6 tidak ditetapkan berdasarkan air bawah tanah karena permukaan air tanah
selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian Harto, 1993. Menurut Linsley et al.1989 DAS merupakan suatu kawasan yang diairi oleh
suatu sistem sungai yang saling berhubungan sedemikian rupa, sehingga aliran –aliran yang berasal dari kawasan tersebut keluar melalui suatu aliran tunggal.
Menurut Seyhan, 1990 dalam Pribadi, 2001 menyatakan bahwa DAS merupakan lahan total dan permukaan air yang dibatasi oleh suatu batas air
topografi serta memberikan sumbangan terhadap debit suatu sungai pada suatu irisan melintang tertentu.
Selanjutnya menurut Seyhan, 1977 dalam Pribadi, 2001, menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi DAS adalah faktor iklim, faktor
tanah yang meliputi topografi, jenis tanah, geologi, dan morfologi serta faktor tata guna lahan.
B. HIDROLOGI DAN EKOSISTEM DAS
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya cair, padat, gas pada, dalam, dan di atas permukaan tanah Asdak, 2004.
Termasuk didalamnya adalah penyebaran, daur dan perilakunya, sifat fisika dan kimianya serta hubungannya dengan unsur-unsur hidup dalam air itu
sendiri. Sedangkan hidrologi DAS adalah cabang ilmu hidrologi yang mempelajari pengaruh pengelolaan vegetasi dan lahan di daerah tangkapan
hujan bagian hulu upper catchment terhadap daur air, termasuk pengaruhnya terhadap terhadap daur air, termasuk pengaruhnya terhadap erosi, kualitas air,
banjir dan iklim di daerah hulu dan hilir Asdak, 2004. Pemahaman proses hidrologi menjadi penting dalam perencanaan
konservasi tanah dan air kegiatan utama dalam pengelolaan DAS untuk menentukan:
a. Perilaku hujan dalam kaitannya dengan proses terrjadinya erosi dan
sedimentasi. b.
Hubungan curah hujan dan air limpasan run off. c.
Debit puncak peak flow untuk keperluan merancang bangunan pengendali air.
7 d.
Hubungan karakteristik suatu DAS dengan debit puncak yang terjadi di daerah tersebut, dengan demikian, dapat diambil langkah pengendalian
terhadap perilaku naus debit tersebut. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor-faktor iklim
lainnya menyebabkan proses evaporasi pada permukaan vegetasi dan tanah, di laut atau di badan-badan air lainnya. Uap air hasil evaporasi akan terbawa oleh
angin melintasi daratan, apabila kondisi atmosfer memungkinkan, sebagian uap air akan terkondensasi dan terjadilah hujan.
Air hujan yang jatuh sebagian akan masuk terserap ke dalam tanah infiltration. Sedangkan air hujan yang tidak terserap akan mengisi cekungan-
cekungan tanah dan ada yang menjadi aliran permukaan run off. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terdiri atas komponen-
komponen yang saling berintegrasi sehingga membentuk suatu kesatuan. Ekosistem DAS mempunyai karakteristik yang spesifik berkaitan dengan
kondisi faktor–faktor fisik biologis seperti curah hujan presipitation, evapotranspirasi, infiltrasi, aliran permukaan run off, aliran bawah
permukaan subsurface flow, aliran air dibawah tanah dan aliran sungai. Faktor–faktor tersebut erat kaitannya dengan faktor utamanya seperti sifat–
sifat tanah, tipe vegetasi penutup, luas dan letak, topografi dan faktor pengelolaan, yang akan memperlihatkan perilaku hidrologi yang berbeda dari
ekosistem DAS lainnya. Analisis hidrologi untuk perencanaan bendung, meliputi tiga hal,
antara lain : a. Aliran masuk inflow yang mengisi bendungan
b. Tampungan bendungan berupa kapasitas simpan bendungan storage, dan luas genangan.
c. Debit puncak banjir rencana untuk menentukan kapasitas dan dimensi bangunan pelimpah spillway
Untuk melihat dampak potensial suatu proyek pembangunan terhadap status hidrologi, misalnya pembangunan bendungan kecil pada suatu sungai
dapat dilihat pada Gambar 2, yang menunjukkan suatu contoh interaksi yang terjadi dalam suatu DAS.
8 Respon alur sungai bagian hilir, dalam hal ini karena berkurangnya
jumlah sedimen yang mengalir ke arah hilir sungai akibat adanya bendung kecil, maka dalam alur sungai bagian hilir akan terjadi agradasi, yaitu proses
berkurangnya pendangkalan yang terjadi pada sungai.
Gambar 2. Interaksi komponen hidrologi dalam suatu DAS Untuk menghitung semua besaran tersebut, lokasi dari rencana bendung
harus ditentukan dan digambarkan pada peta. Agar efisien, pemilihan lokasi hendaknya pada daerah yang dapat menampung air sebanyak-banyaknya dan
dengan sedikit pekerjaan tanah. Luas daerah tadah hujan atau cekungan hendaknya harus sudah ditentukan terlebih dahulu. Luas genangan harus
diperkirakan dan elevasi dasar alur ditempat bendung serta elevasi tertinggi di daerah cekungan juga harus ditentukan. Karena cekungan relatif kecil maka
luas daerah tadah hujan diperhitungkan efektif yaitu dikurangi terlebih dahulu dengan luas genangan bendung Departemen Pekerjaan Umum, 1994.
Perubahan tataguna lahan
Ekosistem DAS
Muatan sedimen
Tipe Posisi pendangkalan
di Waduk Jumlah sedimen
Penurunan daya tampung waduk
Volume pendangkalan
Agradasi
Respon alur sungai di hulu
Waduk Respon alur
sungai di hilir
Erosi tebing, Degradasi, dan
pengikisan alur
9 Syamsiah et al., 1992 dalam Maulani, 2005 menyatakan bahwa air
yang mengisi bendung berasal dari curah hujan sebesar 30 dan aliran permukaan sebesar 70 .
C. KONSERVASI SUMBERDAYA AIR