BAKTERI Ralstonia eutropha TINJAUAN PUSTAKA

7 fenolik resin, dan polimer cangkokan. Pati sagu juga dapat menjadi bahan pengisi, misalnya polietilen, polipropilen, poliester dan PVC. Biodegradable plastic yang sebagian merupakan campuran pati sagu ternyata dapat diuraikan oleh fungi Trichoderma sp , Mucor sp, dan streptomyces sp serta oleh beberapa bakteri Hasjim, 1999. Hidrolisat pati merupakan cairan hasil proses hidrolisis pati yang sebagian besar terdiri dari glukosa. Proses hidrolisis dapat dilakukan baik dengan cara kimia dan enzimatik. Konversi pati secara enzimatis terdiri dari dua tahap, yaitu likuifikasi dan sakarifikasi. Likuifikasi terjadi setelah gelatinisasi dengan adanya aktivitas enzim α-amilase yang memecah ikatan α-1,4 di bagian dalam dari rantai polisakarida secara acak menghasilkan glukosa, maltosa, maltodekstrin, dan α- limit dekstrin. Sakarifikasi dengan enzim amiloglukosidase AMG selanjutnya mengubah maltodekstrin menjadi glukosa Akyuni, 2003.

C. BAKTERI Ralstonia eutropha

Menurut York 2003, Ralstonia eutropha merupakan bakteri kemoautotrof fakultatif yang dapat mengakumulasi poli- β-hidroksialkanoat PHA sebagai cadangan energi dalam kondisi kultur yang mengandung sedikit mineral atau oksigen. Genus Ralstonia eutropha berbentuk batang, batang bulat atau bulat dengan diameter 0,5-1,0 mikrometer dan panjang 0,5-2,6 mikrometer. Ralstonia eutropha memiliki flagel berbentuk peritrichous dan bersifat aerob fakultatif. Ralstonia eutropha termasuk dalam bakteri gram negatif yang mampu mengakumulasi PHA Poly- β-Hydroxyalkonoates sebagai cadangan energi dibawah kondisi kultur yang mengandung sedikit mineral atau oksigen. Akumulasi PHA terjadi setelah kondisi keterbatasan oksigen terjadi. Bobot kering sel dan perolehan PHA lebih tinggi pada kondisi keterbatasan oksigen dibandingkan kondisi keterbatasan amonium. Ralstonia eutropha mampu mengakumulasi hingga 80 polimer dalam bobot kering sel Chakraborty, 2004. Pada awal pertumbuhannya, bakteri Ralstonia eutropha berada pada kondisi yang kaya glukosa. Glukosa yang merupakan sumber karbon disimpan di dalam sitoplasma sebagai cadangan makanan. R. eutropha tumbuh menggunakan nitrogen sebagai sumber nutrisi yang penting. Sebagian besar nitrogen digunakan 8 R. eutropha untuk memproduksi PHA. R. eutropha mampu mengakumulasi PHA selama fase stationer Fiechter, 1990. Ciri dan fase pertumbuhan mikroorganisme secara umum dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Ciri dan Fase Pertumbuhan Mikroorganisme Fase Pertumbuhan Ciri Lag lambat Tidak ada pertumbuhan populasi karena sel mengalami perubahan komposisi kimiawi dan ukuran serta bertambahnya substansi intraseluler sehingga siap untuk membelah diri. Logaritma atau eksponensial Sel membela diri dengan laju yang konstan, massa menjadi dua kali lipat, keadaan pertumbuhan seimbang. Stationary stasionertetap Terjadinya penumpukan racun akibat metabolisme sel dan kandungan nutrien mulai habis, akibatnya terjadi kompetisi nutrisi sehingga beberapa sel mati dan lainnya tetap tumbuh. Jumlah biomassa sel menjadi konstan. Death kematian Sel menjadi mati akibat penumpukan racun dan habisnya nutrisi, menyebabkan jumlah sel yang mati lebih banyak sehingga mengalami penurunan jumlah sel secara eksponensial. Sumber : Pleczar dan Chan, 1986 Chakraborty 2004 menyatakan bahwa Alcaligenes eutrophus dikelompokkan ke dalam genus Ralstonia dengan nama baru Ralstonia eutropha. R. eutropha memiliki operon tunggal yang mengandung tiga jenis gen yang diperlukan untuk sintesa PHB, yaitu phaA, phbB dan phbC. Senyawa phbA yaitu ketothiolase bergabung dengan dua molekul asetil-KoA untuk menghasilkan asetoasetil-KoA yang kemudian direduksi menjadi R- β-hidroksibutiril-KoA oleh phbB yaitu suatu reduktase asetosetil-CoA yang membutuhkan NADPH. Molekul R- β-hidroksibutiril-KoA membentuk unit monomer PHB, kemudian dipolimerisasi melalui ikatan ester oleh phbC yaitu suatu PHB sintetase. Pada lingkungan yang kaya, PHB secara enzimatis didegradasi menjadi asetil-KoA yang masuk ke jalur primer metabolisme dan demineralisasi menjadi karbon dioksida. Degradasi dimulai oleh depolimerase yang diberi kode sebagai gen phbZ Lafferty et al., 1988. 9

