Hakikat Metode Penemuan Kajian Teori 1. Hakikat Kemampuan Menggambar Jaring-jaring Bangun Ruang

commit to user 8. Metode Karya Wisata Metode Karya Wisata adalah metode pembelajaran yang dilakukan untuk mempelajari materi pelajaran dengan cara mengunjungi secara langsung tempat dimana materi pelajaran itu berada. 9. Metode Penemuan a. Discovery adalah prosedur pembelajaran yang mementingkan pembelajaran perorangan, manipulasi objek dan percobaan sebelum sampai kepada generalisasi. b. Inquiri adalah penyelidikan, artinya perluasan proses penemuan yang digunakan lebih mendalam. 10. Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah prosedur pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. 11. Metode Pembelajaran Unit Metode pembelajaran unit adalah prosedur pembelajaran dimana siswa dan guru mengarahkan segala kegiatannya pada pemecahan suatu masalah yang dipelajarinya melalui berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. 12. Metode Pembelajaran dengan Modul Metode pembelajaran dengan modul adalah prosedur pembelajaran yang dilakukan dengan menyiapkan suatu paket belajar yang berisi satu satuan konsep tunggal bahan pembelajaran untuk dipelajari sendiri oleh siswa dan jika ia telah menguasainya baru boleh pindah ke satuan paket belajar berikutnya. Dari berbagai metode pembelajaran di atas, yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penemuan discovery .

