Produksi PHA secara Fed Batch Proses Hilir PHA

24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PERSIAPAN BAHAN BAKU

Bahan utama yang digunakan pada uji biodegradasi adalah PHA murni dan PHA dengan penambahan pemlastis. Pemlastis yang digunakan pada penelitian ini adalah polietien glikol PEG dengan konsentrasi 30 Rais, 2007, dimetil glikol DEG dengan konsentrasi 20 Delvia, 2006 dan dimetil ftalat DMF dengan konsentrasi 25 Juari, 2006. Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah proses produksi PHA yang merupakan bahan utama dalam degradasi bioplastik. Pada tahap ini dilakukan proses produksi PHA secara fed batch dan proses hilir PHA.

1. Produksi PHA secara Fed Batch

Kultivasi dilakukan secara fed batch semi-sinambung dimana media atau substrat dimasukkan ke dalam bioreaktor secara bertahap dan dibiarkan hingga waktu yang telah ditentukan selama empat hari. Sistem fed-batch mampu meningkatkan konsentrasi PHA dan rendemen PHA di dalam sel sebesar lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan kultivasi sistem curah. Produksi PHA dilakukan dengan menumbuhkan Ralstonia eutropha yang mampu mengakumulasi PHA didalam selnya pada substrat yang mengandung sumber karbon. Sumber karbon yang digunakan pada kultivasi ini adalah sirup glukosa hidrolisat pati sagu. Selama proses kultivasi berlangsung terjadi penurunan pH yang diakibatkan oleh pembentukan asam sebagai hasil samping proses metabolisme.

2. Proses Hilir PHA

Bubuk PHA yang didapatkan sampai pada proses hilir masih merupakan PHA kotor. Pengotor yang ada dalam bubuk PHA dapat berupa protein, lemak, gula sisa, sisa media, maupun partikel padatan lainnya. Pengotor dapat mengganggu pembentukan lembaran plastik karena menghalangi pembentukan 25 ikatan antar rantai molekul PHA. Rendemen dari proses ekstraksi dengan NaOCl sebesar 4,04 gl cairan kultivasi. PHA hasil ekstraksi NaOCl dapat dilihat pada Gambar 6. a b Gambar 6. PHA hasil kultivasi: a hasil ekstraksi setelah dikeringkan dan b setelah dihaluskan Untuk memperoleh lembaran plastik PHA dilakukan proses pemurnian lanjutan dengan metode refluks dan kloroform sebagai pelarutnya. Perbandingan PHA kering dan kloroform yang digunakan adalah 1:50. Penggunaan kloroform sebanyak 50 kali bagian PHA dimaksudkan untuk lebih dapat mengekstrak PHA dari pengotornya Juari, 2006. PHA yang telah dilarutkan dalam kloroform kemudian dipanaskan pada suhu 50 o C dan diaduk selama 24 jam dengan menggunakan hot plate stirrer. Menurut Juari 2006, penggunaan suhu 50 o C dimaksudkan untuk mempercepat proses pelarutan PHA dalam kloroform. Pada akhir proses pemurnian dilakukan penyaringan yang berfungsi untuk memisahkan PHA dengan komponen non- PHA. Filtrat yang merupakan hasil penyaringan merupakan PHA yang terlarut dalam kloroform sedangkan komponen non-PHA akan tertahan pada kertas saring. Penguapan kloroform dilakukan untuk mendapatkan lembaran PHA murni. Rendemen yang diperoleh dari pemurnian tahap dua adalah 10 dari bobot kering PHA hasil ekstraksi dengan NaOCl. Lembaran PHA murni dapat dilihat pada Gambar 7. 26 Parameter Sampe l Gambar 7. PHA hasil ekstraksi dengan kloroform

B. BIODEGRADASI PHA

Dokumen yang terkait

Kajian Biodegradasi Bioplastik Poli-B-Hidroksialkanoat dengan Penambahan Pemlastis Dimetil Ftalat dan Dietil Glikol dalam Media Padat Buatan

0 11 77

Kajian Biodegradasi Bioplastik Poli-B-Hidroksi Alkanoat dengan Penambahan Pemlastis Dietil Glikol dan Dimetil Ftalat pada Media Cair Buatan

0 8 77

Pengaruh Konsentrasi Pemlastis Dietil Glikol Terhadap Karakteristik Bioplastik dari Polyhydroxyalkanoates (PHA) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 7 94

Kajian Pengaruh Penambahan Dietilen Glikol sebagai Pemlastis pada Karakteristik Bioplastik dari Poli-Beta-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstronia eutropha pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 13 96

Pembuatan Bioplastik Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Yang Dihasilkan Oleh Rastonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu Dengan Pemlastis Isopropil Palmitat

1 12 98

Pengaruh Penambahan Pemlastis Polietilen Glikol 400, Dietilen Glikol, dan Dimetil Ftalat terhadap Proses Biodegradasi Bioplastik Poli- -hidroksialkanoat pada Media Cair dengan Udara Terlimitasi

2 14 76

Karakterisasi Bioplastik Poli-Hidroksialkanoat (Pha) dengan Penambahan Polioksietilen-(20)-Sorbitan Monolaurat Sebagai Pemlastis

5 42 97

Kajian Biodegradasi Bioplastik Berbasis Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Dengan Pemlastis Dimetil Ftalat,Dietil Glikol dan Polietilen Glikol Pada Lingkungan Tanah Yang Berbeda

4 44 85

Kajian Biodegradasi Bioplastik Berbasis Poli-β-Hidroksialkanoat (PHA) Dengan Pemlastis Dimetil Ftalat Dietil Glikol Dan Polietilen Glikol Pada Lingkungan Tanah Yang Berbeda

0 8 79

Pengaruh konsentrasi pemlastis dietil glikol terhadap karakteristik bioplastik dari polyhydroxyalkanoates (PHA) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada substrat hidrolisat minyak sawit

0 4 3