Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN
57
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. K., A. K. Irwanto, N. Siregar, E. Agustina, A.H. Tambunan, M. Yamin, dan E. Hartulistiyoso. 1991. Energi dan Listrik Pertanian, JICA IPB.
Bogor. Agromedia Redaksi, 2007. Cara praktis membuat Kompos Agromedia pustaka,
Jakarta. Ahmad Rasyidi F., T. Indah Sari, A. YudhavDipura. 2007. Teknik Pembuatan
Briket Campuran Enceng Gondok Dan Batubara Sebagai Bahan Bakar Alternatif Bagi Masyarakat Pedesaan. Prosiding Seminar Nasional
Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-16 ISBN: 978- 979-95620-6-7.
Ali Munawar. 2011. Kesuburan tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor: IPB Press Anang, M.F. 2010. Teknik Pembuatan Kompos. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian, Kalimantan Tengah. Annisa Adelia, N.R. 2014. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak
Rebung dan Tauge Terhadap Pertumbuhan Tunas dan Hasil Bawang Merah Allium ascalonicum L.,. Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta. hal 44.
Ayu Lestarie Sania. 2015. Aplikasi Tanah Pasir Guna Perbaikan Media Tanam Tanah Gambut Dalam Budidaya Bawang Merah Allium ascalonicum
L.,. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta. hal 47.
Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2013. Prosising Seminar Nasional Teknologi Pemupukan dan pemulihan Lahan Terdegradasi. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Pgor. Bakri. 2008. Komponen Kimia Dan Fisik Abu Sekam Padi Sebagai Campuran
Untuk Pembuatan Komposit Semen. Fakultas Kehutanan Universitas hasanuddin. Jurnal Perennial, 51 : 9-14.
Benyamin Lakitan. 2004. Dasar – dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta. Cetakan
Kelima PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Budi Nining W., Wardah Khusuma W., dan Edi Sarwono. 2015. Pengaruh Rasio
CN Bahan Baku Pada Pembuatan Kompos Dari Kubis Dan Kulit Pisang. Jurnal Integrasi Proses Vol. 5, No. 2 Juni 2015 75 - 80 .
Budi Samadi dan Bambang Cahyono. 2005. Bawang Merah Intensifikasi Usaha Tani. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. hal 10
Delta Setya Nugroho. 2011. Kajian Pupuk Organik Enceng Gondok Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bayam Putih Dan Bayam Merah Amaranthus
tricolor L.. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 44 hal.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul. 2013. Perbenihan Bawang Merah Allium Ascalonicum L Varietas Tiron Bantul. Diakses dari :
http:warintek. bantulkab.go.idweb.php?mod=
basis datakat
=1sub=2file=29. Diakses pada tanggal 20 Januari 2016 Dwita W.G., 2014. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Pada
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah Allium Ascalonicum L. Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Tamansiswa Padang.
Ekawati, M. 2006. Pengaruh Media Multipikasi terhadap Pembentukan Akar dan Tunas in Vitro Nenas Ananas comosus L Merr cv. Smooth Cayeene
pada Media Penangkaran. Skripsi Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Engestald. 1997. Teknologi dan Penggunaan Pupuk. UGM Press. Yogyakarta. Hal 293-322.
Fitri A., R. Sipayung dan C. Hanum. Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah Dengan Pemberian Berbagai Pupuk Organik. 2014. Jurnal Online
Agroteknologi. ISSN No. 2337-6597 Vol.2, No.2 : 482-496, Maret 2014. Fakultas Pertanian UMSU Medan.
Gardner, Franklin P., R. Brent Pearce dan Roger L. Mitchell.1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta.
Giller, K.E. 2011. Nitrogen Fixation in Tropical Croping System dalam Fuskhah E., R.D. Soetrisno, S.P.S. Budhi dan A. Mass. 2009. Pertumbuhan dan
Produksi Leguminose Pakan Hasil Asosiasi dengan Rhizodium Pada Media Tanah Salin. Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan
Semarang. Hal 289-294.