c. Hakikat Metode Penemuan

Discovery 1 Pengertian Metode Penemuan Discovery Dalam proses pembelajaran, anak-anak harus sesering mungkin diajak untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa dibimbing untuk commit to user menemukan sendiri, menyelidiki sendiri dan memecahkan sendiri masalah yang dipelajari. Jika anak dibiasakan memecahkan masalah, maka berarti guru atau orang tua telah membangun pengalaman yang kelak dapat mereka gunakan untuk memecahkan masalah-masalah berikutnya. Menurut Herdian http:herdy07.wordpress.com metode pembelajaran discovery penemuan adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery penemuan kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep- konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi. Discovery ialah proses mental siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Sund dalam Soly Abimanyu 2009:7-9 berpendapat bahwa penemuan adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Misalnya : merumuskan masalah, merancang eksperimen, mengunpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan sebagainya. Menurut Soly Abimanyu 2009:7-10 penemuan diartikan sebagai prosedur pembelajaran perseorangan, manipulasi objek, melakukan commit to user percobaan, sebelum sampai pada generalisasi. Metode penemuan mengutamakan cara belajar siswa aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Gilstrap dalam moedjiono dan Moh. Dimyati 1992:86 berpendapat bahwa istilah metode penemuan discovery method didefinisikan sebagai suatu prosedur yang menekankan belajar secara individual, manipulasi objek atau pengaturanpengondisian objek, dan eksperimentasi lain oleh siswa sebelum generalisasiatau penarikan kesimpulan dibuat. Metode ini membutuhkan penundaan penjelasan tentang temuan-temuan penting sampai siswa menyadari sebuah konsep. Selanjutnya Moedjiono dan Moh.Dimyati 1992:87 menyatakan metode penemuan merupakan format interaksi belajar mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan atau bimbingan guru. Batasan ini mengandung pengertian metode penemuan sebagai metode yang berorientasi pada siswa dan menekankan pada proses dan hasil secara bersamaan. Jadi metode penemuan Discovery merupakan metode pembelajaran yang membantu guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Siswa diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri, menyelidiki sendiri dan memecahkan sendiri masalah yang dipelajari. Penggunaan metode ini juga memungkinkan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar yang realistik atau nyata. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa metode discovery sengaja dirancang untuk meningkatkan keaktifan siswa yang lebih besar, berorientasi pada proses, untuk menemukan sendiri informasi yang diperlukan dan dapat memecahkan masalah yang dipelajari untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian metode discovery berorientasi pada proses dan hasil secara bersama-sama. Tujuan penggunaan metode penemuan menurut Soli Abimanyu 2009:7-10 antara lain : a untuk memperoleh metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, b commit to user untuk mengaktifkan siswa belajar sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran, c untuk memvariasikan metode pembelajaran yang digunakan agar siswa tidak bosan, d agar siswa dapat menemukan sendiri, menyelidiki sendiri dan memecahkan sendiri masalah yang dipelajari, sehingga hasilnya akan setia dan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan. Untuk menggunakan metode pembelajaran guru mempunyai alasan memilih sebuah metode yang ingin digunakan dalam pembelajaran. Dalam menggunakan metode penemuan juga terdapat beberapa alasan untuk memilih metode ini. Alasan tersebut antara lain : a memungkinkan untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, b pengetahuan yang ditemukan sendiri melalui metode penemuan akan betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, c siswa dapat menguasai salah satu metode ilmiah yang sangat berguna dalam kehidupannya, d siswa dibiasakan berpikir analitis dan mencoba memecahkan masalah yang akan ditransfer dalam kehidupan masyarakat. 2 Kelebihan dan Kelemahan Metode Penemuan Discovery Setiap model atau metode pembelajaran pasti ada kelebihan dan kelemahannya. Menurut Soli Abimanyu 2009:7-10 metode penemuan Discovery juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya antara lain : a Siswa belajar melalui proses penemuan. b Pengetahuan yang diperoleh melalui penemuan sangat kokoh. c Metode penemuan membangkitkan gairah siswa dalam belajar. d Metode penemuan memungkinkan siswa bergerak untuk maju sesuai dengan kemampuannya sendiri. e Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia merasa lebih terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar. f Metode ini berpusat pada anak dan guru sebagai teman belajar atau fasilitator. commit to user Sedangkan kelemahan dari metode penemuan Discovery antara lain : a Metode ini memprasyaratkan kesiapan mental, dalam arti siswa yang pandai akan memonopoli penemuan dan siswa yang bodoh akan frustasi. b Metode ini kurang berhasil untuk kelas besar karena habis waktu guru untuk membantu siswa dalam kegiatan penemuannya. c Dalam pelajaran tertentu fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide mungkin terbatas. d Metode ini terlalu mementingkan untuk memperoleh pengertian, sebaliknya kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan. e Metode ini kurang memberi kesempatan untuk berpikir kreatif kalau pengertian-pengertian yang ditemukan telah diseleksi oleh guru, begitu pula proses-prosesnya dibawah pembinaannya. Dari beberapa kelemahan yang telah disebutkan, ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan tersebut. Cara mengatasi kelemahan tersebut antara lain : a Membentuk kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari siswa pandai dan siswa kurang pandai, agar siswa pandai dapat membimbing siswa yang kurang pandai. Dengan cara ini pula kelemahan dalam kelas besar dapat diatasi. b Metode penemuan dapat pula dilakukan di luar kelas sehingga tidak memerlukan fasilitas atau bahan yang umumnya mahal. c Memulai dengan penemuan terbimbing, kemudian jika siswa sudah terbiasa dengan metode ini maka menggunakan metode penemuan bebas, agar siswa benar-benar dapat berkembang berpikir kreatifnya. 3 Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Penemuan Discovery Menurut Soly Abimanyu 2009:7-12 langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan adalah kegiatan persiapan dan kegiatan pelaksanaan penemuan. a Kegiatan Persiapan commit to user 1Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa. 2Merumuskan tujuan pembelajaran. 3Menyiapkan problem materi pelajaran yang akan dipecahkan. Problem itu dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. Problem tentang konsep atau prinsip yang akan ditemukan itu perlu ditulis dengan jelas. 4Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. b Kegiatan Pelaksanaan Penemuan 1Kegiatan Pembukaan aMelakukan apersepsi, yaitu mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan. bMemotivasi siswa dengan cerita pendek yang ada kaitannya dengan materi yang diajarkan. cMengemukakan tujuan pembelajaran dan kegiatan atau tugas yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu. 2Kegiatan Inti aMengemukakan problema yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penemuan. bDiskusi pengarahan tentang cara pelaksanaan penemuan atau pemecahan problema yang telah ditetapkan. cPelaksanaan penemuan berupa kegiatan penyelidikan atau percobaan untuk menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan. dMembantu siswa dengan informasi atau data, jika diperlukan siswa. eMembantu siswa melakukan analisis data hasil temuan, jika diperlukan. fMerangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa. gMemuji siswa yang giat dalam melaksanakan penemuan. hMemberi kesempatan siswa melaporkan hasil penemuannya. 3Kegiatan penutup aMeminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya. commit to user bMelakukan evaluasi hasil dan proses penemuan. cMelakukan tindak lanjut, yaitu meminta siswa melakukan penemuan ulang jika ia belum menguasai materi dan meminta siswa mengerjakan tugas pengayaan bagi siswa yang telah melakukan penemuan dengan baik. Sedangkan langkah-langkah metode penemuan Discovery menurut Herdian http:herdy07.wordpress.com. Diakses 3 Maret 2011 adalah sebagai berikut: a Identifikasi kebutuhan siswa. b Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan. c Seleksi bahan, problema atau tugas-tugas. d Membantu dan memperjelas tugas problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa. e Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan. f Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan. g Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan. h Membantu siswa dengan informasi data jika diperlukan oleh siswa. i Memimpin analisis sendiri self analysis dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah. j Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa. k Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode penemuan discovery sebagai berikut : a Kegiatan awal 1Membuka pelajaran dan mengabsen siswa. 2Melakukan apersepsi dan mengemukakan tujuan pembelajaran. b Kegiatan inti 1Menentukan problema yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penemuan. commit to user 2Berdiskusi cara pelaksanaan penemuan yang berupa kegiatan penyelidikan atau percobaan. 3Membantu siswa dengan informasi atau data jika diperlukan. 4Merangsang terjadinya interaksi siswa dengan siswa. 5Memberikan penghargaan bagi siswa yang giat dalam pelaksanaan penemuan. 6Memberi kesempatan siswa untuk melaporkan hasil penemuannya. c Kegiatan akhir 1Membuat rangkuman hasil penemuannya. 2Melakukan evaluasi. 3Menutup pelajaran.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dikemukakan oleh peneliti sekarang ini mengacu pada penelitian yang telah ada sebelumnya, antara lain : Rika Nanda Puspitasari 2009 dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas III Melalui Penerapan Metode Guided Inquiry – Discovery” menyimpulkan bahwa penerapan metode guided inquiry - discovery dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Karangbangun. Hal ini dilihat dari prosentase kenaikan nilai IPA siswa kelas III dari siklus I sampai Siklus III. Dari siklus I kemudian dilaksanakan siklus II prestasi siswa mengalami prosentase kenaikan 5,26; dari siklus II kemudian dilaksanakan siklus III mengalami prosentase kenaikan 36,84. Dwi Rahayuningsih 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa tentang Konsep Gaya pada Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing Di Kelas V SD Negeri Somongari Purworejo Tahun Pelajaran 2009 2010” menyimpulkan bahwa proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Somongari Kec.Kaligesing, Kab. Purworejo. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I siswa yang memperoleh nilai ≥65 atau di atas KKM 65 ada 8 siswa dari 14 siswa atau 57,1 . Sedangkan siswa yang memperoleh nilai ≤65 atau kurang dari KKM