Geologi Regional Polygon Thiessen

29 sungai Cidanau sebagai pelepasan air dari Rawa Danau masih mensisakan debit aliran yang cukup besar yaitu 1,8 mdet. Di DAS Cidanau sumber air permukaan yang ada berupa air sungai dan air danau. Didalam kawasan DAS Cidanau terdapat sungai dan anak sungai diantaranya yaitu : Sungai Cisalak, Sungai Cikalumpang, Sungai Cisumur, Sungai Cikarasak, Sungai Cibuntu, Sungai Cisoar, Sungai Ciapus, Sungai Cisumur, Sungai Cilahum, Sungai Cisaat, Sungai Ciomas, Sungai Cibarugrug, Sungai Cigalusan dan Sungai Cirakah Gedo. Hampir sebagian besar dari sungai–sungai yang telah disebutkan diatas bermuara ke Rawa Danau yang secara terus–menerus sepanjang tahun mengalir air dengan debit yang bervariasi tergantung pada musim, sedangkan satu–satunya sungai yang mengalir dari Rawa Danau ke laut adalah Sungai Cidanau yang merupakan catchments area hidrologi dan merupakan buffer. Sungai Cidanau inilah merupakan sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan air industri dan masyarakat di wilayah kota Cilegon.

3. Geologi Regional

Fisiografi secara umum terletak pada zona acticlinorium Bogor Barat dengan morfologi perbukitan dengan elevasi antara 20-110 m. Perlapisan tanah atau batuan di daerah ini berupa : 1. Endapan rawa, terdiri dari kerikil, pasir dan lumpur tersebar di daerah Rawa Danau. 2. Endapan koluvial, terdiri dari tallus, detritus dan batu bekas buangan dari batuan vulkanik. 3. Batuan vulkanik tua dari danau terdiri dari andesit yang berkekar atau aliran lava bersifat basalt, breksi vulkanik dan tufa. 4. Tufa Banten bagian atas, tersebar di daerah ini yang dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu bagian atas yang terdiri dari tufa pumis dan tufa pasiran. Sedangkan pada bagian bawah terdiri dari interkalasi tufa kristalin, tufa lapili dan tufa lempungan. 30 5. Tufa Banten bagian bawah, terdiri dari breksi tufa, aglomerat, tufa pumis, tufa lapili dan tufa pasiran. Tabel 4. Penyebaran jenis tanah di DAS Cidanau No Jenis Tanah Penyebaran Luas ha 1 Aluvial Kelabu Tua Kec. Cinangka 226,2 1,0 2 Regosol Kelabu, Komplek Grumosol dan Mediteran Kec. Cinangka 90,48 0,4 3 Regosol Kelabu Kekuningan Kec. Pabuaran dan Padarincang 1945,32 8,6 4 Latosol Coklat Kec. Ciomas 1967,94 8,7 5 Latosol Coklat Kemerahan Kec. Ciomas dan Padarincang 5428,8 24,0 6 Latosol Merah Kekuningan Kec. Cinangka, Mandalawangi dan Padarincang 2623,92 11,6 7 Assosiasi Latosol Coklat dan Latosol Coklat Kekuningan Kec.Mandalawangi dan Padarincang 3460,86 15,3 8 Assosiasi Latosol Coklat Kemerahan dan Latosol Coklat Kec. Mancak, Pabuaran dan Cinangka 180,96 0,8 9 Assosiasi Glei Humus dan Alluvial Kelabu Kec. Padarincang, Pabuaran, Mancak dan Cinangka 6695,52 29,6 Jumlah 22620 100,0 Sumber : FKDC dan RuBRD 2002

4. Polygon Thiessen

Terdapat empat stasiun penakar hujan di DAS Cidanau yang digunakan untuk menghitung jumlah curah hujan rata-rata mm tahunan 31 dengan menggunakan polygon thiessen. Keempat stasiun tersebut terlatak di dalam wilayah DAS Cidanau yang dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 5. Perhitungan curah hujan rata-rata DAS Cidanau dengan menggunakan metode Poligon Thiessen Polygon Stasiun Penakar Hujan Curah Hujan mm Luas Polygon ha Persentase dari Luas total Bobot Weighted factor Weighted Curah Hujan mm Cinangka 2039,3 4077 18,40 0,184 375,23 Padarincang 2958,1 12676 57,20 0,572 1692,03 Ciomas 2333,17 3590 16,20 0,162 377,97 Pandeglang 3507,3 1817 8,20 0,082 287,59 Total 10837,87 22160 100,0 1,000 2732,82 Curah hujan tahunan rata-rata tahunan dari empat stasiun dengan metode polygon thiessen sebesar 2732,82 mmtahun, lebih besar sedikit dari data aktual stasiun klimatologi Serang yaitu sebesar 2650 mmtahun. Dari cara perhitungannya, dapat dikatakan bahwa metode polygon menghasilkan angka curah hujan tahunan rata-rata yang lebih akurat. Teknik polygon cukup memadai guna menentukan curah hujan suatu daerah, namun demikian hasil yang baik ditentukan oleh penempatan alat penakar hujan mampu mewakili daerah pengamatan. Perhitungan curah hujan rata-rata tahunan di DAS Cidanau menggunakan empat alat penakar hujan 4 stasiun yang letaknya dapat dilihat pada Lampiran 4. Luas total polygon sebesar 22160 ha agak berbeda dengan luas dari literatur karena luas tersebut hasil pengolahan digitasi peta yang mengandalkan ketelitian pengguna software tersebut. Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa sebagian besar DAS Cidanau adalah dataran rendah dan tidak terlalu bergunung-gunung sehingga metode polygon thiesen ini dapat digunakan Shaw, 1985 dalam Asdak, 2004. 32

5. Penampang Sungai