Gunawan Budiyanto. 2009. Bahan Organik dan Pengelolaan Nitrogen Lahan Pasir. Unpad Press. Bandung. 192 h.
Gusmailina dan Gustan Pari. 2002. Pengaruh Pemberian Arang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Merah Capscium Annum. Buletin
Penelitian Hasil Hutan 203, 217-229.
Hartoyo. 1983. Pembuatan Arang Dari Briket Arang Secara Sederhana Dari Serbuk Gergaji Dan Limbah Industri Perkayuan. Puslitbang Hasil Hutan. Pgor.
Houston, D.F.,. 1972. Rice Chemistry and Technology, American Association of Cereal Chemist, Inc. Minnesota
Hughes, C. E., 1987. Biological consi-derations in designing a seed collec-tion strategy for Gliricidia sepium. Commonwealth Forestry Review. 66: 31
– 48.
Isa Darmawidjaya. 1992. Klasifikasi Tanah, Balai Penelitian Teh dan Kina. Ismail, M. S. and Waliuddin, A. M. 1996. Effect of Rice Husk Ash on High
Strength Concrete. Construction and Building Materials. 10 1: 521 –
526 Jaber, F.H., Shukla,S., Stofella,P.J., Aobreza,T.A. and Hanlon,E.A. 2005. Impact
of Organic Amendement on Ground Water N Consevation for Sandy and Calcareous Soli. Compost Science and Utilization Vol. 13 No. 3 : 194-
202.
Justin Rexanindita N. 2013. Karakteristik Termal Briket Arang Ampas Tebu Dengan Variasi Bahan Perekat Lumpur Lapindo. Fakultas Teknik
Universitas Jember. Jember. Kriswiyanti. 2009. Kandungan Kimia Eceng Gondok , Surabaya.
Krishnarao R. V., Subrahmanyam J., Kumar, T. J., 2 000, “Studies on the
formation of black in rice husk silica ash”, J. Ceramic Society, 21 , 99 – 104.
Lia Yuda Wirana. 2015. Pengaruh pupuk Pelet NPK-Azolla Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Baby Corn Zea Mays. L Pada Tanah
Regosol. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Liliek Agustina. 1990. Nutrisi Tanaman. Penerbit : Rineka Cipta, Jakarta.
MacDicken, K.G., K. Hairiah, D. Otsamo, B. Duguma, N.M. Majid, 1977. Shadebased control of Imperata cylindrica: Tree fallows and cover crops.
Agroforestry System. 36: 131
Marliah Ainun, Mariani Nasution dan Armin. 2011. Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas cabai Merah Pada Media Tumbuh yang Berbeda.
Jurnal Floaratek 6: 84-91. Mathius, I. M. 1984. Hijauan Gliricidia maculata Sebagai Pakan Ternak
Ruminansia. Balai Penelitian Ternak, Bogor. Mia Juliana. 2011. Karakteristik Fisik Dan Kimia Kompos Bokashi, Arang
Sekam, Dan Arang Kayu Terhadap Penyerapan Gas Amoniak NH3. http:repository.ipb.ac.idbitstreamhandle12345678947429F11mju.pd
f?sequence =1 diakses 26 Desember 2015.
Muhammad Arko Giantrisna. 2015. Kajian Pupuk Pelet NPK-Blotong Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah Allium ascalonicum Pada
Tanah Regosol. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi.
Mody L dan Hermin T. 2012. Aplikasi Arang Aktif Tempurung Kemiri Sebagai Komponen Media Tumbuh Semai Melina. Makassar.
Nataniel Palimbungan, R. Labatar.,dan F. Hamzah. 2006. Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem. Vol 22 : 96 – 101.
Nodali Ndraha. 2009. Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Biorang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan .Skripsi
Pertanian Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.
Noviana Widayanti. 1995. Pengeringan Hasil Panen dengan Tenaga Sekam. Penebar Swadaya, Jakarta.
