o
o le
le h
h pa
pa na
na s
s, a
a danya ud
uda ara o
o ks
ks ig
ig en, k
el el
embaban, s
serta dika ka
ta ta
li li
si si
s oleh
eh cah
aya dan pada beberapa kasu s
s kemu
ung ng
ki ki
n nan dika
ata t
lisis oleh
l log
oga am Gu
Gu enther, 1987.
Me Menu
rut Gunawan da
n Muly an
i 2004 ,
sifat-sifat mi ny
yak a
a ats
s ir
ir i
i da
d pa
a t
t di
di te
te rang
g ka
n se
ba gai berikut :
a. Tersusun oleh be
be rapa
k om
ponen se ny
awa. b.
b. Me
miliki bau k k
ha ha
s, s,
u u
mumnya sama de de
ng ng
an an
bau tanam an
a a
sl sl
in inya. Ba
Ba u
u minyak atsiri satu dengan
ya yang
n l
l ai
ai n berbeda-beda, sangat tergantung
g da da
r ri
macam dan intensitas bau dari masing-masing komponen penyu u
su sunn
n ya
ya .
c. Me
Me mp
mp un
un ya
ya i
i ra
ra sa
sa g
g t
et ir
ir, ka kada
da ng
ng -k
-kad ad
a ang
be be
ra ra
sa sa
t t
aj aj
am am,
me me
b mber
er i
i k
kesan ha
ha ng
ng at
at sam am
pa pai panas, ata
a u
u justru d
d in
ingin ketika t
t er
er as
a a
di di
k k
ul ul
i it
, ,
te tergantung
dari jenis komponen peny yusunnya.
d. Dalam keadaan murni mu mudah men
nguap pada suhu kamar sehingga bila diteteskan pada selembar
kerta a
s s dan dibiarkan menguap maka tidak
meninggalkan bekas noda yang g
tertinggal.
f. Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen
udara, sinar matahari terutama sinar ultaviolet dan panas. g. Indeks bias umumnya tinggi.
h. Pada umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi spesifik karena banyak komponen penyusun yang memiliki atom C
simetrik. i.
Pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air. j.
Sangat mudah larut dalam pelarut organik.
D.3. Komponen minyak atsiri