Persiapan Bahan Baku Bioplastik

18

1. Persiapan Bahan Baku Bioplastik

Persiapan bahan baku bertujuan untuk memperoleh PHA murni sebagai bahan utama biodegradasi bioplastik. Persiapan bahan baku bioplastik terdiri dari dua tahap, yaitu produksi PHA secara fed batch dan proses hilir PHA. a. Produksi PHA secara Fed Batch Tahap awal dalam proses produksi PHA adalah persiapan media propagasi dan kultivasi. Media propagasi dan kultivasi mengandung berbagai komposisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan R. eutropha, salah satunya adalah hidrolisat pati sagu yang merupakan sumber karbon C bagi R. eutropha . Kebutuhan hidrolisat pati sagu pada media adalah 30 gram per liter Atifah, 2006 atau sekitar 9,608 mL untuk media propagasi II setelah dikonversi dengan perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 6. Kultur R. eutropha dipelihara dalam bentuk kering-beku dan disegarkan setiap dua minggu dengan menumbuhkannya pada media Nutrient Broth inkubasi 34 o C selama 24 jam. Untuk keperluan kultivasi, terlebih dahulu dilakukan propagasi kultur dengan menumbuhkan kultur segar R. eutropha ke dalam media steril 10 vv pada waterbath shaker 150 rpm, suhu 34 o C selama 24 jam. Komposisi media propagasi disesuaikan dengan media yang akan digunakan pada kultivasi, volume kultur propagasi 10 dari volume media kultivasi. Kultur hasil propagasi selanjutnya diinokulasikan ke dalam media kultivasi. Kondisi ini berdasarkan penelitian yang dilakukan Atifah 2006. Diagram alir kultivasi PHA dapat dilihat pada Lampiran 1. Rasio CN pada media kultivasi adalah 10 : 1 Wicaksono, 2003, konsentrasi awal fosfat K 2 HPO 4 5,8 gl Atifah, 2006 dengan hidrolisat pati sagu sebagai sumber karbon, NH 4 2 HPO 4 sebagai sumber nitrogen serta NH 4 2 HPO 4 dan KH 2 PO 4 sebagai sumber fosfat. Perhitungan jumlah NH 4 2 HPO 4 yang dibutuhkan dapat dilihat pada Lampiran 6. Komposisi media propagasi dan media fermentasi Atifah, 2006 dapat dilihat pada Tabel 6. 19 Tabel 6. Komposisi Media Propagasi R. eutropha dan Media Kultivasi Poli- β-hidroksialkanoat PHA Bahan Media Propagasi I 9 mL Propagasi II 90 mL Propagasi III 900 mL Kultivasi 9000 mL Hidrolisat pati sagu 0,9608 mL 9,608 mL 96,085 mL 960,854 mL NH 4 2 HPO 4 0,0566 g 0,566 g 5,658 g 56,577 g K 2 HPO 4 0,0522 g 0,522 g 5,22 g 52,2 g KH 2 PO 4 0,0342 g 0,342 g 3,42 g 34,2 g MgSO 4 0.1 M 0,09 mL 0,9 mL 9,0 mL 90 mL Mikro Elemen 0,009 mL 0,09 mL 0,9 mL 9 mL Sumber : Atifah, 2006 Larutan mikroelemen dalam gl HCl 1 N terdiri dari 2,78 g FeSO 4 .7H 2 O, 1,98 g MnCl 2 .4H 2 O, 2,81 g CoSO 4 .7H 2 0, 1,67 g CaCl 2 .2H 2 O, 0,17 g CuCl 2 .2H 2 O, dan 0,29 g ZnSO 4 .7H 2 O. pH campuran garam dan gula kemudian ditepatkan menjadi 7 dengan menggunakan NaOH 4 M dan H 3 PO 4 1,33 M. Pada wadah yang terpisah media kultivasi dan hidrolisat pati sagu disterilisasi pada suhu 121 o C selama 15 menit. Selanjutnya media didinginkan 30 o C dan siap digunakan sebagai media propagasi maupun media kultivasi. Produksi PHA dengan cara kultivasi secara fed batch dengan R. eutropha dilakukan pada bioreaktor skala 13 liter, volume kerja 10 liter. Kultivasi dilakukan pada suhu 34 o C, agitasi 150 rpm, pH 7 dan aerasi 0,2 vvm. Proses kultivasi dilakukan selama 96 jam dengan pengumpanan pada jam ke-48. Penampakan biorektor yang digunakan untuk kultivasi poli- β- hidroksialkanoat PHA dapat dilihat pada Gambar 4. 20 Bioreaktor Gambar 4. Bioreaktor kapasitas 13 liter b. Proses hilir PHA modifikasi Van Wegen et al., 1998, Williamson, dan Wilkinson, 1958 di dalam Lafferty et al.,1988. Setelah proses kultivasi selesai, cairan kultivasi disentrifugasi sebanyak empat kali pada kecepatan 13.000 rpm selama sepuluh menit dengan suhu 4 o C. Sentrifugasi pertama bertujuan untuk memisahkan biomassa dengan fase cair. Endapan yang diperoleh pada sentrifugasi pertama dibilas dengan aquades untuk pembersihan, kemudian dilakukan sentrifugasi kedua. Hasil bilasan ditambah NaOCl 0,2 , kemudian dilakukan proses penghancuran sel selama satu jam untuk mengeluarkan PHA dari biomassa sel. Proses sentrifugasi ketiga dilakukan untuk memisahkan PHA dengan NaOCl. Hasil sentrifugasi ketiga dibilas dengan akuades, kemudian dilakukan sentrifugasi keempat. Endapan hasil sentrifugasi keempat dituangkan ke cawan petri, kemudian dioven pada suhu 50 o C selama 24 jam sampai kering. PHA yang dihasilkan merupakan serbuk kering hasil pengeringan pada oven. PHA kering yang telah dihasilkan kemudian direfluks dengan menggunakan kloroform sebagai pelarut. Proses refluks dilakukan dengan cara melarutkan PHA dalam kloroform. Perbandingan PHA : kloroform adalah 1 : 50 bv dan proses refluks dilakukan dengan pengadukan selama 24 jam pada suhu ± 50 o C. Pada akhir proses refluks, larutan disaring dengan sistem penyaringan vakum menggunakan kertas saring whatman 42. Filtrat hasil penyaringan diuapkan pada suhu ruang sehingga diperoleh lembaran PHA Panel 21 Aliran CO 2 Media degradasi dan bioplastik NaOH yang siap digunakan untuk uji biodegradasi. Diagram alir proses hilir PHA dapat dilihat pada Lampiran 2.

