Berat Umbi Per Rumpun
berbeda nyata Lampiran 5.E. Rerata berat umbi per rumpun bawang merah disajikan dalam tabel 6 berikut ini :
Tabel 5. Rerata Berat Umbi Per Rumpun Tanaman Bawang Merah Perlakuan
Berat umbirumpun
gram P0 : 20 tonhektar Pupuk Kandang
19,08 P1 : 10 tonhektar kompos daun lamtoro + 10 tonhektar
arang sekam padi 17,45
P2 : 13,33 tonhektar kompos daun lamtoro + 6,67 tonhektar arang sekam padi
26,68 P3 : 10 tonhektar kompos daun lamtoro + 10 tonhektar
arang tempurung kelapa 27,31
P4 : 13,33 tonhektar kompos daun lamtoro + 6,67 tonhektar arang tempurung kelapa
24,65 P5 : 10 tonhektar kompos enceng gondok + 10 tonhektar
arang sekam padi 23,66
P6 : 13,33 tonhektar kompos enceng gondok + 6,67 tonhektar arang sekam padi
28,32 P7 : 10 tonhektar kompos enceng gondok + 10 tonhektar
arang tempurung kelapa 18,94
P8 : 13,33 tonhektar kompos enceng gondok + 6,67 tonhektar arang tempurung kelapa
23,06
Berat umbi per rumpun di timbang setelah umbi dikering anginkan selama 3 hari setelah panen. Pengukuran berat umbi per rumpun dilakukan
dengan cara menimbang semua umbi yang terdapat dalam satu rumpun menggunakan timbangan analitik.
Berdasarkan hasil rerata dalam tabel 6 menunjukkan kombinasi bahan organik dan arang memberikan pengaruh yang sama terhadap berat umbi per
rumpun diduga karena ketersediaan air dan udara dalam tanah yang relatif sama karena adanya penambahan briket dan pupuk kandang kontrol. Selain
itu, diduga terjadinya pencucian unsur P dan K pada saat pembuatan briket
maupun setelah aplikasi briket pada tanah pasir, karena briket hanya diberikan pada saat sebelum tanam sebagai pengganti pupuk kandang.
Berat umbi per rumpun yang dihasilkan pada penelitianini yaitu 17-28 gram, jika dibandingkan dengan deskripsi bawang merah varietas Tiron yaitu
44-149 gram per rumpun. Hal yang menyebabkan hasil berat umbi per rumpun belum sesuai dengan deskripsi varietas Tiron pada penelitian ini yaitu
diduga kurangnya umur pada saat panen. Tanaman bawang merah varietas Tiron dapat dipanen pada saat umur 55 hari setelah tanam, sedangkan pada
penelitian ini bawang merah dipanen pada saat umur 57 hari setelah tanam. Hal yang mempengaruhi umur panen pada penelitian ini yaitu cahaya
matahari yang diterima oleh tanaman. Semakin banyak cahaya matahari yang diterima oleh tanaman, maka semakin memperpendek umur panen, begitu
juga sebaliknya. Tanaman bawang merah pada penelitian ini ditanam di Greenhouse, oleh karena itu diduga tanaman kurang mendapat cahaya
matahari yang cukup untuk tanaman sehingga umur panennya semakin panjang.
Kandungan unsur N juga mempengaruhi terbentuknya umbi pada tanaman bawang merah. Pembentukan umbi pada bawang merah dimulai
sejak vegetatif maksimum, sedangkan menurut Yoga Maulana Nugraha 2010 pada saat tanaman sudah berumur 30 HST kadar Nitrogen di dalam
tanah lebih kecil daripada kadar Nitrogen sebelumnya karena unsur Nitrogen dalam tanah telah banyak diserap oleh tanaman untuk pembentukan batang
dan daun pada masa pertumbuhan vegetatif. Berdasarkan hasil uji lab tanah
dan pupuk Fakultas Pertanian UMY, kompos enceng gondok memiliki kandungan N total sebesar 1,27 dan kandungan N total kompos
lamtoro yaitu 2,28 . Menurut Rahayu dan Nur Berlian 2004 bawang merah
membutuhkan unsur hara makro N, P, K dan Mg dan unsur hara mikro yang cukup agar tanaman mampu tumbuh optimal dan berproduksi tinggi. Sesuai
dengan hasil penelitian Sumarni, dkk. 2012 bahwa rendahnya hasil umbi yang diperoleh pada tanah dengan status K-tanah rendah disebabkan karena
kekurangan hara K yang mempunyai peran penting pada translokasi dan penyimpanan asimilat, peningkatan ukuran jumlah dan hasil umbi per
tanaman. Pada saat penyerapan air dan unsur hara terhambat maka produksi
fotosintat akan terhambat, produk yang dihasilkan berupa karbohidrat akan turun, energi yang dihasilkan juga akan turun, pembelahan sel terhambat, dan
jumlah umbi yang dihasilkan akan rendah. Air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tersedianya unsur hara bagi tanaman Liliek Agustina,
1990.