18 9 Daya serapnya rendah dan cepat hilang, karena bersifat menghafal.
2.1.2.3 Model Pembelajaran Cooperative Learning
Untuk menunjang proses pembelajaran, guru perlu mengemas pembelajaran dengan model pembelajaran yang menerapkan prinsip PAIKEM. Ketika hendak
menerapkan pembelajaran berprinsip PAIKEM, guru harus menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Means 1994 dalam Cubukcu 2012: 52 bahwa: “Student-
centered learning environments are set up in such a way that they give students the chance to take the responsibility for organizing, analyzing, and synthesizing
knowledge, and consequently play a more active role in their own learning”.
Pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa agar dapat memberi kesempatan pada siswa bertanggung jawab untuk mengorganisasi, menganalisa,
dan mensintesis pengetahuan, dan mereka dapat berperan aktif dalam pembelajaran mereka, maka lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa
perlu dirancang sebaik-baik.
Salah satu bentuk pembelajaran berprinsip PAIKEM yaitu model pembelajaran cooperative learning. Menurut Tekpen 2012, “cooperative
learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yamg tingkat kemampuannya berbeda”. Melalui kelompok, siswa dituntut untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas. Hal ini dapat
meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Selanjutnya menurut Siegel 2005, pembelajaran kooperatif dinyatakan
sebagai berikut: Cooperative learning involves groups of students working to
complete a common task. It is a rich educational strategy because it
19 affords elaborate student interactions. That richness makes
cooperative learning a complex construct to study. Given its complexity, researchers have attempted to specify its methods and to
control its implementation .
Pernyataan di atas mengandung pengertian bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pendidikan yang dapat membangun berbagai interaksi
siswa. Dimana dalam pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk bekerjasama dalam menyelesaikan tugas. Meskipun demikian, pembelajaran kooperatif
tergolong rumit untuk belajar karena terdiri dari berbagai macam metode. Karena kerumitannya, peneliti telah berusaha untuk mengkhususkan metodenya dan
mengimplementasikannya. Pembelajaran kooperatif dianggap dapat meningkatkan keaktifan siswa.
Dalam proses pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk bekerjasama satu sama lain. Lingkungan belajar yang tercipta berpusat pada siswa, sehingga dapat
meningkatkan interaksi siswa di dalam kelas. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran index
card match yang menerapkan unsur permainan berkelompok dalam proses
pembelajaran. Siswa bekerjasama menyelesaikan suatu tugas yang diberikan guru dalam bentuk permainan yang mengandung unsur kompetisi. Hal ini dapat
memicu rasa kebersamaan dalam diri siswa.
2.1.2.4 Model Pembelajaran Index Card Match