BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, maka ditarik kesimpulan antara lain : 1.
Secara serempak, variabel bebas bibit, pupuk N, pupuk K, insektisida dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produktivitas kubis.
2. Secara parsial, variabel bebas bibit dan pupuk K berpengaruh nyata terhadap
produktivitas kubis. Sedangkan pupuk organik, pupuk N, pupuk P, insektisida dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas kubis.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain : 1.
Kepada petani kubis di Kecamatan Kabanjahe agar dapat menyesuaikan penggunaan dosis pupuk seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui
BPTP, yakni mengubah dosis pupuk N menjadi 92 kgHa; mengubah dosis pupuk P menjadi 144 kgHa dan mengubah dosis pupuk K menjadi 90 kgHa.
2. Kepada pemerintah agar memberikan penyuluhan pertanian lebih baik lagi,
menguji usahatani kubis setiap tahun maupun periode, membandingkan penggunaan faktor produksi sekarang dengan teori yang sebenarnya dan
memonitoring perkembangan usahatani kubis. 3.
Kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti tentang fungsi biaya produktivitas kubis, efisiensi penggunaan faktor produksi dan strategi
pengembangan produksi kubis di Kecamatan Kabanjahe.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kubis
Kubis atau sering dikenal dengan kol sebenarnya merupakan tanaman semusim atau yang lebih berbentuk perdu. Tanaman kubis berbatang pendek dan
beruas-ruas. Tanaman ini berakar tunggang dengan akar disampingnya sedikit tetapi dangkal. Salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam usahatani
kubis adalah bibit. Penggunaan varietas dan bibit unggul akan mampu memberikan hasil produksi yang lebih baik. Jumlah varietas kubis banyak sekali.
Kubis krop telur atau yang dikenal dengan kubis putih memiliki daun yang saling menutup satu sama lain hingga krop menjadi warna putih. Varietas yang
termasuk jenis kubis putih antara lain hybrid K-K cross, K-Y cross, hybrid 21, R.v.e, dan yoshin. Pada umumnya kubis hanya baik jika ditanam di dataran tinggi
dengan ketinggian antara 1.000 – 3.000 meter diatas permukaan laut. Syarat yang penting untuk dipenuhi agar kubis tumbuh dengan baik, yaitu tanahnya gembur,
bersarang, mengandung bahan organik, serta suhu udaranya rendah dan lembab. Apabila kubis tumbuh di dataran rendah dan bersuhu tinggi, kubis sulit
membentuk krop. Syarat lainnya ialah pH tanah antara 6 – 7. Waktu tanam kubis yang baik ialah pada awal musim hujan Oktober atau awal musim kemarau
Maret Sunarjono, 2015. Sumpena 2012 menyatakan bahwa pupuk yang digunakan adalah pupuk
kandang dan buatan. Pupuk kandang yang direkomendasikan antara lain pupuk kandang sapi 30 tonHa, pupuk kandang domba 20 tonHa atau kompos sebanyak
18 tonHa.
Universitas Sumatera Utara
Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian dari Sub Balai Penelitian Holtikultura Brastagi di dalam Jurnal BPTP Sumatera Utara 2012 yang
memberikan rekomendasi dosis pupuk di daerah pegunungan adalah pupuk N sebanyak 92 kgHa atau sekitar 200 kg pupuk urea; pupuk P sebanyak 144 kgHa
atau sekitar 400 kg pupuk SP-36; dan pupuk K sebanyak 90 kgHa atau sekitar 150 kg pupuk KCl.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Produksi, Produktivitas dan Faktor Produksi