Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Peluang Berumbuh
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation PB
81 .26
65.78 7.0027
12.27299 Valid N listwise
81
Sumber: keluaran SPSS, 2015
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah unit analisis dalam penelitian n adalah sebanyak 81 sampel. Nilai terendah minimim dari variabel peluang
bertumbuh sebesar 0,26, yang berasal dari peluang bertumbuh PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. Sedangkan peluang bertumbuh tertinggi
maximum berasal dari PT. Unilever Indonesia Tbk, yaitu sebesar 65.78. Nilai rata-rata variabel peluang bertumbuh adalah sebesar 7,0027, lebih kecil dari
standar deviasi sebesar 12,27299. Hasil tersebut menunjukkan variabilitas data yang tinggi untuk variabel peluang bertumbuh pada perusahaan sampel, atau
dapat dikatakan memiliki simpangan yang besar setiap unit data terhadap rata-rata hitung. Adanya simpangan yang besar menunjukkan persebaran data yang kurang
baik pada variabel peluang bertumbuh.
C. Struktur Modal
Menurut Weston dan Capeland 1997, stuktur modal didefinisikan sebagai pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham
preferen dan modal pemegang saham. Definisi serupa dikemukakan oleh Horne dan Wachowics 2007, yang mendefinisikan struktur modal sebagai bauran
pendanaan jangka panjang. Struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan
cara membandingkan total hutang jangka dengan total ekuitas yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang
perusahaan Hanifah, 2013. Hasil analisis statistik deskriptif variabel struktur modal dengan program SPSS dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Struktur Modal
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation SM
81 .02
1.08 .1986
.22194 Valid N listwise
81
Sumber: keluaran SPSS, 2015
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah unit analisis dalam penelitian n adalah sebanyak 81 sampel. Nilai terendah minimim dari variabel struktur modal
sebesar 0,02, yang berasal dari struktur modal PT. Kalbe Farma Tbk. Sedangkan struktur modal tertinggi maximum berasal dari PT. Mayora Indah Tbk, yaitu
sebesar 1,08. Nilai rata-rata variabel struktur modal adalah sebesar 0,1986, lebih kecil dari standar deviasi sebesar 0,22194. Hasil tersebut menunjukkan
variabilitas data yang rendah untuk variabel struktur modal pada perusahaan sampel, atau dapat dikatakan memiliki simpangan yang kecil setiap unit data
terhadap rata-rata hitung. Adanya simpangan yang kecil menunjukkan persebaran data yang baik pada variabel struktur modal.
D. Risiko Sistematik
Risiko sistematik adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi dengan membentuk portofolio. Risiko sistematis ini terjadi karena kejadian-kejadian di
luar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi dan lain sebagainya. Risiko sistematik berpengaruh secara umum pada seluruh saham dimana pengaruhnya
besar maupun kecil Levy, Deborah dan Wachowichz, 1994. Berdasarkan olah data menggunakan SPSS, didapati nilai n, nilai minimum, nilai maksimul, nilai
mean, dan nilai deviasi sebagai berikut:
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Risiko Sistematik
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation RS
81 -5.74
8.20 -.0218
2.88787 Valid N listwise
81
Sumber: keluaran SPSS, 2015
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah unit analisis dalam penelitian n adalah sebanyak 81 sampel. Nilai terendah minimim dari variabel risiko
sistematik sebesar -5,74, yang berasal dari risiko sistematik PT. Siantar Top Tbk. Sedangkan risiko sistematik tertinggi maximum berasal dari PT. Ultrajaya Milk
Industry Trading Co Tbk, yaitu sebesar 8,20. Nilai rata-rata variabel risiko sistematik adalah sebesar -0.0218, lebih kecil dari standar deviasi sebesar
2,88787. Hasil tersebut menunjukkan variabilitas data yang tinggi untuk variabel risiko sistematik pada perusahaan sampel, atau dapat dikatakan memiliki
simpangan yang besar setiap unit data terhadap rata-rata hitung. Adanya simpangan yang besar menunjukkan persebaran data yang kurang baik pada risiko
sistematik.
4.1.3 Uji Asumsi Klasik A. Uji Asumsi Klasik setelah Transformasi Data