Berdasarkan penelitian yang dilakukan baik di indonesia maupun di luar negeri belum pernah dilaporkan adanya efek samping atau komplikasi yang berat
akibat pemakaian suntik KB BKKBN, 2008. Dan ditambahkan lagi menurut Siswosudarmo 2001 sampai saat sekarang kontrasepsi suntik tidak terdapat bukti
mempunyai resiko efek samping yang lebih besar dibanding kontrasepsi lainnya.
2.3.3 Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi menggunakan kontrasepsi suntikan Progestin ialah usia reproduksi, menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi,
menyusui, setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus atau keguguran, tidak banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi, perokok,
Tekanan darah 180110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen. Dan
yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan Progestin adalah hamil atau dicurigai hamil, Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, Tidak
dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea, menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara, diabetes melitus disertai komplikasi.
Dan yang diperbolehkan untuk menggunakan kontrasepsi suntikan Kombinasi adalah usia reproduksi, telah memiliki anak, ataupun yang belum
memiliki anak, ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi,
Universitas Sumatera Utara
menyusui diatas 6 minggu pasca persalinan dan tidak menyusui dan anemia. Dan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan Kombinasi adalah hamil atau
diduga hamil, menyusui dibawah umur 6 minggu pasca persalinan, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, penyakit hati akut, usia 35 tahun,
riwayat penyakit jantung, strook atau dengan tekanan darah tinggi 180120 mmHg, riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis 20 tahun,
kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain dan keganasan pada payudara Saifuddin, 2006.
2.3.4 Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik
Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing hormone LH secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar
follicle-stimulating hormone FSH dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH LH Surge. Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi.
Progestin menurunkan frekuensi pelepasan FSH dan LH. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang
mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Sekret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh
progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa. Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu
mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi.
Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum telur melalui
tubafallopi. Prawirohardjo, 2005. Efektifitas kontrasepsi ini sangat efektif 0,1- 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan
Handayani, 2010.
2.3.5 Waktu Pemberian Kontrasepsi Suntik