Landasan Teori .1 Produksi, Produktivitas dan Faktor Produksi
Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian dari Sub Balai Penelitian Holtikultura Brastagi di dalam Jurnal BPTP Sumatera Utara 2012 yang
memberikan rekomendasi dosis pupuk di daerah pegunungan adalah pupuk N sebanyak 92 kgHa atau sekitar 200 kg pupuk urea; pupuk P sebanyak 144 kgHa
atau sekitar 400 kg pupuk SP-36; dan pupuk K sebanyak 90 kgHa atau sekitar 150 kg pupuk KCl.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Produksi, Produktivitas dan Faktor Produksi
Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan input. Sedangkan
produktivitas adalah jumlah produksi per hektar. Dengan demikian, kegiatan produksi tersebut adalah mengombinasikan berbagai input untuk menghasilkan
output Agung dkk, 2008. Pengertian lain diungkapkan oleh Pracoyo dan Pracoyo 2006, bahwa produksi adalah suatu aktivitas yang bernilai ekonomi atau
proses pengombinasian, pengoordinasian, penggunaan atau pemanfaatan dalam pembuatan suatu barang atau jasa yaitu dengan menggunakan berbagai material-
material seperti input dan faktor-faktornya. Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan
faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil yang diperoleh. Soekartawi 2003:46 menjelaskan bahwa faktor produksi adalah semua korbanan yang
diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi memang sangat menentukan besar kecilnya
produksi yang diperoleh. Pengalaman menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
Universitas Sumatera Utara
terpenting antara lain lahan, modal, tenaga kerja dan aspek manajemen. Hal tersebut didukung pula dengan pernyataan Pindyck dan Rubinfield 2008 bahwa
faktor produksi adalah input pada proses produksi seperti tenaga kerja, modal dan bahan lainnya.
Suratiyah 2011 menerangkan faktor produksi tanah merupakan hal yang penting karena tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman dan usahatani
keseluruhannya. Tentu saja faktor tanah tidak terlepas dari pengaruh alam sekitarnya yaitu sinar matahari, curah hujan dan sebagainya. Tanah sendiri
mempunyai sifat istimewa antara lain bukan merupakan barang produksi, tidak dapat diperbanyak, dan tidak dapat berpindah-pindah. Oleh karena itu, tanah
dalam usahatani mempunyai nilai terbesar. Faktor produksi modal adalah syarat mutlak berlangsungnya suatu usahatani. Modal berdasarkan fungsi dibagi menjadi
dua, yaitu modal tetap fixed cost dan modal tidak tetap atau modal lancar current cost. Modal tetap adalah modal yang dapat digunakan dalam berkali-kali
proses produksi; ada yang bergerak atau mudah dipindahkan, ada yang hidup maupun mati misalnya cangkul, sabit, ternak; sedangkan yang tidak dapat
dipindahkan misalnya bangunan. Lain hal dengan modal tidak tetap karena modal hanya dapat digunakan dalam satu kali proses produksi saja misalnya pupuk,
pestisida dan bibit unggul untuk tanaman semusim. Terakhir, faktor produksi tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu terutama bagi usahatani yang bersifat
musiman, karena berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan tanaman, produktivitas dan kualitas produksi. Bagi usahatani keluarga, jika masih dapat
diselesaikan oleh tenaga kerja keluarga sendiri maka tidak perlu mengupah tenaga luar, yang berarti menghemat biaya.
Universitas Sumatera Utara
Pracoyo dan Pracoyo 2006 juga menjelaskan bahwa input juga dikenal dengan faktor-faktor produksi, yakni tanah, modal, manusia serta
entrepreneurship kemampuan manajerial. Kemampuan manajerial diartikan sebagai suatu skillkeahlian yang dimiliki oleh individu dalam mengombinasikan
sumberdaya untuk menghasilkan suatu produk dengan cara yang efisien, baik produk baru maupun produk yang sudah ada. Produk yang dihasilkan dari
kegiatan produksi disebut dengan output. Output yang dihasilkan dapat berupa barang atau jasa.
Pembagian faktor-faktor produksi ke dalam tanah, tenaga kerja dan modal adalah konvensional. Sumbangan tanah adalah berupa unsur-unsur tanah yang asli
dan sifat-sifat tanah yang tak dapat dirusakkan origin and indestructible properties of the soil dengan mana hasil pertanian dapat diperoleh. Tetapi, untuk
memungkinkan diperolehnya produksi, diperlukan tangan manusia, yaitu tenaga kerja petani labor. Akhirnya, yang dimaksud modal adalah sumber-sumber
ekonomi di luar tenaga kerja yang dibuat oleh manusia Mubyarto, 1989.