Variabel struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan perbandingan antara pendanaan jangka panjang perusahaan terhadap modal
sendiri Sandi, 2013.
2.2.4 Risiko Sistematik Beta
Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan perbedaan antara keuntungan sesungguhnya actual return dengan keuntungan yang diharapkan expected
return. Semakin besar perbedaan antara actual return dengan expected return yang terjadi, maka semakin besar pula risiko tersebut Jones, 1991 dalam
Muljono 2002. Brigham dan Gapenski 1993 dalam Hidayat 2001 mengemukakan bahwa risiko sebagai kemungkinan keuntungan yang diterima
lebih kecil dari pada keuntungan yang diharapkan. Risiko dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu risiko sistematik
dan risiko tidak sistematik Husnan, 2011:177. Menurut Jogiyanto 2003:238 bagian dari risiko yang tidak dapat didiversifikasikan oleh portofolio dan
mempengaruhi semua banyak perusahaan disebut dengan risiko sistematik market risk. Sebaliknya, risiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan
membentuk portofolio well-deversified dan hanya mempengaruhi sekelompok kecil perusahaan disebut dengan risiko tidak sistematik unique risk.
Risiko sistematis timbul karena adanya faktor-faktor di luar aktivitas perusahaan, seperti perang, inflasi, resesi, perubahan kurs, politik, dan suku bunga
yang tinggi. Faktor-faktor tersebut menyebabkan adanya kecenderungan
mempengaruhi semua saham secara luas dan selalu ada dalam setiap saham Levy, Deborah dan Wachowichz, 1994; dalam Muljono, 2002. Sedangkan risiko
tidak sistematik adalah bagian risiko total saham yang secara unik berhubungan dengan kondisi perusahaan, misal adanya pemogokan, kesalahan manajemen,
penemuan baru dan sebab lainnya yang dapat menyebabkan menurunnya tingkat keuntungan secara tidak sistematik pada perusahaan Muljono, 2002.
Menurut Jones 1991 dalam Muljono 2002 ukuran relatif dari risiko sistematik saham individu dalam hubungannya dengan pasar secara keseluruhan,
yang diukur dari fluktuasi pendapatan return disebut koefisien beta. Hal serupa dikemukakan Brigham dan Gapenski 1993 dalam Hidayat 2001, menurutnya
koefisien respon beta adalah ukuran risiko pasar dari suatu saham, yaitu ukuran fluktuasi dari return saham relatif terhadap return pasar. Sedangkan menurut
Hartono 2010, koefisien beta merupakan ukuran volatilitas return saham terhadap return pasar. Semakin besar fluktuasi return suatu saham terhadap return
pasar, semakin besar beta saham. Sebaliknya, semakin kecil fluktuasi return suatu saham terhadap return pasar, semakin kecil beta saham.
Saham dengan beta lebih dari satu dapat dikatakan sebagai saham yang agresif, artinya bahwa saham sangat peka terhadap perubahan pasar atau memiliki
risiko di atas rata-rata pasar. Saham agresif ini akan memberikan tingkat keuntungan lebih besar dari rata-rata pasar bila kondisi pasar sedang membaik.
Sebaliknya, memberi keuntungan yang lebih rendah dari rata-rata pasar bila kondisi melemah. Sedangkan saham yang mempunyai beta kurang dari satu,
dikatakan sebagai saham yang defensif. Artinya, saham perusahaan kurang peka
terhadap perubahan pasar. Saham defensif ini memiliki risiko dibawah rata-rata pasar Hidayat, 2001.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko sistematik merupakan hal penting yang perlu dipertimbangkan oleh investor sebelum
melakukan keputusan investasi, sehingga dibutuhkan informasi akurat mengenai risiko sistematik. Pertimbangan yang matang sangat diperlukan karena risiko
sistematik merupakan dasar untuk memperkirakan besarnya risiko maupun return investasi di masa depan. Dengan melihat perilaku koefisien beta dari waktu ke
waktu, investor dapat memperkirakan besarnya risiko sistematik di masa depan. Oleh karena itu, secara implisit dapat diartikan bahwa beta saham merupakan
parameter kondisi keuangan suatu perusahaan, apakah perusahaan tersebut dalam kondisi sehat atau perusahaan tersebut dalam kondisi kurang sehat Wibowo,
Ghozali dan Waridin, 2002. Risiko sistematik dapat diukur dengan slope dari garis karakteristik saham
yang diperoleh dengan meregresikan return saham dengan return pasar Jones, 1991; Brigham dan Gapenski, 1993; Levy, Deborah dan Wachowichz, 1994.
Dengan demikian, variabel risiko sistematik dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus:
keterangan: R
it
: return perusahaan i pada periode t α
: konstanta β
: beta sekuritas ke-1 yang diperbolehkan dari teknik regresi
R
mt
: return pasar pada periode t e
: kesalahan residu
keterangan: R
it
: return saham perusahaan harian P
it
: harga penutupan saham i pada hari ke t P
it-1
: harga penutupan saham i paada hari ke t-1
keterangan: R
mt
: return pasar harian IHSG
t
: indeks harga saham gabungan pada hari t IHSG
t-1
: indeks harga saham gabungan pada hari t-1
2.3 Kajian Penelitian Terdahulu