Partoyo. 2005. Analisis Indeks Kualitas Tanah Pertanian Di Lahan Pasir Pantai Samas Yogyakarta. Universitas Pembangunan Nasional. Yogyakarta.
Ilmu Pertanian Vol. 12 No.2, 2005 : 140 – 151
Poerwidodo Mas’ud. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Penerbit Angkasa Bandung. Bandung. 273 hal.
Prasad, R., Sankhyan, S. K., Karim, S.A. 2000. Utilization of Different Protein Supplements in The Diet of Broiler Rabbits. Indian J. Anim, Sci., 70 12:
1266-1267 Prawiratna, W. S dan Tjondronegoro, H. P. 1995. Dasar-dasar Fisiologi
Tumbuhan II. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor Rahayu, E. dan Nur Berlian.2004.Bawang Merah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rahmat Alfianto. 2011. Kajian Pembuatan Arang Aktif Dari Sekam Padi Dengan Teknik Pelarutan Silika. Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Institut
Pertanian Bogor. Rina Hidayati P., 2014. Potensi Kapuk Randu Ceiba Pentandra Gaertn. Dalam
Penyediaan Obat Herbal. Universitas Indraprasta PGRI. E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan Vol. 1 No. 1, 2014 : 53-60
Roheni, E.S., N. Amali, dan A. Subhan. 2006. Janggel jagung fermentasi sebagai pakan alternatif untuk ternak sapi pada musim kemarau. Prosiding
Lokakarya Nasional Jejaring Pengembangan Sistem Integrasi Jagung- Sapi. Puslitbangnak, Pontianak, 9-10 Agustus 2006, p. 193-196.
Riseanggara RR. 2008. Optimasi Kadar Perekat pada Briket Limbah Biomassa. Bogor : Perpustakaan Institut Pertanian Bogor.
Rita P. Mendrofa, Ryan Tito, dan Yakub J. Silaen. 2013. Pembuatan Briket Dari Tempurung Kelapa. Diakses dari :
http:www.scribd.comdoc 238487162Pembuatan-Briket-Dari-Tempurung-Kelapascribd
. Diakses pada tanggal 17 Mei 2015.
Salikin, Karawan. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Cetakan ke-3. Kanisius. Yogyakarta.
Salisbury, F.B and C.W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid. Edisi Terjemahan Penerbit ITB Bandung. 241 h.
Sudihardjo, AM. 2000. Teknologi Perbaikan Sifat Tanah Subordo Bosaments dalam Upaya Rekayasa Budidaya Tanaman Sayuran di Lahan Beting
Pasir. Prosiding Seminar Teknologi Pertanian untuk Mendukung Agribisnis dalam Pengembangan Ekonomi Wilayah dan Ketahanan
Pangan. Yogyakarta.
Sudrajat, R. 1983. “Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat dan Tekanan
Kemapanan Terhadap Kualitas Briket Arang”. Laporan P3HFPRDC No.
165. Bogor. Sumarni, N., Rosliani R., Basuki. R. S.,dan Hilman Y. 2012. Pengaruh Varietas
Tanah, Status K-Tanah Dan Dosis Pupuk Kalium Terhadap Pertumbuhan Hasil Umbi, Dan Serapan Hara K Tanaman Bawang Merah. Pusat
Penelitian Dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta. J-hort 22 3 : 233- 241, 2012.
Sunardi dan Y. Sarjono. 2007. Penentuan Kandungan Unsur Makro Pada Lahan Pasir Pantai Samas Bantul Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron
AAN. Prosiding PPI – PDIPTN: 123-129.
Sutaya, R.,G. Grubben, dan H. Sutarno. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. UGM Press. Yogyakarta.
Sutidjo. 1986. Pengantar Sistem Produksi Tanaman Agronomi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal 66.