D. PEMBUATAN BIOPLASTIK DAN JENIS PEMLASTIS

Dokumen yang terkait

Kajian Biodegradasi Bioplastik Poli-B-Hidroksialkanoat dengan Penambahan Pemlastis Dimetil Ftalat dan Dietil Glikol dalam Media Padat Buatan

0 11 77

Kajian Biodegradasi Bioplastik Poli-B-Hidroksi Alkanoat dengan Penambahan Pemlastis Dietil Glikol dan Dimetil Ftalat pada Media Cair Buatan

0 8 77

Pengaruh Konsentrasi Pemlastis Dietil Glikol Terhadap Karakteristik Bioplastik dari Polyhydroxyalkanoates (PHA) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada Substrat Hidrolisat Minyak Sawit

0 7 94

Kajian Pengaruh Penambahan Dietilen Glikol sebagai Pemlastis pada Karakteristik Bioplastik dari Poli-Beta-Hidroksialkanoat (PHA) yang Dihasilkan Ralstronia eutropha pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu

0 13 96

Pembuatan Bioplastik Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Yang Dihasilkan Oleh Rastonia Eutropha Pada Substrat Hidrolisat Pati Sagu Dengan Pemlastis Isopropil Palmitat

1 12 98

Pengaruh Penambahan Pemlastis Polietilen Glikol 400, Dietilen Glikol, dan Dimetil Ftalat terhadap Proses Biodegradasi Bioplastik Poli- -hidroksialkanoat pada Media Cair dengan Udara Terlimitasi

2 14 76

Karakterisasi Bioplastik Poli-Hidroksialkanoat (Pha) dengan Penambahan Polioksietilen-(20)-Sorbitan Monolaurat Sebagai Pemlastis

5 42 97

Kajian Biodegradasi Bioplastik Berbasis Poli-Β-Hidroksialkanoat (Pha) Dengan Pemlastis Dimetil Ftalat,Dietil Glikol dan Polietilen Glikol Pada Lingkungan Tanah Yang Berbeda

4 44 85

Kajian Biodegradasi Bioplastik Berbasis Poli-β-Hidroksialkanoat (PHA) Dengan Pemlastis Dimetil Ftalat Dietil Glikol Dan Polietilen Glikol Pada Lingkungan Tanah Yang Berbeda

0 8 79

Pengaruh konsentrasi pemlastis dietil glikol terhadap karakteristik bioplastik dari polyhydroxyalkanoates (PHA) yang dihasilkan Ralstonia eutropha pada substrat hidrolisat minyak sawit

0 4 3