mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,39 persen, sedangkan pada tahun 2004 sektor-sektor perekonomian di DKI Jakarta mampu mencatat pertumbuhan
ekonomi sebesar 5,24 persen. Pada tahun 2005, perekonomian DKI Jakarta kembali mengalami peningkatan yakni menjadi 6,53 persen. Keberhasilan
pembangunan di DKI Jakarta ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang.
4.3. Kondisi Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Dalam dua tahun terakhir yakni tahun 2005 dan tahun 2006, tingkat kontribusi Penerimaan Asli Daerah PAD DKI Jakarta terhadap perkembangan
PDRB DKI Jakarta selalu berada jauh dibawah tingkat kontribusi Penerimaan Dalam Negeri PDN terhadap Pendapatan Domestik Bruto PDB Indonesia
Tabel 4.3. Pada tahun 2005, kontribusi PAD dalam PDRB DKI Jakarta sebesar 1,74 persen, sementara pada tahun 2006 kontribusi PAD dalam PDRB DKI
Jakarta menurun menjadi 1,65 persen. Kontribusi PDN dalam PDB Indonesia pada tahun 2005 mencapai 19,30 persen, sementara pada tahun 2006 kontribusi
PDN dalam PDB Indonesia mencapai 20,40 persen. Hal ini menjadi semakin mengkhawatirkan karena adanya kecenderungan penurunan kontribusi PAD
dalam PDRB DKI Jakarta, sementara pada saat yang sama kontribusi PDN terhadap PDB Indonesia justru mengalami peningkatan.
Tabel 4.3. Kontribusi Anggaran dan Penerimaan Terhadap Perekonomian di DKI Jakarta dan Nasional dalam persen
DKI Jakarta Nasional
Kontribusi 2005 2006
Kontribusi 2005 2006
PAD dalam PDRB 1,74
1,65 PDN dalam PDB 19,30 20,40
APBD dalam PDRB 3,09
2,95 APBN dalam PDB 19,60 20,60
Sumber : BPS dalam BPM dan PKUD DKI Jakarta, 2005-2006
Masih berdasarkan Tabel 4.3 ternyata peranan anggaran pemerintah DKI Jakarta dalam menopang perekonomian juga masih sangat kecil. Secara umum hal
ini ditunjukkan oleh masih rendahnya kontribusi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD di dalam PDRB DKI Jakarta yakni sebesar 3,09 persen
pada tahun 2005 dan sebesar 2,95 persen pada tahun 2006. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama, kontribusi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBN dalam PDB Indonesia sudah mencapai 19,60 persen pada tahun 2005 dan sebesar 20,60 persen pada tahun 2006. Fakta ini juga terlihat pada masih
rendahnya kemampuan pemerintah DKI Jakarta di dalam mendanai kegiatan- kegiatan pembangunannya. Hal ini ditunjukkan oleh masih rendahnya kontribusi
PAD dalam APBD DKI Jakarta, yaitu sekitar 56,36 persen pada tahun 2005 dan sebesar 55,92 persen pada tahun 2006 Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Komposisi Penerimaan dalam APBD DKI Jakarta dan APBN Indonesia dalam persen
DKI Jakarta Nasional
Kontribusi 2005 2006
Kontribusi 2005 2006
PAD dalam APBD 56,36
55,92 PDN dalam APBN 98,61
99,42 Dana Perimbangan
dalam APBD 42,80
44,08 Dana Hibah dalam APBN
1,39 0,58
Sumber : BPS dalam BPM dan PKUD DKI Jakarta, 2005-2006
Kontribusi PAD dalam APBD DKI Jakarta tersebut jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kontribusi PDN dalam APBN dalam periode yang sama
yakni sekitar 98,61 persen pada tahun 2005 dan 99,42 persen pada tahun 2006. Selama periode tersebut, kontribusi dana perimbangan dari pemerintah pusat ke
DKI Jakarta ternyata masih sangat besar yaitu sebesar 42,80 persen pada tahun 2005 dan sebesar 44,08 pada tahun 2006 dari total APBN Indonesia yakni sekitar
1,39 persen pada tahun 2005 dan sebesar 0,58 persen pada tahun 2006 dari total APBN.
4.4. Pola Perekonomian Provinsi DKI Jakarta