commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat menciptakan generasi muda sebagai penerus bangsa yang cerdas, kreatif dan berkompeten. Sehingga berbagai
upaya dilakukan untuk mewujudkan pendidikan yang mempunyai kualitas baik dan menghasilkan generasi penerus bangsa yang baik pula sangat diperlukan di
Indonesia. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah akan berjalan dengan baik apabila ada timbal balik antara siswa dengan guru. Maka dari itu
harus diciptakan komunikasi yang baik antara siswa dan guru. Guru diharapkan mampu membimbing siswa dengan baik sehingga tercapai tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang
pendidikan formal yang memegang peran penting dalam peningkatan kualitas pendidikan. Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh
peserta didik untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Matematika bagi pendidikan dasar, pada umumnya
tidak disukai dan ditakuti karena dianggap sukar oleh siswa. Sehingga, hal ini dapat mempengaruhi perkembangan belajar matematika dan menurunnya hasil
belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Menurut pendapat R.Soedjadi 2000:41 bahwa objek matematika adalah
abstrak. Hal itu merupakan salah satu penyebab sulitnya seorang guru mengajarkan matematika. Seorang guru yang mengajarkan matematika harus
berusaha agar matematika di sekolah dasar terlihat konkret untuk memudahkan siswa menangkap pelajaran matematika. Siswa merasa kesulitan untuk memahami
pelajaran matematika. Kemampuan dan hasil belajar matematika kurang dan belum sesuai dengan harapan baik harapan guru, orang tua maupun siswa sendiri.
Sehingga dalam proses pembelajaran matematika, guru harus mempunyai strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang
commit to user
diharapkan. Salah satunya menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa agar siswa aktif dalam pelaksanaan pembelajaran matematika.
Sekarang ini masih banyak ditemui siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam belajar matematika, terutama di sekolah. Dalam hal ini, guru kurang
memperhatikan strategi yang tepat untuk pembelajaran matematika, sehingga aktivitas belajar siswa di sekolah masih sangat monoton. Keadaan yang demikian
menyebabkan turunnya kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SD Kliwonan 2 yang dilihat
melalui daftar nilai mata pelajaran matematika, rendahnya kemampuan tersebut ditunjukkan oleh rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar matematika siswa SD Kliwonan 2 rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Menurut
Aunurrahman 2009:178 faktor internal belajar antara lain: 1 Ciri khaskarakteristik siswa, 2 Sikap terhadap belajar, 3 Motivasi belajar, 4
Konsentrasi belajar, 5 Mengolah bahan belajar, 6 Menggali hasil belajar, 7 Rasa percaya diri, 8 Kebiasaan belajar. Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain: 1 Faktor guru, 2 Lingkungan sosial termasuk teman sebaya, 3 Kurikulum sekolah, 4 Sarana dan prasarana.
Berdasarkan observasi yang telah di lakukan, masalah internal dan eksternal belajar tersebut juga terjadi di SD Kiwonan 2. Dan masalah tersebut
mempengaruhi hasil belajar matematika. Berdasarkan fakta di lapangan masih banyak siswa yang mempunyai nilai
rendah dalam mata pelajaran matematika. Ini teridentifikasi melalui nilai hasil tes yang dilakukan guru. Begitu pula di SD Kliwonan 2 yang dapat dilihat dari daftar
nilai matematika, ternyata masih ada 50 siswa yang belum tuntas. Tepatnya 13 siswa dari 26 siswa yang ada di kelas V SD Kliwonan 2 sedangkan yang tuntas
50 dari jumlah siswa dengan nilai yang tidak tinggi. Fakta di atas menunjukkan bahwa kualitas dan proses pembelajaran yang
dilaksanakan kurang optimal dan belum sesuai harapan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SD Kliwonan 2, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain : 1 Kurangnya motivasi dan antusias belajar siswa
commit to user
dalam pembelajaran matematika, 2 Siswa tidak mempersiapkan diri sebelum pembelajaran dimulai walaupun materi yang akan diajarkan sudah diketahui, 3
Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan materi yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.
Untuk itu perlu diterapkan suatu keadaan agar siswa termotivasi dan antusias
untuk mengikuti
pembelajaran matematika.
Terutama untuk
meningkatkan kemampuan belajar menggambar berbagai bentuk jaring-jaring bangun ruang. Karena apabila ada kesulitan pada siswa dan tidak langsung di
atasi, maka pada jenjang pendidikan berikutnya siswa juga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan berbagai bentuk jaring-
jaring bangun ruang. Siswa juga akan selalu beranggapan bahwa mata pelajaran matematika itu sulit dan tidak menyenangkan sehingga motivasi untuk belajar
matematika menjadi berkurang. Maka dari itu dari berbagai macam model dan metode pembelajaran yang ada, harus dimanfaatkan seefektif mungkin oleh guru
untuk menunjang pembelajaran. Dari masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicari strategi baru
dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Di sinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan
kompetensi siswa, baik dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana yang
menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi bangun ruang. Dalam
hal ini penulis memilih metode pembelajaran penemuan
discovery
untuk meningkatkan kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang pada
pembelajaran matematika. Metode ini dipilih karena untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan yang berpusat pada siswa, belajar untuk
berpikir sendiri dan belajar untuk menemukan bentuk jaring-jaring bangun ruang. Metode penemuan adalah prosedur pembelajaran yang mementingkan
pembelajaran perseorangan, manipulasi objek dan percobaan sebelum sampai kepada generalisasi. Metode ini merupakan metode pembelajaran yang berpusat
pada siswa. Metode penemuan mengutamakan pada keaktifan siswa, berorientasi
commit to user
pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Guru lebih sering memfungsikan diri sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa dapat
belajar untuk berpikir dan berhasil menemukan sesuatu. Pembelajaran harus dibuat dalam suasana yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi
dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Sugiyanto 2009:1 sebagai seorang pendidik, diketahui bahwa
profesionalisme seorang guru bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya untuk melaksanakan
pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa, maka dalam hal ini metode penemuan
discovery
merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru di sekolah untuk meningkatkan kemampuan menggambar jaring-jaring bangun ruang pada
pembelajaran matematika. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti mengambil judul
penelitian “ Peningkatan Kemampuan Menggambar Jaring-jaring Bangun Ruang dengan Metode Penemuan
Discovery
Pada Kelas V SD Kliwonan 2 Kabupaten Sragen.”
B. Identifikasi Masalah