Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya merupakan aktivitas atau proses sosial yang essensial yang memungkinkan generasi muda hidup eksis dalam kompleksitas sosial, modernisasi ekonomi, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa “pendidikan merupakan agen peradaban dan pemberadaban manusia” Danim 2010: 6. Mengingat begitu pentingnya makna pendidikan, maka untuk dapat mengoptimalkan pelaksanaan program pendidikan di Indonesia pemerintah telah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh sesuai dengan rumusan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 ayat 1 yang menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berbicara tentang peradaban manusia terkait dengan pendidikan, maka akan membahas tentang laju perkembangan zaman atau yang saat ini populer dengan istilah era globalisasi. Dalam era globalisasi inilah terjadi berbagai macam perkembangan dan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Hal yang 2 paling sering menjadi sorotan yaitu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang begitu pesat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi erat kaitannya dengan usaha pemenuhan kebutuhan manusia. Dengan kemajuan teknologi, aktivitas manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya menjadi lebih mudah. Istilah teknologi tentu tidak asing bagi kita. Teknologi merupakan ilmu yang menggali berbagai ilmu terapan. Teknologi juga sering dipakai untuk menyebut berbagai jenis peralatan yang mempermudah hidup kita. Jadi teknologi dapat berwujud ilmu dan dapat pula berupa peralatan. Teknologi diciptakan untuk mempermudah manusia melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Dengan teknologi, pekerjaan yang dulunya membutuhkan tenaga yang besar, sekarang bisa dilakukan dengan tenaga kecil. Selain itu, pekerjaan yang dulunya membutuhkan waktu lama, sekarang hanya butuh waktu yang sangat singkat. Ketika teknologi telah mengalami perkembangan dan kemajuan, manusia dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan yang ada, agar tidak mengalami ketertinggalan. Melalui pendidikan, manusia dimungkinkan dapat hidup eksis dalam kompleksitas sosial, modernisasi ekonomi, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi saat ini. Selain itu, pendidikan diharapkan mampu meningkatkan pemahaman manusia tentang fenomena sosial serta menumbuhkan kesiapan pada diri manusia dalam menghadapi kompleksitas akibat tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang di dalamnya memuat kajian tentang manusia dan kompleksitas sosialnya yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial IPS. Hal ini sejalan dengan pendapat Jarolimek 1967 dalam Astuti et al. 2009: 2 3 yang menyatakan bahwa “IPS adalah mengkaji manusia dalam hubungan lingkungan sosial dan fisiknya”. IPS mengkaji keseluruhan tentang manusia. Melalui pembelajaran IPS, manusia memperoleh wawasan tentang konsep dasar ilmu sosial dan humaniora yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Terkait dengan pentingnya IPS dalam pendidikan, seharusnya IPS menjadi pelajaran yang menarik bagi para siswa. Penting bagi guru untuk menyajikan pembelajaran IPS yang menyenangkan. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak merasa jenuh dengan berbagai materi IPS yang begitu kompleks. Namun, fakta yang ada di lapangan mengindikasikan bahwa pencapaian tujuan pembelajaran masih jauh dari harapan. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Tegalwangi 02 Kabupaten Tegal pada hari Kamis, 10 Januari 2013 peneliti menemukan berbagai permasalahan yang harus diatasi. Beberapa permasalahan tersebut di antaranya yaitu proses pembelajaran yang masih bersifat satu arah yaitu mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber belajar utama di dalam kelas, sehingga siswa hanya bertindak sebagai pendengar. Masalah berikutnya yaitu siswa terlihat pasif dalam pembelajaran, Hal ini terjadi karena siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru tentang materi yang disampaikan. Keberanian siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami atau menyampaikan pendapat masih rendah sehingga terlihat sekali siswa sangat pasif. Selain itu, berdasarkan wawancara dengan Puji Hastuti, S.Pd.SD selaku guru kelas IV SD Negeri Tegalwangi 02 tahun pelajaran 20112012, diketahui bahwa nilai tes formatif materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, 4 dan Transportasi pada siswa kelas IV tahun pelajaran 20112012 belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan yakni 65. Hal ini seperti yang terdapat dalam tabel perolehan nilai siswa kelas IV SD Negeri Tegalwangi 02 tahun pelajaran 20112012 pada tes formatif materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi yang disajikan dalam lampiran 1. Sesuai yang tertera pada tabel perolehan nilai tersebut, dari 45 siswa kelas IV, siswa yang memperoleh nilai di atas KKM hanya sebanyak 32 siswa atau sekitar 71, sehingga ketuntasan belajar klasikal belum tercapai, yaitu sebesar 75. Berdasarkan data tersebut, perlunya suatu model pembelajaran yang menerapkan prinsip pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan PAIKEM untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar perkembangan Teknologi Produksi. Model index card match dikenal juga dengan istilah “mencari pasangan kartu”. Model ini berpotensi membuat siswa senang. Unsur permainan yang terkandung dalam model pembelajaran ini tentunya membuat pembelajaran tidak membosankan. Hal ini dapat menghilangkan kejenuhan siswa dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti terinspirasi untuk mengadakan penelitian tindakan kelas PTK yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Menggunakan Model Index Card Match pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tegalwangi 02 Kabupaten Tegal”.

1.2 Rumusan, Pembatasan, dan Pemecahan Masalah