Pengumpulan Data Analisis DAS Cidanau Analisis Neraca Air Berdasarkan Metode Simulasi

16 konservasi maka dapat juga digunakan sebagai sarana penyedia air untuk memenuhi kebutuhan baik pertanian, penduduk maupun industri.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di DAS Cidanau, Propinsi Banten dan Laboratorium Teknik Tanah dan Air TTA, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pengambilan data dimulai dari bulan Februari 2006 sampai dengan Maret 2006 DAS Cidanau yang meliputi survey lapang dan pengambilan data karakteristik sungai. Pengolahan data dan penyusunan laporan penelitian dilaksanakan mulai Maret 2006 sampai dengan Desember 2006.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah seperangkat komputer, alat hitung kalkulator, alat tulis dan ruangan, planimeter. Bahan yang digunakan dalam penelitian perencanaan dibangunnya bendungan kecil di DAS Cidanau, Banten. dan data–data potensial yang digunakan antara lain : 1. Peta topografi daerah cekungan DAS Cidanau dengan skala 1 : 25000 2. Data curah hujan harian dan iklim tahun 1995-2003 DAS Cidanau 3. Data debit harian tahun 1996-2001 DAS Cidanau 4. Data evapotranspirasi tahun 1995 - 2003 stasiun Serang - Banten 5. Data potensi lahan kondisi penutup lahan DAS Cidanau 6. Data sekunder mengenai karakteristik sungai.

D. TAHAPAN PENELITIAN

1. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memanfaatkan data–data sekunder minimal satu tahun yang terkait dalam upaya pembangunan daerah infrastruktur yang dilakukan di DAS 17 Cidanau, BPS, RuBRD, stasiun klimatologi Serang, maupun instansi– instansi terkait dengan pengelolaan dan karakteristik DAS Cidanau.

2. Analisis DAS Cidanau

Beberapa hal yang perlu dikaji dalam analisis DAS antara lain : 1. Kondisi fisik DAS Kondisi fisik DAS meliputi lokasi DAS Cidanau meliputi kondisi topografi, tanah, penggunaan lahan, serta meliputi iklim dan hidrologi. 2. Analisis Penampang Sungai Analisis penampang sungai meliputi penampang memanjang dan penampang melintang sungai, serta elevasinya untuk menentukan letak bendungan kecil. 3. Analisis data curah hujan rata-rata di DAS Cidanau, dengan menggunakan metode Thiessen polygons.

3. Analisis Neraca Air Berdasarkan Metode Simulasi

a. Ketersediaan air total

Potensi pasokan air dapat diartikan sebagai banyaknya air berlebih dari hujan yang jatuh kemudian menjadi aliran permukaan run off setelah tanah dalam kondisi jenuh. Adanya kondisi tersebut sewaktu-waktu dapat menyebabkan terjadinya debit puncak sehingga dapat menyebabkan banjir pada musim penghujan dan selain itu dapat menyebabkan kekeringan pada musim kemarau. Jumlah ketersediaan air total dapat dihitung dari penjumlahan total air yang tersedia di tampungan setiap harinya.

b. Analisis Neraca Air

Besarnya air yang tersedia dalam suatu DAS dapat dinyatakan dalam neraca air. Menurut Sosrodarsono, S dan Kensaku Takeda 1977 neraca air merupakan penjelasan tentang hubungan antara aliran ke dalam inflow dan aliran ke luar outflow di suatu daerah untuk suatu periode tertentu dari proses sirkulasi air. Neraca air 18 dianggap sebagai penjelasan yang rinci dari hukum kekekalan massa air, yaitu massa tidak bertambah atau tidak berkurang tetapi hanya berubah bentuk atau berpindah tempat. Persamaan hidrologis yang merupakan pernyataan secara sederhana dari hukum kekekalan massa, dinyatakan pada persamaan 1 Asdak, 2004 : E o =I-O- ∆s ....................................................1 Dimana : E o = Evaporasi permukaan air tebuka m 3 detik I = Aliran masuk m 3 detik O = Aliran keluar m 3 detik ∆s = Perubahan terhadap simpanan. Menurut Dandekar dan Sharma 1991 sumber utama dari aliran masuk adalah curah hujan, dan sumber–sumber aliran keluar adalah aliran permukaan, evaporasi, transpirasi, intersepsi dan sebagainya. Perubahan simpanan adalah pengaruh dari perubahan keluar lengas tanah, simpanan cekungan dan simpanan sementara. Salah satu persamaan yang digunakan untuk mengetahui fluktuasi volume bendungan kecil adalah dengan menggunakan metode simulasi behaviour analysis yang termasuk dalam kelompok metode critical period techniques sebagai berikut DWGR-JICA, 1994 dalam Maulani, 2005 : V 1 = V 2 + I + R x A – E – Sp – KAP – KAI – Etc ............... 2 Dimana : V 1 = Volume air pada bendungan kecil diawal periode harian m 3 V 2 = Volume air pada bendungan kecil diakhir periode harian m 3 R = Jumlah curah hujan harian m 19 A = Luas permukaan bendungan kecil m 2 I = Aliran air ke dalam bendungan kecil selama periode harian m 3 E = Kehilangan air akibat evapotranspirasi di bendungan kecil m 3 Sp = Kehilangan air akibat rembesan selama periode harian m 3 KAP = Kebutuhan air penduduk selama periode harian m 3 KAI = Kebutuhan air industri selama periode harian m 3 Etc = Kebutuhan air untuk pertanian selama periode harian m 3

c. Analisis Data Aliran

Data aliran berupa debit yang digunakan adalah data hasil penelitian sebelumnya. Untuk prediksi debit andalan 10 tahun mendatang digunakan program rainbow dengan menghitung curah hujan efektiff 80 . Curah hujan dan evapotranspirasi yang digunakan data curah hujan yang terukur di stasiun meteorologi Serang.

d. Analisis Dimensi Bendungan Kecil

Besarnya daerah genangan berdasarkan ketersediaan air yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan air dan memperhitungkan kontur yang ada. Sedangkan dimensi bendung meliputi tinggi dan lebar bendung. Dimana tinggi bendung berdasarkan analisis trial and error dalam neraca air dan lebar bendung mengikuti topografi setempat dan lebar penampang sungainya.

4. Analisis Neraca Air Berdasarkan Hujan dan Debit Aliran Masuk