4.6 Pola Tanam
Pengaturan Pola tanam adalah kegiatan mengatur awal masa tanam, jenis tanaman dan variatas tanaman dalam suatu tabel perhitungan. Pola tanam yang
dipakai yaitu padi-padi-jagung. Tujuan utama dari penyusunan pola tanam adalah untuk mendapatkan besaran kebutuhan air irigasi pada musim kemarau sekecil
mungkin. Di dalam penyusunan pola tat tanam dilakukan simulasi penetuan awal tanam.
Dari hasil analisa duapuluh empat alternatif kebutuhan air irgasi yang dilakukan selanjutnya dipilih alternatif yang “kebutuhan air irigasi”nya paling
rendah, maka didapatkan perencanaan pola tanam dengan kebutuhan air irigasi yang paling rendah yaitu dimulai dari Juli II.
Dari hasil rekapitulasi perhitungan nilai NFR di atas diperoleh bahwa nilai kebutuhan air yang terkecil di dapat pada alternatif-14 yaitu pada awal masa
tanam bulan Juli periode Juli II dengan pola tanam padi-padi-jagung. Selanjutnya hasil perhitungan kebutuhan air ini akan dijadikan sebagai kebutuhan
air irigasi debit outflow dan akan dibandingkan dengan hasil perhitungan debit inflow.
Berdasarkan tabel analisa kebutuhan air diatas, maka didapat perencanaaan Pola Tanam seperti pada Gambar 4.1 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.7 Perhitungan Debit Andalan
Hasil Perhitungan debit dari tahun 2003 sampai dengan 2012. Untuk keperluan air air irigasi akan dicari debit andalan bulanan dengan tingkat
keandalan sebesar 80. Dengan demikian diharapkan debit tersebut cukup layak untuk keperluan penyediaan air untuk irigasi. Perhitungan debit bulanan diperoleh
dengan metode F.J. Mock. Debit andalan 80 ialah debit dengan kemungkinan terpenuhi 80 atau tidak terpenuhi 20 dari periode waktu tertentu. Untuk
menentukan kemungkinan terpenuhi atau tidak terpenuhi, debit yang sudah diamati disusun dengan urutan terkecil meuju terbesar.
Langkah perhitungan metode Dr. F. J. Mock: 1.
Data Curah hujan dan hari hujan dalam sebulan a.
Evapotranspirasi b.
Faktor Karakteristik Hidrologi, Exposed Surface Exposed Surface m ditaksir berdasarkan peta tata guna lahan atau
dengan asumsi: m = 0 untuk lahan dengan hutan lebat, pada akhir musim hujan dan
bertambah 10 setiap bulan kering untuk lahan sekunder m = 10 - 4 untuk lahan yang tererosi, dan
m = 20 - 50 untuk lahan pertanian yang diolah. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan untuk seluruh daerah studi yang
merupakan daerah pertanian yang diolah dapat diasumsikan untuk faktor m diambil 20 - 50.
Universitas Sumatera Utara
2. Hitung Limitted Evapotranspirasi ET
3. Hitung Water Balance
Water balance adalah prespitasi yang jatuh ke permukaan daratan setelah mengalami penguapan, yaitu nilai Evapotranspirasi Terbatas.
4. Hitung Aliran Dasar baseflow dan Limpasan Langsung direct runoff
Nilai baseflow Q
i
dan Q
g
dan runoff tergantung dari kondisi daerah tangkapan air dan keseimbangan airnya. Data-data yang diperlukan untuk menghitung
besarnya Q
i
dan Q
g
adalah sebagai berikut: a.
Koefsien Infiltrasi i Batasan koefsien infiltrasi adalah 0-1, yang diperkirakan berdasarkan
kondisi porositas tanah dan kemiringan DAS. Lahan DAS yang poros memiliki koefsien infiltrasi yang besar. Sedangkan daerah yang terjal
memiliki koefsien lebih kecil karena air akan sulit terinfiltrasi ke dalam tanah. Batasan koefsien infiltrasi adalah 0-1. Infiltrasi terus terjadi sampai
mencapai zona tampungan air tanah groundwater. b.
Faktor Resesi Aliran k Konstanta resesi aliran bulanan monthlyflow recession constant
disimbolkan dengan k adalah proporsi dari air tanah bulan lalu yang masih ada bulan sekarang yang dipengaruhi oleh sifat geologi DTA Pada
perhitungan nilai koefsien infiltrasi adalah 0,4. Harga k yang digunakan berdasarkan pengamatan sebelumnya dan disesuaikan dengan expose
surface. Pada perhitungan k diasumsikan 0,6.
Universitas Sumatera Utara
c. Penyimpanan air tanah Ground Water Storage
Penyimpanan air tanah besarnya tergantung dari kondisi geologi setempat dan waktu. Sebagai permulaan dari simulasi harus ditentukan
penyimpanan awal terlebih dahulu. Persamaan yang digunakan dalam perhitungan penyimpanan air tanah adalah sebagai berikut:
Vn = k x V
n-1
+ 0,5 1+ kI ……………………………………… 4.1 V’n = Vn – V
n-1
……………………………………………………. 4.2 di mana V’n = volume air tanah bulan ke n, k = faktor resesi aliran tanah,
V
n-1
= volume air tanah bulan ke n-1, V
n
= perubahan volume air tanah dan I = infiltrasi.
Untuk mendapatkan debit bulanan, nilai runoff harus dikalikan dengan luas catchment area daerah irigasi dan dibagikan dengan satuan waktu.
Berikut adalah hasil perhitungan debit bulanan rata-rata untuk tahun 2003 sampai dengan 2012 dengan metode Dr.F. J. Mock. Tabel 4.9
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.8 Analisa Keseimbangan Air