Soerodjotanoso. 1993. Pengembangan Tanaman Lamtoro pada Tanah-Tanah Kritis. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sri Wahyuni, Indratin, dan Asep Nugraha Ardiwinata. 2013. Teknologi Arang Aktif untuk Penanggulangan Pencemaran Residu Insektisida Klorpirifos
di Lahan Sayuran Kubis. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian. Bogor. Syamsul A. Siradz dan Siti Kabirun. 2007. Pengembangan Lahan Marginal Pesisir
Pantai Dengan Bioteknologi Masukan Rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 72: 83-92.
Weil, R.R., K.R. Islam, M.A. Stine, J.B. Gruver, S.E. Susan-Liebeg, 2003. Estimating active carbon for soil quality assessment: a simplified method
for laboratory and field use. American Journal of Alternative Agriculture 181, 3I7.
Yoga Maulana Nugraha. 2010. Kajian Pengguanaan Pupuk Organik dan Jenis Pupuk N Terhadap Kadar N Tanah, Serapan N dan Hasil Tanaman Sawi
Brassica juncea L. Pada Tanah Litosol Gemolong. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Skripsi
63
LAMPIRAN
Lampiran 1. Layout Penelitian
P4 5 P0 4
P6 1 P2 4
P8 2 P3 4
P5 3
P1 1 P7 2
P3 1 P0 3
P4 2 P6 3
P2 1 P4 1
P6 5 P2 5
P2 2 P7 5
P1 5 P5 1
P3 2 P8 1
P3 5 P5 5
P7 1
P8 5 P5 2
P0 5 P1 4
P7 4 P5 4
P8 4 P1 1
P4 3 P4 4
P0 1 P2 3
P7 3 P6 2
P1 3 P6 4
P8 3 P3 3
P0 2
64 P0
: 20 tonhektar pupuk kandang P1
: 10 tonhektar kompos daun lamtoro + 10 tonhektar arang sekam padi P2
: 13,33 tonhektar kompos daun lamtoro + 6,67 tonhektar arang sekam padi P3
: 10 tonhektar kompos daun lamtoro + 10 tonhektar arang tempurung kelapa P4
: 13,33 tonhektar kompos daun lamtoro + 6,67 tonhektar arang tempurung kelapa P5
: 10 tonhektar kompos enceng gondok + 10 tonhektar arang sekam padi P6
: 13,33 tonhektar kompos enceng gondok + 6,67 tonhektar arang sekam padi P7
: 10 tonhektar kompos enceng gondok + 10 tonhektar arang tempurung kelapa P8
: 13,33 tonhektar kompos daun lamtoro + 6,67 tonhektar arang tempurung kelapa
Pada penelitian ini terdapat 9 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali, sehingga diperoleh 45 unit percobaan.
Lampiran 2. Jadual Penelitian
No Kegiatan
Januari Februari
Maret April
Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Tahap Persiapan
2 Pembuatan
Kompos 3
Pembuatan Briket
4 Pengaplikasian
Briket 5
Pengamatan
6 Analisis data
dan Pembahasan
7 Seminar Hasil
Lampiran 3. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Tanaman Bawang Merah
Jarak tanam 15 x 20 cm = 300 cm
2
Jumlah tanaman per hektar = = 333.333 tanaman
1. Pemberian pupuk disesuaikan dengan rekomendasi BPTP Biromaru, 1999
dalam Annisa Adelia N.R. 2014 yakni 100 kgha N, 150 kgha P2O5 dan 100 kgha K2O
a. Kebutuhan Urea 46 N hektar
= 100 46 x 100 kg = 217,391
Kebutuhan Urea 46 N tanaman = 217,391333.333
= 0.65 gram tanaman b.
Kebutuhan Sp36 36 P
2
O
5
hektar = 100 36 x 150
= 416,66 Kebutuhan Sp36 36 P
2
O
5
tanaman = 416,66 333.333
= 1.2 gram tanaman c.
Kebutuhan KCl 60 K
2
O hektar = 100 60 x 100
= 166,67 Kebutuhan KCL 60 5 K
2
O tanaman = 166,67 333.333
= 0.5 gram tanaman 2.
