Kesimpulan Saran Umum Analisa Neraca Air Daerah Irigasi Panca Arga Di Kabupaten Asahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil tinjauan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Dari analisa data Curah Hujan didapat curah hujan maksimum rata-rata terlihat bahwa curah hujan maksimum rata-rata terjadi di bulan September I sebesar 262 mm dan terendah terjadi di bulan Februari I sebesar 61 mm. 2. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan 24 alternatif pola tanam di dapat nilai NFR Net Field Requirement yang terkecil yaitu sebesar 5,18 mmhari, diman alternative yang digunakan adalah alternatif ke 14. Dengan penyiapan lahan pada periode Juli II. 3. Nilai debit Andalan maksimum sebesar 13,10 m 3 det pada bulan Agustus I dan debit minimum andalan 4,83 m 3 det pada bulan Maret I. 4. Berdasarkan perhitungan neraca air dengan membandingkan nilai debit andalan dengan kebutuhan air irigasi dengan pola tanam terpilih, disimpulkan bahwa kebutuhan air irigasi dalam satu tahun tersebut dapat terpenuhi dari debit yang tersedia. Universitas Sumatera Utara

5.2 Saran

1. Diharapkan pengembangan lahan dapat diiringi dengan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi baik oleh pemerintah maupun oleh P3A Perkumpulan Petani Pemakai Air. 2. Memperluas jaringan irigasi dan tindak lanjuti dengan kegiatan pengembangan daerah irigasi di Kabupaten Asahan 3. Dilakukan pemanfaatan variasi tanaman yang berbeda-bedaatau lebih bervariasi. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Jumlah air di suatu luasan hamparan permukaan bumi dipengaruhi oleh masukan input dan keluaran output yang terjadi. Pertimbangan antara masukan dan keluaran air di suatu tempat dikenal sebagai neraca air water balance, dan nilainya berubah-ubah dari waktu kewaktu. Penyusunan neraca air di suatu tempat dan pada satu periode dimaksudkan untuk mengetahui jumlah netto air yang diperoleh sehingga dapat diupayakan pemanfaatan sebaik mungkin. Kebenaran suatu perhitungan neraca air sangat tergantung pada pertambahan waktu yang dipertimbangkan. Sebagai patokan, evapotranpirasi tekanan normal dapat dihitung secara meyakinkan sebagai perbedaan antara hujan dan aliran rata-rata jangka panjang, karena perubahan simpanan dalam periode tahunan yang panjang tidak dapat dihitung. Air merupakan bahan alami yang secara mutlak diperlukan tanaman dalam jumlah cukup dan pada saat yang tepat. Kelebihan ataupun kekurangan air mudah menimbulkan bencana. Tanaman yang mengalami kekeringan akan berdampak penurunan kualitas ataupun gagal panen. Kelebihan air dapat menimbulkan pencucian hara, erosi atau pun banjir yang memungkinkan gagal panen. Pengukuran langsung atas penguapan pada kondisi lapangan tidaklah layak bila dibandingkan dengan apa yang dapat dilakukan untuk mengukur tinggi permukaan air sungai, curah hujan dan sebagainya. Sebagai Universitas Sumatera Utara konsekuensinya, berbagai teknik telah di buat untuk menentukan atau memperkirakan pengangkutan uap air kepermukaan air. Pendekatan yang paling nyata menyangkut perhitungan neraca air. Secara gravitasi air mengaliar dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah, dari pegunungan ke lembah, lalu ke daerah yang lebih rendah, sampai ke daerah pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran air air ini disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah. Aliran ini biasanya akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju ke sistem jaringan sungai, sistem danau atau waduk. Air hujan sebagian mengalir meresap kedalam tanah atau yang sering disebut dengan infiltrasi, dan bergerak terus kebawah. Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian menguap dan membentuk uap air. Sebagian lagi mengalir masuk ke dalam tanah. Gambar 2.1 Siklus Hidrologi Sumber: http:www.projectwet.org Universitas Sumatera Utara Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir tanah dan didalam retak-retak dari batuan disebut air celah fissure water. Aliran air tanah dapt dibedakan menjadi aliran tanah dangkal, aliran tanah dan aliran dasar base flow. Disebut aliran dasar karena aliran ini merupakan aliran yang mengisi sistem jaringan sungai. Hal ini dapat dilihat pada musim kemarau, ketika hujan tidak turun untuk beberapa waktu, pada suatu sistem sungai tertentu aliran masih tetap dan berkesinambungan. Sebagai air yang tersimpan sebagai air tanah groundwater yang akan keluar ke permukaan tanah sebagai limpasan, yakni limpasan permukaan surface runoff, aliran dalam tanah interflow dan limpasan air tanah groundwater runoff yang terkumpul di sungai yang akhirnya akan mengalir ke laut kembali terjadi penguapan dan begitu seterusnya mengikuti siklus hidrologi seperti terlihat pada Gambar 2.1. Penyimpanan air tanah besarnya tergantung dari kondisi geologi setempat dan waktu. Kondisi tata guna lahan juga berpengaruh terhadap tampungan air tanah, misalnya lahan hutan yang beralih fungsi menjadi daerah pemukiman dan curah hujan daerah tersebut. Hujan jatuh ke bumi baik sacara langsung maupun melalui media misalnya melalui tanaman, masuk ke tanah begitu juga hujan yang terinfiltrasi yang merupakan limpasam mengalir ke tempat yang lebih rendah, megalir ke danau dan tertampung. Dan hujan yang langsung jatuh di atas sebuah danau reservoir air hujan presipitasi yang langsung jatuh di atas danau menjadi tampungan langsung. Universitas Sumatera Utara

2.2 Daerah Aliran Sungai