Model Pembelajaran Konvensional Model Pembelajaran .1 Pengertian Model Pembelajaran

14 khas oleh guru”. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model dan proses pembelajaran akan menjelaskan makna kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pendidik selama pembelajaran berlangsung. Sagala 2009 dalam Josua 2013 berpendapat bahwa “model pembelajaran diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan”. Sementara menurut Suprijono 2012: 46, “model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas”. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.

2.1.2.2 Model Pembelajaran Konvensional

Menurut Nugros 2010, “pembelajaran konvensional adalah salah satu model pembelajaran yang hanya memusatkan pada metode pembelajaran ceramah”. Pada model pembelajaran ini, siswa diharuskan untuk menghafal materi yang diberikan oleh guru dan tidak untuk menghubungkan materi tersebut dengan keadaan sekarang kontekstual. Pembelajaran konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu, bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Menurut Sanjaya 2011, model pembelajaran konvensional merupakan 15 pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan pola kegiatan proses belajar mengajar lebih sering diarahkan pada aliran informasi dari guru ke siswa. Dalam model pembelajaran konvensional, guru di sekolah umumnya memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan kepada para siswa tanpa memperhatikan prakonsepsi prior knowledge siswa atau gagasan-gagasan yang telah ada dalam diri siswa sebelum mereka belajar secara formal di sekolah. Selanjutnya menurut Rumapea 2013, model pembelajaran konvensional adalah kegiatan pembelajaran yang berpusat pada penceramah dan komunikasi yang searah. Hal ini karena penceramah atau guru dianggap sebagai orang yang mengetahui segala sesuatu. Pada model pembelajaran konvensional, siswa belajar lebih banyak mendengarkan penjelasan guru di depan kelas dan melaksanakan tugas jika guru memberikan latihan soal-soal kepada siswa Dari kedua pendapat tentang pengertian model pembelajaran konvensional di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran konvensional merupakan sebuah sistem pengajaran yang biasa dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. 2.1.2.2.1 Ciri-ciri Model Pembelajaran Konvensional Menurut Rumapea 2013, ciri-ciri model pembelajaran konvensional yaitu sebagai berikut: 1 Siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif. Siswa hanya menerima informasi yang disampaikan guru, tanpa adanya tuntutan hubungan timbal balik. 2 Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak. Materi disampaikan guru secara mutlak, tanpa adanya jembatan pengaitan materi dengan pengetahuan awal siswa. 16 3 Perilaku dibangun atas proses kebiasaan. 4 Kemampuan diperoleh dari latihan. 5 Tujuan akhir model pembelajaran konvensional yaitu penguasaan materi pembelajaran. 6 Tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luar dirinya, misalnya individusiswa tidak melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman. 7 Kebenaran yang dimiliki bersifat absolut dan final, karena pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain. 8 Keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes. 9 Siswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima, mencatat, dan menghafal materi pelajaran. 10 Guru merupakan penentu jalannya proses pembelajaran. Sementara menurut Kholik 2011, ciri-ciri pembelajaran konvensional secara umum yaitu: 1 Siswa merupakan penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar. 2 Belajar secara individual. 3 Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis. 4 Perilaku dibangun atas kebiasaan. 5 Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final. 6 Guru merupakan penentu jalannya proses pembelajaran. 7 Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik. 17 8 Interaksi di antara siswa kurang. 9 Guru membimbing kegiatan kelompok. 2.1.2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Konvensional Menurut Nugros 2010, pengajaran model konvensional mempunyai kelebihan, di antaranya: 1 Mendapat informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain. 2 Menyampaikan informasi dengan cepat. 3 Membangkitkan minat akan informasi. 4 Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan. 5 Mudah digunakan dalam proses belajar mengajar. Namun demikian model pembelajaran konvensional tersebut mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut: 1 Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan. 2 Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari. 3 Pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis. 4 Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak bersifat pribadi. 5 Kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses hands-on activities. 6 Pemantauan melalui konservasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung. 7 Para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu. 8 Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas. 18 9 Daya serapnya rendah dan cepat hilang, karena bersifat menghafal.

2.1.2.3 Model Pembelajaran Cooperative Learning