Dosis pupuk kandang 20 tonha = 20.000.000 gram = 60 gram 333.333 tanaman
P0 : 20 tonha Pupuk Kandang
: 20.000.000 gram = 60 gram
333.333 tanaman P1
: Briket 1 : 1 Kompos lamtoro
= 30 gram Arang sekam padi
= 30 gram
P2 : Briket 2 : 1
Kompos lamtoro = 40 gram
Arang sekam padi = 20 gram
P3 : Briket 1 : 1
Kompos lamtoro = 30 gram
Arang T.Kelapa = 30 gram
P4 : Briket 2 : 1
Kompos lamtoro = 40 gram
Arang T.Kelapa = 20 gram
P5 : Briket 1 : 1
Kompos E.gondok = 30 gram
Arang sekam padi = 30 gram
P6 : Briket 2 : 1
Kompos E.gondok = 40 gram
Arang sekam padi = 30 gram
P7 : Briket 1 : 1
Kompos E.gondok = 30 gram
Arang T.kelapa = 30 gram
P8 : Briket 2 : 1
Kompos E.gondok = 40 gram
Arang T.Kelapa = 20 gram
3. Kedalaman efektif akar bawang merah : 15-30 cm
Kedalaman akar 2 = 45 2 = 22.5 23 x 22.5 = 453 = 15
Vol =
Ԥ. R
2
. t = 3,14 . 7,5 . 22.5
= 3986 cm
3
BV = BeratVolume
= 1,93 gcm3 Berat
= BV x Volume = 1,93 gcm3 x 3986 cm3
= 7692 = 7.7 Kg berat kering mutlak
Lampiran 4. Deskripsi Bawang Merah varietas Tiron Bantul
Bawang merah varietas Tiron telah banyak dikembangkan di wilayah Kabupaten Bantul. Tiron diambil dari nama seorang petani yang menemukan
umbi bibit bawang di pesisir wilayah Kretek Bantul, dan menanam beberapa siung di kaleng bekas, kemudian ditanam di lahan swah dan terus berkembang sampai
saat ini.
Bawang Merah Tiron Kabupaten Bantul telah dilepas sebagai varietas unggul dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 498kptsTP.24082002
tanggal 21 Agustus 2003.
Asal tanaman : Kabupaten Bantul
Umur tanaman : mulai berbunga 45 hari panen 55 hari daun
melemas 60 Tinggi tanaman
: 37-44 cm Jumlah anakan
: 9-21 umbi Jumlah daun per umbi
: 3-5 helai Jumlah daun per rumpun
: 34-57 helai Bentuk daum
: pipa dengan ujung runcing Warna daun
: hijau keputihan Panjang daun
: 24-42 cm Diameter daun
: 33-35 mm Bentuk bunga
: seperti payung Warna bunga
: Putih Bentuk biji
: Bulat Warna biji
: abu-abu Berat umbi basah panen
: 44-149 gram per rumpun
Potensi hasil : 9-13 ton umbi basah per hektar
Susut Berat umbi : 30
Ketahanan terhadap OPT : tahan terhadap busuk ujung daun Phytophyhora
porii agak tahan terhadap busuk umbi Ptrytis allii
Keterangan : cocok untuk ditanam pada ketinggian 0-100
meter diatas permukaan laut dan lahan berpasir serta dapat dikembangkan pada musim hujan
