kriminalitas yang tinggi menanggung opportunity cost dari berkurangnya aktivitas bebas akibat adanya ketakutan terhadap kriminalitas atau tindak kejahatan.
Peran aktif dan dukungan masyarakat juga dibutuhkan untuk menekan tingkat kriminalitas agar proses pembangunan akan optimal. Berbagai kerugian telah banyak
ditimbulkan oleh adanya tindak kriminal, baik itu kerugian ekonomi, fisik, moral dan psikologis. Dari sudut pandang ekonomi, kriminalitas menimbulkan kerugian dengan
adanya biaya yang harus dikeluarkan akibat dari tindak kriminal. Biaya tersebut tidak hanya ditanggung oleh korban, namun oleh masyarakat, dunia usaha, dan juga negara
atau pemerintah daerah. Indonesia telah menetapkan sanksi pidana penjara dalam perundang-
undangan sebagai salah satu sarana untuk menanggulangi masalah kejahatan, hal ini merupakan salah satu bagian kebijakan kriminal atau politik kriminal, namun
kejahatan yang terjadi di masyarakat sepertinya sulit dihilangkan, meskipun dengan perangkat hukum dan undang-undang yang dirumuskan oleh legislatif.
Berdasarkan uraian diatas penulis mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Kriminalitas di Provinsi Sumatera Utara”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana pengaruh jumlah penduduk miskin, tingkat pengangguran dan jumlah
penghasilan terhadap jumlah kriminalitas di Provinsi Sumatera Utara?
1.3 Batasan Masalah
Agar proses penelitian ini lebih jelas, maka penulis memberikan batasan masalah yang akan diteliti yakni:
1. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Badan Pusat StatistikaBPS.
2. Variabel yang digunakan ada tiga macam yaitu : Jumlah penduduk miskin,
tingkat pengangguran dan jumlah penghasilan.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah penduduk miskin, tingkat pengangguran dan jumlah penghasilan terhadap jumlah kriminalitas di
Sumatera Utara.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah: 1.
Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil keputusan atau kebijakan untuk mengurangi jumlah kriminalitas di
Sumatera Utara. 2.
Semakin banyaknya penelitian akan semakin terbuka informasi dan cara-cara yang efektif dalam mencari solusi untuk mengurangi jumlah kriminalitas atau
tindak kejahatan di Sumatera Utara.
1.6 Tinjauan Pustaka
Dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisis regresi. Model matematis dalam
menjelaskan hubungan antara variabel dalam analisis regresi menggunakan persamaan
regresi.
Prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu persamaan regresi adalah bahwa antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai
hubungan sebab akibat, baik yang didasarkan pada teori, hasil penelitian sebelumnya, ataupun yang berdasarkan pada penjelasan logis tertentu.
Bentuk hubungan antar variabel dapat searah atau berlawanan arah. Hubungan antara variabel searah artinya perubahan nilai yang satu dengan yang lainnya searah.
Hubungan antara variabel berlawanan arah artinya perubahan nilai yang satu dengan yang lainnya adalah berlawanan arah.
Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Koefisien
Universitas Sumatera Utara
determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antar variabel.
Pengetahuan tentang koefisien regresi bertujuan untuk memastikan apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu berpengaruh
terhadap variabel dependen. Caranya adalah dengan melakukan pengujian terhadap koefisien regresi setiap variabel independen. Semakin mendekati nol besarnya
koefisien determinasi suatu persamaan, semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen Algifari, 2002; 45.
Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium atau untuk mencari hubungan fungsional dua predictor atau lebih dengan variabel
kriteriumnya atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap kriteriumnya Usman dkk, 1995; 241. Studi yang membahas derajat hubungan antara
variabel- variabel dikenal dengan nama analisis korelasi. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi
Sudjana, 2001; 367. Rumus yang saya gunakan adalah rumus Penduga sebagai berikut :
Ŷ = �
�
+ �
�
�
�
+ �
�
�
�
+ �
�
�
�
+ … + �
�
�
�
. . . 1.1
Dimana : Ŷ
= Nilai estimasi Y �
�
= Nilai Y pada perpotongn antara garis linier dengan sumbu vertikal Y
�
�
= Nilai variabel independen
�
�
�
�
= Slope yang berhubungan dengan variabel
�
�
Dari rumus diatas, mengenai jumlah kriminalitas Y dikaitkan dengan jumlah penduduk miskin X
1
, tingkat pengangguran X
2
, jumlah penghasilan X
3
jika dimasukan ke variabel yang digunakan dapat diperoleh bentuk regresi linier berganda
sebagai berikut :
Ŷ = �
�
+ �
�
�
�
+ �
�
�
�
+ �
�
�
�
. . . 1.2
Universitas Sumatera Utara
Dimana :
Ŷ = Jumlah Kriminalitas ribuan kasus �
�
= Jumlah Penduduk Miskin ribuan Jiwa
�
�
= Tingkat Pengangguran
�
�
= Jumlah Penghasilan Jutaan Rupiah
Untuk Model 1.2, regresi linier berganda dengan tiga peubah bebas X
1,
X
2
dan X
3
, dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, diperoleh empat persamaan oleh tiga
variabel yang terbentuk :
∑ ∑
∑ ∑
+ +
+ =
3 3
2 2
1 1
X b
X b
X b
nb Y
∑ ∑
∑ ∑
∑
+ +
+ =
3 1
3 2
1 2
2 1
1 1
1
X X
b X
X b
X b
X b
YX
∑ ∑
∑ ∑
∑
+ +
+ =
3 2
3 2
2 2
2 1
1 2
2
X X
b X
b X
X b
X b
YX
∑ ∑
∑ ∑
∑
+ +
+ =
2 3
3 3
2 2
3 1
1 3
3
X b
X X
b X
X b
X b
YX
Dengan b , b
1
, b
2
, b
3,
adalah koefisien yang ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan.
.
1.7 Pengujian Kriteria Statistik