5 sampel. Sampel penelitian selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 1, sedangkan daftar perolehan sampel penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.1.
4.1.2 Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan adalah rata-rata, maksimum,
minimum dan standar deviasi. Dalam penelitian ini, statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel koefisien respon laba, peluang bertumbuh,
struktur modal dan risiko sistematik.
A. Koefisien Respon Laba
Koefisien respon laba didefinisikan sebagai kepekaan dari earnings terhadap return yang tercermin dari rendahnya slop koefisien model regresi laba
Kothari dan Zimmerman, 1995. Sedangkan menurut Scott 200, koefisien respon laba mengukur seberapa besar return saham dalam merespon komponen
kejutan dari laba yang dilaporkan oleh perusahaan. Atau secara sederhana koefisien respon laba diartikan sebagai reaksi pasar terhadap laba yang
diumumkan perusahaan. Hasil analisis statistik deskriptif dari variabel koefisien respon laba dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Koefisien Respon Laba
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation KRL
81 -6.33
2.49 .0065
.92904 Valid N listwise
81
Sumber: keluaran SPSS, 2015
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah unit analisis dalam penelitian n adalah sebanyak 81 sampel. Nilai terendah minimum dari variabel koefisien
respon laba sebesar -6,33, yang berasal dari koefisien respon laba PT. Tempo Scan Pasific Tbk. Sedangkan koefisien respon laba tertinggi maximum berasal
dari PT. Kedawung Setia Industri Tbk, yaitu sebesar 2,49. Nilai rata-rata variabel koefisien respon laba adalah sebesar 0,0065, lebih kecil dari standar deviasi
sebesar 0,92904. Hasil tersebut menunjukkan variabilitas data yang tinggi untuk variabel koefisien respon laba pada perusahaan sampel, atau dapat dikatakan
memiliki simpangan yang besar setiap unit data terhadap rata-rata hitung. Adanya simpangan yang besar menunjukkan persebaran data yang kurang baik pada
variabel koefisien respon laba.
B. Peluang Bertumbuh
Peluang bertumbuh merupakan variabel yang menjelaskan prospek perusahaan di masa mendatang. Penilaian pasar terhadap prospektif kemajuan
perusahaan nampak dari tumbuh tidaknya sebuah perusahaan. Peluang bertumbuh dapat diukur dengan market to book value ratio MBV, di mana peningkatan
MBV masa lalu akan menggambarkan profitabilitas dan pertumbuhaan di masa mendatang. Hasil olah data dengan menggunakan SPSS menunjukkan nilai
statistik deskriptif sebagai berikut:
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Peluang Berumbuh
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation PB
81 .26
65.78 7.0027
12.27299 Valid N listwise
81
Sumber: keluaran SPSS, 2015
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah unit analisis dalam penelitian n adalah sebanyak 81 sampel. Nilai terendah minimim dari variabel peluang
bertumbuh sebesar 0,26, yang berasal dari peluang bertumbuh PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. Sedangkan peluang bertumbuh tertinggi
maximum berasal dari PT. Unilever Indonesia Tbk, yaitu sebesar 65.78. Nilai rata-rata variabel peluang bertumbuh adalah sebesar 7,0027, lebih kecil dari
standar deviasi sebesar 12,27299. Hasil tersebut menunjukkan variabilitas data yang tinggi untuk variabel peluang bertumbuh pada perusahaan sampel, atau
dapat dikatakan memiliki simpangan yang besar setiap unit data terhadap rata-rata hitung. Adanya simpangan yang besar menunjukkan persebaran data yang kurang
baik pada variabel peluang bertumbuh.
C. Struktur Modal