2. Biodegradasi Bioplastik

Dokumen yang terkait

Kajian Biodegradasi Bioplastik Poli-B-Hidroksialkanoat dengan Penambahan Pemlastis Dimetil Ftalat dan Dietil Glikol dalam Media Padat Buatan

0 11 77

Kajian Biodegradasi Bioplastik Poli-B-Hidroksi Alkanoat dengan Penambahan Pemlastis Dietil Glikol dan Dimetil Ftalat pada Media Cair Buatan

0 8 77

Pengaruh Konsentrasi Pemlastis Dietil Glikol Terhadap Karakteristik Bioplastik dari Polyhydroxyalkanoates (PHA) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 7 94

Kajian Pengaruh Penambahan Dietilen Glikol sebagai Pemlastis pada Karakteristik Bioplastik dari Poli-Beta-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstronia eutropha pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 13 96

Pembuatan Bioplastik Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Yang Dihasilkan Oleh Rastonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu Dengan Pemlastis Isopropil Palmitat

1 12 98

Pengaruh Penambahan Pemlastis Polietilen Glikol 400, Dietilen Glikol, dan Dimetil Ftalat terhadap Proses Biodegradasi Bioplastik Poli- -hidroksialkanoat pada Media Cair dengan Udara Terlimitasi

2 14 76

Karakterisasi Bioplastik Poli-Hidroksialkanoat (Pha) dengan Penambahan Polioksietilen-(20)-Sorbitan Monolaurat Sebagai Pemlastis

5 42 97

Kajian Biodegradasi Bioplastik Berbasis Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Dengan Pemlastis Dimetil Ftalat,Dietil Glikol dan Polietilen Glikol Pada Lingkungan Tanah Yang Berbeda

4 44 85

Kajian Biodegradasi Bioplastik Berbasis Poli-β-Hidroksialkanoat (PHA) Dengan Pemlastis Dimetil Ftalat Dietil Glikol Dan Polietilen Glikol Pada Lingkungan Tanah Yang Berbeda

0 8 79

Pengaruh konsentrasi pemlastis dietil glikol terhadap karakteristik bioplastik dari polyhydroxyalkanoates (PHA) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada substrat hidrolisat minyak sawit

0 4 3