Lampiran 5. Hasil Sidik Ragam
A. Sidik Ragam Tinggi Tanaman
Sumber Ragam
Db JK
KT F Hitung
PrF Model
8 70.5871111
8.8233889 0.43
0.8936 Perlakuan
8 70.5871111
8.8233889 0.43
0.8936 Galat
36 734.3960000
20.3998889 Total
44 804.9831111
B. Sidik Ragam Berat Segar Tanaman
Sumber Ragam
db JK
KT F Hitung
PrF Model
8 1726.352200 215.794025
1.34 0.2538
Perlakuan 8
1726.352200 215.794025
1.34 0.2538
Galat 36
5777.075920 160.474331
Total 44
7503.428120 C.
Sidik Ragam Berat Kering Tanaman Sumber
Ragam db
JK KT
F Hitung PrF
Model 8
14.50661778 1.81332722
1.99 0.0766
Perlakuan 8
14.50661778 1.81332722
1.99 0.0766
Galat 36
32.86464000 0.91290667
Total 44
47.37125778 D.
Sidik Ragam Jumlah Umbi Per Rumpun Sumber
Ragam db
JK KT
F Hitung PrF
Model 8
80.3111111 10.0388889
1.08 0.4016
Perlakuan 8
80.3111111 10.0388889
1.08 0.4016
Galat 36
336.0000000 9.3333333
Total 44
416.3111111
E. Sidik Ragam Berat Umbi per Rumpun
Sumber Ragam
Db JK
KT F Hitung
PrF Model
8 628.093840
78.511730 2.15
0.0563 Perlakuan
8 628.093840
78.511730 2.15
0.0563 Galat
36 1316.780880
36.577247 Total
44 1944.874720
F. Sidik Ragam Berat Segar Tajuk
Sumber Ragam
Db JK
KT F Hitung
PrF Model
8 218.929404
27.366176 0.63
0.7431 Perlakuan
8 218.929404
27.366176 0.63
0.7431 Galat
36 1551.733720
43.103714 Total
44 1770.663124
G. Sidik Ragam Berat Kering Tajuk
Sumber Ragam
db JK
KT F Hitung
PrF Model
8 1.14943111
0.14367889 0.52
0.8303 Perlakuan
8 1.14943111
0.14367889 0.52
0.8303 Galat
36 9.86640000
0.27406667 Total
44 11.01583111
H. Sidik Ragam Berat Segar Akar
Sumber Ragam
db JK
KT F Hitung
PrF Model
8 10.78308000
1.34788500 2.65
0.0214 Perlakuan
8 10.78308000
1.34788500 2.65
0.0214 Galat
36 18.30584000
0.50849556 Total
44 29.08892000
I. Sidik Ragam Berat Kering Akar
Sumber Ragam
Db JK
KT F Hitung
PrF Model
8 0.22191111
0.02773889 3.34
0.0058 Perlakuan
8 0.22191111
0.02773889 3.34
0.0058 Galat
36 0.29892000
0.00830333 Total
44 0.52083111
Lampiran 6. Hasil Uji Kandungan Kompos Lamtoro dan Enceng Gondok
Lampiran 7. Dokumentasi
a. Pengeringan Bahan Kompos
Enceng Gondok b.
Persiapan Bahan Kompos Lamtoro
c. Pencampuran Arang , Bahan
Organik dan Perekar Randu d.
Adonan Briket
e. Pengeringan Briket
f. Pemupukan NPK 15 HST
g. Fungisida untuk pengendalian
penyakit pada Bawang Merah h.
Tanaman Bawang Merah yang terinfeksi penyakit busuk ujung
daun
i. Pengukuran Tinggi Tanaman
Bawang Merah j.
Tanaman Bawang Merah 7 minggu setelah tanam
k. Perlakuan P0 57
HST l.
Perlakuan P1 57 HST
m. Perlakuan P2 57
HST n.
o. Perlakuan P3 57
HST p.
Perlakuan P4 57 HST
q. Perlakuan P5 57
HST r.
s. Perlakuan P6 57
HST t.
Perlakuan P7 57 HST
u. Perlakuan P8 57
HST
v. Penimbangan
berat segar tajuk w.
Penimbangan berat umbi per
rumpun 60 HST x.
Penjemuran sebelum tanaman di oven
SEMINAR HASIL PENELITIAN
KOMBINASI BERBAGAI SUMBER BAHAN ORGANIK DAN ARANG TERHADAP EFISIENSI PEMUPUKAN TANAMAN BAWANG MERAH
Allium Cepa L DI TANAH PASIR PANTAI SAMAS BANTUL
Oleh : Vina Khairusy Syifa
20120210075 Program Studi Agroteknologi
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA 2016