Penelitian yang Relevan Kerangka Bepikir

commit to user 21 T 1i = temperatur gas buang dari knalpot T 1o = temperatur gas buang yang dilepas ke udara bebas, h hot = koefisien pertukaran panas konveksi pada temperatur T 2i , h cold = koefisien pertukaran panas konveksi pada temperatur T 1i . Keduanya dicari berdasarkan pada bilangan Reynolds dan Prandtl, dengan persamaan berikut: Di mana: k = konduktivitas termis gas buang pada temperatur logaritmik D = diameter alat tambahan. Sedangkan harga Reynolds number tergantung pada kecepatan aliran V, massa jenis ρ dan kekentalan dinamis μ dari gas buang, pada temperatur logaritmik. Harga Prandtl number Pr dicari pada tabel di buku perpindahan panas juga pada temperatur logaritmik. Dari pemaparan di atas, maka ada beberapa parameter yang mesti dikontrol, yang meliputi: temperatur gas buang yang keluar dari knalpot, temperatur gas buang yang didistribusikan untuk proses pemanasan, temperatur gas buang yang akan disirkulasikan kembali, temperatur gas buang yang dilepas ke udara bebas, diameter dan panjang pipa untuk distribusi gas bertemperatur tinggi dan diameter dan panjang pipa untuk sirkulasi gas bertemperatur lebih rendah. Ukuran alat tambahan tergantung pada nilai temperatur yang akan dilepaskan ke udara, dimana semakin rendah temperatur yang akan dilepaskan maka semakin panjang ukuran alat tambahan tersebut. Sumber: IGB Kusuma, 1995

B. Penelitian yang Relevan

Beragam eksperimen dengan bahan yang berbeda ataupun sama telah dilakukan para peneliti sebelumnya antara lain Javavonic et al., 1995, menggunakan bahan Ruthenium Ru sebagai katalis untuk mengontrol commit to user 22 konsentrasi polutan HC pada gas buang otomotif, dan hasilnya bahwa katalis Ruthenium dapat mengkonversi gas HC kurang dari 80. Nomura et al., 1994, menggunakan bahan Pt untuk Three-Way- Catalyst untuk mengetahui bahan tersebut terhadap konsentrasi polutan gas CO, HC, dan NOx pada kendaraan bermotor, dan hasilnya katalis Pt dapat mengurangi konsentrasi polutan gas CO, HC, dan NOx sampai 90 . I G B Wijaya Kusuma 2003, menggunakan bahan aluminium yang diisolasi sebagai reheater dalam bentuk alat tambahan penurun emisi gas buang, untuk mengetahui pengaruhnya terhadap konsentrasi polutan gas CO, HC, dan NOx pada gas buang motor bensin 4 langkah, dan dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa gas NOx tidak ada perubahan, gas CO dan HC turun secara signifikan hingga batas yang diterima. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa keseluruhan dari penelitian ditujukan untuk menurunkan kadar emisi gas buang yang berbahaya dengan menggunakan bahan tambahan sebagai pereduksi gas buang yang keluar melalui knalpot. Oleh karena itu, ada kemungkinan penggunaan bahan selain yang tersebut di atas dapat juga digunakan sebagai alat untuk menurunkan kadar gas buang kendaraan bermotor.

C. Kerangka Bepikir

Salah satu usaha untuk mengurangi polusi udara, terutama yang berasal dari kendaraan bermotor adalah dengan merancang kendaraan bermotor yang menghasilkan gas buang berkonsentrasi polutan rendah. Karena kendaraan bermotor merupakan penyumbang terbesar polusi udara pada transportasi darat. Besarnya kadar polutan gas buang pada kendaraan bermotor tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pembakaran yang tidak sempurna atau campuran bahan bakar yang tidak ideal, akan tetapi juga kemampuan saluran buang dalam mereduksi kadar emisi gas buang yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, struktur saluran buang juga harus diperhitungkan agar gas buang yang keluar bisa diminimalisir kadar polutannya. Gas hidrokarbon commit to user 23 HC merupakan salah satu polutan yang terkandung pada gas buang. Gas tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Penambahan alat bantu penurun emisi gas buang merupakan salah satu cara modifikasi saluran gas buang untuk mereduksi polutan gas buang. Pada saluran buang Yamaha Jupiter Z tahun 2004, saluran buang akan ditambahkan alat tambahan penurun emisi gas buang berupa pipa stainless steel yang divariasikan jumlah gelombangnya. Karena perbedaan jumlah gelombang tersebut berpengaruh juga pada jarak kerenggangan saat dipasang pada alat bantu tambahan penurun emisi gas buang. Tentu perbedaan tersebut juga berpengaruh terhadap kemampuan masing-masing variasi gelombang dalam mereduksi gas buang yang keluar melalui saluran tersebut, khususnya gas HC. Jadi penggunaan variasi gelombang bertujuan untuk mengetahui berapa variasi gelombang yang paling efektif mereduksi polutan gas hidrokarbon HC. Dari uraian di atas maka dapat ditentukan suatu paradigma penelitian sebagai berikut : Gambar 3. Skema Paradigma Penelitian X 1 = Knalpot standar tanpa alat bantu tambahan. X 2 = Menggunakan alat bantu tambahan dengan 3 gelombang. X 3 = Menggunakan alat bantu tambahan dengan 5 gelombang. X 4 = Menggunakan alat bantu tambahan dengan 7 gelombang. Y = Kadar gas buang HC Yamaha Jupiter Z tahun 2004. commit to user 24

D. Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

PERANCANGAN KNALPOT BERBASIS SPONGE STEEL UNTUK MENURUNKAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

1 11 65

PENGARUH PENAMBAHAN REHEATER PADA KNALPOT TERHADAP EMISI GAS BUANG CO SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z TAHUN 2004

0 5 49

PENGARUH PENGGUNAAN KUNINGAN SEBAGAI KATALIS PADA SALURAN BUANG YAMAHA JUPITER Z TAHUN 2004 TERHADAP KONSENTRASI GAS HC

0 3 57

pengaruh pengunaan busi pijar sebagai pemanas dan jenis bahan bakar terhadp emisi gas buang CO dan HC pada sepeda motor yamaha jupiter Z 2008.

0 0 4

PENGARUH PENGGUNAAN BUSI PIJAR SEBAGAI PEMANAS BAHAN BAKAR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG CO DAN HC PADA SEPEDA MOTOR JUPITER Z TAHUN 2008 SEBAGAI PENGAYAAN MATA KULIAH SEPEDA MOTOR.

0 1 4

PENGARUH VARIASI JUMLAH BUSI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP EMISI GAS BUANG CO SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z TAHUN 2009.

0 0 17

PENGARUH PEMASANGAN ELEKTROMAGNET PADA SISTEM BAHAN BAKAR DAN IGNITION BOOSTER PADA KABEL BUSI TERHADAP EMISI GAS BUANG CO DAN HC PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z.

1 5 19

PENGARUH RASIO KOMPRESI TERHADAP EMISI GAS BUANG CO DAN HC DENGAN BAHAN BAKAR LIQUEFIED PETROLEUM GAS PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z 110 CC.

0 0 20

PENGARUH RASIO KOMPRESI TERHADAP EMISI GAS BUANG CO DAN HC DENGAN BAHAN BAKAR LIQUEFIED PETROLEUM GAS PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z 110 CC | Indrawan | Jurnal Nosel 8196 17175 1 SM

0 1 10

PENGARUH VARIASI JUMLAH BUSI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP EMISI GAS BUANG CO SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z TAHUN 2009 | Hakim | Jurnal Nosel 8186 17157 1 SM

0 0 13